eps 12

“Anisa bangun, sudah subuh nak,” ibu membangunkan Anisa.

“Ya... ampun aku lupa menghidupkan Alaram bu, makasi bu.” Anisa berwudhu dan melaksanakan shalat subuh, Anisa terdiam diatas sajadahnya, dia memikirkan lagi apa yang harus dia katakana pada Dokter Andre, ingin rasanya Anisa bercerita dengan ibunya, namun mungkin belum saatnya, Anisa mencoba menyelesaikan sendiri.

Cukup lama Anisa merenung, “Bismillah..., semoga ini yang terbaik untukku dan Dokter Andre,” gumam Anisa, Anisa mengambil handphonnya, dia mulai mengetik chat ke Dokter Andre.

“Pagi Dok, maaf saya baru balas chat Dokter, saya butuh waktu untuk memikirkannya semalam, hari ini saya memutuskan untuk mengatakan apa yang saya rasakan, sebelumnya saya minta maaf saya tidak pernah berfikir sama sekali kalau Dokter Andre bisa suka sama saya, tapi saya juga menghargai perasaan Dokter ke saya, saya ingin meminta waktu untuk mengetahui apa saya juga ada perasaan yang sama dengan Dokter Andre, jadi saya harap kita jalani saja seperti biasa Dok, sampai saya benar-benar mengetahui perasaan saya, semoga Dokter tidak kecewa dengan keputusan yang saya ambil ini Dok," balas Anisa.

Lama Anisa menunggu tak ada balasan chat dari Dokter Andre, Anisa ambil handuk dan pergi mandi, Anisa sudah selesai dan siap berangkat, tinggal sarapan yang masih disiapkan ibuknya, Anisa  mengecek handphonnya, belum ada balasan chat.

“Nis ayok sarapan,” panggil ibu Anisa.

“ Iya bu…,” Anisa menghampiri ibu dan sarapan bersama.

“Bu,  Anisa 2 minggu ini pulang sore terus sampai acara perkemahan selesai,” kata Anisa memberitahu ibunya.

“Iya nak, apa ibu buatkan makanan untuk makan siang ??,”

“tidak usah bu, disana sudah dapat makan siang ada kantin juga kok,”

“ooo…ya sudah Alhamdulillah kalau begitu, ibu nanti pergi ke bibikmu ya nis sudah lama tidak main kesana.” kata ibu Anisa.

Ibu Anisa memang sering pergi ke rumah adiknya yang tinggal di rumah dinas, kebetulan bibiknya Anisa mempunyai anak balita jadi untuk menghilangkan rasa kesepian ibu Anisa main kesana, bibik Anisa suaminya juga seorang Tentara jadi mendapat rumah dinas yang dekat dengan asrama Ais, untuk yang berkeluarga mendapat rumah sedangkan yang belum menikah mendapat seperti kos-kosan berbentuk kamar-kamar.

“Ibu naik apa?, gak sekarang aja sekalian Anisa antar,” kata Anisa.

“Gak usah nanti naik ojek saja, ibu belum jemur baju,” kata ibu.

“Ya... sudah kalau begitu, ibu sudah kasih tau bibik kalau mau kesana?," tanya Anisa.

“Sudah tadi ibuk telfon bibikmu,” jawab ibu

“Hati-hati nanti, Anisa berangkat dulu ya, Assalamu’alaikum.” Anisa berangkat ke tempat kerjanya.

“Wa’alaikumsalam, iya... kamu juga hati-hati dijalan,” jawab ibu.

“Siap!! ibu bos, hehehe…," Anisa meringis.

Baru saja Anisa keluar dari pintu rumah Hpnya berbunyi, dia buka ternyata Dokter Andre membalas chatnya.

“Iya Anisa saya mengerti, saya akan menunggu jawaban Nisa, satu yang saya pinta jangan menghindari saya jika bertemu, bersikap saja seperti biasa, oke Nis,” tulis Dokter Andre di chat.

Anisa merasa sedikit lega karena Dokter Andre menerima keputusannya.

”Baik Dok,” balas Anisa.

Diperjalanan di dalam ambulance suasana hening, tidak seperti biasanya mereka ngobrol, Anisa merasa agak canggung lalu Diana membuka pembicaraan.

“Nis kira-kira bang Rizal sama bang Ais jaga lagi gak ya?,” Dokter Andre langsung menatap Anisa dari kaca sepion mobil yang ada di tengah karena mendengar pertanyaan Diana.

“Eemmm…, kurang tau juga si Din, Tentara kan banyak bisa jadi mereka bergiliran,” jawab Anisa.

“Kenapa Din ?, Diana suka ya sama salah satu Tentara itu?,” tanya Dokter Andre.

“Iihhh… Dokter Andre tau aja, saya naksir sama yang manis Dok hihihi….,” jawab Diana sambil nyengir.

“Beneran Din, kamu naksir sama bang Rizal?," tanya Anisa sambil menatap Diana.

“Doain dong Nis…, aku pengen banget berjodoh sama Tentara dan dia itu tipeku banget hitam manis ada lesung pipitnya lagi kalau senyum,” kata Diana senyu-senyum.

“Nisa juga ya…, kemarin kata Diana, mas Ais tertarik sama Nisa," tanya Dokter Andre pada Anisa.

“Diana bercanda Dok, kenal juga baru,” kata Anisa menjaga perasaan Dokter Andre.

“ Nisa mah gak tertarik sama Tentara Dok, gak mau punya suami Tentara,” ujar Diana.

“Ooo…” jawab Dokter Andre, ia tersenyum tipis.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!