Keesokan hari Diana menjeput Anisa, mereka akan pergi ke pantai yang lumayan jauh dari rumah mungkin sekitar 30 menit dari rumah Anisa, kalau sudah bersama Diana hilang sejenak fikiran Anisa yang aneh-aneh di kepalanya, karena Anisa anak tunggal tempatnya bercerita hanyalah ibu dan Diana, Anisa bersyukur sekali bisa bertemu
dengan Diana, dia bener-bener teman rasa saudara.
“Assalamu’alaikum...,” Diana memberi salam pada ibu Anisa yang sedang duduk istirahat di teras depan
sembari minum kopi ditemani sebungkus roti, menghilangkan sedikit lelah setelah melakukan rutinitas setiap pagi yaitu bersih-bersih rumah, Anisa juga ikut membantu jika dia libur kerja atau kalau Anisa sedang tidah sift jaga pagi.
“Wa’alaikumsalam..., eh Diana sini masuk Anis mungkin sedang siap-siap, ke pantai sama siapa aja nak?," tanya ibu Anisa, ibu Anisa juga sudah menganggap Diana seperti anak sendiri.
“Cuma berdua aja bu, lagi pengen refresing biar awet muda kayak ibu gitu lo ndak terlihat kalok sudah umur kepala 4, hehehe…,” jawab Diana sambil merenges.
“Iya.., cuma kamu aja yang ngomong begitu ke ibu, ada-ada aja kamu ni Din,” sahut ibu Anisa sambil
tersenyum.
“Udah siap ni yuk brangakat keburu kesiangan panas dijalan,” cletuk Anisa sambil berjalan ke teras depan tempat ibu dan Diana duduk.
“Oke… mari kita berangkat !." Diana mengangkat tangannya sembari mengepalkan telapak tangan kemudian meringis, ibu yang melihat Diana tersenyum.
“Ya sudah hati-hati dijalan, ndak usah ngebut pelan asal selamat.” Kata ibu.
“Iya... kanjeng mami,” canda Anisa pada ibu sambil berpamitan.
Anisa dan Diana pun berangkat dengan mengendarai motor, mereka berhenti karena lampu lalulintas berwarna merah, Anisa merasa seperti ada yang melihatnya, Anisa menoleh kearah samping, benar saja Anisa terkejut ternyata ada Ais sedang melihat ke arahnya namun ia agak jauh dari Anisa, Ais menaiki truk tentara yang blakangnya terbuka,
Ais duduk di pinggir dekat dengan pintu blakang truk, dia dan Tentara lain memakai seragam kaos coklat dan celana loreng yang biasa dipakai Tentara, Anisa memalingkan pandangannya berpura-pura tak melihat Ais.
“Ya... ampun kenapa ketemu dia si, untung Diana gak lihat,” fikir Anisa.
Lampu sudah hijau kita melanjutkan perjalanan,di sepanjang perjalanan truk tentara itu ada di
depan Anisa dan Diana, Anisa melihat Ais masih melihatknya.
“Din pelanin dikit jalannya, rame ni,” pinta Anisa pada Diana.
“Kenapa Nis?,” triak Diana tak mendengar karena jalanan ramai.
Akupun mengulagi perkataanku lagi, “ pelan aja Din jalannya ramai !!," Anisa berharap Diana tak melihat Ais.
Truk tentara itu mulai menjauh, Anisa jadi lega karena Diana belum sempat melihat Ais.
Setibanya di pantai Anisa dikejutkan lagi, di parkiran kendaraan ada truk yang dinaiki Ais tadi.
“Hah! kenapa truk ini disini”, Anisa berbicara dalam hati sambil mengerutkan alis.
“Yok Nis, Nis… Nisa!”, triak Diana memanggil Anisa yang tidak mendenggar.
“Ih…kenapa triak si Din ?," Kata Anisa, tidak mendengar panggilan Diana.
“La kamu tu lo... dipanggil malah bengong, liatin apa si…,ada cowok ganteng ya?," Diana menengok
kanan kiri.
“Gak ada, ayok cari tempat yang ada payungnya tar kehabisan," ajak Anisa, karena memang hari-hari weekand selalu ramai pengunjung.
Anisa dan Diana duduk di tempat yang disediakan dipantai, ada payung - payung ukuran besar supaya tidak panas,
lalu Diana memesan es kelapa dan cemilan.
Diana mencolek punggungku, “Nis kok banyak Tentara ya..., ada acara apa mereka disini, heemmm… ini
yang namanya refresing beneran, lihat yang bening-bening hihi…," kata Diana.
“Hadehhh… biasa lah kamu ni Din, gak bisa liat cowok dikit aja langsung dah tu mata kegenitan," kata Anisa sambil menikmati es kelapa dan cemilan yang ada didepannya.
“Loh siapa tau diantar abang-abang Tentara itu ada jodohku iyaa kaaan..,” ujar Diana sambil menyeruput es kelapa yang dia pegang.
“Iya dah sesukamu, eh... udah satu jam nih, lagi 30 menit pulang yuk, kan kita mau mampir ke tempat ngopi?," kata Anisa.
“Iya ya... hampir aku lupa, oke deh,” jawab Diana.
Tentara-tentara itu juaga sudah bubar, sepertinya sudah jam bebas karena ada yang sudah
duduk-duduk, ada juga yang membeli cemilan. Tiba-tiba dari belakang ada yang menyapa.
Kira-kira yang menyapa mereka Ais atau Tentara lain ya ?, tunggu eps 5 ya..., terimakasi sudah membaca.
Jangan lupa tinggalkan komen ya kak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments