Akhirnya sampai juga Anisa dirumah.
“Assalamu’alaikum,” salam Anisa sambil melepaskan sepatu kerjanya.
“Wa’alaikumsalam,” sahut seorang perempuan yang tengah asik memasak di dapur, dia adalah ibu Anisa
tercinta yang membesarkan Anisa seorang diri sejak ayahnya gugur bertugas saat itu usia Anisa 12 tahun.
Ayah Anisa seoarng Tentara yang ditugaskan berjaga di perbatasan, momen bersama ayahnya sangat langka,
meskipun begitu ayah Anisa sangat menyayanginya setiap ada kesempatan berkomunikasi ayahnya langung menelfo Anisa dan ibunya, memberikan Anisa semangat dan kata-kata ayahnya yang paling Anisa suka saat telfon akan berakhir adalah.
“Tunggu ayah pulang ya dek, love you." Kata-kata ini selalu di ucapkan ayah Anisa ketika telfon sudah akan berakhir.
Anisa menjawab, “love you to, ayah “.
Anisa sangat menyayangi ayahnya, berharap ayahnya bisa pulang berkumpul dengannya dan jua ibunya. Sampai akhirnya Anisa mendapat kabar dari ibunya bahwa ayah Anisa akan pulang.
“ Nis ayah besok pulang nak,“ kata ibunya sambil tersenyum, tak ada kesedihan diraut wajah ibunya Anisa, ia berusaha menyembunyikan kabar suaminya itu pada Anisa, Anisa yang tak tau apa-apa merasa senang sekali akhirnya Anisa bisa bertemu ayahnya tercinta.
“Bener bu ayah besok pulang ??." Tanya Anisa dengan wajah sumringah.
Tapi sungguh hancurnya hati Anisa saat mengetahui ayahnya pulang untuk selamanya, ayahnya dinyatakan gugur saat bertugas, Anisa menangis sejadi jadinya.
“Ayah…ayah…ayah…kenapa ayah tinggalin adek bangun ayah…!!”, ibu Anisa memeluknya dan menenangkannya, ibu Anisa tampak tegar demi Anisa, ibunya sudah tau ini adalah resiko menikah dengan seorang tentara.
Sejak saat itu Anisa bersumpah pada dirinya kelak tidak akan menikah dengan seorang Tentara, bukan karena benci tapi Anisa takut kehilangan seperti dia kehilangan ayahnya tercinta, memang benar tugas Tentara sangat mulia tapi Anisa tidak setegar ibunya.
“Heh…pulang kerja kok ngelamun," kata ibu mengagetkan Anisa.
“Ih… ibuk bikin aku kaget aja, masak apa bu Nisa lapar nih…," rengek Anisa sambil memeluk ibu.
“Ya sudah sana mandi dulu terus makan, ada sayur sup kesukaanmu”, jawab ibu Anisa.
“O..iya Nis, kok tumben pulang telat? biasanya tidak pernah telat,” tanya ibu Anisa. Seketika Anisa teringat ajakan Ais.
“Mbak Nisa… boleh saya traktir mbak besok makan bakso di sebrang Puskesmas, kata temen-temen enak saya belum pernah nyobain."
Dalam hati Anisa, “ngapain si... ni orang sok udah kenal aja manggil namaku lagi, tau darimana dia namaku, ngajak-ngajak makan segala, modus!!."
“Abang tau darimana namaku?," tanya Anisa sambil mengerutkan alisnya.
“Lah itu aku baca nametag mbak, namanya Nisa." Jawab Ais sambil menunjuk kearah nametag Anisa yang masih terpasang di bajunya.
“Oo.. iya ya aku kan pakek nametag," Kata Anisa dalam hati.
“Untuk traktiran maaf bang saya tidak bisa.” Lanjut Anisa mengalihkan rasa malunya karena nametag.
"Lagian abang kenapa mentraktirku kenala aja gak,” ketus Anisa.
“Udah bang aku mau pulang udah telat nanti ibukku khawatir," tambah Anisa lagi.
Belum sempat Ais berbicara Anisa langsung berjalan pergi ke parkiran, Anisa langsung menyalakan motor dan bergegas pergi, terlihat di kaca sepion motor Anisa, Ais masih melihatnya.
“Nis…kok bengong lagi, udah sana cepet mandi," kata ibu. Anisa meringis, “hehehehe…siap ibu bos."
“Segarnyaaaa…," gumam Anisa setelah selesai mandi, tiba-tiba nada dering ponsel berbunyi ternyata dari Diana.
“Halo din ada apa?, baru saja pisah sudah kangen aja kamu sama aku, hehehehe…"
“Iya dong beb kan kita tidak bisa terpisahkan," jawab Diana dengan suara genit.
“Iihh… apaan si dasar genit, kenapa nelfon ada yang kelupaan?."
“Besok kita kan libur, gimana kalok besok kita main yuk aku pengen banget kepantai." Ajak Diana.
“Eemm… oke deh apa si yang gak buat dirimu, hehe…”
“Oke aku jemput pagi ya Nis?," kata Diana.
“Siap…!, oo.. iya Din,” Anisa menghentikan bicaranya. “Iya Nis, kenapa?," tanya Diana.
“Ah gak tiba-tiba aku lupa mau ngomong apa ya." Kata Anisa lagi.
Sebenarnya Anisa mencoba mengelak, Anisa ingin menceritakan kejadian tadi di asrama Tentara tapi Anisa urungkan niatnya, Anisa tidak mau Diana salah mengartikan dan mulai menjodoh-jodohkannya lagi.
Sampai disini dulu.
Jangan lupa komen dan like ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments