“Dok kita kembali ke pos saja yuk…” ajak Anisa kembali ke pos, karena merasa tidak nyaman di lihat orang yang ada di sekitar kantin.
“Jawab dulu Nis…, setelah itu kita balik.” Ujar Dokter Andre.
“Kalau masalah itu saya tidak tahu Dok, karena saya juga bertemu bang Ais hanya 3 kali, pertama saat mengembalikan kartu KTP, yang ke dua saat saya sama Diana main kepantai, kebetulan bang Ais ada disana karena Tentara-tentara ada acara, saya tidak tahu acara apa, terakhir kemarin saat bang Ais berjaga disini, jadi saya tidak tahu apakah bang Ais tertarik sama saya atau tidak, itu kan hanya prasangkanya Diana saja Dok, yuk balik.” Ujar Anisa menjelaskan.
“Oke…, trimakasi ya Nisa atas kesempatan yang Nisa kasih ke saya.” kata Dokter Andre lagi.
Anisa membalas dengan senyuman, mereka kembali ke pos P3K.
“Maaf Diana aku lama, ini minuman dinginnya aku beli cemilan juga ni, gimana ada yang kesini tadi??,” kata Anisa.
“Ah…tidak pa - pa kok lama-lama Nis, hehehe… belum ada kegiatannya juga, baru mulai tu.” Jawab Diana.
“Diana mah kalok jaga sendiripun bisa kok, sudah ahli ya Din??,” kata Dokter Andre.
“Ooo…jadi gitu ya Dok, kayak-kayaknya ni... hari-hari berikutnya saya bakal jaga sendiri,” Diana melirik Anisa.
“Tu kan Diana ahli menebak perasaan orang lo…,” Dokter Andre sambil melirik Anisa.
“Iya Dok saya ahlinya lo… hehehe….,” kata Diana sambil meringgis.
“Apa saya minta bantuanmu saja ya Diana, meyakinkan dia kalau saya serius.” Kata Dokter Andre.
“Dia itu siapa maksudnya dok?," tanya Diana.
“Diana pura-pura tidak tau aja, padahal udah tau.” jawab Dokter Andre.
“Hehehe…, saya cuman bisa ngasih saran aja sama dia Dok, keputusan tetap di dia.” ujar Diana.
“Apa si… dia…dia…, Dokter Andre sama Diana kalau mau bicarain saya, tolong jangan ada saya, karena saya tidak tau harus bagaimana.” Kata Anisa.
“Hahahaha… akhirnya Nisa bisa bicara seperti biasanya,” Dokter Andre tertawa.
Sudah saatnya waktu istirahat siang, beberapa peserta datang ke pos P3K untuk mendapatkan perawatan luka-luka lecet tidak terlalu parah, ada salah satu peserta cewek bertanya kepada Dokter Andre.
“Dokter ini keturunan korea ya?," tanya peserta itu.
“Kenapa memangnya dek, ganteng ya... saya, kayak opa-opa korea,” jawab Dokter Andre sambil bercanda.
Anisa dan diana nyengir mendengar candaan Dokter Andre.
“Iya..., Dokter kayak opa-opa korea.” Kata peserta itu lagi.
“Bapak saya orang Indonesia, ibu saya orang korea jadilah saya hihihi…, cuma percuma ya… ganteng tapi masih digantung sama cewek yang saya suka.” Kata Dokter Andre.
Peserta cewek yang lain ikut tertawa mendengar perkataan Dok Andre, sedangkan Anisa berpura - pura tak mendengar, setelah selesai diobati mereka berkumpul dengan peserta lain untuk makan siang.
“Nis aku ke kamar mandi bentar ya,” kata Diana.
“Iya din mau aku antar?."
“Tidak usah Nis, nanti posnya kosong Dokter Andre belum selesai shalatnya.”
“Ooo…iya, ya udah deh.”
Diana berjalan ke kamar mandi, tak lama Anisa melihat Diana berjalan menuju pos penjagaan, “ kenapa Diana ke pos penjagaan ya??” fikir Anisa. Terlihat Diana sedang ngobrol dan mengeluarkan HP seperti mencatat sesuatu, membuat Anisa jadi penasaran.
Lalu Diana kembali ke pos P3K, tak menunggu lama sesampainya Diana, Anisa langsung bertanya padanya.
“Din, kamu ngapain ke pos penjagaan?," tanya Anisa.
“Ooo…kamu lihat ya, aku nanyain kapan bang Rizal jaga hehehe…,” Diana meringis wajahnya kegirangan sekali.
“Trus aku lihat kamu mencatat sesuatu di HPmu.” Tanya Anisa penasaran.
“Hihihi…, aku dikasih no hp bang Rizal, padahal cuma tanya kapan jaga, eehh.. dapat bonus no Hpnya,” kata Diana sumringah.
“Waahh…kamu beneran serius ni suka sama bang Rizal ?, aku doakan semoga lancar sesuai keinginanmu ya Din.” Ujar Anisa.
“Apa nih yang di doakan??” kata Dokter Andre yang baru kembali dari shalat.
“Ini Dok, Diana ternyata serius lo… suka sama bang Rizal,” jawab Anisa.
“Bener Diana?, Lanjutkan Diana, saya doakan juga deh semoga lancar.” kata Dokter Andre.
“Hehehe… iya Dok saya yakin sama perasaan saya, makasi ya doannya,” wajah Diana berubah agak memerah dan malu-malu.
Kegiatan perkemahan sudah dimulai lagi setelah istirahat siang, karena jarang ada peserta yang terluka atau pingsan, kerjaan di pos P3K tidak banyak jadi Anisa dan tim menonton kegiatan peserta yang makin lama makin seru, ada lomba-lomba antar kelompok juga.
Tak terasa sudah sore, setelah beres-beres dan berpamitan dengan pembina, Anisa dan tim pulang, saat itu Anisa melihat Ais dan Rizal ternyata mereka tugas jaga malam.
Dokter Andre yang menyadari ada Ais langsung mendahului Anisa dan Diana, dia berjalan tepat di depan Anisa.
“Eehhh…mas Ais sama mas Rizal lagi jaga malam mas..??,” tanya Dokter Andre.
Ais menatap Anisa sembari tersenyum, Anisa membalas senyuman Ais, Anisa merasa lega sudah bisa bertemu dengan Ais, namun Anisa langsung tersadar dan berkata dalam hatinya," kenapa denganku, kenpa aku merasa begini, ah... lupakn- lupakan,"
“Iya Dok, kita dapat sift malam, hari ini.” Jawab Rizal.
“Diana, abang tadi sudah dikasi tahu temen, katanya Diana minta no hp abang, nanti miscall aja ya.., kalau abang sudah selesai tugas abang chat,” kata Rizal pelan, ia mendekati Diana. Diana hanya mengangguk dan tersenyum.
“Anisa…hati-hati pulangnya ya, banyak pasiennya ya tadi ??,” tanya Ais pada Anisa.
Belum sempat Anisa menjawab, Dokter Andre langsung menjawab pertanyaan Ais.
“Tenang mas, kita naik ambulance Insya Allah aman, ada saya yang jagain, pasien dikit mas, cuma minta perban karena tergores dikit,” kata Dokter Andre dengan senyum tipis.
Anisa terdiam, Anisa merasa tidak enak dengan Ais, sedangkan Ais mengerutkan alisnya, terlihat mukanya seperti bingung namun tetap tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments