Doa Maharani

Selamat membaca!

Maharani tak mampu lagi untuk berdiri lebih lama dengan tubuh yang semakin lama semakin melemah dan kepala yang berdenyut semakin kuat, apalagi bila ingat semua bayangan indah tentangnya saat bersama Rendy dulu. Wanita itu segera menarik handle pintu kamarnya hingga terbuka lebar, lalu ia melangkah cepat untuk masuk ke dalam. Namun, saat tangannya hendak menutup kembali pintu itu rapat-rapat, suara seseorang membuat Maharani segera menghapus air matanya dengan cepat.

"Selamat malam, Mba. Maaf saya di suruh oleh Ibu untuk mengantarkan makanan dan minuman ini untuk Mba Maharani."

Maharani tersenyum menanggapi perkataan pelayan itu. "Oh iya, terima kasih ya sudah mengantarkan ini untuk saya."

Sebuah nampan yang berisi makanan dan minuman segera berpindah tangan dari pelayan hingga berakhir di tangan Maharani.

"Sama-sama, Mba. Kalau gitu saya pamit ya. Selamat malam, Mba." Pelayan itu pun berlalu pergi dari hadapan Maharani dengan penuh tanda tanya besar melihat kondisi anak majikannya dengan wajah yang tampak basah oleh air mata.

Maharani meletakkan nampan itu di atas meja yang berada di samping ranjang, lalu melangkah menuju pintu untuk menutupnya rapat-rapat.

"Mungkin kepalaku sakit begini karena seharian ini baru makan sekali. Lebih baik aku makan dulu sebelum tidur." Maharani mulai meraih piring yang berisi menu makan malam untuknya, lalu mulai menyuapkannya ke dalam mulut dan langsung mengunyahnya dengan perlahan.

"Ini pasti masakan Mama, rasanya sangat enak dan tidak pernah berubah dari dulu," ucap Maharani yang sangat mengenal rasa khas masakan sang ibu yang selalu membuatnya nafsu makan.

Namun, kali ini nafsu makan Maharani turun drastis dan ia hanya mampu memakan dua suapan saja, lalu menyudahinya dengan meneguk sedikit air putih. Maharani kembali meletakkan piring yang berada di atas pangkuannya ke tempatnya semula.

Maharani tak bisa menampik kesedihannya saat ini. Bahkan bayangan saat dirinya mengetahui kenyataan, bahwa suaminya telah menikah dengan wanita lain tak dapat begitu saja hilang dari ingatannya, hingga membuat wanita itu tak berdaya dan segera menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.

Wanita bernasib malang itu melepaskan segala rasa sakitnya yang saat ini begitu membuncah dan tak terelakkan lagi suara tangisan itu pun mulai pecah, hingga isak tangis Maharani terdengar memenuhi seisi ruangan kamar.

"Kenapa aku harus merasakan semua ini? Kenapa harus aku, Mas? Kenapa aku seperti wanita yang penuh dengan segudang kekurangan dan aku tidak pernah terlihat sempurna di mata kamu, Mas? Aku mandul dan kamu memilih untuk berpaling dengan wanita lain. Apa kamu tidak tahu, Mas, jika sekarang ini aku seperti kehilangan arah hidup tanpa kamu, Mas?" Maharani terus merutuki kekurangannya dan bahkan sampai membenci dirinya karena ketidaksempurnaan yang membuatnya sampai kehilangan Rendy, suaminya.

Suami yang selama 5 tahun ini, sudah menjadi bagian dari hidupnya, bahkan separuh hidupnya.

Malam semakin beranjak menuju dini hari. Namun, saat ini Maharani masih belum bisa selesai dengan kesedihannya, saat ini kedua matanya sudah semakin sembab, dengan wajah yang semakin memerah karena terlalu lama menangis.

Namun, semakin lama tangisan Maharani mulai mereda, wanita itu mulai tersadar bahwa ia sudah begitu hanyut dalam kesedihan.

"Sadar Maharani, sadarlah! Dengan kamu terus menangisi perpisahan yang sudah terjadi ini, air matamu itu tidak akan dapat membuat kamu dan Mas Rendy kembali hidup bersama. Semuanya sudah hancur, mau sampai kapan kamu terus bersedih sedangkan orang yang kamu tangisi sedang bahagia bersama wanita lain. Berhenti menyiksa dirimu sendiri, Maharani!" Wanita itu segera menghapus air mata kehancurannya setelah bergelut cukup lama dengan pergolakan batinnya sendiri.

"Aku harus kuat, aku percaya akan ada hikmah di balik kejadian ini. Sekarang lebih baik aku salat, aku ingin mencurahkan semua perasaanku pada Allah, Dia pasti sangat merindukan rintihan diriku. Aku akan meminta petunjuk dari-Nya, bagaimana aku harus menjalani hidupku ke depannya." Maharani mulai bangkit dari posisinya. Ia melangkah menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu sebelum menunaikan salat malam.

Maharani bisa menunjukkan senyumannya saat ini untuk menguatkan hatinya yang rapuh. Ia masih tidak percaya akan mampu melewati masa-masa tersulit dalam hidupnya setelah berpisah dengan pria yang selama lima tahun ini bersamanya. "Fanny Maharani, kamu harus kuat. Ingat, masih ada Mama yang harus kamu bahagiakan!" ucapnya dengan penuh keyakinan.

Beberapa menit kemudian, kini Maharani sudah berdiri di atas sajadah dengan mukena yang menutupi seluruh auratnya. Ia pun mulai menunaikan salat dengan khusyuk. Setelah tiba di rakaat terakhirnya dan mengucapkan salam. Maharani mulai menengadahkan kedua telapak tangannya untuk memanjatkan doa kepada sang pencipta.

"Ya Allah, ya Tuhanku yang maha pengasih lagi maha penyayang. Engkau pasti mengetahui apa yang saat ini hamba rasakan, hamba yakin ini semua terjadi atas kehendak-Mu dan ini juga terjadi karena sudah menjadi suratan takdirku. Hamba mohon kuatkan hatiku yang lemah ini, kuatkan hamba menerima semua ini dengan ikhlas dan lapang dada. Ya Allah, saat ini tidak ada yang bisa hamba lakukan, hamba hanya bisa menangis menerima pengkhianatan yang suami hamba lakukan. Hamba pasrahkan dan serahkan segala yang terjadi dalam hidupku pada-Mu. Semoga dengan ujian yang tengah hamba hadapi ini, hamba bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, semakin dekat pada-Mu. Hamba akan menjadikan kegagalan rumah tangga ini sebagai pelajaran paling berharga seumur hidupku." Air mata pun mulai menetes kembali dari kedua sudut matanya dan jatuh pada kedua telapak tangannya yang masih dalam posisi menengadah.

...🌺🌺🌺...

Bersambung✍️

Berikan komentar positif kalian ya.

Terima kasih banyak atas dukungannya.

Jangan lupa berikan hadiah kalian, jika suka dengan novel ini.

Follow Instagram Author juga ya: ekapradita_87

Terpopuler

Comments

Choiriyah ArBy

Choiriyah ArBy

nah kuq langsung ambil wudhu , kuq nggak mandi dulu kan td belom mandi besar

2023-08-05

1

Lala Ila

Lala Ila

jadi ikutan nangis

2022-05-10

1

@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha

@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha

semoga doamu di ijabah rani

2022-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 Berubah
2 Kecurigaan
3 Sandiwara
4 Mendua
5 Sebuah Rencana
6 Melepas Kerinduan
7 Ketakutan Rendy
8 Kesedihan Maharani
9 Semakin Curiga
10 Rahasia Terkuak
11 Maafkan Aku
12 Poligami
13 Talak
14 Pertemuan
15 Menerima Tawarannya
16 Memulai Hidup Baru
17 Bayangan Rendy
18 Doa Maharani
19 Bimbang
20 Kejujuran
21 Jalan Hijrah
22 Kehilangan
23 Rahasia Celine
24 Cerita Vania
25 Diam-diam Mengagumi
26 Rahasia Terkuak
27 Kemarahan Rendy
28 Kedatangan Rendy
29 Keputusan Maharani
30 Kabar Buruk
31 Doa Dion
32 Perhatian Dion
33 Kabar Baik
34 Menunggu Petunjuk
35 Rencana Maharani
36 Menghapus Jejakmu
37 Hampir Usai
38 Rencana Rendy
39 Balas Dendam
40 Teka-Teki Vania
41 Kecewa
42 Awal Baik
43 Keraguan
44 Jawaban Maharani
45 Dengan Hati
46 Sebuah Harapan
47 Lebih Mudah Tersenyum
48 Gugup
49 Tetap Bahagia
50 Sah Sah
51 Kemarahan Nina
52 Saling Melengkapi
53 Malam Indah
54 Pagi Pertama
55 Dendam
56 Kedatangan Pengacara
57 Surat Wasiat
58 Diintai
59 Rencana Nina
60 Dendam Salah Sasaran
61 Perasaan Tidak Enak
62 Tak Sadarkan Diri
63 Kepanikan Nina
64 Doa Penuh Harap
65 Cemas Yang Mencair
66 Cemburu
67 Momen Haru
68 Dinner Istimewa
69 Beragam Pertanyaan
70 Romantis
71 Sebuah Rencana
72 Memberi Kesempatan
73 Siasat Anjani
74 Menyelamatkan
75 Anindya Putri
76 Usaha
77 Bahagia
78 Kedatangan
79 Pergi Kau!
80 Tipu Daya
81 Tantangan Anjani
82 Terharu
83 Ungkapan Hati
84 Tamparan Keras
85 Hati Yang Luluh
86 Sebuah Rencana
87 Bahagia dan Rahasia
88 Rahasia Anjani
89 Tertunda
90 Bagaikan Petir
91 Keterpaksaan
92 Mencari Alasan
93 Melepas Rindu
94 Berharap
95 Kondisi Anindya
96 Bisik Penyesalan
97 Penuh Haru
98 Masa Lalu Anjani
99 Tak Terduga
100 Senyum Terakhir
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Berubah
2
Kecurigaan
3
Sandiwara
4
Mendua
5
Sebuah Rencana
6
Melepas Kerinduan
7
Ketakutan Rendy
8
Kesedihan Maharani
9
Semakin Curiga
10
Rahasia Terkuak
11
Maafkan Aku
12
Poligami
13
Talak
14
Pertemuan
15
Menerima Tawarannya
16
Memulai Hidup Baru
17
Bayangan Rendy
18
Doa Maharani
19
Bimbang
20
Kejujuran
21
Jalan Hijrah
22
Kehilangan
23
Rahasia Celine
24
Cerita Vania
25
Diam-diam Mengagumi
26
Rahasia Terkuak
27
Kemarahan Rendy
28
Kedatangan Rendy
29
Keputusan Maharani
30
Kabar Buruk
31
Doa Dion
32
Perhatian Dion
33
Kabar Baik
34
Menunggu Petunjuk
35
Rencana Maharani
36
Menghapus Jejakmu
37
Hampir Usai
38
Rencana Rendy
39
Balas Dendam
40
Teka-Teki Vania
41
Kecewa
42
Awal Baik
43
Keraguan
44
Jawaban Maharani
45
Dengan Hati
46
Sebuah Harapan
47
Lebih Mudah Tersenyum
48
Gugup
49
Tetap Bahagia
50
Sah Sah
51
Kemarahan Nina
52
Saling Melengkapi
53
Malam Indah
54
Pagi Pertama
55
Dendam
56
Kedatangan Pengacara
57
Surat Wasiat
58
Diintai
59
Rencana Nina
60
Dendam Salah Sasaran
61
Perasaan Tidak Enak
62
Tak Sadarkan Diri
63
Kepanikan Nina
64
Doa Penuh Harap
65
Cemas Yang Mencair
66
Cemburu
67
Momen Haru
68
Dinner Istimewa
69
Beragam Pertanyaan
70
Romantis
71
Sebuah Rencana
72
Memberi Kesempatan
73
Siasat Anjani
74
Menyelamatkan
75
Anindya Putri
76
Usaha
77
Bahagia
78
Kedatangan
79
Pergi Kau!
80
Tipu Daya
81
Tantangan Anjani
82
Terharu
83
Ungkapan Hati
84
Tamparan Keras
85
Hati Yang Luluh
86
Sebuah Rencana
87
Bahagia dan Rahasia
88
Rahasia Anjani
89
Tertunda
90
Bagaikan Petir
91
Keterpaksaan
92
Mencari Alasan
93
Melepas Rindu
94
Berharap
95
Kondisi Anindya
96
Bisik Penyesalan
97
Penuh Haru
98
Masa Lalu Anjani
99
Tak Terduga
100
Senyum Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!