Rahasia Terkuak

Selamat membaca!

Kedua kendaraan yang jaraknya saling berdekatan itu mulai menempuh perjalanan yang panjang, hingga beberapa lokasi yang menjadi titik kemacetan ketika sore hari tanpa terasa sudah mereka lalui.

Maharani pun sampai saat ini masih belum bisa menebak kemana tujuannya sang suami, ia dibuat benar-benar penasaran dengan kebohongan apa yang sedang ditutupi oleh Rendy dari dirinya. Kini kedua matanya terus menatap dengan seksama dan tak sedetik pun mobil suaminya itu terlepas dari pandangan matanya. Sampai akhirnya, mobil Rendy kini terlihat mulai memperlambat lajunya untuk memasuki area parkiran di sebuah klinik ibu dan anak.

Maharani yang mengetahui tujuan suaminya kini tak dapat lagi menyembunyikan keterkejutan di wajahnya. Pikirannya kala itu semakin kacau, hingga ia benar-benar ketakutan bila kecurigaannya itu ternyata memang sebuah kenyataannya. Kenyataan bahwa suaminya ternyata mengkhianati ikatan pernikahannya.

"Kenapa Mas? Kenapa kamu datang ke klinik ini, tapi tidak mengajakku? Sebenarnya siapa yang ingin kamu temui?" Maharani terus memutar otaknya dengan keras, sampai akhirnya pikiran positif mulai menaungi isi kepalanya yang sejak tadi dipenuhi dengan pikiran buruknya terhadap Rendy.

"Apa mungkin Mas Rendy mau menemui Nina ya? Nina 'kan saat ini memang sedang hamil tua." Maharani sejenak terdiam, hingga wanita itu mulai tersenyum walau hanya terlihat samar. Senyuman yang beberapa detik tampak di sudut bibirnya itu mampu mengusir sejenak kegusaran dalam hatinya.

"Ya, itu mungkin saja. Mungkin memang Nina yang akan ditemui oleh Mas Rendy. Aku salah terlalu berpikiran buruk terhadap suamiku sendiri. Maafkan aku ya Allah," batin wanita itu yang saat ini begitu menyesal atas apa yang telah dilakukannya.

"Mba, kita sudah sampai. Apa Mba mau saya tunggu sampai urusan di klinik ini selesai?" tanya supir itu yang telah menghentikan taksinya di pelataran lobi sebuah klinik.

"Bapak tidak perlu menunggu saya ya, nanti saya pulang sendiri saja. Oh ya, berapa uang yang bapak minta?" jawab Maharani yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan.

"Seikhlasnya Mba saja, saya tidak ingin memanfaatkan di saat keadaan Mba sedang seperti ini."

"Masya Allah, terima kasih Bapak sudah mau mengerti keadaan saya. Ini ada sedikit rezeki dari saya untuk keluarga Bapak sekalian ya. Maaf sekali bila saya merepotkan Bapak dan sudah mengganggu waktu kerja Bapak." Maharani menyerahkan sejumlah uang yang nilainya sangat banyak dan membuat supir taksi itu terlihat sangat terkejut.

"Ya Allah, Mba. Ini banyak sekali ongkosnya. Argonya cuma 300 kok, Mba." Supir itu terlihat kaget saat menerima tumpukan uang yang iberikan oleh Maharani.

"Tidak apa-apa, Pak. Saya ikhlas memberikan ini untuk Bapak. Tolong diterima ya Pak! Jangan menolak rezeki ini. Semoga uang itu bermanfaat untuk Bapak dan keluarga." Akhirnya supir itu pun menerima uang yang Maharani berikan, walau dengan tangan yang terlihat gemetar. Bagaimana tidak, Maharani memberikan uang sejumlah dua juta rupiah dan jumlah yang teramat banyak untuk didapat oleh sang supir dalam sehari bekerja.

Wanita itu kini mulai menarik handle pada pintu mobil dan keluar dengan terburu-buru untuk menyusul langkah suaminya yang terlihat sudah lebih dulu masuk ke dalam klinik. Namun, sebelum wanita itu memasuki lobi, pandangannya sempat melihat untuk yang terakhir kalinya kepada sang supir yang saat ini sedang memanjatkan doa penuh rasa syukur atas rezeki yang telah didapatnya. Rezeki yang dapat digunakan oleh supir itu untuk membiayai persalinan istrinya. Itulah yang Maharani sempat dengar dari perkataan sang supir sesaat setelah dirinya keluar dari taksi tersebut.

"Alhamdulillah, jika pemberianku ternyata dapat bermanfaat untuk Bapak itu. Walaupun saat mendengar tentang kehamilan, hatiku terasa begitu bergetar karena sudah 5 tahun ini Allah belum juga menganugerahi seorang keturunan kepadaku. Ya Allah, sekarang ini aku sangat takut, bila Mas Rendy melakukan semua pengkhianatan ini karena aku belum bisa memberikan keturunan padanya," batin Maharani menahan air mata yang saat ini sudah menganak pada kelopak matanya.

Namun, ia menyadari bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk meratapi semua kesedihannya. Ya, wanita itu harus membuktikan sendiri, apa kecurigaannya itu benar atau ia harus meminta maaf kepada Rendy karena tak mempercayainya.

Sambil mengusap bulir kesedihan di pipinya yang ternyata lolos dari kedua sudut matanya begitu saja, Maharani pun mulai melangkah dengan perlahan untuk memasuki lobi. Setibanya di dalam, ia langsung mengedarkan pandangannya, hingga sorot matanya terhenti di satu titik saat melihat sosok Rendy tengah berada di meja resepsionis. Namun, sayangnya Maharani tak dapat mendengar apa yang ditanyakan oleh Rendy kepada petugas klinik yang berjaga karena jaraknya yang terlalu jauh dengan mereka. Wanita itu pun coba menahan dirinya untuk bersabar dan menunggu waktu yang tepat.

Tak berselang lama, Rendy pun mulai melangkah menuju salah satu ruangan yang berada di ujung lorong, langkahnya terlihat sangat tergesa hingga hampir menabrak petugas klinik yang sedang membawa beberapa berkas dalam dekapannya.

Maharani terus mengintai kemana suaminya pergi, hingga sosok pria itu mulai memasuki sebuah ruangan yang berada di sisi kiri lorong rumah sakit itu.

"Jadi di ruangan itu, apa benar itu Nina? Atau..." Maharani tak dapat meneruskan perkataannya yang begitu menyakitkan untuknya dilanjutkannya. Saat ini ia memilih untuk kembali melangkah menuju ruangan itu dengan jantung yang berdetak tak karuan, pikiran wanita itu pun sangat kacau, hingga membuat kedua kakinya gemetar ketika dirinya sudah benar-benar dekat dengan ruangan itu. Bahkan saat ini ia mulai dapat mendengar semua perkataan yang diucapkan oleh suaminya dari dalam ruangan yang pintunya memang sengaja tidak ditutup oleh Rendy, karena terburu-buru.

"Sayang, bagaimana kondisi kamu? Apa kata dokter tentang keadaan anak kita?" tanya Rendy dengan panik, sambil mengusap perut Celine yang saat ini tengah berbaring di ranjang pasien.

"Mas, akhirnya kamu datang juga. Tadi aku merasa perutku kram dan mengeras. Kepalaku juga tadi sakit, tubuhku terasa lemas. Untung saja aku masih kuat mengendarai mobil sendiri ke klinik ini untuk memeriksakan keadaan anak kita."

"Lalu apa kata dokter setelah melakukan pemeriksaan pada anak kita, sayang?" tanya Rendy yang suaranya dapat terdengar sampai ke telinga Maharani yang saat ini tengah menguping pembicaraan keduanya.

"Kamu tenang saja ya, Mas. Alhamdulillah anak kita baik-baik saja, tapi dokter menyarankan aku untuk istirahat selama satu Minggu ke depan karena kandungan aku sangat lemah. Kamu mau 'kan menemani waktu istirahatku di apartemen? Kamu batalkan saja deh untuk mengajak Maharani pergi berlibur ke London, memangnya kamu tega meninggalkan aku di sini dalam keadaan seperti ini? Apa kamu tidak sayang terhadap anak kamu?" tanya Celine sambil mengusap punggung tangan Rendy yang saat ini masih berlabuh di atas permukaan perutnya.

Betapa terkejutnya Maharani mendengar percakapan Rendy bersama wanita yang ternyata adalah sekretaris di perusahaannya. Hatinya seketika hancur berkeping-keping, setelah melihat kenyataan yang ada dengan kedua matanya sendiri. Kenyataan bahwa suaminya pergi meninggalkannya untuk menemui Celine dan yang lebih menyakitkannya lagi, ternyata Celine saat ini tengah mengandung anak hasil hubungan terlarang mereka.

Maharani pun sudah tak mampu lagi untuk menahan segala kehancuran dalam dirinya. Kini dengan linangan air mata yang terus membasahi kedua pipinya, wanita yang tengah diburu oleh amarah yang sedang meledak-ledak itu pun segera menerobos masuk ke dalam ruangan tersebut. Kedatangan Maharani yang tiba-tiba seketika membuat pandangan Celine dan Rendy langsung menatap ke arahnya secara bersamaan dengan kedua mata yang membeliak penuh keterkejutan.

"Rani," ucap Rendy dengan napasnya yang tercekat karena melihat sosok Maharani telah berada di hadapannya.

Pria itu sama sekali tak menduga bila istrinya sampai membuntutinya hingga ke klinik, tempatnya berada saat ini bersama Celine. Namun, kecemasan Rendy sangat berbeda dengan apa yang ditampilkan oleh Celine, kini wanita itu tampak menyeringai puas penuh kemenangan, karena pada akhirnya hubungan rahasianya dengan Rendy diketahui juga oleh Maharani, sang istri pertamanya.

...🌺🌺🌺...

Bersambung ✍️

Berikan komentar positif kalian ya.

Berikan gift untuk novel ini sebanyak-banyaknya sebagai dukungan kalian terhadap Maharani!

Follow Instagram Author juga : ekapradita_87

Join GC Author dan tulisan alasan kalian mengapa ingin join agar para adminku bisa menerima permintaan kalian untuk gabung.

Terpopuler

Comments

Jumiroh Miroh

Jumiroh Miroh

dasar iblis, mudah"an laknatulloh segera mendatangi mu wahai perempuan berhati iblis

2023-02-18

2

Minarni Juita

Minarni Juita

tinggalin aja suami kyk gitu

2023-01-25

1

Aas Azah

Aas Azah

😭😭😭

2022-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 Berubah
2 Kecurigaan
3 Sandiwara
4 Mendua
5 Sebuah Rencana
6 Melepas Kerinduan
7 Ketakutan Rendy
8 Kesedihan Maharani
9 Semakin Curiga
10 Rahasia Terkuak
11 Maafkan Aku
12 Poligami
13 Talak
14 Pertemuan
15 Menerima Tawarannya
16 Memulai Hidup Baru
17 Bayangan Rendy
18 Doa Maharani
19 Bimbang
20 Kejujuran
21 Jalan Hijrah
22 Kehilangan
23 Rahasia Celine
24 Cerita Vania
25 Diam-diam Mengagumi
26 Rahasia Terkuak
27 Kemarahan Rendy
28 Kedatangan Rendy
29 Keputusan Maharani
30 Kabar Buruk
31 Doa Dion
32 Perhatian Dion
33 Kabar Baik
34 Menunggu Petunjuk
35 Rencana Maharani
36 Menghapus Jejakmu
37 Hampir Usai
38 Rencana Rendy
39 Balas Dendam
40 Teka-Teki Vania
41 Kecewa
42 Awal Baik
43 Keraguan
44 Jawaban Maharani
45 Dengan Hati
46 Sebuah Harapan
47 Lebih Mudah Tersenyum
48 Gugup
49 Tetap Bahagia
50 Sah Sah
51 Kemarahan Nina
52 Saling Melengkapi
53 Malam Indah
54 Pagi Pertama
55 Dendam
56 Kedatangan Pengacara
57 Surat Wasiat
58 Diintai
59 Rencana Nina
60 Dendam Salah Sasaran
61 Perasaan Tidak Enak
62 Tak Sadarkan Diri
63 Kepanikan Nina
64 Doa Penuh Harap
65 Cemas Yang Mencair
66 Cemburu
67 Momen Haru
68 Dinner Istimewa
69 Beragam Pertanyaan
70 Romantis
71 Sebuah Rencana
72 Memberi Kesempatan
73 Siasat Anjani
74 Menyelamatkan
75 Anindya Putri
76 Usaha
77 Bahagia
78 Kedatangan
79 Pergi Kau!
80 Tipu Daya
81 Tantangan Anjani
82 Terharu
83 Ungkapan Hati
84 Tamparan Keras
85 Hati Yang Luluh
86 Sebuah Rencana
87 Bahagia dan Rahasia
88 Rahasia Anjani
89 Tertunda
90 Bagaikan Petir
91 Keterpaksaan
92 Mencari Alasan
93 Melepas Rindu
94 Berharap
95 Kondisi Anindya
96 Bisik Penyesalan
97 Penuh Haru
98 Masa Lalu Anjani
99 Tak Terduga
100 Senyum Terakhir
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Berubah
2
Kecurigaan
3
Sandiwara
4
Mendua
5
Sebuah Rencana
6
Melepas Kerinduan
7
Ketakutan Rendy
8
Kesedihan Maharani
9
Semakin Curiga
10
Rahasia Terkuak
11
Maafkan Aku
12
Poligami
13
Talak
14
Pertemuan
15
Menerima Tawarannya
16
Memulai Hidup Baru
17
Bayangan Rendy
18
Doa Maharani
19
Bimbang
20
Kejujuran
21
Jalan Hijrah
22
Kehilangan
23
Rahasia Celine
24
Cerita Vania
25
Diam-diam Mengagumi
26
Rahasia Terkuak
27
Kemarahan Rendy
28
Kedatangan Rendy
29
Keputusan Maharani
30
Kabar Buruk
31
Doa Dion
32
Perhatian Dion
33
Kabar Baik
34
Menunggu Petunjuk
35
Rencana Maharani
36
Menghapus Jejakmu
37
Hampir Usai
38
Rencana Rendy
39
Balas Dendam
40
Teka-Teki Vania
41
Kecewa
42
Awal Baik
43
Keraguan
44
Jawaban Maharani
45
Dengan Hati
46
Sebuah Harapan
47
Lebih Mudah Tersenyum
48
Gugup
49
Tetap Bahagia
50
Sah Sah
51
Kemarahan Nina
52
Saling Melengkapi
53
Malam Indah
54
Pagi Pertama
55
Dendam
56
Kedatangan Pengacara
57
Surat Wasiat
58
Diintai
59
Rencana Nina
60
Dendam Salah Sasaran
61
Perasaan Tidak Enak
62
Tak Sadarkan Diri
63
Kepanikan Nina
64
Doa Penuh Harap
65
Cemas Yang Mencair
66
Cemburu
67
Momen Haru
68
Dinner Istimewa
69
Beragam Pertanyaan
70
Romantis
71
Sebuah Rencana
72
Memberi Kesempatan
73
Siasat Anjani
74
Menyelamatkan
75
Anindya Putri
76
Usaha
77
Bahagia
78
Kedatangan
79
Pergi Kau!
80
Tipu Daya
81
Tantangan Anjani
82
Terharu
83
Ungkapan Hati
84
Tamparan Keras
85
Hati Yang Luluh
86
Sebuah Rencana
87
Bahagia dan Rahasia
88
Rahasia Anjani
89
Tertunda
90
Bagaikan Petir
91
Keterpaksaan
92
Mencari Alasan
93
Melepas Rindu
94
Berharap
95
Kondisi Anindya
96
Bisik Penyesalan
97
Penuh Haru
98
Masa Lalu Anjani
99
Tak Terduga
100
Senyum Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!