Memulai Hidup Baru

Selamat membaca!

Tak berselang lama Dion pun kembali masuk ke dalam ruangan kerjanya dengan membawa sebuah kursi roda. "Mba, ayo duduk disini! Saya akan mendorong kamu sampai tiba di parkiran ya."

Maharani mengangguk sambil tersenyum, ia berusaha kuat dan tak menunjukkan rasa sakit yang saat ini masih begitu dirasakannya. Wanita berparas cantik itu tak ingin bila sampai merepotkan Dion lebih banyak lagi.

"Terima kasih banyak, Dok." Maharani mulai menapakkan kakinya ke lantai dengan perlahan sambil memegangi pegangan kursi roda untuk membantunya, menopang raganya yang saat ini terasa sangat lemah.

Sementara itu Dion hanya menahan laju kursi roda agar tak berpindah ketika Maharani hendak mendudukinya, ia memilih untuk membiarkan Maharani melakukan semua itu sendirian, karena ia tak ingin jika wanita itu sampai salah paham lagi terhadapnya untuk kedua kalinya.

Setelah berhasil menduduki kursi roda itu, Dion pun segera mendorongnya untuk keluar dari ruangan menuju area parkir tempat dimana mobilnya terparkir.

Setibanya di area parkiran, Dion pun langsung membukakan pintu belakang mobilnya untuk Maharani masuk.

"Mba, ini mobil saya. Mari silakan masuk!" ucap Dion dengan senyum ramahnya. Saat ini pria itu kembali menegang erat kursi roda dengan sebelah tangannya dan sebelahnya lagi memegangi pintu mobilnya yang sudah terbuka.

"Terima kasih ya." Maharani pun mulai berdiri dari kursi roda dan melangkahkan kaki untuk masuk ke mobil Dion.

Saat ini Maharani sudah duduk tepat di belakang kursi kemudi. Dion memang sengaja menempatkan Maharani di belakangnya, agar wanita itu bisa leluasa jika ingin merebahkan tubuhnya.

"Mba, kamu pulangnya kemana?" tanya Dion yang mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sedang.

"Ke Komplek Permata Hijau," jawab Maharani sambil merebahkan kepalanya pada sandaran kursi yang saat ini didudukinya.

Jawaban Maharani membuat Dion tersentak kaget karena alamat yang Maharani katakan, sama seperti tempatnya tinggal.

"Oh, kamu tinggal di sana juga?" tanya Dion tak menyangka, jika wanita yang saat ini ditolongnya, ternyata masih tetangga di komplek yang sama dengannya.

"Memangnya kamu tinggal di sana?" Maharani malah balik bertanya sambil menatap ke arah Dion.

Dion menganggukkan kepalanya. "Iya, saya tinggal di sana dari kecil, tapi itu rumah orang tua sih. Saya baru tinggal di sana lagi sejak lima tahun yang lalu, setelah menyelesaikan pendidikan di Negeri Paman Sam, tapi kok saya tidak pernah bertemu dengan kamu ya?" tanya Dion sambil mengingat-ingat.

"Di pertama hijau itu rumah Mama saya, namanya Ibu Vania. Selama lima tahun itu saya memang sudah tidak tinggal di sana, karena ikut sama suami di Pondok Indah."

"Oh Tante Vania. Ya, saya sangat mengenal beliau. Berarti kita tetangga dekat lho, Mba. Rumah kita seberang-seberangan banget. Tante Vania itu teman baik Mama juga."

"Ya ampun, ternyata kita tetangga ya. Nama Mama kamu siapa?"

"Bu Dini, kamu kenal enggak?" tanya Dion yang tak menyangka bila Maharani ternyata adalah tetangganya, anak dari Vania.

Maharani berdecak tak menyangka, setelah mengetahui ternyata orang tua Dion dan orang tuanya memang sudah berteman baik sejak dirinya masih kecil. "Oh Tante Dini, itu sih teman baik Mama banget. Ternyata kamu toh anak laki-lakinya yang selama bertahun-tahun tinggal di Belanda."

"Hei, bukan Belanda tapi Amerika Serikat. Dari mana sejarahnya coba Paman Sam tinggal di Belanda?" Dion segera membenarkan ucapan Maharani yang salah, tanpa bisa dipungkiri dirinya merasa terhibur setelah dapat berbicara akrab dengan wanita yang ternyata lucu dan mampu membuatnya tertawa saat ini.

"Iya itu maksudnya, Amerika Serikat. Salah nyebut biasalah, namanya juga manusia yang tidak luput dari sebuah kesalahan." Tanpa disadari Maharani, percakapannya dengan Dion sedikit demi sedikit membuat rasa pening di kepalanya mulai berkurang.

"Pinter banget cari pembelaannya!" ledek Dion membuat seulas senyuman mulai terbit di wajah cantik Maharani, walau raut kesedihan dengan luka mendalam masih tersirat jelas di kedua manik matanya.

Tanpa terasa, perjalanan selama satu jam sudah mereka lalui. Kini Maharani telah tiba di depan rumah sang ibu, hanya rumah itu yang menjadi tempatnya untuk pulang saat ini setelah berpisah dari Rendy.

Sedangkan Dion sudah masuk ke dalam rumahnya setelah menurunkan Maharani dari mobilnya.

Maharani mulai mengetuk pintu dengan perlahan sambil mengucapkan salam kepada sang ibu yang berada di dalam rumah. Namun, saat menunggu pintu itu terbuka, tiba-tiba kesedihan kembali menyelinap masuk ke dalam pikirannya. Kesedihan yang sempat hilang karena kehadiran Dion mampu membuatnya merasa jauh lebih baik, walau hanya sebentar saja.

"Hari ini aku akan memulai hidup baruku, tanpa kamu Mas. Biarlah pernikahan itu jadi pengalaman yang berharga untukku, agar aku tidak semudah itu mempercayai orang lain, walaupun itu suamiku sendiri," batin Maharani dengan kedua mata yang seketika kembali berkaca-kaca.

Tak lama kemudian, suara sang ibu mulai terdengar menjawab salamnya dari dalam rumah.

"Wa'alaikumsalam, sayang." Pintu pun mulai terbuka dan pandangan Vania seketika membeliak saat melihat air mata kini sudah tampak di pelupuk mata putri tercintanya.

"Kamu kenapa sayang? Kenapa kamu menangis? Terus Rendy kemana, kok kamu sendirian?" tanya Vania mencerca berbagai pertanyaan kepada Maharani yang hanya diam membisu.

Diamnya Maharani membuat Vania mulai menyadari bahwa saat ini telah terjadi sesuatu pada sang putri. Hingga akhirnya, Vania pun memeluk tubuh rapuh sang putri dan membiarkan putrinya itu menangis dalam dekapannya. Tangisan Maharani yang semakin terisak membuat pikiran Vania saat ini dipenuhi berbagai pertanyaan, yang sungguh membuat rasa penasarannya kian membuncah. Namun, Vania tak ingin mengganggu saat putrinya meluapkan segala kesedihan di dalam pelukannya dengan pertanyaannya. Vania memberi waktu kepada sang putri untuk melepaskan semua rasa sakit yang terdengar perih.

"Ada apa dengan Maharani? Kenapa tangisan ini terdengar begitu menyakitkan? Apa jangan-jangan Rendy telah menyakiti Putriku? Ya Allah, aku mohon kuatkan aku saat aku mendengar cerita dari Putriku nanti, agar aku tidak terlihat lemah dan bisa menguatkan Putriku," batin Vania merasa cemas dengan kondisi putrinya saat ini.

...🌺🌺🌺...

Bersambung✍️

Berikan komentar positif kalian ya.

Terima kasih banyak atas dukungannya.

Jangan lupa berikan hadiah kalian, jika suka dengan novel ini.

Follow Instagram Author juga ya: ekapradita_87

Terpopuler

Comments

Aas Azah

Aas Azah

iya dari temen jadi demen🤗

2022-11-21

1

Ilhara mirai

Ilhara mirai

Nah kebetulan dapet tetangga lama...

2022-02-15

2

@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha

@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha

jd pscar 5 langkah dong 💃💃💃💃

2022-01-15

2

lihat semua
Episodes
1 Berubah
2 Kecurigaan
3 Sandiwara
4 Mendua
5 Sebuah Rencana
6 Melepas Kerinduan
7 Ketakutan Rendy
8 Kesedihan Maharani
9 Semakin Curiga
10 Rahasia Terkuak
11 Maafkan Aku
12 Poligami
13 Talak
14 Pertemuan
15 Menerima Tawarannya
16 Memulai Hidup Baru
17 Bayangan Rendy
18 Doa Maharani
19 Bimbang
20 Kejujuran
21 Jalan Hijrah
22 Kehilangan
23 Rahasia Celine
24 Cerita Vania
25 Diam-diam Mengagumi
26 Rahasia Terkuak
27 Kemarahan Rendy
28 Kedatangan Rendy
29 Keputusan Maharani
30 Kabar Buruk
31 Doa Dion
32 Perhatian Dion
33 Kabar Baik
34 Menunggu Petunjuk
35 Rencana Maharani
36 Menghapus Jejakmu
37 Hampir Usai
38 Rencana Rendy
39 Balas Dendam
40 Teka-Teki Vania
41 Kecewa
42 Awal Baik
43 Keraguan
44 Jawaban Maharani
45 Dengan Hati
46 Sebuah Harapan
47 Lebih Mudah Tersenyum
48 Gugup
49 Tetap Bahagia
50 Sah Sah
51 Kemarahan Nina
52 Saling Melengkapi
53 Malam Indah
54 Pagi Pertama
55 Dendam
56 Kedatangan Pengacara
57 Surat Wasiat
58 Diintai
59 Rencana Nina
60 Dendam Salah Sasaran
61 Perasaan Tidak Enak
62 Tak Sadarkan Diri
63 Kepanikan Nina
64 Doa Penuh Harap
65 Cemas Yang Mencair
66 Cemburu
67 Momen Haru
68 Dinner Istimewa
69 Beragam Pertanyaan
70 Romantis
71 Sebuah Rencana
72 Memberi Kesempatan
73 Siasat Anjani
74 Menyelamatkan
75 Anindya Putri
76 Usaha
77 Bahagia
78 Kedatangan
79 Pergi Kau!
80 Tipu Daya
81 Tantangan Anjani
82 Terharu
83 Ungkapan Hati
84 Tamparan Keras
85 Hati Yang Luluh
86 Sebuah Rencana
87 Bahagia dan Rahasia
88 Rahasia Anjani
89 Tertunda
90 Bagaikan Petir
91 Keterpaksaan
92 Mencari Alasan
93 Melepas Rindu
94 Berharap
95 Kondisi Anindya
96 Bisik Penyesalan
97 Penuh Haru
98 Masa Lalu Anjani
99 Tak Terduga
100 Senyum Terakhir
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Berubah
2
Kecurigaan
3
Sandiwara
4
Mendua
5
Sebuah Rencana
6
Melepas Kerinduan
7
Ketakutan Rendy
8
Kesedihan Maharani
9
Semakin Curiga
10
Rahasia Terkuak
11
Maafkan Aku
12
Poligami
13
Talak
14
Pertemuan
15
Menerima Tawarannya
16
Memulai Hidup Baru
17
Bayangan Rendy
18
Doa Maharani
19
Bimbang
20
Kejujuran
21
Jalan Hijrah
22
Kehilangan
23
Rahasia Celine
24
Cerita Vania
25
Diam-diam Mengagumi
26
Rahasia Terkuak
27
Kemarahan Rendy
28
Kedatangan Rendy
29
Keputusan Maharani
30
Kabar Buruk
31
Doa Dion
32
Perhatian Dion
33
Kabar Baik
34
Menunggu Petunjuk
35
Rencana Maharani
36
Menghapus Jejakmu
37
Hampir Usai
38
Rencana Rendy
39
Balas Dendam
40
Teka-Teki Vania
41
Kecewa
42
Awal Baik
43
Keraguan
44
Jawaban Maharani
45
Dengan Hati
46
Sebuah Harapan
47
Lebih Mudah Tersenyum
48
Gugup
49
Tetap Bahagia
50
Sah Sah
51
Kemarahan Nina
52
Saling Melengkapi
53
Malam Indah
54
Pagi Pertama
55
Dendam
56
Kedatangan Pengacara
57
Surat Wasiat
58
Diintai
59
Rencana Nina
60
Dendam Salah Sasaran
61
Perasaan Tidak Enak
62
Tak Sadarkan Diri
63
Kepanikan Nina
64
Doa Penuh Harap
65
Cemas Yang Mencair
66
Cemburu
67
Momen Haru
68
Dinner Istimewa
69
Beragam Pertanyaan
70
Romantis
71
Sebuah Rencana
72
Memberi Kesempatan
73
Siasat Anjani
74
Menyelamatkan
75
Anindya Putri
76
Usaha
77
Bahagia
78
Kedatangan
79
Pergi Kau!
80
Tipu Daya
81
Tantangan Anjani
82
Terharu
83
Ungkapan Hati
84
Tamparan Keras
85
Hati Yang Luluh
86
Sebuah Rencana
87
Bahagia dan Rahasia
88
Rahasia Anjani
89
Tertunda
90
Bagaikan Petir
91
Keterpaksaan
92
Mencari Alasan
93
Melepas Rindu
94
Berharap
95
Kondisi Anindya
96
Bisik Penyesalan
97
Penuh Haru
98
Masa Lalu Anjani
99
Tak Terduga
100
Senyum Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!