Sebuah Rencana

Selamat membaca!

Setibanya Rendy di ruangan pribadinya, kedua manik mata pria itu langsung tertuju pada sosok Maharani yang kini tengah duduk di kursi kerjanya dan seperti sedang mengerjakan sesuatu.

"Hei, sayang. Kamu lagi ngapain sih?" tanya Rendy dengan suaranya yang halus, sambil melangkah dan terhenti di belakang tubuh Maharani, lalu mengusap bahu istrinya dengan lembut.

"Ini lho, Mas. Aku lagi bantu kamu cek laporan yang dikirimkan manager keuangan lewat email dengan laporan yang Angga kirimkan. Tadi Angga ke sini saat kamu sedang bertemu Celine."

"Wah, kamu memang istri yang multitalenta ya. Aku bangga padamu, sayang." Perkataan Rendy membuat wajah Maharani bersemu merah.

"Enggak gitu juga, Mas. Apa kamu lupa dulu juga 'kan aku pernah bekerja di perusahaan kamu, aku juga sering bantuin kamu buat mindahin laporan tertulis sambil merhatiin kamu cek laporan seperti ini."

"Iya, sayang. Pokoknya kamu memang yang terbaik!" ucap Rendy dan diakhirnya dengan sebuah kecupan mesra yang mendarat di permukaan pipi sang istri.

"Makasih, Mas. Oh iya, ini laporannya sudah selesai aku cek ya. Semuanya sama dan tidak ada kesalahan sedikit pun. Kamu lanjut kerja deh, aku tungguin kamu di sofa itu ya," ujar Maharani seraya menunjuk sebuah sofa berukuran besar yang berwarna biru muda, berada di sebrang meja kerja Rendy.

Saat Maharani hendak bangkit dari posisi duduknya, tiba-tiba saja kedua tangan kekar melingkar di tubuhnya, memeluknya dengan begitu erat, membuat wanita itu duduk di posisinya semula. "Jangan beranjak pergi dari posisimu, sayang. Biarkan aku memelukmu lebih lama lagi. Aku sangat merindukan kamu, sayang."

Ucapan Rendy langsung disambut hangat oleh Maharani yang juga merindukan suaminya itu yang selama satu bulan ini tidak pernah menyentuhnya.

"Aku juga sangat merindukan kamu, Mas. Tolong jangan pernah mengerjai aku dengan mengacuhkan aku seperti kemarin lagi ya, Mas. Sikapmu yang dingin sungguh menyiksa batin dan perasaanku. Aku tidak ingin lagi ya melihatmu berubah walau itu hanya sebuah rencana untuk kamu memberiku kejutan. Ingat, Mas, masih banyak cara lain selain mengacuhkan aku selama satu bulan ini!" pinta Maharani dengan penuh harap.

"Aku janji, sayang. Kemarin itu terakhir kalinya aku mengacuhkan kamu, karena jujur saja aku pun merasa hampa saat tidak dapat memelukmu dan bercanda gurau seperti biasanya. Berjanjilah untuk tidak meninggalkan aku walau apapun yang terjadi di depan sana." Kali ini giliran Rendy yang berkata penuh dengan harap, karena sesungguhnya hal yang paling ditakutkan olehnya selama ini adalah berpisah dengan cinta pertamanya, setelah cinta yang lain hadir dalam hidupnya karena sebuah kesalahan.

Maharani mengusap rahang wajah Rendy secara perlahan dengan jemarinya yang lentik. "Jangan takutkan hal itu ya, Mas, karena selamanya aku akan terus bersamamu dan tidak akan pernah meninggalkan kamu apapun keadaannya. Kita harus selalu bersama ya, Mas, hari ini, besok dan selamanya."

"Itu pasti, sayang. Meninggalkan kamu adalah hal yang tidak pernah dapat aku bayangkan selama ini." Rendy mempererat pelukannya pada tubuh Maharani yang selalu membuatnya berada pada posisi nyaman.

Maharani tak henti-hentinya untuk terus menampilkan senyuman yang menggambarkan rasa bahagianya saat ini. Wanita itu pun menghadiahi beberapa kecupan penuh kasih sayang di wajah suaminya, yang jaraknya begitu rapat dengan wajahnya.

"Sayang, aku kangen banget deh sama kamu. Kita pulang yuk, kamu mau kita ke hotel atau pulang ke rumah?" tanya Rendy mencoba untuk menawarkan istrinya dengan dua pilihan.

"Lho, ini 'kan masih jam kerja, Mas, jam makan siang saja belum. Memangnya pekerjaan kamu di kantor sudah selesai?"

"Sudah kok, sayang. Soal urusan meeting hari ini biar Angga dan Celine yang menghandlenya. Jawab dong, kamu mau kita kemana? Hotel atau rumah?" Rendy kembali mengulangi pertanyaannya pada Maharani.

"Ke rumah boleh, ke hotel juga boleh kok, Mas. Pokoknya aku terserah kamu aja deh." Jawaban Maharani membuat Rendy menjadi gemas.

"Ya sudah, gimana kalau kita pulang ke hotel saja untuk melepaskan semua rindu yang selama ini terpendam. Kalau di rumah nanti malah ada yang ganggu. Lagian kamu sudah lama sekali 'kan tidak main ke hotelku. Kamu setuju enggak, sayang?" tanya Rendy sambil mengusap pucuk kepala istrinya secara perlahan.

"Oke, Mas. Aku mau kok kita pulang ke hotel. Aku juga kangen banget deh nginep di sana bareng kamu. Sekalian kita bernostalgia kali ya, Mas, mengingat saat-saat indah sewaktu kita awal menikah lima tahun yang lalu. Aku masih ingat banget saat kamu akan melakukannya untuk yang pertama kali, kita berdua sama-sama gugup tapi kamu dengan sabarnya meyakinkan aku dan bilang tidak akan menyakitiku, padahal tubuh kamu sendiri juga gemetaran."

"Ih sayang, jangan bahas soal itu dong. Aku 'kan jadi malu." Rendy mengajukan protes dengan mencubit hidung lancip Maharani yang asli tanpa operasi.

"Mas, sakit tahu. Tapi itu 'kan cerita masa lalu kita berdua, jangan dilupakan gitu aja dong, wajib untuk dikenang saat kamu sudah jago banget melakukannya seperti sekarang ini."

Tanpa aba-aba dan secara tiba-tiba, Rendy segera menggendong tubuh Maharani dengan suara gelak tawanya yang menggelegar, lalu ia berputar-putar membuat Maharani berteriak ketakutan terjatuh saat kepalanya mulai pening karena ulah suaminya.

"Mas... stop! Kepalaku sakit, Mas. Aku mual, pengen muntah! Berhenti berputar-putar seperti ini, Mas!" teriak Maharani dengan suaranya yang lantang, membuat seseorang yang tengah menguping di daun pintu merasa begitu geram mendengar suara tawa bahagia antara Rendy dan Maharani di dalam sana.

"Aku tidak bisa diam saja membiarkan Rendy terus bahagia bersama Maharani, bisa-bisa hubungan mereka semakin erat dan aku akan semakin sulit membuat keduanya untuk berpisah. Aku harus berpikir lebih keras lagi mencari cara untuk berada di tengah-tengah mereka agar Rendy dan Maharani secepatnya bercerai, lalu aku akan menjadi istri satu-satunya seorang Rendy Wijaya!" gumam seorang wanita, yang tak lain dan tak bukan ia adalah Celine Pricilla yang merasa dirinya menderita di atas kebahagiaan Rendy bersama istri pertamanya.

Celine tampak menampilkan seringai tajam yang amat menakutan, setelah ia berhasil menemukan sebuah ide brilian. Wanita itu segera beranjak pergi menuju ke ruangannya kembali ketika mendengar Rendy dan Maharani sudah bersiap untuk pergi ke hotel.

"Kamu lihat saja, Maharani. Walau sekarang kamu masih menjadi wanita satu-satunya yang diakui oleh dunia sebagai istrinya Mas Rendy, tapi suatu hari nanti pasti kamu akan ditinggalkan begitu saja setelah aku melahirkan anak ini. Kalau kamu tidak percaya, tunggu saja siapa wanita yang akan dipilih oleh Mas Rendy nanti!" batin Celine dengan penuh keyakinan setelah berada di dalam ruangannya. Kedua tangan wanita itu tampak mengepal erat karena sampai saat ini Rendy masih belum mau menceraikan Maharani.

Celine mulai mengeluarkan ponsel dari saku jas yang dikenakannya, lalu ia mengetik sederet pesan untuk wanita itu kirimkan kepada Rendy yang saat ini baru saja memulai perjalannya menuju hotel bersama Maharani.

"Aku yakin kamu tidak punya alasan untuk menolak keinginan aku ini, Mas!" ucap Celine seraya menyeringai penuh rencana yang sudah diatur sedemikian rupa.

...🌺🌺🌺...

Bersambung✍️

Berikan komentar positif kalian ya. Jika berkenan berikan hadiah juga untuk novel ini. Terima kasih banyak.

Follow Instagram Author juga : ekapradita_87

Terpopuler

Comments

Jumiroh Miroh

Jumiroh Miroh

dasar iblis, perempuan jadi"an jelmaan ifrit

2023-02-18

2

Erni Wijaya

Erni Wijaya

celin kamu jahat banget😡

2022-03-16

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

si Rendi tamak mau ke 2 nya ...

2022-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Berubah
2 Kecurigaan
3 Sandiwara
4 Mendua
5 Sebuah Rencana
6 Melepas Kerinduan
7 Ketakutan Rendy
8 Kesedihan Maharani
9 Semakin Curiga
10 Rahasia Terkuak
11 Maafkan Aku
12 Poligami
13 Talak
14 Pertemuan
15 Menerima Tawarannya
16 Memulai Hidup Baru
17 Bayangan Rendy
18 Doa Maharani
19 Bimbang
20 Kejujuran
21 Jalan Hijrah
22 Kehilangan
23 Rahasia Celine
24 Cerita Vania
25 Diam-diam Mengagumi
26 Rahasia Terkuak
27 Kemarahan Rendy
28 Kedatangan Rendy
29 Keputusan Maharani
30 Kabar Buruk
31 Doa Dion
32 Perhatian Dion
33 Kabar Baik
34 Menunggu Petunjuk
35 Rencana Maharani
36 Menghapus Jejakmu
37 Hampir Usai
38 Rencana Rendy
39 Balas Dendam
40 Teka-Teki Vania
41 Kecewa
42 Awal Baik
43 Keraguan
44 Jawaban Maharani
45 Dengan Hati
46 Sebuah Harapan
47 Lebih Mudah Tersenyum
48 Gugup
49 Tetap Bahagia
50 Sah Sah
51 Kemarahan Nina
52 Saling Melengkapi
53 Malam Indah
54 Pagi Pertama
55 Dendam
56 Kedatangan Pengacara
57 Surat Wasiat
58 Diintai
59 Rencana Nina
60 Dendam Salah Sasaran
61 Perasaan Tidak Enak
62 Tak Sadarkan Diri
63 Kepanikan Nina
64 Doa Penuh Harap
65 Cemas Yang Mencair
66 Cemburu
67 Momen Haru
68 Dinner Istimewa
69 Beragam Pertanyaan
70 Romantis
71 Sebuah Rencana
72 Memberi Kesempatan
73 Siasat Anjani
74 Menyelamatkan
75 Anindya Putri
76 Usaha
77 Bahagia
78 Kedatangan
79 Pergi Kau!
80 Tipu Daya
81 Tantangan Anjani
82 Terharu
83 Ungkapan Hati
84 Tamparan Keras
85 Hati Yang Luluh
86 Sebuah Rencana
87 Bahagia dan Rahasia
88 Rahasia Anjani
89 Tertunda
90 Bagaikan Petir
91 Keterpaksaan
92 Mencari Alasan
93 Melepas Rindu
94 Berharap
95 Kondisi Anindya
96 Bisik Penyesalan
97 Penuh Haru
98 Masa Lalu Anjani
99 Tak Terduga
100 Senyum Terakhir
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Berubah
2
Kecurigaan
3
Sandiwara
4
Mendua
5
Sebuah Rencana
6
Melepas Kerinduan
7
Ketakutan Rendy
8
Kesedihan Maharani
9
Semakin Curiga
10
Rahasia Terkuak
11
Maafkan Aku
12
Poligami
13
Talak
14
Pertemuan
15
Menerima Tawarannya
16
Memulai Hidup Baru
17
Bayangan Rendy
18
Doa Maharani
19
Bimbang
20
Kejujuran
21
Jalan Hijrah
22
Kehilangan
23
Rahasia Celine
24
Cerita Vania
25
Diam-diam Mengagumi
26
Rahasia Terkuak
27
Kemarahan Rendy
28
Kedatangan Rendy
29
Keputusan Maharani
30
Kabar Buruk
31
Doa Dion
32
Perhatian Dion
33
Kabar Baik
34
Menunggu Petunjuk
35
Rencana Maharani
36
Menghapus Jejakmu
37
Hampir Usai
38
Rencana Rendy
39
Balas Dendam
40
Teka-Teki Vania
41
Kecewa
42
Awal Baik
43
Keraguan
44
Jawaban Maharani
45
Dengan Hati
46
Sebuah Harapan
47
Lebih Mudah Tersenyum
48
Gugup
49
Tetap Bahagia
50
Sah Sah
51
Kemarahan Nina
52
Saling Melengkapi
53
Malam Indah
54
Pagi Pertama
55
Dendam
56
Kedatangan Pengacara
57
Surat Wasiat
58
Diintai
59
Rencana Nina
60
Dendam Salah Sasaran
61
Perasaan Tidak Enak
62
Tak Sadarkan Diri
63
Kepanikan Nina
64
Doa Penuh Harap
65
Cemas Yang Mencair
66
Cemburu
67
Momen Haru
68
Dinner Istimewa
69
Beragam Pertanyaan
70
Romantis
71
Sebuah Rencana
72
Memberi Kesempatan
73
Siasat Anjani
74
Menyelamatkan
75
Anindya Putri
76
Usaha
77
Bahagia
78
Kedatangan
79
Pergi Kau!
80
Tipu Daya
81
Tantangan Anjani
82
Terharu
83
Ungkapan Hati
84
Tamparan Keras
85
Hati Yang Luluh
86
Sebuah Rencana
87
Bahagia dan Rahasia
88
Rahasia Anjani
89
Tertunda
90
Bagaikan Petir
91
Keterpaksaan
92
Mencari Alasan
93
Melepas Rindu
94
Berharap
95
Kondisi Anindya
96
Bisik Penyesalan
97
Penuh Haru
98
Masa Lalu Anjani
99
Tak Terduga
100
Senyum Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!