Bayangan Rendy

Selamat membaca!

"Ran, kamu kenapa? Ada apa sampai kamu sesedih ini?" tanya Vania yang saat ini merasa sangat cemas kepada putrinya.

Maharani yang masih merasakan sakit di bagian kepala hingga detik ini, merasa tak sanggup untuk menceritakan masalahnya pada sang ibu. Wanita itu pun hanya bisa mengeluh kesakitan sambil memegangi kepalanya. "Mah, kepalaku sakit banget. Boleh enggak aku ceritanya besok aja? Sekarang aku ingin cepat masuk ke kamar dulu." tanya Maharani yang sudah tidak kuat untuk berdiri lebih lama lagi.

Vania segera mengusap punggung Maharani yang terasa bergetar, lalu dengan cepat ia menganggukkan kepalanya. "Tentu boleh, Nak. Mama antarkan kamu ke kamar ya, setelah itu Mama akan menghubungi dokter keluarga untuk memeriksakan keadaan kamu agar kamu cepat ditangani."

"Mah, enggak perlu telepon dokter ya. Aku hanya sakit kepala biasa kok, kalau dibawa tidur juga akan hilang dengan sendirinya," tolak Maharani secara halus karena tak ingin merepotkan sang ibu.

"Ya sudah kalau kamu tidak ingin, Mama tidak akan memaksa. Ayo sekarang kita masuk dan kamu langsung istirahat ya! Mama minta, saat ini kamu tidak perlu memikirkan sesuatu yang hanya membebani pikiranmu, Nak."

Maharani pun mengangguk sambil tersenyum teduh untuk mengurai kecemasan yang saat ini terlihat jelas dari kedua manik mata sang ibu.

"Mah, ini 'kan sudah hampir larut. Lebih baik Mama langsung ke kamar dan istirahat, ingat Mama tidak boleh begadang ya, enggak baik untuk kesehatan Mama! Aku bisa kok jalan sendiri ke kamar, jadi Mama tidak perlu menemaniku ya," ucap Maharani yang meminta dengan raut memohon karena ia sangat butuh waktu untuk menyendiri.

Maharani segera merangkul pundak wanita paruh baya itu dengan erat, lalu menuntun langkah sang ibu untuk masuk ke dalam rumah. Kali ini Vania menurut saja dengan permintaan putrinya karena memang matanya yang sudah sangat mengantuk, mengingat saat ini waktu telah menunjukkan pukul 22.30.

"Lebih baik aku memberikan Maharani waktu untuk menenangkan dirinya dulu malam ini. Aku tahu, pasti ada masalah besar yang terjadi dalam rumah tangganya karena tidak biasanya Rani menangis berlarut-larut sampai matanya sembab begitu. Bahkan aku dapat melihat dari sorot mata Rani yang menggambarkan dirinya saat ini terlihat sangat hancur." Vania bergumam dalam hati, sambil terus menatap dalam wajah Maharani yang saat ini terlihat sendu.

Setibanya di depan anak tangga, keduanya berhenti melangkah dan berdiri dengan posisi saling berhadapan. "Rani, sekarang pergilah ke kamarmu dan istirahatlah! Saat ini apapun masalah yang kamu hadapi, serahkan semuanya kepada Allah dan kamu harus kuat menghadapinya karena Allah itu tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan umat-Nya. Allah memberikan cobaan itu karena percaya, kalau kamu itu bisa melewatinya. Oh ya satu lagi, kalau kamu butuh obat-obatan, di atas nakas sudut kamar ada kotak P3K, nanti ada pelayan juga yang akan mengatarkan makanan dan minuman ke kamar kamu ya."

Maharani hanya dapat tersenyum menanggapi perkataan Vania. Ia mengangguk patuh dan segera naik ke lantai dua tempat dimana kamarnya itu berada. Sebuah kamar yang memang ditempatinya saat dirinya masih gadis dan belum menikah dengan Rendy.

"Aku masih tidak menyangka akan kembali ke rumah ini lagi, Mas. Rumah Mama yang tidak ada kamu di dalamnya. Mas, semua ini seperti mimpi buruk untukku. Bahkan aku sangat berharap, jika saat aku terbangun nanti kamu masih ada di sampingku, Mas, tapi sayangnya ini bukanlah mimpi," batin Maharani saat melangkah menaiki anak tangga satu persatu, tangannya mengusap pilar dengar kedua mata yang kembali berkabut.

Setibanya di lantai dua, langkah Maharani terasa semakin berat saat hendak menuju kamarnya. Ia menatap nanar pintu kamar yang saat ini masih tertutup rapat, hingga bayangan Rendy sewaktu tidur di kamar yang saat ini hendak ditujunya, menyeruak jelas dalam pikirannya.

Flashback

"Mas, makasih ya kamu sudah mau menemani aku ke rumah Mama dan menginap di sini."

"Kenapa harus berterimakasih segala sih, sayang. Aku senang kita sering-sering main ke rumah Mama kamu, pokoknya kapanpun kamu mau main ke sini atau pun menginap di sini aku akan terus menemani kamu."

"Dari rumah Mama ke kantor kamu 'kan lumayan jauh, Mas, macet pula. Kamu yakin mau menginap di sini buat aku?"

"Apa sih yang tidak buat istriku tercinta? Bahkan kalau kamu meminta nyawaku juga, maka aku akan memberikannya untuk kamu, sayang. Pokoknya selama kita berada di sini aku tidak perlu pergi ke kantor ya, karena aku hanya ingin fokus buat kamu bahagia."

"Makasih ya, Mas. Aku cinta banget sama kamu."

"Mas juga sayang banget sama kamu, bahkan melebihi seisi dunia ini." Perkataan Rendy kala itu masih teringang di telinganya dan sulit dilupakannya.

Bayangan itu pun buyar ketika rasa sakit menyentak tajam hingga melukai hati Maharani. Kini wanita itu pun menutup mulutnya rapat-rapat menggunakan telapak tangan, agar tangisannya yang semakin terisak, tak dapat didengar oleh Vania dan beberapa pelayan yang berada di rumahnya. Wanita itu tak dapat lagi membendung kesedihannya, saat bayangan itu bermunculan hadir dalam ingatannya.

"Aku yakin, Mas! Kamu juga pasti mengatakan hal yang sama kepada Celine bahwa kamu sangat mencintainya dan akan memberikan apapun untuknya, termasuk hidupmu. Ternyata 5 tahun kebersamaan kita harus berakhir dengan cara yang menyakitkan seperti ini ya, aku pikir kamu jodohku selamanya. Namun, ternyata takdir berkata lain dan saat ini aku harus mengikhlaskanmu pergi dengan wanita lain," batin Maharani menghela napasnya yang terasa berat, hingga membuat dadanya semakin sesak.

...🌺🌺🌺...

Bersambung✍️

Berikan komentar positif kalian ya.

Terima kasih banyak atas dukungannya.

Jangan lupa berikan hadiah kalian, jika suka dengan novel ini.

Follow Instagram Author juga ya: ekapradita_87

Terpopuler

Comments

bunda aryuta

bunda aryuta

nungguin si Randy kna karma bgt jg si celine si ulat bulu

2022-02-01

3

Nonik Susilawati

Nonik Susilawati

Semoga Maharani bsa istirahat dg tenang u mengembalikn kondisi hati n badannya sangat trpuruk 💪💪💪

2022-01-18

0

@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha

@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha

ya kuat ya rani

km pasti bsa ngelewatin ini semua

2022-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Berubah
2 Kecurigaan
3 Sandiwara
4 Mendua
5 Sebuah Rencana
6 Melepas Kerinduan
7 Ketakutan Rendy
8 Kesedihan Maharani
9 Semakin Curiga
10 Rahasia Terkuak
11 Maafkan Aku
12 Poligami
13 Talak
14 Pertemuan
15 Menerima Tawarannya
16 Memulai Hidup Baru
17 Bayangan Rendy
18 Doa Maharani
19 Bimbang
20 Kejujuran
21 Jalan Hijrah
22 Kehilangan
23 Rahasia Celine
24 Cerita Vania
25 Diam-diam Mengagumi
26 Rahasia Terkuak
27 Kemarahan Rendy
28 Kedatangan Rendy
29 Keputusan Maharani
30 Kabar Buruk
31 Doa Dion
32 Perhatian Dion
33 Kabar Baik
34 Menunggu Petunjuk
35 Rencana Maharani
36 Menghapus Jejakmu
37 Hampir Usai
38 Rencana Rendy
39 Balas Dendam
40 Teka-Teki Vania
41 Kecewa
42 Awal Baik
43 Keraguan
44 Jawaban Maharani
45 Dengan Hati
46 Sebuah Harapan
47 Lebih Mudah Tersenyum
48 Gugup
49 Tetap Bahagia
50 Sah Sah
51 Kemarahan Nina
52 Saling Melengkapi
53 Malam Indah
54 Pagi Pertama
55 Dendam
56 Kedatangan Pengacara
57 Surat Wasiat
58 Diintai
59 Rencana Nina
60 Dendam Salah Sasaran
61 Perasaan Tidak Enak
62 Tak Sadarkan Diri
63 Kepanikan Nina
64 Doa Penuh Harap
65 Cemas Yang Mencair
66 Cemburu
67 Momen Haru
68 Dinner Istimewa
69 Beragam Pertanyaan
70 Romantis
71 Sebuah Rencana
72 Memberi Kesempatan
73 Siasat Anjani
74 Menyelamatkan
75 Anindya Putri
76 Usaha
77 Bahagia
78 Kedatangan
79 Pergi Kau!
80 Tipu Daya
81 Tantangan Anjani
82 Terharu
83 Ungkapan Hati
84 Tamparan Keras
85 Hati Yang Luluh
86 Sebuah Rencana
87 Bahagia dan Rahasia
88 Rahasia Anjani
89 Tertunda
90 Bagaikan Petir
91 Keterpaksaan
92 Mencari Alasan
93 Melepas Rindu
94 Berharap
95 Kondisi Anindya
96 Bisik Penyesalan
97 Penuh Haru
98 Masa Lalu Anjani
99 Tak Terduga
100 Senyum Terakhir
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Berubah
2
Kecurigaan
3
Sandiwara
4
Mendua
5
Sebuah Rencana
6
Melepas Kerinduan
7
Ketakutan Rendy
8
Kesedihan Maharani
9
Semakin Curiga
10
Rahasia Terkuak
11
Maafkan Aku
12
Poligami
13
Talak
14
Pertemuan
15
Menerima Tawarannya
16
Memulai Hidup Baru
17
Bayangan Rendy
18
Doa Maharani
19
Bimbang
20
Kejujuran
21
Jalan Hijrah
22
Kehilangan
23
Rahasia Celine
24
Cerita Vania
25
Diam-diam Mengagumi
26
Rahasia Terkuak
27
Kemarahan Rendy
28
Kedatangan Rendy
29
Keputusan Maharani
30
Kabar Buruk
31
Doa Dion
32
Perhatian Dion
33
Kabar Baik
34
Menunggu Petunjuk
35
Rencana Maharani
36
Menghapus Jejakmu
37
Hampir Usai
38
Rencana Rendy
39
Balas Dendam
40
Teka-Teki Vania
41
Kecewa
42
Awal Baik
43
Keraguan
44
Jawaban Maharani
45
Dengan Hati
46
Sebuah Harapan
47
Lebih Mudah Tersenyum
48
Gugup
49
Tetap Bahagia
50
Sah Sah
51
Kemarahan Nina
52
Saling Melengkapi
53
Malam Indah
54
Pagi Pertama
55
Dendam
56
Kedatangan Pengacara
57
Surat Wasiat
58
Diintai
59
Rencana Nina
60
Dendam Salah Sasaran
61
Perasaan Tidak Enak
62
Tak Sadarkan Diri
63
Kepanikan Nina
64
Doa Penuh Harap
65
Cemas Yang Mencair
66
Cemburu
67
Momen Haru
68
Dinner Istimewa
69
Beragam Pertanyaan
70
Romantis
71
Sebuah Rencana
72
Memberi Kesempatan
73
Siasat Anjani
74
Menyelamatkan
75
Anindya Putri
76
Usaha
77
Bahagia
78
Kedatangan
79
Pergi Kau!
80
Tipu Daya
81
Tantangan Anjani
82
Terharu
83
Ungkapan Hati
84
Tamparan Keras
85
Hati Yang Luluh
86
Sebuah Rencana
87
Bahagia dan Rahasia
88
Rahasia Anjani
89
Tertunda
90
Bagaikan Petir
91
Keterpaksaan
92
Mencari Alasan
93
Melepas Rindu
94
Berharap
95
Kondisi Anindya
96
Bisik Penyesalan
97
Penuh Haru
98
Masa Lalu Anjani
99
Tak Terduga
100
Senyum Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!