Bimbang

Like setiap episodenya ya sahabat semua!

Selamat membaca!

Keesokan paginya, saat jarum jam dinding menunjukkan pukul 06.30, Maharani mulai terjaga dari tidurnya karena sentuhan tangan seseorang mengguncangkan punggungnya dengan perlahan.

"Rani, bangun yuk. Kenapa kamu tidur di sajadah, Nak?" tanya Vania yang tengah membangunkan Maharani yang tanpa di sengaja ketiduran setelah menyelesaikan salat subuhnya.

Saat mata Maharani sudah terbuka dengan sempurna, kedua bola matanya yang berwarna cokelat itu pun langsung menatap lekat wajah Vania yang terasa begitu teduh, hingga seulas senyuman mulai terbit menghiasi wajahnya yang sendu, tapi tetap terlihat cantik.

"Rani, kenapa kamu sampai ketiduran di sajadah?" tanya Vania seraya menarik kedua tangan Maharani yang menjulur minta dibangunkan.

"Aku enggak sengaja ketiduran setelah salat subuh tadi, Mah. Oh ya Mah, boleh enggak kalau nanti malam, Mama tidur denganku di kamar? Aku kangen ingin dipeluk Mama saat aku tidur." Maharani menjawabnya dengan nada manja sambil mendekap erat tubuh sang ibu.

"Iya sayang, nanti malam Mama akan temani kamu tidur di sini ya, tapi Mama ingin bertanya satu hal dulu. Kemana Rendy, kenapa dia membiarkan kamu datang ke rumah ini seorang diri padahal semalam itu sudah sangat malam sekali?" tanya Vania yang sejak semalaman memang ingin menanyakan hal ini kepada Maharani karena ia merasa ada sesuatu yang telah terjadi dengan Maharani.

Maharani pun segera melepas dekapannya yang semula memeluk tubuh Vania. Saat ini wanita berparas cantik itu, langsung menyunggingkan seulas senyuman untuk mengurai rasa cemas Vania yang tampak jelas dari raut wajahnya.

"Mah, Mas Rendy itu lagi sibuk kerja, dia lagi ada proyek di luar kota selama beberapa Minggu ke depan karena Rani bosan bila harus menunggu Mas Rendy selama itu hanya dengan berdiam diri di rumah sendirian, jadi aku memutuskan untuk datang ke rumah Mama. Aku boleh 'kan Mah, menginap di sini sampai beberapa Minggu ke depan?" Wanita itu sengaja berbohong karena tidak ingin membuat Vania terkejut atas kabar perpisahan dirinya dengan Rendy. Mengingat Vania memiliki riwayat penyakit jantung, jadi Maharani harus menutupi kabar buruk apapun yang dapat membuat sang ibu tertekan.

"Kamu serius? Kamu tidak sedang membohongi Mama 'kan, sayang? Dan kenapa saat kamu datang ke rumah ini mata kamu terlihat sembab sekali? Bahkan sampai sepagi ini mata kamu semakin membengkak, itu artinya 'kan semalaman tadi kamu menghabiskan waktu malammu dengan menangis. Sebenarnya apa sih yang membuat kamu begitu sedih? Tolong jawab pertanyaan Mama dengan jujur, Rani!"

Maharani tampak gugup saat Vania mengajukan pertanyaan seperti itu padanya. Ia sampai bingung untuk memilih jawaban karena wanita itu kebingungan harus menjawab apa, agar tak membuat sang ibu mengetahui hal yang sebenarnya terjadi pada rumah tangganya.

"Mah, aku minta maaf, tapi aku tidak ingin membahas soal apapun dengan Mama saat ini. Biarkan aku yang menyelesaikan masalahku sendirian, Mah." Maharani meminta dengan suaranya yang serak, hingga membuat Vania semakin yakin bahwa putrinya saat ini tidak dalam keadaan yang baik-baik saja.

Vania pun segera menangkup kedua sisi wajah putrinya yang saat ini terasa dingin dan terlihat pucat, tidak seperti biasanya yang kelihatan selalu berseri. "Jangan tutupi masalah kamu dari Mama, Nak! Karena apapun masalah kamu, Mama akan siap mendengarkannya dan Insya Allah Mama bisa mencarikan solusi yang terbaik dari masalah yang kamu hadapi bersama Rendy. Jujur sama Mama, sebenarnya masalah apa yang terjadi antara kamu dan Rendy?" tanya wanita paruh baya itu dengan penuh kelembutan, agar tak membuat Maharani ragu untuk menceritakan masalahnya.

Tanpa dapat ditahan, bulir kesedihan mulai menganak di kedua pelupuk mata Maharani yang sudah terasa sangat panas. Bibirnya tampak bergetar karena tidak sanggup menceritakan masalahnya pada Vania.

"Maharani, jawab pertanyaan Mama ya! Kamu itu kenapa Ran? Kenapa kamu sedih sekali seperti ini?" Vania kembali mengulangi pertanyaannya karena sudah tidak sabar mendengar penjelasan dari sang putri yang membuatnya cemas sejak semalaman.

"Ya Allah, apa aku harus menceritakan semuanya pada Mama? Tapi, apakah Mama akan kuat mendengar cerita tentang masalah yang aku hadapi ini dan kalau aku harus berbohong, sampai kapan aku dapat menutupi semuanya dari Mama?" tanya Maharani di dalam hatinya yang terasa begitu bimbang untuk mengambil keputusan yang tepat.

...🌺🌺🌺...

Bersambung✍️

👉 Menurut kalian apa Maharani harus menceritakan semua masalahnya kepada sang Ibu?

📢 Yuk penuhi kolom komentar.

Berikan gift kalian juga ya.

Terima kasih banyak atas dukungannya.

Terpopuler

Comments

Heny

Heny

Rani masalah sebesar itu km sembunyikan jujur lh

2025-03-02

0

gun ting tang

gun ting tang

mau bagaimana pun semua pasti terbongkar apalagi bukan persoalan sepele.

2024-05-08

1

fandha

fandha

walau gimanapun hrs jujur sama org tua..apalgi mslh berat gini..dan mama vania pun sdh punya firasat kog kalo rani dlm mslh besar .sbg ortu..tetap merasakn ada sesuatuyg terjadi pd ank2 nua

2023-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Berubah
2 Kecurigaan
3 Sandiwara
4 Mendua
5 Sebuah Rencana
6 Melepas Kerinduan
7 Ketakutan Rendy
8 Kesedihan Maharani
9 Semakin Curiga
10 Rahasia Terkuak
11 Maafkan Aku
12 Poligami
13 Talak
14 Pertemuan
15 Menerima Tawarannya
16 Memulai Hidup Baru
17 Bayangan Rendy
18 Doa Maharani
19 Bimbang
20 Kejujuran
21 Jalan Hijrah
22 Kehilangan
23 Rahasia Celine
24 Cerita Vania
25 Diam-diam Mengagumi
26 Rahasia Terkuak
27 Kemarahan Rendy
28 Kedatangan Rendy
29 Keputusan Maharani
30 Kabar Buruk
31 Doa Dion
32 Perhatian Dion
33 Kabar Baik
34 Menunggu Petunjuk
35 Rencana Maharani
36 Menghapus Jejakmu
37 Hampir Usai
38 Rencana Rendy
39 Balas Dendam
40 Teka-Teki Vania
41 Kecewa
42 Awal Baik
43 Keraguan
44 Jawaban Maharani
45 Dengan Hati
46 Sebuah Harapan
47 Lebih Mudah Tersenyum
48 Gugup
49 Tetap Bahagia
50 Sah Sah
51 Kemarahan Nina
52 Saling Melengkapi
53 Malam Indah
54 Pagi Pertama
55 Dendam
56 Kedatangan Pengacara
57 Surat Wasiat
58 Diintai
59 Rencana Nina
60 Dendam Salah Sasaran
61 Perasaan Tidak Enak
62 Tak Sadarkan Diri
63 Kepanikan Nina
64 Doa Penuh Harap
65 Cemas Yang Mencair
66 Cemburu
67 Momen Haru
68 Dinner Istimewa
69 Beragam Pertanyaan
70 Romantis
71 Sebuah Rencana
72 Memberi Kesempatan
73 Siasat Anjani
74 Menyelamatkan
75 Anindya Putri
76 Usaha
77 Bahagia
78 Kedatangan
79 Pergi Kau!
80 Tipu Daya
81 Tantangan Anjani
82 Terharu
83 Ungkapan Hati
84 Tamparan Keras
85 Hati Yang Luluh
86 Sebuah Rencana
87 Bahagia dan Rahasia
88 Rahasia Anjani
89 Tertunda
90 Bagaikan Petir
91 Keterpaksaan
92 Mencari Alasan
93 Melepas Rindu
94 Berharap
95 Kondisi Anindya
96 Bisik Penyesalan
97 Penuh Haru
98 Masa Lalu Anjani
99 Tak Terduga
100 Senyum Terakhir
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Berubah
2
Kecurigaan
3
Sandiwara
4
Mendua
5
Sebuah Rencana
6
Melepas Kerinduan
7
Ketakutan Rendy
8
Kesedihan Maharani
9
Semakin Curiga
10
Rahasia Terkuak
11
Maafkan Aku
12
Poligami
13
Talak
14
Pertemuan
15
Menerima Tawarannya
16
Memulai Hidup Baru
17
Bayangan Rendy
18
Doa Maharani
19
Bimbang
20
Kejujuran
21
Jalan Hijrah
22
Kehilangan
23
Rahasia Celine
24
Cerita Vania
25
Diam-diam Mengagumi
26
Rahasia Terkuak
27
Kemarahan Rendy
28
Kedatangan Rendy
29
Keputusan Maharani
30
Kabar Buruk
31
Doa Dion
32
Perhatian Dion
33
Kabar Baik
34
Menunggu Petunjuk
35
Rencana Maharani
36
Menghapus Jejakmu
37
Hampir Usai
38
Rencana Rendy
39
Balas Dendam
40
Teka-Teki Vania
41
Kecewa
42
Awal Baik
43
Keraguan
44
Jawaban Maharani
45
Dengan Hati
46
Sebuah Harapan
47
Lebih Mudah Tersenyum
48
Gugup
49
Tetap Bahagia
50
Sah Sah
51
Kemarahan Nina
52
Saling Melengkapi
53
Malam Indah
54
Pagi Pertama
55
Dendam
56
Kedatangan Pengacara
57
Surat Wasiat
58
Diintai
59
Rencana Nina
60
Dendam Salah Sasaran
61
Perasaan Tidak Enak
62
Tak Sadarkan Diri
63
Kepanikan Nina
64
Doa Penuh Harap
65
Cemas Yang Mencair
66
Cemburu
67
Momen Haru
68
Dinner Istimewa
69
Beragam Pertanyaan
70
Romantis
71
Sebuah Rencana
72
Memberi Kesempatan
73
Siasat Anjani
74
Menyelamatkan
75
Anindya Putri
76
Usaha
77
Bahagia
78
Kedatangan
79
Pergi Kau!
80
Tipu Daya
81
Tantangan Anjani
82
Terharu
83
Ungkapan Hati
84
Tamparan Keras
85
Hati Yang Luluh
86
Sebuah Rencana
87
Bahagia dan Rahasia
88
Rahasia Anjani
89
Tertunda
90
Bagaikan Petir
91
Keterpaksaan
92
Mencari Alasan
93
Melepas Rindu
94
Berharap
95
Kondisi Anindya
96
Bisik Penyesalan
97
Penuh Haru
98
Masa Lalu Anjani
99
Tak Terduga
100
Senyum Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!