Ketakutan Rendy

Selamat membaca!

Waktu tanpa terasa sudah mengantar kedua suami-istri itu tertidur cukup lama. Kini pada pukul 15.00, Maharani pun sudah mulai terjaga dari tidurnya setelah merasakan lapar pada perutnya.

Wanita itu terlihat sangat bahagia karena saat pertama kali dirinya membuka mata, kedua manik matanya itu langsung tertuju untuk menatap wajah suaminya yang saat ini tengah mendekapnya dengan begitu erat.

Maharani pun mengusap wajah Rendy dengan perlahan. "Mas, bangun yuk. Ini sudah sore lho." suara wanita itu terdengar lembut menelisik masuk dalam rongga telinga Rendy yang seketika membuka kedua matanya walau masih terasa berat.

"Kok sudah bangun sih. Memangnya ini jam berapa, sayang?" tanya Rendy seraya mengusap kedua matanya agar dapat terbuka lebar.

Maharani menatap jarum jam dinding yang berada di hadapannya. "Sudah jam 3, Mas," jawabnya walau dengan suara yang terdengar serak akibat menahan rasa hausnya selama beberapa jam, sampai wanita itu ketiduran.

"Ya ampun, pasti istri Mas lapar ya?" tanya Rendy dengan menatap wajah cantik Maharani penuh selidik.

Maharani yang tak dapat menutupi rasa laparnya segera menganggukkan kepalanya. "Lapar banget, Mas. Haus pula!" jawabnya membuat Rendy tertawa kecil melihat wajah melas istrinya.

"Maafin Mas ya, sayang. Ya sudah, sekarang kita bangun, cuci muka, setelah itu kita ke resto hotel yang ada di lantai 5. Kamu kuat jalan 'kan, sayang?" Rendy bertanya sambil bangkit dari posisinya dalam keadaan masih mendekap tubuh Maharani.

"Kita enggak mandi dulu, Mas? Tadi 'kan kita ngeluarin banyak sekali keringat," tanya Maharani yang masih dapat mencium aroma bau keringat dirinya dan juga sang suami.

"Mandinya nanti saja ya, setelah selesai makan. Aku enggak tega lihat kamu yang kelaparan seperti ini. Lagian kamu tetap wangi kok walau tidak mandi sekalipun."

"Serius kamu, Mas? Tapi kalau orang lain cium bau badan kita berdua, gimana?" tanya wanita itu lagi yang semakin membuat Rendy merasa gemas.

"Sayang, berhenti bertanya yang tidak-tidak ya. Kalau sampai ada yang berani cium-cium kamu, akan aku bogem orang itu!"

"Iya udah deh, aku nurut aja. Aku ke kamar mandi duluan ya, Mas." Maharani pun segera berlari menuju kamar mandi sambil melilitkan selimut tebal untuk menutupi tubuhnya yang polos tanpa sehelai pakaian pun.

"Dasar Rani, dia selalu saja membuatku merasa gemas, dia tidak berubah sedikitpun seperti awal aku menikahinya." Seketika wajah Rendy berubah sendu setelah mengucapkan perkataannya yang barusan.

"Tapi, apa mungkin sikapnya masih sama seperti itu setelah Rani mengetahui hal apa yang telah aku lakukan di belakangnya. Ya Tuhan, rasanya aku tidak sanggup untuk membayangkan apa yang terjadi bila sampai kabar ini diketahui olehnya," batin Rendy dengan perasaan bersalah yang berkecamuk di dalam hatinya saat ini.

Lamunan Rendy tersadar seketika saat suara Maharani membuyarkan segala macam pikirannya saat itu.

"Mas, aku sudah selesai cuci muka. Sekarang giliran kamu ya!" ucap Maharani seraya melangkah menuju meja rias untuk memoles wajahnya yang baru saja dibasuh, dengan make up yang ia bawa di dalam tasnya.

"Iya, sayang." Rendy segera bangkit dari ranjang dan melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan membasuh wajahnya.

Sedangkan Maharani kini fokus untuk merias wajahnya supaya tetap terlihat cantik di hadapan suaminya, agar Rendy tak melirik apalagi sampai berpaling pada wanita lain, selain dirinya seorang.

Tak berselang lama, Rendy pun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe untuk menutupi tubuh kekarnya.

"Mas, kamu mandi ya?" tanya Maharani menatap kesal ke arah suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Rendy mengangguk sambil memperlihatkan senyumannya yang menggoda. "Iya, sayang. Aku tahu kamu make up pasti lama, jadi sekalian saja aku mandi sambil nunggu kamu selesai merias wajahmu."

Maharani segera bangkit dari posisi duduknya dan meninggalkan meja rias, ia mulai melangkah untuk menghampiri Rendy. "Kamu licik banget sih, Mas. Masa kamu mandi, sedangkan aku cuma disuruh cuci muka doang. Tahu gitu lebih baik aku mandi juga deh!" protes wanita itu sambil mendaratkan beberapa cubitan kecil ke arah perut Rendy yang kini berteriak kesakitan.

"Sayang, ampun! Habisnya kamu tuh kalau mandi lama banget sih!" jawab Rendy di sela-sela teriakannya yang meringis kesakitan, menahan perih di permukaan kulit perutnya karena cubitan dari Maharani yang memiliki kuku panjang.

Maharani pun segera menghentikan aksinya. "Cepat pakai baju kamu, Mas. Sikapmu yang licik ini membuatku semakin kelaparan!" titah wanita itu dengan suaranya yang ketus.

Rendy segera merapatkan jaraknya dengan Maharani, kedua tangannya yang kekar bergegas memeluk tubuh sang istri lalu mendekapnya begitu erat. "Sayang, jangan marah ya! Lagian kalau kamu ngambek tuh semakin membuat wajahmu jadi cantik tau. Udahan ya marahnya, please!" Mohon pria itu seraya menyatukan keningnya dengan kening Maharani, hingga pandangan keduanya saling bertaut dalam.

"Oke, aku memaafkan Mas kali ini, tapi kamu cepetan dong pakai bajunya. Aku sudah enggak sabar nih lapar banget, Mas!" pinta Maharani dengan manja. Membuat Rendy segera menuruti keinginan sang istri.

Namun, sebelum melepaskan pelukannya Rendy menyempatkan diri untuk memberikan kecupan singkat di atas permukaan bibir pink Maharani.

Beberapa menit kemudian, Rendy pun sudah terlihat gagah dengan pakaian yang dikenakannya.

"Ayo sayang, kita jalan sekarang!" titah Rendy yang langsung disambut oleh Maharani dengan mengalungkan tangannya pada lengan suaminya untuk mulai melangkah beriringan keluar dari kamar.

Setibanya di restoran, Rendy segera memanggil seorang pelayan untuk bergegas memesan beberapa menu makanan untuk sang istri yang saat ini tengah merasa sangat lapar.

"Silahkan pesanannya Bu, Pak?" tanya seorang pelayan sesaat setelah tiba di meja yang mereka tempati.

Maharani pun segera menyebutkan satu persatu makanan dan minuman yang dipesannya kepada pelayan itu yang mulai mencatatnya. Setelah itu, Maharani mulai mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam tas kecil yang dibawanya untuk memposting beberapa foto yang telah diambilnya bersama Rendy saat masih berada di dalam kamar.

"Sepertinya yang ini bagus kalau aku posting," ucap wanita itu yang telah selesai memilih foto mana yang akan dipostingnya. Tak lupa, Maharani juga menulis sederet kalimat sebagai caption untuk menggambarkan suasana hatinya saat ini.

"Suamiku yang tampan, teruslah mencintaiku dengan caramu sendiri yang selalu membuatku tak henti-hentinya untuk mengucap rasa syukur karena telah dinikahi oleh pria sebaik kamu. I love you, Mas Rendy Wijaya."

Selesai mempublikasikan postingannya di instagram, kini Maharani kembali meletakkan ponselnya ke dalam tas untuk memulai percakapannya dengan Rendy yang telah menyelesaikan semua pesanannya kepada pelayan yang sudah berlalu pergi.

"Mas, selesai makan kita mau langsung pulang 'kan? Soalnya aku harus packing-packing segala macam kebutuhan untuk kepergian kita berdua ke London."

"Iya, sayang. Selesai makan kita pulang ke rumah ya!" jawab Rendy dengan lemah lembut.

Namun, tiba-tiba saja pikiran Rendy langsung tertuju pada Celine yang sewaktu di kantor sempat meminta dirinya untuk sering-sering menghubunginya ketika sedang tak bersamanya.

"Kira-kira sekarang Celine sedang apa ya? Apa dia sudah pulang ke rumah? Ah, lebih baik aku menghubunginya saja untuk memastikan!" batin Rendy memutuskan.

"Sayang, aku ke toilet dulu ya. Aku tinggal sebentar tidak masalah 'kan?" tanya Rendy yang mulai merubah posisinya dari duduk hingga berdiri dengan perlahan.

Maharani tak memiliki alasan untuk melarang. "Iya, Mas, tapi jangan lama-lama seperti kamu ke ruangan Celine ya!" jawabnya memberikan peringatan.

Rendy pun seketika menjadi gugup saat Maharani membahas soal Celine. Wanita yang dinikahinya secara sirih untuk mempertanggungjawabkan cinta satu malamnya yang berakhir dengan kehamilan Celine.

"Ya ampun, ternyata Rani sudah curiga jika aku terlalu lama saat berada di ruangan Celine. Untung saja dia tidak menyusulku ke ruang kerja Celine sewaktu di kantor tadi, kalau sampai itu terjadi pasti Rani bisa saja mendengarkan percakapan antara aku dengan Celine dan bukan tidak mungkin semua rahasia yang selama tiga bulan ini aku rahasiakan akan ketahuan olehnya!" batin pria itu sambil menggaruk tengkuknya untuk menghilangkan rasa gugup yang menyelimuti hatinya.

...🌺🌺🌺...

Bersambung✍️

Berikan komentar positif kalian.

Jika berkenan berikan hadiah untuk novel ini ya, agar Author semangat update-nya.

Terima kasih banyak.

Follow Instagram Author juga : ekapradita_87

Terpopuler

Comments

Yuantusha

Yuantusha

tega bener nyakitin istri yg baik gitu

2023-02-05

1

Erni Wijaya

Erni Wijaya

kasihan Rani😭

2022-03-16

0

Tuti Hayuningtyas

Tuti Hayuningtyas

sebusukwnya bangkai pasti akan tercium juga😆😆😆😆😆😆

2022-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Berubah
2 Kecurigaan
3 Sandiwara
4 Mendua
5 Sebuah Rencana
6 Melepas Kerinduan
7 Ketakutan Rendy
8 Kesedihan Maharani
9 Semakin Curiga
10 Rahasia Terkuak
11 Maafkan Aku
12 Poligami
13 Talak
14 Pertemuan
15 Menerima Tawarannya
16 Memulai Hidup Baru
17 Bayangan Rendy
18 Doa Maharani
19 Bimbang
20 Kejujuran
21 Jalan Hijrah
22 Kehilangan
23 Rahasia Celine
24 Cerita Vania
25 Diam-diam Mengagumi
26 Rahasia Terkuak
27 Kemarahan Rendy
28 Kedatangan Rendy
29 Keputusan Maharani
30 Kabar Buruk
31 Doa Dion
32 Perhatian Dion
33 Kabar Baik
34 Menunggu Petunjuk
35 Rencana Maharani
36 Menghapus Jejakmu
37 Hampir Usai
38 Rencana Rendy
39 Balas Dendam
40 Teka-Teki Vania
41 Kecewa
42 Awal Baik
43 Keraguan
44 Jawaban Maharani
45 Dengan Hati
46 Sebuah Harapan
47 Lebih Mudah Tersenyum
48 Gugup
49 Tetap Bahagia
50 Sah Sah
51 Kemarahan Nina
52 Saling Melengkapi
53 Malam Indah
54 Pagi Pertama
55 Dendam
56 Kedatangan Pengacara
57 Surat Wasiat
58 Diintai
59 Rencana Nina
60 Dendam Salah Sasaran
61 Perasaan Tidak Enak
62 Tak Sadarkan Diri
63 Kepanikan Nina
64 Doa Penuh Harap
65 Cemas Yang Mencair
66 Cemburu
67 Momen Haru
68 Dinner Istimewa
69 Beragam Pertanyaan
70 Romantis
71 Sebuah Rencana
72 Memberi Kesempatan
73 Siasat Anjani
74 Menyelamatkan
75 Anindya Putri
76 Usaha
77 Bahagia
78 Kedatangan
79 Pergi Kau!
80 Tipu Daya
81 Tantangan Anjani
82 Terharu
83 Ungkapan Hati
84 Tamparan Keras
85 Hati Yang Luluh
86 Sebuah Rencana
87 Bahagia dan Rahasia
88 Rahasia Anjani
89 Tertunda
90 Bagaikan Petir
91 Keterpaksaan
92 Mencari Alasan
93 Melepas Rindu
94 Berharap
95 Kondisi Anindya
96 Bisik Penyesalan
97 Penuh Haru
98 Masa Lalu Anjani
99 Tak Terduga
100 Senyum Terakhir
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Berubah
2
Kecurigaan
3
Sandiwara
4
Mendua
5
Sebuah Rencana
6
Melepas Kerinduan
7
Ketakutan Rendy
8
Kesedihan Maharani
9
Semakin Curiga
10
Rahasia Terkuak
11
Maafkan Aku
12
Poligami
13
Talak
14
Pertemuan
15
Menerima Tawarannya
16
Memulai Hidup Baru
17
Bayangan Rendy
18
Doa Maharani
19
Bimbang
20
Kejujuran
21
Jalan Hijrah
22
Kehilangan
23
Rahasia Celine
24
Cerita Vania
25
Diam-diam Mengagumi
26
Rahasia Terkuak
27
Kemarahan Rendy
28
Kedatangan Rendy
29
Keputusan Maharani
30
Kabar Buruk
31
Doa Dion
32
Perhatian Dion
33
Kabar Baik
34
Menunggu Petunjuk
35
Rencana Maharani
36
Menghapus Jejakmu
37
Hampir Usai
38
Rencana Rendy
39
Balas Dendam
40
Teka-Teki Vania
41
Kecewa
42
Awal Baik
43
Keraguan
44
Jawaban Maharani
45
Dengan Hati
46
Sebuah Harapan
47
Lebih Mudah Tersenyum
48
Gugup
49
Tetap Bahagia
50
Sah Sah
51
Kemarahan Nina
52
Saling Melengkapi
53
Malam Indah
54
Pagi Pertama
55
Dendam
56
Kedatangan Pengacara
57
Surat Wasiat
58
Diintai
59
Rencana Nina
60
Dendam Salah Sasaran
61
Perasaan Tidak Enak
62
Tak Sadarkan Diri
63
Kepanikan Nina
64
Doa Penuh Harap
65
Cemas Yang Mencair
66
Cemburu
67
Momen Haru
68
Dinner Istimewa
69
Beragam Pertanyaan
70
Romantis
71
Sebuah Rencana
72
Memberi Kesempatan
73
Siasat Anjani
74
Menyelamatkan
75
Anindya Putri
76
Usaha
77
Bahagia
78
Kedatangan
79
Pergi Kau!
80
Tipu Daya
81
Tantangan Anjani
82
Terharu
83
Ungkapan Hati
84
Tamparan Keras
85
Hati Yang Luluh
86
Sebuah Rencana
87
Bahagia dan Rahasia
88
Rahasia Anjani
89
Tertunda
90
Bagaikan Petir
91
Keterpaksaan
92
Mencari Alasan
93
Melepas Rindu
94
Berharap
95
Kondisi Anindya
96
Bisik Penyesalan
97
Penuh Haru
98
Masa Lalu Anjani
99
Tak Terduga
100
Senyum Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!