Menerima Tawarannya

Selamat membaca!

Setelah beberapa detik hanya menatap iba wajah Maharani yang terlihat sendu, kini Dion kembali menanyakan kepada Maharani karena ia tak sampai hati membiarkan seorang wanita dengan kondisi yang saat ini terlihat sangat kacau itu untuk pulang seorang diri.

"Mba pulang naik apa? Apa tidak sebaiknya kamu menghubungi suamimu dulu agar dia menjemput di sini?" tanya Dion dengan senyum ramahnya.

"Saya naik taksi saja, soalnya kebetulan suami saya sedang sibuk!" kilah Maharani coba menutupi kenyataan yang sebenarnya terjadi.

Alasannya hanya satu, karena ia tidak ingin orang asing tahu tentang aib pernikahannya. Terlebih kehancuran rumah tangganya saat ini terjadi karena perselingkuhan suaminya dengan sekretaris pribadi di perusahaannya

"Nah, itu yang bahaya, Mba. Bagaimana kalau di perjalanan nanti kamu tidak sadarkan diri lagi? Dan kebetulan kamu mendapatkan supir taksi yang ternyata memiliki niat jahat padamu, apa kamu siap menanggung resiko itu?" Perkataan Dion membuat Maharani jadi bergidik ngeri.

"Astagfirullah. Kok kamu doain saya yang jelek-jelek sih!" Maharani ingin sekali memukul pria yang berada di sebelahnya itu saat ini. Namun, ia mencoba menahan dirinya dan lebih memilih untuk mengucapkan istighfar berulang kali di dalam hatinya.

"Bukannya doain, tapi memang sebagai manusia kita wajib untuk mewaspadai siapapun dan dalam kondisi apapun, tentunya tanpa memojokkan atau menyudutkan orang itu jahat atau tidaknya. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Jadi sebaiknya biar saya antar kamu pulang saja, kalau kamu takut suamimu akan salah paham melihat saya pulang mengantarmu, biar saya yang jelaskan kepada beliau. Saya ini hanya berniat untuk membantu Mba, karena Mba seperti adik saya yang meninggal tiga tahun yang lalu, dia meninggal karena depresi setelah menjadi korban pelecehan seksual yang dulu dilakukan oleh seorang supir taksi. Dulu keadaan adik saya sedang pusing dan tahu-tahu dia tidak sadarkan diri dalam perjalanan, lalu dibawa ke rumah kosong oleh supir itu dan... akhirnya adik saya diperkosa." Wajah Dion tampak sendu saat menceritakan semuanya kepada Maharani hingga membuat wanita itu kini menjadi simpati kepadanya dan merasa sangat bersalah karena sikap keras kepalanya malah mengingatkan kesedihan dari cerita masa lalu Dokter itu.

"Aku minta maaf ya. Aku tidak bermaksud membuat kamu mengingat kejadian yang kelam itu. Kamu harus sabar ya! Dan semoga adikmu tenang di surga sana," ucap Maharani yang mulai mengembangkan senyuman dari kedua sudut bibirnya.

Saat ini raut wajah yang ramah, mulai tampak menghiasai paras cantiknya yang sejak awal pertemuan mereka hanya terlihat datar tanpa ekspresi.

"Terima kasih ya, saya percaya itu! Jika adik saya saat ini sudah bahagia di surga, tapi sampai detik ini saya masih belum bisa memaafkan diri sendiri, kamu tahu kenapa?"

"Kenapa?" tanya Maharani yang mulai tertarik dengan cerita sang dokter hingga membuatnya penasaran.

"Karena saya menolak keinginannya yang minta diantar ke rumah sakit tempatnya bekerja. Maka dari itu saya sangat menyesal setelah mendengar berita tentang adik saya yang dilecehkan oleh supir yang tidak bertanggung jawab itu, hingga adik saya sampai mengalami depresi berat, akibat kejadian itu. Saya tidak ingin kejadian yang menimpa Diana dialami oleh wanita lain, termasuk oleh kamu yang sekarang ingin pulang sendirian dengan keadaan yang masih belum baik-baik saja dan berniat untuk pulang seorang diri."

Kedua mata Maharani kini tampak berkaca-kaca, ia dapat merasakan kesedihan yang mendalam yang saat ini dirasakan oleh Dion.

"Kasihan sekali pria ini, dia terlihat sangat baik jadi tidak ada salahnya jika aku menerima tawarannya. Lagipula mulai saat ini aku juga harus berhemat karena tidak ada lagi Mas Rendy yang akan menafkahiku," batin Maharani memutuskan.

"Ya sudah, kalau memang tidak merepotkanmu, aku bersedia saja kamu antar pulang, tapi jika memang kamu masih bekerja, sebaiknya tidak usah dipaksakan. Insya Allah saya bisa pulang sendiri, kok."

"Tidak merepotkan, kebetulan memang saya juga ingin pulang. Oh ya, apa kamu kuat jalan sendiri atau mau saya ambilkan kursi roda?" tanya Dion dengan ramah.

"Kalau tidak merepotkan sepertinya aku butuh kursi roda karena kepalaku masih terasa sangat sakit!" pinta Maharani yang tanpa ragu menerima tawaran itu.

"Oke, tunggu di sini sebentar ya! Saya ambil kursi rodanya dulu untuk kamu." Dion pun melangkah keluar dari ruangannya dengan tergesa.

Setelah menatap kepergian Dion yang sudah keluar dari ruangan. Kini Maharani kembali berusaha untuk bangkit dari posisinya. Setelah usahanya berhasil, kini wanita itu pun telah duduk di tepi ranjang untuk menantikan kedatangan Dion yang akan membawakan kursi roda untuknya.

"Ya Allah, kenapa sakit kepalaku tidak kunjung reda? Tidak biasanya aku sakit kepala selama ini. Apa karena aku terlalu lama menangis sampai kepalaku sakit begini?" tanya Maharani yang mulai merasakan jika pandangan matanya menjadi berkunang-kunang saat ini.

Wanita itu pun segera mencengkram erat sprei yang menyelimuti ranjang itu kuat-kuat.

"Astagfirullah. Tolong kuatkan hamba, ya Allah," batin Maharani terus mengucap kalimat istighfar di dalam hatinya, agar Allah senantiasa memberikannya kekuatan dalam menghadapi ujian, yang menurutnya sangat berat sepanjang kehidupannya ini.

...🌺🌺🌺...

Bersambung✍️

Berikan komentar positif kalian ya.

Terima kasih banyak atas dukungannya.

Jangan lupa berikan hadiah kalian, jika suka dengan novel ini.

Follow Instagram Author juga ya: ekapradita_87

Terpopuler

Comments

Yuantusha

Yuantusha

jngn jngn rani hamil yg blom disadari

2023-02-05

2

Erni Wijaya

Erni Wijaya

kuat..kamu harus kuat Rani...semoga Allah selalu melindungimu

2022-03-16

0

Ilhara mirai

Ilhara mirai

tentu pusing blm makan dan setres menghadapi permasalahan yang dihadapi...

2022-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Berubah
2 Kecurigaan
3 Sandiwara
4 Mendua
5 Sebuah Rencana
6 Melepas Kerinduan
7 Ketakutan Rendy
8 Kesedihan Maharani
9 Semakin Curiga
10 Rahasia Terkuak
11 Maafkan Aku
12 Poligami
13 Talak
14 Pertemuan
15 Menerima Tawarannya
16 Memulai Hidup Baru
17 Bayangan Rendy
18 Doa Maharani
19 Bimbang
20 Kejujuran
21 Jalan Hijrah
22 Kehilangan
23 Rahasia Celine
24 Cerita Vania
25 Diam-diam Mengagumi
26 Rahasia Terkuak
27 Kemarahan Rendy
28 Kedatangan Rendy
29 Keputusan Maharani
30 Kabar Buruk
31 Doa Dion
32 Perhatian Dion
33 Kabar Baik
34 Menunggu Petunjuk
35 Rencana Maharani
36 Menghapus Jejakmu
37 Hampir Usai
38 Rencana Rendy
39 Balas Dendam
40 Teka-Teki Vania
41 Kecewa
42 Awal Baik
43 Keraguan
44 Jawaban Maharani
45 Dengan Hati
46 Sebuah Harapan
47 Lebih Mudah Tersenyum
48 Gugup
49 Tetap Bahagia
50 Sah Sah
51 Kemarahan Nina
52 Saling Melengkapi
53 Malam Indah
54 Pagi Pertama
55 Dendam
56 Kedatangan Pengacara
57 Surat Wasiat
58 Diintai
59 Rencana Nina
60 Dendam Salah Sasaran
61 Perasaan Tidak Enak
62 Tak Sadarkan Diri
63 Kepanikan Nina
64 Doa Penuh Harap
65 Cemas Yang Mencair
66 Cemburu
67 Momen Haru
68 Dinner Istimewa
69 Beragam Pertanyaan
70 Romantis
71 Sebuah Rencana
72 Memberi Kesempatan
73 Siasat Anjani
74 Menyelamatkan
75 Anindya Putri
76 Usaha
77 Bahagia
78 Kedatangan
79 Pergi Kau!
80 Tipu Daya
81 Tantangan Anjani
82 Terharu
83 Ungkapan Hati
84 Tamparan Keras
85 Hati Yang Luluh
86 Sebuah Rencana
87 Bahagia dan Rahasia
88 Rahasia Anjani
89 Tertunda
90 Bagaikan Petir
91 Keterpaksaan
92 Mencari Alasan
93 Melepas Rindu
94 Berharap
95 Kondisi Anindya
96 Bisik Penyesalan
97 Penuh Haru
98 Masa Lalu Anjani
99 Tak Terduga
100 Senyum Terakhir
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Berubah
2
Kecurigaan
3
Sandiwara
4
Mendua
5
Sebuah Rencana
6
Melepas Kerinduan
7
Ketakutan Rendy
8
Kesedihan Maharani
9
Semakin Curiga
10
Rahasia Terkuak
11
Maafkan Aku
12
Poligami
13
Talak
14
Pertemuan
15
Menerima Tawarannya
16
Memulai Hidup Baru
17
Bayangan Rendy
18
Doa Maharani
19
Bimbang
20
Kejujuran
21
Jalan Hijrah
22
Kehilangan
23
Rahasia Celine
24
Cerita Vania
25
Diam-diam Mengagumi
26
Rahasia Terkuak
27
Kemarahan Rendy
28
Kedatangan Rendy
29
Keputusan Maharani
30
Kabar Buruk
31
Doa Dion
32
Perhatian Dion
33
Kabar Baik
34
Menunggu Petunjuk
35
Rencana Maharani
36
Menghapus Jejakmu
37
Hampir Usai
38
Rencana Rendy
39
Balas Dendam
40
Teka-Teki Vania
41
Kecewa
42
Awal Baik
43
Keraguan
44
Jawaban Maharani
45
Dengan Hati
46
Sebuah Harapan
47
Lebih Mudah Tersenyum
48
Gugup
49
Tetap Bahagia
50
Sah Sah
51
Kemarahan Nina
52
Saling Melengkapi
53
Malam Indah
54
Pagi Pertama
55
Dendam
56
Kedatangan Pengacara
57
Surat Wasiat
58
Diintai
59
Rencana Nina
60
Dendam Salah Sasaran
61
Perasaan Tidak Enak
62
Tak Sadarkan Diri
63
Kepanikan Nina
64
Doa Penuh Harap
65
Cemas Yang Mencair
66
Cemburu
67
Momen Haru
68
Dinner Istimewa
69
Beragam Pertanyaan
70
Romantis
71
Sebuah Rencana
72
Memberi Kesempatan
73
Siasat Anjani
74
Menyelamatkan
75
Anindya Putri
76
Usaha
77
Bahagia
78
Kedatangan
79
Pergi Kau!
80
Tipu Daya
81
Tantangan Anjani
82
Terharu
83
Ungkapan Hati
84
Tamparan Keras
85
Hati Yang Luluh
86
Sebuah Rencana
87
Bahagia dan Rahasia
88
Rahasia Anjani
89
Tertunda
90
Bagaikan Petir
91
Keterpaksaan
92
Mencari Alasan
93
Melepas Rindu
94
Berharap
95
Kondisi Anindya
96
Bisik Penyesalan
97
Penuh Haru
98
Masa Lalu Anjani
99
Tak Terduga
100
Senyum Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!