Pertemuan

Selamat membaca!

Kedua kaki Maharani yang terasa lemah, terus melangkah gontai menyusuri lorong klinik dengan membawa luka yang teramat dalam di hatinya. Luka yang mungkin butuh waktu seumur hidup untuk menyembuhkannya.

"Astagfirullahalazim ya Allah, rasanya ujian ini terasa begitu berat untuk aku lalui seorang diri. Tolong kuatkan hatiku yang lemah ini, ya Allah. Berikanlah aku kekuatan yang lebih untuk tetap bertahan hidup di saat mendapat cobaan berat ini karena harus berpisah dengan suami yang selama ini sangat aku cintai. Bantu aku, ya Allah, agar aku bisa ikhlas menerima takdir ini walau terasa pahit, aku percaya Engkau tidak mungkin memberikan hamba-Mu ujian diluar batas kemampuan manusia..." batin Maharani dengan begitu lirihnya, sambil menopang tubuhnya yang semakin tak berdaya untuk bertahan sampai melangkah keluar dari klinik tempatnya berada.

Dalam hitungan detik, tubuh Maharani yang lemah, mulai limbung dan terjatuh begitu saja ke lantai. Beruntungnya ada seorang Dokter kandungan yang baru saja keluar dari salah satu ruangan setelah melakukan pemeriksaan pada pasiennya, Dokter itu pun langsung membantu Maharani dengan memapah tubuh lemahnya ke dalam ruang pemeriksaan.

Satu jam kemudian, Maharani akhirnya tersadar dari ketidakberdayaannya dan dengan perlahan wanita itu mulai mengerjapkan matanya yang terlihat sembab karena terlalu lama menangis.

Maharani merasa heran dengan langit-langit kamar yang saat ini tengah dilihatnya, ia merasa sangat asing dengan tempat dimana dirinya berada saat ini. "Di mana aku? Bagaimana bisa aku sampai ke tempat ini?" tanya wanita itu dengan suaranya yang terdengar serak.

Saat Maharani mencoba untuk bangkit dari posisinya, tiba-tiba saja ia segera mengurungkan niatnya saat merasakan sakit di bagian kepalanya yang terasa sangat pening. "Astagfirullah, kenapa kepalaku terasa sakit sekali?"

Maharani meremas erat kepalanya dengan sekuat tenaga. Ia berharap remasan itu dapat meredakan rasa sakit yang ia rasakan saat ini. Namun, ternyata wanita itu malah semakin kesakitan. Membuatnya beberapa kali mengaduh karena rasa sakit itu sudah menjalar hampir ke seluruh bagian kepalanya. Di saat ia terus menahan rasa sakit itu, tiba-tiba suara pintu pun terdengar di buka oleh seseorang.

"Mba, kamu sudah sadar? Bagaimana kondisi kamu saat ini, apa sudah terasa lebih baik?" tanya seorang pria yang ternyata adalah Dokter kandungan yang telah membantu Maharani saat wanita itu tak sadarkan diri di lorong klinik. Melihat kondisi Maharani saat itu, Dokter pun langsung membawanya ke dalam ruang pemeriksaan, mengingat klinik tempatnya bekerja tidak memiliki banyak ruang rawat inap dan memang hanya diperuntukkan khusus untuk ibu hamil ataupun anak-anak, karena itulah sang Dokter terpaksa memindahkan Maharani yang bukan merupakan pasien tempatnya bekerja ke dalam ruang kerjanya. Ruangan yang memang di dalamnya tersedia sebuah kasur yang biasa ia tempati, ketika harus lembur bekerja.

Maharani begitu terhenyak saat melihat sosok pria asing berada dengannya di satu ruangan yang sama. "Siapa kamu? Kenapa kamu ada di sini?" tanya wanita itu yang masih terus memegangi kepalanya.

"Mba, tolong jangan salah paham dulu ya. Sebelumnya perkenalkan nama saya Thoriq Dion Prasetya. Saya adalah Dokter kandungan yang bekerja di klinik ibu dan anak ini. Mba, tenang saja saya bukan orang jahat kok dan kamu aman bersama saya di sini! Oh ya, sebelumnya biar saya bantu jelaskan dulu ya, bahwa saat ini kamu sedang berada di ruang kerja saya dan kasur yang kamu tempati itu adalah tempat yang selalu saya tiduri ketika harus jaga malam. Kamu tentunya tahu 'kan, bahwa tempat ini adalah klinik khusus ibu dan anak, maka dari itu setelah saya memeriksa identitas kamu dan tahu bahwa kamu bukanlah pasien di klinik ini, saya memutuskan untuk membawa kamu ke ruangan saya karena memang ruang rawat di sini juga sudah terisi penuh."

Maharani berhasil mencerna perkataan dari sang dokter yang sangat panjang itu dengan baik. "Oh jadi itu alasan kenapa saya ada di sini. Terima kasih kamu sudah membantu saya, Dok. Sekarang saya mau pulang saja, Dok."

Maharani pun mencoba dengan sekuat tenaganya untuk bangkit dari posisinya yang saat ini tengah terbaring. Namun, kepalanya yang masih terasa begitu sakit membuatnya harus terhempas hingga kembali terbaring di atas ranjang.

Dion yang ingin membantu Maharani untuk bangkit dari posisinya, segera menyentuh kedua lengan wanita itu agar mudah membangunkannya. Namun, Maharani segera memberikan penolakan dengan menepiskan tangan Dion yang sempat menyentuhnya.

"Ya ampun, maaf ya. Saya hanya berniat ingin membantu Anda saja." Dion mencoba menjelaskan agar Maharani tak salah paham dengan apa yang baru saja dilakukannya.

Maharani pun tersenyum tipis melihat wajah penuh keterkejutan dari pria yang terlihat baik itu. "Terima kasih sekali lagi, Dok, atas semua niat baik Dokter, tapi saya bisa sendiri dan lagipula kita itu bukanlah mahram, jadi tolong jangan mencoba untuk menyentuh saya, walau niatnya hanya ingin menolong sekalipun."

"Saya minta maaf, Mba, bila niat baik saya ternyata salah di mata Mba. Oh ya, sepertinya kamu terlihat masih belum pulih dengan baik, bagaimana kalau saya antar kamu pulang?" Dion menawarkan niatnya yang ingin membantu Maharani karena jujur saja, ia merasa kasihan pada wanita itu yang tampak kelihatan begitu lemah dengan kedua matanya yang terlihat sembab.

"Tidak perlu, Dok. Insya Allah saya kuat pulang sendiri." Maharani menolak tawaran Dion dengan ramah karena ia tak ingin mengecewakan pria yang sudah berbuat baik dengan menolongnya.

Penolakan itu membuat Dion semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi terhadap Maharani.

"Wanita ini pasti sedang menghadapi masalah yang begitu besar, kasihan sekali dia," batin Dion terus menatap iba wajah Maharani yang terlihat sendu.

🌺🌺🌺

Bersambung✍️

Follow Instagram : ekapradita_87

Berikan komentar yang positif dan hadiah, jika kalian berkenan. Terima kasih banyak.

Terpopuler

Comments

SRI WAHYUNI

SRI WAHYUNI

paling bnci sm cwe yg mngembalikan harta yg sdahjdi haq nya sbgai istri hnya krn skit hati krn suami y kawin lagi menurut Ku itu cwe goblog di dunnia novel

2023-05-18

2

Kod Driyah

Kod Driyah

smga bs berjodoh sm dokter dion

2022-10-26

0

Erni Wijaya

Erni Wijaya

mudah²an anak yg dikandung Celine bukan darah daging Rendi...biar tahu rasa nanti hahahaha

2022-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 Berubah
2 Kecurigaan
3 Sandiwara
4 Mendua
5 Sebuah Rencana
6 Melepas Kerinduan
7 Ketakutan Rendy
8 Kesedihan Maharani
9 Semakin Curiga
10 Rahasia Terkuak
11 Maafkan Aku
12 Poligami
13 Talak
14 Pertemuan
15 Menerima Tawarannya
16 Memulai Hidup Baru
17 Bayangan Rendy
18 Doa Maharani
19 Bimbang
20 Kejujuran
21 Jalan Hijrah
22 Kehilangan
23 Rahasia Celine
24 Cerita Vania
25 Diam-diam Mengagumi
26 Rahasia Terkuak
27 Kemarahan Rendy
28 Kedatangan Rendy
29 Keputusan Maharani
30 Kabar Buruk
31 Doa Dion
32 Perhatian Dion
33 Kabar Baik
34 Menunggu Petunjuk
35 Rencana Maharani
36 Menghapus Jejakmu
37 Hampir Usai
38 Rencana Rendy
39 Balas Dendam
40 Teka-Teki Vania
41 Kecewa
42 Awal Baik
43 Keraguan
44 Jawaban Maharani
45 Dengan Hati
46 Sebuah Harapan
47 Lebih Mudah Tersenyum
48 Gugup
49 Tetap Bahagia
50 Sah Sah
51 Kemarahan Nina
52 Saling Melengkapi
53 Malam Indah
54 Pagi Pertama
55 Dendam
56 Kedatangan Pengacara
57 Surat Wasiat
58 Diintai
59 Rencana Nina
60 Dendam Salah Sasaran
61 Perasaan Tidak Enak
62 Tak Sadarkan Diri
63 Kepanikan Nina
64 Doa Penuh Harap
65 Cemas Yang Mencair
66 Cemburu
67 Momen Haru
68 Dinner Istimewa
69 Beragam Pertanyaan
70 Romantis
71 Sebuah Rencana
72 Memberi Kesempatan
73 Siasat Anjani
74 Menyelamatkan
75 Anindya Putri
76 Usaha
77 Bahagia
78 Kedatangan
79 Pergi Kau!
80 Tipu Daya
81 Tantangan Anjani
82 Terharu
83 Ungkapan Hati
84 Tamparan Keras
85 Hati Yang Luluh
86 Sebuah Rencana
87 Bahagia dan Rahasia
88 Rahasia Anjani
89 Tertunda
90 Bagaikan Petir
91 Keterpaksaan
92 Mencari Alasan
93 Melepas Rindu
94 Berharap
95 Kondisi Anindya
96 Bisik Penyesalan
97 Penuh Haru
98 Masa Lalu Anjani
99 Tak Terduga
100 Senyum Terakhir
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Berubah
2
Kecurigaan
3
Sandiwara
4
Mendua
5
Sebuah Rencana
6
Melepas Kerinduan
7
Ketakutan Rendy
8
Kesedihan Maharani
9
Semakin Curiga
10
Rahasia Terkuak
11
Maafkan Aku
12
Poligami
13
Talak
14
Pertemuan
15
Menerima Tawarannya
16
Memulai Hidup Baru
17
Bayangan Rendy
18
Doa Maharani
19
Bimbang
20
Kejujuran
21
Jalan Hijrah
22
Kehilangan
23
Rahasia Celine
24
Cerita Vania
25
Diam-diam Mengagumi
26
Rahasia Terkuak
27
Kemarahan Rendy
28
Kedatangan Rendy
29
Keputusan Maharani
30
Kabar Buruk
31
Doa Dion
32
Perhatian Dion
33
Kabar Baik
34
Menunggu Petunjuk
35
Rencana Maharani
36
Menghapus Jejakmu
37
Hampir Usai
38
Rencana Rendy
39
Balas Dendam
40
Teka-Teki Vania
41
Kecewa
42
Awal Baik
43
Keraguan
44
Jawaban Maharani
45
Dengan Hati
46
Sebuah Harapan
47
Lebih Mudah Tersenyum
48
Gugup
49
Tetap Bahagia
50
Sah Sah
51
Kemarahan Nina
52
Saling Melengkapi
53
Malam Indah
54
Pagi Pertama
55
Dendam
56
Kedatangan Pengacara
57
Surat Wasiat
58
Diintai
59
Rencana Nina
60
Dendam Salah Sasaran
61
Perasaan Tidak Enak
62
Tak Sadarkan Diri
63
Kepanikan Nina
64
Doa Penuh Harap
65
Cemas Yang Mencair
66
Cemburu
67
Momen Haru
68
Dinner Istimewa
69
Beragam Pertanyaan
70
Romantis
71
Sebuah Rencana
72
Memberi Kesempatan
73
Siasat Anjani
74
Menyelamatkan
75
Anindya Putri
76
Usaha
77
Bahagia
78
Kedatangan
79
Pergi Kau!
80
Tipu Daya
81
Tantangan Anjani
82
Terharu
83
Ungkapan Hati
84
Tamparan Keras
85
Hati Yang Luluh
86
Sebuah Rencana
87
Bahagia dan Rahasia
88
Rahasia Anjani
89
Tertunda
90
Bagaikan Petir
91
Keterpaksaan
92
Mencari Alasan
93
Melepas Rindu
94
Berharap
95
Kondisi Anindya
96
Bisik Penyesalan
97
Penuh Haru
98
Masa Lalu Anjani
99
Tak Terduga
100
Senyum Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!