Pagi pagi Max sudah berada di apartemennya yang kini sudah dihuni oleh Stef. Ia melihat perawat yang di perkerjakan oleh Max sedang membawa Lie kebawah jalan-jalan pagi untuk berjemur.
Ia berlalu ke kamar Stef, dan ternyata pintunya tidak dikunci.
"Ck, dasar ceroboh." decak Max memutar kenop pintu.
Saat pintu terbuka ia tidak melihat Stef di sudut ruangan manapun. Tapi terdengar suara gemericik air berpadu dengan suara Stef yang sedang bernyanyi dari dalam kamar mandi. Suara indah nan merdu itu membuat Max terdiam untuk menikmatinya.
Lama Max menikmati suara Stef hingga ia tidak sadar saat pintu kamar mandi terbuka, dan suara Stef yang memekik kaget melihat Max ada di kamarnya membuat Max juga terkejut. Stef kembali berlalu ke kamar mandi menggunakan handuk yang menutupi tubuhnya menghindari Max untuk tidak melihatnya
Stef mengintip sebentar keluar lalu menutup kembali pintu kamar mandi. Seakan mengerti Max berjalan kearah lemari pakaian tempat semua baju Stef yang sudah di ganti oleh Thomas dengan yang baru dan tentunya dengan harga yang bisa membuat Stef jantungan seketika melihatnya, dan untung saja Stef tidak tahu harganya.
Max mengetuk pintu kamar mandi sebentar.
"Ada apa?" tanya Stef dari dalam dengan suara yang sedikit kecil.
"Pakaian mu!" ujar Max dari luar.
"Kenapa dengan pakaianku?" tanya Stef lagi tidak paham.
"Memangnya kau tidak mau mengganti pakaian mu?" tanya Max agak sedikit kesal karena kecerobohan Stef yang tidak mengunci pintu dan juga tidak membawa pakaian ganti kekamar mandi.
"Iya ... iya tunggu sebentar!" Stef membuka sedikit pintu untuk memunculkan kepalanya saja, lalu mengambil pakaian yang disodorkan oleh Max, lalu menutup kembali pintu kamar mandi tersebut. Stef langsung mengganti pakaian cepat.
Tak lama setelah itu Stef keluar dari kamar mandi, ia menghampiri Max yang sedang duduk di sofa yang ada disana.
"Mau apa kau kesini?" ketus Stef yang saat ini sedang berdiri dihadapan Max menatap lelaki itu dengan kesal, karena lelaki yang bernama Max ini sudah seenaknya masuk kedalam kamarnya.
"Menurutmu?" ucap Max balik bertanya.
"Untuk menemui ku," jawab Stef polos yang membuat Max gemas pada wanita pemilik pipi kemerahan itu.
"Jika kau tau kenapa masih bertanya? Dasar bodoh!" ucap Max gemas bercampur kesal. Stef hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sebagai jawaban dari perkataan Max.
"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Stef yang kemudian duduk didekat Max. Aroma mawar dari sabun yang digunakan oleh Stef menguak di indra penciuman Max membuat sesuatu dibalik celana Max mengeras. Max mencoba untuk mengendalikan diri dengan bersikap tenang.
"Kita akan pergi ke Italia," ucap Max cepat yang membuat Stef terkejut.
"Apa? Italia?!" tanya Stef dengan nada kaget.
"Ya! Italia!" jawab Max singkat.
"Untuk apa?" tanya Stef ingin tahu alasan Max yang akan membawanya ke negara itu.
"Untuk bertemu dengan orang tuaku!" jawaban Max membuat Stef terdiam sejenak mencoba mencerna segalanya.
"Tapi bagaimana dengan ibu ku, pekerjaanku, juga kuliahku?" ucap Stef pada akhirnya.
"Ibumu bisa dirawat oleh Lyna," Lyna adalah pengasuh yang disuruh oleh Max menjaga Lie yang tentunya dibayar mahal.
"Soal pekerjaan kau keluar saja dari sana, uang ku masih banyak untuk kau habis kan bahkan sampai tujuh keturunan pun!" seru Max dengan sombong.
"Ck, sombong sekali kau ini," decak Stef jengah, tapi mau bagaimanapun yang dikatakan oleh Max itu benar adanya.
"Aku berbicara fakta," ucap Max tak mau kalah.
"Ya ya ya," ucap Stef pasrah kerena memang begitu adanya.
"Lalu bagaimana dengan kuliah ku?" tanya Stef. Saat ini Stef sedang berkuliah di Goethe University Frankfurt am Main. Yaitu universitas yang berada di kota Frankfurt. Ia mengambil jurusan Healthcarestudies atau bisa disebut juga dengan Master of Science dalam Estetika kedokteran Gigi. (MED)
"Aku sudah mengurusnya, kau bisa pergi denganku tanpa beban apapun, dan dihalangi siapapun," jawab Max santai. Tentu saja karena Max sudah mengurusnya dan ia adalah salah satu donatur terbesar di kampus itu. Dan semalam ia langsung menghubungi David untuk mengurus semuanya, membuat David kesal setengah mati karena mendapat perintah tiba tiba seperti itu.
"Benarkah?" tanya Stef menatap Max tak percaya.
"Tentu saja!" jawab Max dengan yakin.
"Apa momy mu mau untuk menerima ku, aku ini gadis miskin bukan dari keluarga berada seperti dirimu?" tanya Stef tidak percaya dengan dirinya sendiri.
"Jelas saja dia mau," ucap Max sangat yakin, karena dia tau bahwa momy nya bukan lah orang yang gila harta ataupun kehormatan.
"Apa aku ini tidak terlalu muda untukmu yang sudah dewesa seperti ini?" tanya Stef menatap Max intens.
"Tidak!" jawab Max cepat.
"Kenapa?"
"Karena Cinta Tidak Memandang Bentuk Rupa Maupun Usia,"
.
.
.
.
.
TBC.
Love❤️❤️❤️ EgaSri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
queenbee
suka banget sama karakter max
2021-04-13
0
☘️anita🌺
suka sama sosok maxim
2021-01-25
0
𝕜𝕖𝕥𝕦 𝕥𝕦𝕥𝕦
aku mau dengar kata kata tu dari semua lelaki....
2020-11-22
1