"Saya Calon Suami Stef!" sontak saja ucapan Max itu membuat Lie melototkan matanya. "Apa?" tanyanya langsung dengan nada yang tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"Ya, saya akan menikahi Stef!" ucap Max lagi memperjelas, membuat Lie benar benar terkejut mendengar pernyataan Max.
"Apa kalian melakukan hal yang tidak wajar?" tanya Lie menatap Max dan Stef bergantian dengan raut wajah tidak dapat terbaca mencari kebohongan diantara keduanya, tapi dia tidak menemukan itu.
"Bukan ibu, bukan seperti itu," sela Stef cepat sebelum ibunya itu berfikiran yang tidak—tidak.
"Lalu bagaimana? Apa kau bisa menjelaskan!" tanya Lie yang menginginkan jawaban lebih.
"Karena saya mencintai putri anda." ucap Max menjawab pertanyaan Lie. Sontak saja Stef langsung menatap Max lama dengan wajah yang memerah menahan malu dan juga debaran di dadanya, dan ia melihat keseriusan diraut wajah Max saat mengatakan itu. Apa benar pria ini menyukainya?, begitu pikir Stef.
"Benarkah?" tanya Lie lagi.
"Iya!" jawab Max singkat dan yakin.
"Sejak kapan?" tanya Lie penasaran, karena ia tahu bahwa anak perempuannya ini tidak pernah dekat dengan lelaki manapun, dan kini mereka datang mengatakan akan menikah.
"Sejak hari ini dan juga saat ini."
*****
Saat ini Stef dan Lie sedang berada didalam mobil Max yang dikendarai oleh Thomas. Mereka akan pergi ke rumah sakit untuk mengecek kondisi penyakit Lie. Sebenarnya Lie sudah melarang tapi Max tetap bersikeras untuk membawa calon ibu mertuanya itu untuk periksa ke dokter.
Di rumah sakit dokter menjelaskan bahwa ibu Stef harus menjalani cuci darah seminggu dua kali karena gagal ginjal yang di deritanya. Dan itu membuat Stef tampak sedih sekali.
Dan untuk menjaga kondisi Lie, Max memutuskan untuk membawa Lie dan Stef pulang ke mansionnya. Sontak saja keduanya langsung menolak, akhirnya Max meminta untuk tinggal di salah satu apartemennya yang ada di pusat kota Frankfurt, mereka masih menolak tapi apa daya, siapa yang berani menolak kehendak lelaki berkuasa seperti Max ini.
Max juga menyewa seorang perawat untuk menjaga Lie, ia menyuruh Thomas untuk mengurus semuanya selagi David saat ini masih berada di kota Hamburg mengurus semua masalah yang terjadi disana.
****
Mobil yang dinaiki oleh Stef dan Lie berhenti di parkiran basement apartemen. Mereka turun lalu berjalan kearah loby dan berlalu menuju lift. Mereka naik ke lantai 20 nomor kamar apartemen Max berada.
Max menekan beberapa digit angka dan ia perlihatkan kepada Stef untuk diingat. Setelah terdengar bunyi Bip mereka termasuk Thomas segera masuk kedalam. Stef memperhatikan setiap sudut apartemen Max dengan mata yang tak berkedip.
Kata yang tepat untuk menggambarkan apartemen Max adalah SANGAT MEWAH.
Ruang apartemen yang dominan berwarna abu-abu itu berdesain modern yang terkesan maskulin.Televisi besar tergantung di dinding, sofa yang terlihat sangat empuk dan lembut, lemari pendingin yang tinggi dan besar, meja makan dan juga kitchen set yang sangat lengkap dan juga luas.
Stef kembali dibuat ternganga melihat kamar yang ditunjukkan Max untuk dirinya. Setelah mengantarkan Lie ke kamarnya barulah Max menunjukkan kamar Stef. Sedangkan Thomas menunggu Max diluar karena akan menyampaikan laporannya tentang ayah tiri Stef.
Stef jadi berpikir, jika ini apartemen kenapa sangat luas seperti ini?
Max menutup pintu kamar membuat Stef berjalan mundur kebelakang. Max terus mendekat ke arah Stef hingga punggung Stef bersentuhan dengan dinding membuat Stef ketakutan.
Hembusan nafas Max yang beraroma mint membuat tubuh Stef menegang dan wajah yang memanas dengan detak jantung tak beraturan.
"Kaa ... kaauu .. Maa..maaauu appaaa?" tanya Stef terbata-bata.
"Menurutmu?" tanya Max tersenyum mesum.
"Menjauh dariku!" ucap Stef dengan wajah memerah menyembunyikan kegugupannya. Oh ayolah, siapa yang tidak akan gugup saat berdekatan dengan lelaki tampan dengan pesona mematikan ini, Stef rasa tidak ada bahkan termasuk dirinya. Karena saat pertama bertemu dengan Max, ia merasa seperti pernah bertemu sebelumnya tapi ia tidak ingat dimana.
"Apa kau tidak ingin memberiku hadiah?" ucap Max tersenyum jahil, ia sudah memiliki rencana untuk Stef.
"Hadiah? Hadiah untuk apa?" tanya Stef bertanya dengan bingung. Hadiah apa yang dimaksud oleh Max ini, dan ia juga tidak mempunyai sesuatu untuk dijadikan hadiah kepada Max, karena pasti lelaki itu sudah memiliki segalanya.
"Hadiah untuk kebaikanku hari ini." ucap Max membuat Stef merenggut kesal.
"Ck, jika kau tidak ikhlas membantuku kenapa kau memaksaku untuk tinggal disini, dan aku juga tidak memintanya padamu kan?" ucap Stef berdecak kesal.
"Karena aku menginginkan nya,"
"Kau kan tau aku tidak punya apa-apa!"
"Aku tidak meminta uang mu, uangku saja aku tidak sanggup menghabiskan nya," ujar Max dengan sombong.
"Ck, sombong sekali kau ini," ucap Stef berdecak kesal. Sungguh dibalik sifat dingin dan kejamnya Max adalah seseorang yang menyebalkan menurut Stef.
"Jadi kau mau memberiku hadiah?" tanya Max lagi.
"Apa yang kau ingin kan?" ucap Stef akhirnya.
"Ciuman Dari Mu!"
.
.
.
TBC.
Love❤️❤️❤️ EgaSri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Ratna_1729
katanya ska tapi belum cinta kok pas di tanya ibunya jawabanya kareana saya mencintai putri anda
2021-06-29
1
Lilis Effendi
jangan stef donk thor. stefi apa fani gitu
2021-02-11
0
Yuli Herawati
uwuuuuuuw🥰🥰
2020-11-21
1