Max dan Stef berjalan-jalan berkeliling kota Milan. Banyak tempat yang mereka singgahi, selama itu pula banyak mata yang menatap kagum pada Max, membuat Stef risih.
"Apa kau ingin ketempat lain lagi?" tanya Max menatap pada Stef yang berjalan disampingnya.
"Tidak!" jawab Stef singkat. Ia hanya merasa tidak suka karena banyak wanita yang menatap genit pada Max. Entah perasaan apa yang tiba padanya membuat Stef menjadi bingung sendiri.
"Apa kau ingin membeli sesuatu?" tanya Max lagi, Max belum menyadari bahwa saat ini Stef sedang cemburu. Oh ayolah, bahkan Stef pun tidak menyadari bahwa dia saat ini sedang cemburu, bagaimana Max bisa tau.
"Tidak!" jawab Stef singkat dan ketus, moodnya benar-benar tidak bagus hari ini.
"Kau ini kenapa?" tanya Max akhirnya dengan bingung.
"Aku tidak apa-apa!" jengah Stef, sungguh Max lelaki yang tidak peka. Bagaimana Max akan peka jika Stef saja tidak mengatakan padanya mau gadis itu apa.
"Astaga," ucap Max sebal.
Saat sedang berjalan datang sekelompok wanita menghampiri Max dan Stef membuat Stef bertambah kesal. Mereka yang menatap Max dari jauh saja sudah membuat Stef kesal, apalagi saat ini wanita-wanita itu malah mendekat pada lelaki tampan itu.
"Tuan, bolehkah kita berfoto bersama?" tanya salah seorang dari mereka menatapMax penuh minat.
"Ya tentu boleh, silahkan!" ucap Max menjawab ramah. Mengabaikan Stef yang semakin kesal padanya.
"Permisi nona," pinta wanita itu pada Stef, lalu Stef beranjak menjauh dari Max.
Wanita itu menyerahkan ponselnya pada temannya lalu mengambil pose yang begitu dekat dengan Max yang membuat Stef semakin gondok. Apalagi Max hanya pasrah saja saat wanita-wanita itu mendekat genit padanya.
Stef berlalu dari sana dengan perasaan kesal, ia meninggalkan Max dengan para wanita itu, Max belum menyadari bahwa Stef sudah pergi dari sana, hingga salah seorang dari wanita itu memberi tahu nya. "Tuan, adikmu sudah pergi!" beritahunya.
"Adik?" tanya Max bingung dengan siapa yang dibilang adik oleh wanita itu. Karena ia tidak merasa mempunyai seorang Adik.
"Iya, wanita yang tadi bersamamu itu adikmu bukan?" tanya wanita itu, barulah Max sadar akan ketidak beradaan Stef didekatnya. "Astaga, aku lupa," ucap Max berdecak.
"Dia bukan adikku!" jawab Max membuat wanita itu mengernyit.
"Bukan adikmu? Lalu siapa dia?" tanya wanita itu.
"Dia kekasihku," jawab Max membuat semua wanita yang tadi berfoto dengannya menjadi kaget.
"Kekasih?" tanya wanita yang memintanya berfoto tadi itu memastikan.
"Ya dia kekasihku," jawab Max.
"Oh tidak, apa tadi dia cemburu?" ucap wanita itu yang membuat Max mengernyit.
"Benarkah?" tanya Max memastikan.
"Sepertinya begitu," jawab wanita tersebut membuat Max tersenyum lebar. Benarkah Stef cemburu padanya?
"Astaga, baiklah aku permisi mencari kekasihku dulu," pamit Max berlalu dari sana dengan cepat. Max terus mencari keberadaan Stef.
"Kemana dia, dia kan tidak tahu kota ini," pikir Max. Max terus saja mencari Stef tapi tidak ketemu. "Astaga, kemana dia," racau Max frustasi
Max melihat Stef sedang duduk dengan seorang lelaki di kursi taman, keduanya terlihat sedang berbicara dan sesekali tertawa membuat Max panas.
Max langsung menghampiri keduanya berdiri di depan Stef dan lelaki tersebut.
"Ayo!" ucap Max dingin menatap keduanya bergantian
"Apa?" tanya Stef yang masih kesal.
"Kita pulang!" ucap Max.
"Kenapa? Bukankah tadi kau sibuk?" sindir Stef membuat Max tersenyum usil.
"Apa kau cemburu?" Skakmat, Stef langsung terdiam. Dia bertanya pada dirinya sendiri.
'Tidak mungkin..!!' pikir Stef.
"Tidak!" jawab Stef cepat.
"Lalu?" tanya Max.
"Ehemm," suara lelaki yang tadi bersama Stef membuat mereka langsung mengalihkan pandangan.
"Siapa kau?" tanya Max kesal menatap lelaki itu
"Dia temanku, kenapa?" Stef yang menjawab cepat bukan lelaki itu
"Aku bertanya padanya bukan padamu..!!" ucap Max.
"Kenalkan, aku Justin." ucap pria tersebut menyodorkan tangan pada Max. Sedangkan Max menerima uluran tangan Justin sembari berfikir seperti dia pernah mendengar nama tersebut.
"Aku Max, calon suami Stef," jawab Max memberi tahu.
"Owh, baiklah Max." ucap Justin.
"Aku seperti pernah mendengar namamu." ucap Max mencoba mengingat.
"Benarkah?" tanya Justin mengkerut.
"Ya," jawab Max singkat sembari terus mengingat.
"Sudahlah, ayo kita pulang!" ajak Stef pada Max
"Ya ya, baiklah," ucap Max pasrah.
"Kami permisi Justin," ucap Stef sopan.
"Baiklah nona Stef," jawab Justin sopan dengan tersenyum manis.
Max dan Stef berlalu dari sana meninggalkan Justin yang menatap kepergian mereka.
"Gadis yang menarik" ucap Justin tersenyum devil. Justin Hill putra Henry Hill.
"Aku akan mendapatkan mu!"
.
.
.
.
.
.
TBC.
Love❤️❤️❤️ EgaSri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Lilis Effendi
pengulangan sejarah
2021-02-11
1
Leader mafia
perang bocah iki...ekkeke
2021-01-03
1
queenbee
akan ada oerang mafia nih
2020-12-04
1