"Ciuman Darimu," sontak saja mata Stef langsung melotot Mendengar ucapan Max. Ia menutup mulutnya rapat, lalu mendorong tubuh Max kebelakang.
"Apa-apaan kau ini, tidak ... tidak.." ujar Stef cepat.
"Kalau kau tidak mau memberikannya, aku akaannn," Max sengaja menggantung ucapannya membuat Stef penasaran.
"Akan apa?" tanya Stef cepat.
"Merebutnya sendiri!" Max langsung mendekatkan bibirnya dan bibir Stef. Mencium lembut bibir tipis gadisnya itu. Awalnya Stef terkejut dan berontak, tapi karena Max yang lihai membuat Stef akhirnya terbuai. Perlahan ia mulai membuka bibirnya membalas ciuman Max. Dan Max tidak menyangka sama sekali bahwa Stef akan membalas ciumannya.
Keduanya saling terhanyut dalam hadiah ciuman paksa itu hingga telepon Max berdering mengganggu aktivitas mereka.
"Ck, mengganggu saja." ucap Max kesal merogoh saku celananya mengambil ponselnya, nama David tertera jelas disana.
Max menatap Stef yang sudah memerah menahan malu didepannya.
"Aku mengangkat telepon dulu," ujar Max.
"Terserah kau saja,"
"Ck, menyebalkan,"
"Ada apa?" Tanya Max langsung saat ia sudah menjawab telepon David.
"Vincent Gigante ingin bertemu denganmu!" mendengar nama Vincent membuat Max memfokuskan pendengarannya. Vincent Louis Gigante adalah bos kejahatan keluarga Genovese di Italia. Sudah tak terhitung jumlah kejahatan yang kelompok itu lakukan. Dan Max cukup mengenalnya dengan baik.
"Kenapa?" Tanya Max seadanya karena ada Stef di dekatnya. Ia tidak ingin Stef tau bahwa dia juga adalah seorang bos mafia, Max tidak ingin Stef menjadi takut padanya.
"Dia menginginkan narkoba dan senjata dari kita untuk dikirim ke Italia," ucap David menjelaskan.
"Baiklah, aku dan Thomas akan segera kesana!"
"Aku menunggu, kemari secepatnya," lalu sambungan telepon pun terputus.
Max kembali menatap Stef yang sudah duduk di ranjang. Max sebenarnya masih ingin menghabiskan waktu bersama Stef, tapi ia juga tidak bisa mengabaikan seorang Vincent Gigante.
"Aku harus pergi!" ucap Max memberitahu Stef singkat.
"Ya sudah, pergi saja!" jawab Stef cuek.
"Hanya itu?" ucap Max tidak percaya, padahal Max ingin Stef menahannya agar tidak pergi, tapi apa yang dikatakan oleh gadis ini, sungguh Max sangat kesal sekarang.
"Itu apa?" ucap Stef balik bertanya.
"Astaga,"
"Apa?"
"Dasar kau ini benar-benar menyebalkan,"
"Heii ... Jika aku menyebalkan kenapa kau mau menikahi aku?"
"Karena aku jatuh cinta pandangan pertama padamu,"
"Apa?" tanya Stef tidak percaya dengan apa yang didengarnya kali ini.
"Ya, dan akan aku pastikan bahwa kau juga akan jatuh cinta padaku secepatnya!"
****
Max dan Thomas saat ini sedang menuju ke landasan udara Frankfurt. Mereka akan pergi ke kota Hamburg menggunakan jet pribadi milik Max. Jika menggunakan transportasi darat akan membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Max tidak ingin buang buang waktu, secepatnya ia harus tiba disana.
Jet pribadi milik Max mendarat cantik di bandara Hamburg Airport Helmut Schmidt. Disana sudah ada beberapa orang bodyguard menantikan mereka. Max yang di tunggu oleh bodyguard yang berpakaian serba hitam itu seketika menjadi pusat perhatian.
Pria tampan yang berbadan profosional dengan mata hitam pekat segelap malam yang tajam bak elang itu menjadi pusat perhatian utama saat berjalan keluar dari bandara. Dengan pengawalan ketat ia masuk kedalam mobil yang sudah di siapkan menuju ke pelabuhan Tor zur Welt yaitu pelabuhan yang mendapatkan julukan gerbang menuju dunia.
Rombongan itu menuju ke tempat yang sudah di sediakan oleh David untuk pertemuan itu. Max dan Thomas masuk kedalam ruangan yang saat itu sudah ada Vincent dan David duduk menunggu disana.
"Holla Mr. Vincent," sapa Max ramah saat Vincent berdiri menyambutnya dan menjulurkan tangan untuk bersalaman.
"Holla Max," balas Vincent yang juga tersenyum ramah, tapi tak bisa menyembunyikan aura menakutkannya walaupun ia memiliki paras yang tampan seperti Max.
Setelah berbasa-basi sebentar Max langsung menanyakan tujuan Vincent menemuinya.
"Jadi apa yang kau inginkan dariku Vincent?" tanya Max, sedangkan David hanya diam mendengarkan mereka begitupula dengan Thomas.
"Aku membutuhkan cukup banyak Narkoba dari mu Max." jawab Vincent.
"Hanya itu?"
"Ck, kau sombong sekali," decak Vincent kesal lalu mereka tertawa bersama. "Hahaha."
"Aku juga butuh persenjataan," ucap Vincent memberitahu.
"Berapa yang kau inginkan?" ucap Max, karena senjata buatan Max bukanlah senjata sembarangan dan juga memiliki harga yang mahal.
"Sebanyak-banyaknya." ucap Vincent menjawab yakin.
"Berapa yang akan aku dapat?" ucap Max mempertanyakan harga dari semua barang yang diinginkan oleh Vincent.
"Berapa yang kau inginkan?" tantang Vincent begitu yakin.
"Harus sesuai dengan barang yang kau terima tentunya,"
"Kau akan mendapatkannya!"
.
.
.
.
TBC.
Love❤️❤️❤️ EgaSri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Hendra Sukmawan
max mafia jahat ternyata
2021-05-11
1
Tirta Tirta
wau bisnismu menggiurkan max
2020-11-01
1
Nur hikmah
bnr2 mafia.....jual senjata n narkoba serta dingin..kejam trhdp musuh.....beda SM mafia Lucifer yg hanya sadis...kejam trhdp musuh2yaa....tpiiiii keren jg thooor
2020-10-16
10