Kardan dan Cibang dengan mata terbelalak seakan tidak percaya kalau Rinjani mengetahui level mereka, bila dirinya berdua mencapai tingkat level awal puncak sama dengan kekuatan wakil komandan yang telah di bunuh oleh Rinjani.
“Kami ingin lebih kuat tuan pendekar, tapi tidak tau bagaimana cara meningkatkan tenaga dalam secara cepat..” jawab Kardan dan Cibang secara bersamaan.
“Sudah ku duga, kalian pasti ingin meningkatkan level kalian. Bagaimanapun di dunia kependekaran orang yang kuat lah yang akan berkuasa. Baik kalian akan ku beri sumber energi berharga untuk meningkatkan tenaga dalam kalian, tapi kalian harus benar-benar setia padaku” Rinjani, menjelaskan kepada Kardan dan Cibong agar mereka setia kepada Rinjani.
“Kami akan setia kepada tuan pendekar” jawab Kardan dan Cibang bersamaan.
“Baiklah ku jaga janji kalian berdua, kalaupun kalian tidak setia anak lebah yang ada di tubuh kalian akan membunuh kalian secara perlahan dan menyakitkan”ancam Rinjani, yang posisinya berada di atas angin sehingga dengan mudah mampu menaklukan ratusan perampok.
“Ini ambilah bunga mawar marna ungu ini, setiap kelopak bunganya mampu meningkatkan 50 kali lingkaran tenaga dalam. Setangkai bunga mawar ungu ini ada 8 klopak bunga, Kardan kau ambil empat kelopak Cibang empat kelopak” jelas Rinjani.
Kemudian Rinjanipun menjelaskan cara menyerap kelopak bunga tersebut, Kardan dan Cibang di minta memakan secara perlahan satu persatu kelopak bunga tersebut. Setelah selesai menyerap satu kelopak bunga, kemudian lanjutkan kembali menyerap kelopak kedua dan seterusnya.
“Satu kelopak diperkirakan butuh waktu sepeminuman teh, jadi jika kalian memakan semuanya kalian akan membutuhkan waktu kurang lebih satu tumbak beegesernya matahari. Apa kalian paham?” tanya Rinjani.
Kardan dan Cibang kemudian mengangguk tanda mereka sudah memahaminya cara menyerap eneegi bunga mawar ungu tersebut, untuk menambah lingkaran tenaga dalamnya. Bahkan mereka ingin cepat-cepat mepraktekannya.
“Satu lagi, setelah kalian selesai menyerap energi dari bunga mawar ungu itu tunjukan kekuatan yamg telah kalian serap kepada teman-teman kalian yang selalu berprilaku seperti bar-bar. Katakan juga pada mereka, bila mereka ingin kuat seperti kalian maka mereka harus menuruti semua perintah kalian berdua. Apakah kalian mengerti?” tanya Rinjani, kemudian di jawab Cibang dan Kardan dengan bersamaan bahwa mereka berdua sudah mengerti.
“Sekarang kalian pergi, serap secepatnya energi dari bunga mawar ungu tersebut. Jangan lupa besok pagi bantu penduduk bersama anak buahmu untuk membuatkan rumah-rumah penduduk yang telah kalian hancurkan” perintah Rinjani kepada Kardan dan Cibang.
“Baik tuan pendekar” kompak Kardan dan Cibang menjawab.
“Oh iya hampir lupa, jangan panggil aku dengan sebutan tuan pendekar. Panggil aku Dewi Rinjani beritahukan kepada perampok lainnya yang besok pagi pasti akan menjadi anak buahmu” setelah selesai berkata, Rinjani kemudian pergi meninggal kan Kardan dan Cibang.
Kardan dan Cibangpun kemudian bergegas pergi, mencari tempat yang agak jauh dari rekan-rekanya sesama perampok yamg telah di taklukan oleh Rinjani.
Rinjani yang saat ini sebagai pahlawannya para penduduk mennempati sebuah kamar yang paling depan di rumah tersebut, sebelum memasuki kamarnya dari dalam rumah tampak Winar gadis kecil usia 8 tahun memperhatikannya.
“Winar kemari...” Rinjani memanggil Winar, yang saat itu tampak ingin menghampiri Rinjani tapi tidak berani. Karena sepak terjang Rinjani yang sangat menakutkan, sehingga Winar tidak berani mendekati Rinjani bila tidak di minta.
“Baik kak Rin..” jawab Winar yang kemudian menghampiri Rinjani.
Rinjani mengajak Winar ke kamarnya, satu persatu Rinjani melepaskan pakaian. Kini hanya menggunakan pakaian dalam, tampak kulit putih yang halus milik Rinjani sangat menggiurkan. Keemudiam juga tonjolan bagian dadanya yang mulai membesar dan agak padat, pinggangnya ramping siapapun yang memandangnya pasti ingin memeluknya. Tubuh Rinjani sudah seperti Remaja belasan tahun, padahl dirinya baru memasuki usia 10 tahun kurang satu bulan.
Rinjani kemudian memgenakan pakaian tidur, selanjutnya mendekati Winar yang sedang duduk di tepi ranjang Rinjani.
“Winar suka menari..” tanya Rinjani kepada Winar, gadis kecil itu hanya tersenyum dan menganggukan kepala.
“Winar pengen jadi penari terkenal kak” lirih Winar, menjawab pertanyaan Rinjani.
“Kamu akan menjadi penari terkenal suatu hari nanti. Nanti kakak ajarkan cara menari..” Rinjani, memberi semangat kepada Winar.
Merekapun mengobrol hingga terlihat Winar mulai menguap beberapa kali, tanda sudah mengantuk. Winarpun kemudian berpamitan kepada Rinjani, akan kembali bergabung dengan para penduduk wanita yang tidur di kamar sebelah Rinjani.
“Oh iya, Winar sebelum nanti pergi tidur kasihkan ini kepada paman Janu ya di tengah rumah. Kayaknya paman Janu belum tidur” Rinjani kemudian memberikan satu kantong uang berjumlah 100 koin emas, ditambah satu kantong uang perak berjumlah 30 koin berikut dengan catatan yang harus di beli Janu saat pergi ke pasar di kota terdekat.
Winar kemudian pamit dan segera mencari paman Janu, di tengah ruangan. Janu yang dicari Winar tampak tengah ngobrol dengan beberapa pemuda yang tengah merencanakan keberangkatan mereka menuju pasar yang ada di kota terdekat.
“Paman Janu, ini ada titipan dari kak Rin yang harus diserahkan kepada paman” Winar kemudian mendekati Janu, menyerahkan dua kantong uang dan gulungan catatan belajaan yang harus di beli oleh Janu.
Setelah menyerahkan kantong yang berisi uang dan gulungan catatan, Winar kemudian pamit untuk segera merebahkan dirinya bergabung dengan para wanita lainnya yang sudah terlebih dahulu memejamkan mata.
Setelah menerima kantong uang, Janu sampai mengerutkan dahinya karena tak menyangka melihat dua kantong uang. Matanya sampai terbelalak saat melihat salah satu kantong berisi uang koin emas, karena dengan uang sebanyak itu akan mencukupi kebutuhan selama satu tahun.
“Catatan ini....”” setengah berseru sambil tercekat, saat Janu memeriksa setiap catatan belanja yang ada dalam gulungan kertas tersebut. Namun tak berapa lama, Janu tersenyum sambil bergumam.
“Tuan pendekar sepertinya sedang membuat rencana besar, aku harus mendukungnya. Dia begitu baik kepada penduduk...””” gumam Janu. Raut wajah Janu yang berubah seperti itu membuat pemuda yang berada di depannya bertanya.
“Ada apa paman.. sepertinya paman terkejut, tapi juga tersenyum seperti bahagia” kata pemuda di depan Janu.
“Sulit untuk dijelaskan, kamu Jana, Jaka, Joko dan Wana segera tidur. Sebelum matahari terbit kita harus segera bergegas menuju kota” Janu memberikan perintah kepada para pemuda didepannya, karena tak ingin membahasa lebih jauh rencana Rinjani.
Sementara itu di dalam kamar, Rinjani tampak belum bisa memejamkan matanya. Memikirkan sebuah rencana besar untuk keberlangsungan hidup para penduduk dan juga ratusan para perampok yang kini me jadi pengikutnya.
“Aku harus bertambah kuat, karena langkah kedepannya akan semakin berat..” gumam Rinjani, kemudian dirinya bangun dan duduk bersila. Sambil memusatkan fikiran, Rinjani memegang gelang khayangan kemudian memyentuh permata berwarna hijau..... plasssss tubuh Rinjani hilang.
Kini dirinya sudah berada di Taman Sejuta Bunga, tak lama kemudian Rinjani disambut Trenggani yang merupakan ratu lebah sekaligus penguasa di taman tersebut.
Tanpa panjang lebar Rinjani menjelaskan kedatangannya ke Taman Sejuta Bunga tersebut, dirinya ingin berlatih Qi murni miliknya. Karena bila berlatih di Taman Sejuta Bunga, dirinya bisa lebih cepat bila dibandingkan dengan di dunianya. Dirinya bisa berlatih selama 6 hari di Taman Sejuta Bunga, yang artinya baru 6 jam di dunia nya.
"Sebaiknya engkau berlatih didekat telaga, sebelum menyerap bunga mawar emas, sebaiknya kamu menyerap dulu energi beberapa bunga mawar lainnya. Asal jangan bunga mawar yang berwarna hitam" Trenggani mengingatkan kepada Rinjani sekaligus juga memberikan arahan.
"Baik Ratu, semua perkataan Ratu akan saya laksanakan.." jawab Rinjani. kemudian Rinjani memetik beberapa tangkai bunga mawar berwarna warni yang ada di taman sejuta bunga tersebut dan bergegas menuju telaga. Sementara Trenggani kemudian merubah wujudnya membentuk lebah kembali, seluruh warna lebah tersebut berwarna kuning emas hanya kaki - kakinya berwarna putih, sambil memperhatikan Rinjani yang akan berlatih di dekat telaga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
81
2021-09-15
0
Isna aii
kereeeen
2020-08-20
1