”Toloooong!!!.. tolong !!!” suara perempuan berteriak memecah kesunyian malam. Suasana yang tadinya hening, tampak menjadi mencekam saat suara seorang perempuan berteriak sambil berlari tertatih-tatih.
Perempuan muda yang diperkirakan masih berusia sekitar 30 tahun tersebut terlihat memprihatinkan, karena terlihat jelas wanita itu berperut besar kemungkinan tengah hamil tua. Sambil menahan beban kehamilannya sesekali wanita itu menoleh ke belakang, memastikan tidak ada yang mengejarnya.
“Aku sudah tidak tahan lagi,,,, sepertinya bayiku akan keluar” lirih wanita itu, sambil perutnya memegangi perutnya. Sesekali matanya melihat kaki bagian betis, karena ia merasakan cairan hangat yang menalir di betisnya.
Sambil terus berlari di jalan setapak wanita itu mulai mendengar derap kaki kuda mendekatinya, dengan tenaga terakhirnya mencoba terus berlari dari kejaran beberapa penunggang kuda.
“Toloong...!! “ lirihnya, kemudian wanita itu mengampiri sebatang pohon yang cukup besar dan rindang. Kemudian bersembunyi di balik pohon, sambil sesekali meringis menahan sakit tapi dirinya terus sekuat tenaga untuk tidak bersuara.
Derap kaki kuda semakin mendekat ada sekitar tiga penunggang kuda tampak berhenti tidak jauh dari tempat pohon wanita itu bersembunyi. Gelapnya malam dan rapatnya pepohonan menyusahkan pemandangan saat itu, sehingga pandangan mata menjadi terbatas. Terlebih lagi malam itu cahaya bulan tertutup awan yang mulai menghitam.
“Celaka kakang Jadara, kita tidak menemukan Diara istri dari Darada, wanita ini merupakan keturunan Rujita terakhir yang harus kita habisi” kata salah satu pria yang diketahui bernama Tarada.
“Jadara jalan ini menuju jurang, kemungkinan wanita itu masuk jurang. Kita kembali kepedukuhan, bakar semua tempat kediaman keluarga Rujita jangan sampai ada yang tersisa” teriak Jadara memerintahkan kepada Tadara, kemudian merekapun berbalik arah menuju pedukuhan.
Dari balik pohon yang berjarak belasan meter, tampak Rujita bernapas lega karena orang-orang yang mengejarnya telah pergi meninggalkan tempat tersebut.
Namun dirinya terlihat mulai berkeringat menahan sakit, karena jabang bayi yang ada di perutnya seolah memaksa ingin keluar.
Darah mulai keluar lebih banyak dari sela-sela kakinya, dengan kondisi yang lemah dan tak berdaya Rujita berusaha untuk mengumpulkan sisa-sisa tenaganya. Terlihat Rujita menarik napas panjang, dengan tenaga terakhirnya dia menghentak sekuat tenaga.
“Eueuueeee Haaah!!” teriaknya. Kemudian beberapa detik kemudian tersengar tangisan bayi.
“Oaaa...oaaa” dan tak lama kemudian bayi tersebut terdiam. Rujita perlahan melepaskan kalung yang dipakainya, diletakan di sebelah bayi mungil yang kini telah lahir.
“Putriku maafkan ibumu, sepertinya ibu sudah tak akan lama lagi hidup. Jadilah kelak seorang penari yang mampu mengguncang seantero kerjaan ini”gumamnya sambil sedikit senyum dibalik bibirnya. Sesaat kemudian Rujita menghembuskan nafas terakhirnya meninggalkan alam fana.
“Celaka aku terlambat, cucuku kelihatnnya tidak bisa diselamatkan” gumam wanita sepuh yang diperkirakan berusia sekitar 80 tahunan, sambil memandang dua sosok tubuh di hadapannya. Entah dari mana datangnya wanita yang telah berambut putih mengenakan jubah hitam tersebut telah berdiri dihadapan Rujita.
Diapun menatap Rujita yang sudah tidak bernyawa, kemungkinan Rujita yang merupakan cucunya tersebut kehabisan darah dan kehabisan tenaga saat melahirkan anaknya. Karena tampak dengan jelas genangan darah segar membasahi bagian bawah Rujita.
Nenek itupun seolah tersadar, dia melihat ada bayi mungil di samping cucunya. Namun bayi itu tampak membiru dan sudah tidak bergerak, seolah kedua tubuh itu sudah tidak bernyawa.
“Sungguh malang nasib cucuku, hingga putri mungilnyapun ikut meninggal secara mengenaskan dan tak terselamatkan. Akan ku kuburkan dirimu dengan layak” gumam si Nenek yang kini terlihat sangat sedih.
Kemudian Nenek itu mengangkat tangannya keatas secara perlahan, tak lama kemudian tampak selarik sinar berwarna putih menyilaukan keeluar dari tangannya.
“Buummmm” kini terlihat lubang didepannya, dengan diameter sekitar dua meter dengan kedalaman satu meter lebih.
Nenek itupun kemudian menggendong Rujita yang telah meninggal dunia, dirinya hendak menguburkan tubuh cucunya itu yang sudah meninggal beberapa waktu yang lalu.
“Maafkan nenekmu ini, terpakasa kalian akan dikuburkan bersama disatu lubang” gumam sang nenek sambil membopong tubuh Rujita. Kemudian nenek itu masuk kedalam lubang yang telah dibuatnya dan meletakan tubuh rujita di dasar lubang tanah yang dibuatnya tersebut.
Tanpa disadari si Nenek, setitik cahaya biru secara cepat memasuki tubuh bayi yang masih terbujur di atas rerumputan dengan beberapa bercak darah yang mulai mengering ditubuhnya. Perlahan warna kulit bayi mulai terlihat cerah karena mulai ada kehidupan, padahal kulit bayi itu sebelumnya terlihat pucat dan membiru.
“Luhrinjani saat ini kamu bereinkarnasi memasuki tubuh bayi perempuan, yang kelak akan mengguncang istana negri ini. Kamu akan tidak ingat siapa kamu dan darimana kamu, saat berada dipuncak kebahagiaan sebelum bereinkarnasi ke tubuh lainnya baru kamu akan ingat siapa kamu” ujar suara ga’ib yang hanya didengar oleh bayi tersebut. Setelah suara tersebut hilang, sontak bayi itupun menangis keras.
“Oa..oa...oa” sontak tangisan bayi tersebut membuat sang Nenek yang sedang memasukan jasad Rujita terkejut, dangan satu kali hentak nenek itu langsung kendatangi bayi yang masih merah karena baru dilahirkan.
“Dewata Agung, jelas tadi kulihat bayi ini sudah tidak bergerak dengan warna kulit pucat dan terlihat biru. Ternyata cicitku masih hidup” kata si nenek kegirangan dengan mata berbinar sambil menitikan air mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
130
2021-09-15
0
iis ismayati
bikin penasaran cerita nya
2020-04-17
2
Irwan Bho
luar biasa ceritanya.. di tunggu episode selnjutnya pak.
sukses teeus ya pak.
2020-03-13
3