“Cucuku, sesuai dengan janji Nenek besok kita akan keluar dari kediaman kita yang berada dalam jurang ini. Sudah saatnya kita pergi melihat dunia luar, walaupun umurmu baru 9 tahun namun sudah menguasai semua gerakan tarian Dewi Khayangan” kata Rutini, dengan perasaan bangga dan mengingatkan janjinya 4 tahun lalu.
Dengan senyum merekah, Rinjani mengangguk karena dirinya akan melihat dunia luar yang sesungguhnya dan berpetualang bersama Neneknya.
“Iya makasih Nek, atas segala bimbingannya” balas Rinjani, kepada Neneknya sambil menitikan air mata antara haru dan bahagia.
“Sebelum besok kita berangkat dan keluar dari sini, sebaiknya kita kerumah istirahat dulu sambil ada beberapa kisah yang akan Nenek ceritakan padamu” kata Rutini, kepada Rinjani. Dirinya ingin berbagi cerita kepada Cucunya sebelum meninggalkan tempat kediamannya saat ini.
“Baik Nek” singkat Rinjani, sambil kemudian menuntun tangan Neneknya ke rumah sederhana yang ditempati Neneknya.
Setelah sampai di rumah, kemudian Rutini duduk di emperan depan rumah. Ada beberapa batu datar di emperan tersebut, yang selalu digunakan untuk beristirahat Nenek dan Cucu tersebut.
Kemudian Rinjani membuka baju yang tadi diberikan oleh Neneknya, saat semuanya sudah di buka, secara ajaib baju tersebut bisa melipat sendiri. Hal itu membuat Rinjani terpaku melihatnya, dirinya tak menyangka baju itu bisa melipat sendiri.
“Jangan kaget cucuku, baju itu merupakan baju pusaka. Jadi bisa melipat sendiri dan bisa menyesuaikan dengan ukurun tubuh yang memakainya. Kamu simpanlah baju itu dalam gelang ini” ujar Rutini menjelaskan kepada Rinjani, sambil memberikan gelang berbentuk perak dengan pernak pernik menonjol berwarna warni berupa kristal seperti berlian.
Rinjani merasa bingung, bagaimana mungkin gelang yang yang diserahkan kepadanya bisa menyimpan baju tersebut.
Rutini mengerti kebingungan cucunya tersebut, kemudian Rutini menjelaskan fungsi dari gelang yang diberikan kepada Rinjani.
“Gelang ini namanya gelang Khayangan, yang berwarna hijau ini untuk tempat pakaian menari. Didalamnya ada selusin pakaian untuk tarian dewi khayangan, yang berwarna merah merupakan tempat beberapa perangkat alat musik, yang berwarna kuning merupakan tempat menyimpan harta dan perhiasan, yang berwarna biru merupakan tempat menyimpan makanan dan yang berwarna putih tempat menyimpan pusaka” beber Rutini menjelaskan kepada Cucunya.
Rinjani yang mendengarkan penjelasan dari Neneknya hanya bisa terperangah dan seolah tak percaya, karena ternyata ada benda pusaka seperti yang disebutkan oleh Neneknya.
“Kemarikan tangan kananmu” sambil mengeluarkan gelang dari tangan kanannya, Rutini kemudian memegang tangan Rinjani dengan tangan kirinya. Rinjani menuruti permintaan Neneknya, sesaat kemudian Rutini memasukan gelang yang terlihat kebesaran tersebut ke tangan Rinjani.
Secara ajaib gelang yang sudah dipergelangan Rinjani kemudian mengecil, menyesuaikan dengan tangan Rinjani. Perlahan Rinjani merasakan ada aliran hawa aneh memasuki kedalam tubuhnya, energi itu begitu hangat dan membuat tubuhnya bertambah bugar.
“Gelang Khayangan ini telah menyatu dengan dirimu, orang lain tidak akan bisa menggunakannya. Sekarang konsentrasi arahkan fikiran ke gelang tersebut, pilih salah satu warna yang kau inginkan” kata Rutini menjelaskan cara menggunakan gelang tersebut.
Rinjani kemudian menuruti perintah Neneknya, Rinjani berkonsentrasi ke pernak pernik berwarna hijau. Saat fikirannya masuk, Rinjani merasa terkejut karna dirinya melihat berbagai macam pakaian penari di dalamnya dengan beragam corak dan berwarna warni.
“Sekarang fikirkan satu baju yang ingin di pakai, kemudian kibaskan tanganmu” jelas sinenek menjelaskan cara kerjanya.
Rinjani menuruti perkataan Neneknya, kemudian mengibaskan tangan kanannya. Sekali kibas, kini terlihat baju berwarna merah dalam genggamannya. Dengan mata terbelalak Rinjani memegani baju tersebut, karna Rinjani tadi berfikir ingin mengeluarkan baju berwarna merah.
“Sekarang kibaskan tanganmu fikirkan ingin menyimpan kembali baju tersebut” kata Rutini. Rinjanipun mengikuti perintah tersebut, dengan sekali kibas hilang sudah baju yang tadi di keluarkan.
Kemudian Rinjani mengibaskan tangan kanannya kembali, baju tari berwarna hijau yang tadi di simpan di atas batu kemudian menghilang masuk ke dimensi lain yang ada di dalam gelang Rinjani.
Kini Rinjani sudah paham dan mengerti cara menggunakan gelang tersebut, kemudian perlahan-lahan Rinjani mengarahkan pandangan ke pernik berwarna merah. Rinjani terkejut karena didalam dimensi yang ada di gelangnya, jelas ia melihat seperangkat alat gamelan musik secara lengkap.
“Luar biasa pusaka Gelang Khayangan ini” gumam Rinjani.
“Cucuku dengarkan cerita Nenek, sebelum kita besok berangkat berpetualang diluar sana” ucap Rutini, membuyarkan konsentrasi Rinjani yang masih terpana melihat isi gelang dimensi yang ada di pergelangan tangannya.
Kemudian Rutini mulai bercerita, bahwa berabad-abad yang lalu ada keluarga besar yang membentuk sebuah kelompok penari bulan sabit. Kelompok penari ini diakui hampir di setiap pelosok kerajaan yang ada di muka bumi, bahkan tidak sedikit keluarga kerajaan yang memperistri penari baik dijadikan selir maupun dijadikan permaisuri.
Kelompok penari bulan sabit memiliki pesaing yang selalu mengganggu, baik secara halus maupun secara kasar. Pesaing bulan sabit yaitu kelompok penari Gerhana Matahari.
Seiring dengan jaman kelompok penari bulan sabit terpecah menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok bulan sabit, kelompok bintang kejora, kelompok awan putih dan kelompok langit biru.
Keempat kelompok ini memiliki pesaing yang selalu menjadi musuh bebuyutan dari pecahan kelompok gerhana matahari, yaitu Matahari Senja, Matahari pelangi, matahari pagi dan matahari pagi.
“Salah satu kelompok penari bulan sabit sembilan tahun lalu dihabisi semuanya termasuk kedua orang tuamu ayah dan ibumu, belum dikatuhi siapa yang menghabisinya” Cerita Rutini kepada Rinjani.
Wajah Rinjani tiba-tiba memerah, tanda sedang menahan amarah. Karena dirinya baru mengetahui kisah ayah dan ibunya yang ternyata telah di bunuh.
“Ini merupakan kalung kebanggan kelompok bulan sabit, pakailah” kata Rutini, kemudian mengambil kalung dari saku dibalik jubahnya. Kemudian di pakaikan di leher Rinjani.
Gantungan kalung itu berbentuk bulan sabit, berwarna putih seperti perak. dengan tali berwarna hitam sebesar lidi.
“Tali kalung itu bernama benang khayangan, walaupun terlihat sederhana namun tidak ada satupun benda tajam di dunia ini yang mampu memutuskannya. Yang bisa memutuskan benang tersebut hanya pusaka dari langit” beber Rutini menjelaskan kalung yang kini melilit di leher Rinjani.
Kemudian gantungan kalung berupa bulan sabit itu dibuat dari batu waspada, yang adanya juga di istana langit. Gantungan kalung berbentuk bulan sabit tersebut bisa memberitahukan kepada pemiliknya bila akan ada bahaya yang mengancam.
“Bila ada bahaya yang akan mengancam, gantunan kalung itu akan mengalirkan hawa hangat. Tandanya bahaya sedang mengincar kita, saat ibumu mendapatkan tanda bahaya langsung berlari untuk menyelamatkan dirimu yang masih berada dalam kandungan.
Sedangkan ibumu karnena dikejar-kejar para pembunuh, mengalami pendarahan dan melahirkan dirimu. Walaupun selamat dari kejaran para pembunuh, ibumu tidak dapat diselamatkan saat sudah melahirkan dirimu. Karena kehabisan darah pasca melahirkan.
Tanpa Rinjani sadari, dari kedua kelopak matanya ada tetesan hangat membasahi pipinya. Rinjani yang mendengarkan cerita neneknya tak sadar menangis, sungguh tragis nasib kedua orang tuanya. Dia tidak mengerti apa alasan para pembunuh itu memghabisi keluarganya.
“Nenek terlambat datang, karena sàat Nenek tiba ibumu sudah meninggal. Semmentara dirimu teegeletak disamping ibumu yang sudah tidak bernyawa” cerita Rutini kepada Rinjani yang merupakan Cucunya yang sebenarnya Cicitnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
96
2021-09-15
0
Ade Jo
perlahan saja, jangan terburu-buru. jalan ceritanya tercerna dengan baik.
2020-03-17
3
Evi Afiatin
Mantep ceritanya mulai tercerna dengan baik.... Kayaknya bakal seru nih cerita
2020-03-17
2