Matinya Wakil Komandan Perampok Lembah Tengkorak

Dengan mata melotot perampok yang akan membunuh penduduk juga meringis menahan rasa sakit, di tangannnya kini menancap sebuah bunga mawar berwarna hitam.

Sesaat kemudian tubuh perampok itu tumbang dengan wajah membiru tanda keracunan, hanya dalam hitungan beberapa menit seluruh aliran darahnya telah bercampur dengan racun dari bunga mawar hitam yang menancap di tangannya.

“Kurang ajar siapa yang berani bermain-main dengan perampok bukit tengkorak” teriak pimpinan perampok yang merasa terkejut dengan serangan mendadak hingga anak buah kepercayaan tak bernyawa dengan meengenaskan.

Rinjani yang tengah mengendap-ngendap mengawasi situasi, kemudian bersembunyi di balik reruntuhan rumah penduduk yang dihancurkan para perampok. Saat itulah dirinya melihat puluhan penduduk bersiap akan di tebas lehernya satu persatu oleh para perampok.

Saat Rinjani bingung harus berbuat apa, mendadak mengiang dalam fikirannya seolah ada yang berbicara dengannya. Yang memerintahkan Rinjani berkonsentrasi, kemudian mengambil bunga mawar berwarna hitam untuk dijadikan senjata rahasia yang sangat mematikan.

“Apakah kau Trenggani..??” tanya Rinjani dalam fikirannya.

“Iya, gunakan mawar hitam sebagai senjata” jawab Trenggani. Sesaat kemudian Rinjani sudah menggenggam beberapa tangkai bunga mawar hitam ditangannya, kemudian mengambil satu tangkai bunga dilemparkan ke perampok yang hendak memotong leher seorang pria setengah abad yang merupakan penduduk pedukuhan setempat.

Dengan tenang Rinjani kemudian keluar dari tempat persembunyiannya yang jauhnya hampir 20 tombak dari tempat berdirinya para perampok. Lenggak lenggok Rinjani dengan lemah gemulai tersebut, membuat mata para perampok melotot seolah biji matanya ingin keluar saat melihat tubuh Rinjani yang menggiurkan.

“Hahahahhahahha hanya seorang Gadis, hei Nona sebaiknya engkau ikut bersamaku untuk bersama-sama mereguk manisnya sorga dunia” ujar pimpinan perampok, saat melihat yang muncul seorang gadis cantik dihhadapannya.

Rinjani hanya tersenyum sinis, memperhatikan ratusan mata perampok yang seolah-olah ingin menelanjangi dirinya. Rinjani kemudian teringat sebait kalimat yang ada dalam kitab satra yang dipelajarinya.

“Dunia ini kejam, seperti ular yang dapat mematikan. Taklukan ular itu dengan memenggal kepalanya”.

“Hemmm dia rupanya pimpinan perampok” gumam Rinjani, kini pandangan Rinjani diarahkan ke pimpinan perampok tersebut.

“Baik aku akan ikut denganmu asal kau bisa mengalahkanku” kata Rinjani sambil menyunggingkan tersenyum kepada pimpinan perampok.

“Hahhahahhaha aku akan menang besar kali ini, akan ku serahkan dirimu kepada pimpinan tertinggiku tuan Tarada dia pasti senang. Setelah itu baru sisanya diriku akan bersenang-senang dengan dirimu. Perkenalkan diriku Carta wakil komandan ke 9 perampok lembah tengkorak” kemudian Carta bersalto turun dari kudanya, kini posisi Carta telah berhadap-hadapan dengan Rinjani sekitar satu setengah tombak.

Sesekali Carta terlihat membasahi bibirnya dengan lidahnya, ia yakin gadis yang berdiri dihadapannya masih sangat ranum dan belum pernah ada yang menjamahnya. Dilihat dari postur tubuh, bodi bagian bawah dan bagian atas semua masih terlihat masih sangat kencang.

“Tidak seperti wanita-wanita peliharaanku bagian dada dan bagian pinggulnya sudah turun, gadis ini masih masih singset tanda dia masih perawan” gumam Carta dalam hatinya, sehingga dirinya enggan menggunakan golok akan menghadapi Rinjani dengan tangan kosong.

Carta kemudian memasang kuda-kuda dan langsung menyerang ke arah Rinjani, niat Carta tadinya hanya akan melumpuhkan Rinjani dengan cara menotoknya.

Namun yang kini dihadapi Carta merupakan wanita yang memiliki tingkat kependekaran jauh diatasnya. Karena nafsu yang menggebu, fikiran Carta telah di kuasai oleh nafsu ingin memiliki tubuh Rinjani sehingga tidak bisa berfikir jernih.

Dengan tenang Rinjani menyambut serangan Carta, karena Rinjani dapat merasakan Carta masih berada di tingkat pendekar tahap awal tingkat Akhir sementara Rinjani berada di tahap pendekar menengah tingkat akhir. Karena saat dirinya memiliki aliran Qi murni dalam tubuhnya secara spontan tenaga dalam dirinya meningkat 10 kali lipat dari sebelumnya.

Carta mengerahkan tenaga dalam hampir 100 lingkaran dialirkan ke seluruh tubuhnya, Carta bergerak cepat menusukan tangannya ke arah leher Rinjani. Dengan senyum menyungging mengerahkan tenaga dalam 200 lingkaran, kemudian hanya menghindar kesamping sedikit saja.

Sehingga tangan Carta yang hendak menotok leher Rinjani hanya lewat setengah jengkal saja dari leher Rinjani.

Para anak buah Carta yang memperhatikan pertarungan tampak tersenyum gembira, karena sesaat lagi wanita itu akan dikalahkan oleh pimpinannya dengan mudah. Ratusan mata para perampok sangat berbinar-binar ketika Carta menyerang, mereka semua yakin wanita itu akan mudah dikalahkannya.

“Wus.....”” sambaran tangan Carta hanya lewat di samping leher Rinjani, Rinjani kemudian menangkis tangan Carta dengan tangan kirinya.

“Kraaak...””” bunyi tulang beradu, sesaat kemudian Carta terhuyung menahan sakit karena tulang pergelanganya terasa remuk. Secepat kilat Rinjani menggeser kuda-kudanya kesamping lalu memukul tulang punggung Carta dengan menggunakan tangan kanan nya.

“Mati kau.....””” teriak Rinjani,,,

disusul dengan suara ‘’’Kraaaakkkkk..’’’seolah ada kekuatan yang menghancurkan tulang belakang Carta saat tangan kanan Rinjani menghantam tulang punggung Carta.

“Aaaaaaaaaaaa...”””” Jerit Carta, merasakan sakit yang luar biasa. Dirinya tak menyangka akan dikalahkan oleh seorang gadis belia hanya dengan satu gerakan.

‘’’Bruk’’ tubuh Carta ambruk, darah segar jeluar dari mulutnya tiada henti sedangkan matanya terbeliak tidak percaya.

“Ssssiiiiaaaappaaaa kau sebenernyaaaa..””” tanya Carta, yang kemudian menghembuskan napas terakhirnya dengan mata melotot seakan tidak percaya apa yang telah terjadi.

Ratusan perampok yang menyaksikan pimpinannya ambruk hanya bisa terbengong-bengong, bahkan beberapa diantaranya menggosok-gosokan tangannya ke mata tanda tidak percaya.

Namun ada pula puluhan perampok yang sadar dengan keadaan yang tidak menguntungkan tersebut, mereka sudah ambil langkah seribu, berlari menjauh.

Baru saja beberapa langkah berlari, para perampok yang berusaha kabur berteriak setelah tubuh-tubuh mereka terkena sekuntum bunga mawar hitam.

“Aaaaaa...” bruk mereka ambruk, kemudian mengelinjang beberapa kali dan mati dengan tubuh keracunan.

“Berhenti kalian semua jangan kabur kalau tidak ingin mati oleh bunga mawarku” teriak Rinjani, memperingatkan.

Spontan puluhan perampok yang akan kabur menghentikan larinya, wajahnya tampak ketakutan karena melihat rekannya yang paling depan mati secara mengenaskan terkena bunga mawar hitam yang merupakan senjata mematikan.

Merekapun berbalik arah kemudian bersimpuh seperti bersujud memohon ampunan agar Rinjani mengampuni selembar nyawanya, karena kini mereka tau betapa hebatnya wanita tersebut.

Namun sekitar 10 tombak didepan, 5 orang perampok berusaha kabur deengan cara berlari pontang panting meninggalkan tempat tetsebut secepatnya.

“Pukulan mawar berduri..”” teriak Rinjani, terdengar deru seperti angin ****** beliung dari tangan rinjani. Pukulan yang dikeluarkan kali ini dibarengi dengan 300 lingkaran tenaga dalam.

Dampaknya 5 orang perampok yang lari tunggang langgang langsung disapu oleh pukulan Rinjani, kemudian berhenti saat tubuh-tubuh itu membentur pepohonan. Bahkan ada pohon yang hingga roboh karena terkena benturan dengan tubuh para perampok. Terdengar suara erangan dari ke 5 para perampok, yang kemudian hilang tanda mereka sudah tidak bernyawa.

“Siapa lagi yang akan kabur.... biar menyusul ke neraka sekalian” teriak Rinjani, kepada para ratusan perampok yang tersisa.

“Ampun tuan pendekar ... kami tidak berani” ujar para perampok secara spontan menjawab, sambil meletakan senjata dan melakukan gerakan bersujud sambil menggigil ketakutan.

Di benak meraka kini yang terfikir bagaimana caranya supaya selamat tidak terbunuh, oleh wanita yang kini dianggapnya sebagai iblis pencabut nyawa.

“Hai kamu..... siapa namamu” ujar Rinjani, bertanya kepada salah seorang perampok yang paling depan bersujud kepadanya.

“Saa...saaa..saaayaa Kardan..” denga terbata perampok itu menjawab.

“Hei Kadrun, buka semua tali-tali yang mengikat penduduk” perintah Rinjani.

“Bbbbaabbbaaaik tuan pendekar, nama saya Kardan bukan Kadrun” ujar Kardan masih dengan terbata-bata, menjawab perintah Rinjani sambil membenarkan namanya yang tadi salah disebutkan Rinjani.

“Sudah cepat buka ikatan-ikatan tali di tubuh para penduduk” teriak Rinjani, memasang wajah galak.

“Hei... kamu siapa namamu” kata Rinjani kembali, sambil menatap salah satu perampok yang ada didepannya. Perampok tersebut tdai berada di sebelah Kardan.

“Sssaa..saaaa..ya bernama Cici..ci..cibang” kata perampok itu tak kalah terkejut dan gemetarnya lebih hebat lagi dibandingkan Kardan.

“Hei Cebong hitung semua teman-temanmu yang masih hidup dan berapa jumlah teman kalian yang mati. Cepat laksannakan” Rinjani memberikan perintah, karena Rinjani punya rencana yang tidak akan mereka sadari.

“Na..naa..nama saya Cibang bu..bukan Cebong. Baik akaaa...aan saaa..sa..ya laksakan perintah tuan pendekar” kata Cibang langsung bergegas menghitung jumlah teman-temannya.

Rinjani sesaat tersenyum, karena dua kali menyebutkan nama yang salah kepada para perampok yang tadi dipanggilnya. Pertama nama Kardan yang menjadi Kadrun, kemudian nama Cibang menjadi Cebong.

Beberapa saat kemudian Kardan dan Cibang datang kembali ke hadapan Rinjani, mereka akan melaporkan apa yang telah diperintahkan Rinjani.

“Perhatian semuanya kalian para perampok siapa yang berani kabur, akan ku bunuh walaupun bersembunyi sampai ke lobang semut..........

Terpopuler

Comments

😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎

😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎

75

2021-09-15

0

dite

dite

😹😹😹😹😹😹😹😹😹😹😹😹

kadruuuuunnnnnnn
ceboooonggggggg


wkwkwkwkw

2021-01-24

0

Rayhan Pahlevi

Rayhan Pahlevi

ah, authornya ini mah pemain politik, kadrun dan cebong

2020-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 Kisah Cinta Dewa Dewi Yang Membawa Petaka
2 2. Hancurnya Seluruh Istana Langit Tingkat Satu (1)
3 3. Hukuman Berupa Reinkarnasi Menjadi Dewi Kenikmatan
4 Reinkarnasi Pertama, Bayi Yang Akan Mengguncang Kerajaan
5 Gerakan Tarian Dewi Khayangan
6 1000 Gerakan Tarian Dewi Khayangan
7 Gelang Khayangan
8 Membuka Aliran Tenaga Dalam
9 Tingkatan Dalam Dunia Pendekar
10 Pertemuan Dengan Dewi Bulan Sebagai Penguasa Langit Ke IV
11 Jurus Pukulan Jarak Jauh
12 Membuka Aliran Qi Mengorbankan Diri
13 Alam Taman Sejuta Bunga
14 Bertemu Ratusan Perampok Yang Membantai Penduduk
15 Matinya Wakil Komandan Perampok Lembah Tengkorak
16 Jadi Pimpinan Para Perampok
17 Lembah Penari Khayangan
18 Rencana Besar Rinjani
19 Kembali Ke Taman Sejuta Bunga
20 Penari Lembah Khayangan
21 Simbol Lembah Khayangan
22 Rencana Perampok Lembah Tengkorak Kelompok ke 8
23 Matinya Pimpinan Perampok Lembah Tengkorak Kelompok ke 8
24 Rencana Adipati Rangganu
25 Membuat Kesepakatan Dengan Penyusup
26 Perjanjian Lembah Khayangan Dengan Adipati
27 Imbalan Pertama Diterima Lembah Khayangan
28 Kerjaan Rajabasa
29 Mimpi Sang Raja Bramasena
30 Kardan Selesaikan Tugas Pertama Lembah Khayangan
31 Rencana Besar Rinjani
32 Memasuki Hutan Larangan
33 Bertarung Dengan Raja Siluman Kera
34 Bertarung Dengan Siluman Raja Singa Berambut Api
35 Bertemu Dengan Penguasa Hutan Larangan
36 Pertempuran Dengan Penguasa Hutan Larangan
37 Pertempuran Ratu Lebah Dengan Naga Penguasa Hutan Larangan
38 Kalahnya Naga Penguasa Hutan Larangan
39 Pendekar Tingkat Bumi
40 Persiapan Menyerang Sarang Perampok Hutan Iblis
41 Pasukan Binatang Buas Rinjani Siap Bertempur Dengan Ribuan Rampok Hutan Iblis
42 Matinya Pimpinan Perampok Hutan Iblis
43 Meninggalkan Markas Perampok Hutan Iblis
44 Rencana Bisnis Rinjani Di Kadipaten Gunung Trada
45 Kota Ujung Kulon
46 Kota Ujung Kulon 2
47 Kota Ujung Kulon 3
48 Kota Ujung Kulon 4
49 Menyingkap Tabir Jati Diri Rinjani
50 Menyinkap Tabir Jati Diri Rinjani, Neneknya Seorang Ratu
51 Hilangnya Permaisuri Rujita Kemudian Diikuti Raja Narendra
52 Rahasia Pusaka Kerajaan Rajabasa
53 Menyingkap Misteri Terbunuhnya Ayah dan Ibu Rinjani
54 Meninggalkan Kota Ujung Kulon, Dihadang Puluhan Perampok
55 Panji Jaminan Buat Perampok
56 insyapnya Perampok Hutan Siluman Kepada Rinjani
57 Sampai Di Kota Kadipaten Gunung Trada
58 Keributan Didalam Istana Kadipaten Gunung Trada
59 Ajian Warna Tunggal Resinara
60 Manusia Setengah Dewa
61 Paman Kusir Kecipratan Akibat Kebaikan Rinjani
62 Tumenggung Sutara Kembali Dengan Tangan Hampa
63 Tibanya Puluhan Pasukan Lembah Khayangan Di Ibukota Kadipaten Gunung Trada
64 Buuummmmm..... Suara Ledakan Diluar Penginapan Mengagetkan Rinjani
65 Pertempuran Langit
66 Dewa Roh Sang Penguasa Istana Langit Kesatu
67 Datangnya Penguasa Istana Langit Tertinggi
68 Hiduplah Dengan Damai, Agar Hati Kalian Tentram
69 Kembali Ke Lembah Khayangan
70 Kitab Seribu Obat
71 Kitab Jurus Paku Bumi
72 Askop dan Askri Jadi Pimpinan Kelompok Baru
73 Nikmatnya Secangkir Teh Hangat Di Sore Hari
74 Kedatangan Walikota Ujung Kulon
75 Keinginan Istri Tumenggung Sutara
76 Strategi Pertempuran Melawan Wakil Komandan Ke 5 Perampok Lembah Tengkorak
77 Pertempuran Dimarkas Perampok Wakil Komandan 5
78 Mengobrak Ngabrik Markas Perampok Wakil Komandan ke 4 Lembah Tengkorak
79 Pasukan Lembah Khayangan Kembali Berhasil Menaklukan Kelompok Perampok
80 Markas Perampok Danau Mati di Kepung Api
81 Hancurnya Markas Perampok Danau Mati, Hilangnya Tubuh Wakil Komandan ke Tiga
82 Memasuki Hutan Angker Jiwa
83 Penyerangan Ke Hutan Angker Jiwa Markas Perampok Yang Terlalu Mudah Ditaklukan
84 Matinya Sikembar Wakil Komandan Ke Dua Perampok Lembah Tengkorak
85 Rinjani Menyerang Markas Utama Perampok Lembah Tengkorak
86 Rinjani Melawan Setan Panca Warna
87 Hancurnya Perampok Lembah Tengkorak, Terkuaknya Misteri Pembunuh Ibu Rinjani
88 Kemenangan Besar Lembah Khayangan, Aliansi Pembunuh Bayaran Mulai Bergerak
89 Kitab Prajurit Langit
90 Rencana Aliansi Pembunuh Bayaran dan Rencana Raja Kerajaan Rajabasa
91 Kekuatan Pasukan Elit Lembah Khyangan Setara 1 Lawan 350 orang Prajurit Kerajaan
92 Adipati Bukit Maja Menepati Janjinya Memberikan Bayaran ke Sekte Lembah Khyangan
93 Puluhan Ribu Tawanan Memilih Bergabung Dengan Sekte Lembah Khyangan
94 Dua Ratus Prajurit Rajabasa Melawan Satu Orang Pasukan Elit Lembah Khayangan
95 Ratusan Parajurit Pangeran Babak Belur, Jumlah Kekuatan Setiap Kerajaan.
96 Rencana Bangsawan Rakaya Dari Kerajaan Baraka
97 Misi Rahasia Bangsawan Rakaya Diterima Ketua Aliansi Pembunuh Bayaran
98 Kerajaan Rajabasa Mulai Memainkan Peran Ganda
99 Pertempuran Diatas Langit, Melawan Kekuatan Penghuni Langit
100 Berakhirnya Pertempuran Diatas Langit, Hilangnya Energi Kehidupan Rinjani
101 Tetesan Air Mata Dewi Bulan
102 Mengingat Masa Kecil Kaisar Naga Langit, Sering Dibuat Babak Belur Oleh Rinjani
103 Persiapan Menyambut Raja, Rinjani Masih Menghilang
104 Rinjani Turunkan Cakram Sisik Naga Kepada Winar
105 Raja Bramasena Bertemu Keluarga Utama Kerajaan Di Lembah Khayangan
106 Dosa Masalalu Raja Bramasena
107 Kerajaan Khayangan Bumi
108 Pendekar Cakram Naga Dari Kerajaan Khayangan Bumi
109 Uji Coba Pasukan Elit Lembah Bumi Vs Prajurit Rajabasa
110 Persiapan Menuju Ke Medan Perang, Penaklukan Pertama.
111 Rinjani Menuju Ke Medan Perang Dengan Pasukan Tempur Elitnya
112 Menuju Benteng Perbatasan Penaklukan Ke II
113 Menuju Perbatasan Benteng Penaklukan ke III
114 Rencana Cadangan Rinjani Saat Perang Dimulai
115 Strategi Perang Kerajaan Baraka
116 Pasukan Tempur Rinjani Yang Sesungguhnya
117 Penguasa Langit Ke Enam Turun Tangan
118 Kemunculan Rinjani Dihadapan Raja Baraka
119 Munculnya Pasukan Lebah Raja Malam
120 Keganasan Lebah Raja Malam
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Kisah Cinta Dewa Dewi Yang Membawa Petaka
2
2. Hancurnya Seluruh Istana Langit Tingkat Satu (1)
3
3. Hukuman Berupa Reinkarnasi Menjadi Dewi Kenikmatan
4
Reinkarnasi Pertama, Bayi Yang Akan Mengguncang Kerajaan
5
Gerakan Tarian Dewi Khayangan
6
1000 Gerakan Tarian Dewi Khayangan
7
Gelang Khayangan
8
Membuka Aliran Tenaga Dalam
9
Tingkatan Dalam Dunia Pendekar
10
Pertemuan Dengan Dewi Bulan Sebagai Penguasa Langit Ke IV
11
Jurus Pukulan Jarak Jauh
12
Membuka Aliran Qi Mengorbankan Diri
13
Alam Taman Sejuta Bunga
14
Bertemu Ratusan Perampok Yang Membantai Penduduk
15
Matinya Wakil Komandan Perampok Lembah Tengkorak
16
Jadi Pimpinan Para Perampok
17
Lembah Penari Khayangan
18
Rencana Besar Rinjani
19
Kembali Ke Taman Sejuta Bunga
20
Penari Lembah Khayangan
21
Simbol Lembah Khayangan
22
Rencana Perampok Lembah Tengkorak Kelompok ke 8
23
Matinya Pimpinan Perampok Lembah Tengkorak Kelompok ke 8
24
Rencana Adipati Rangganu
25
Membuat Kesepakatan Dengan Penyusup
26
Perjanjian Lembah Khayangan Dengan Adipati
27
Imbalan Pertama Diterima Lembah Khayangan
28
Kerjaan Rajabasa
29
Mimpi Sang Raja Bramasena
30
Kardan Selesaikan Tugas Pertama Lembah Khayangan
31
Rencana Besar Rinjani
32
Memasuki Hutan Larangan
33
Bertarung Dengan Raja Siluman Kera
34
Bertarung Dengan Siluman Raja Singa Berambut Api
35
Bertemu Dengan Penguasa Hutan Larangan
36
Pertempuran Dengan Penguasa Hutan Larangan
37
Pertempuran Ratu Lebah Dengan Naga Penguasa Hutan Larangan
38
Kalahnya Naga Penguasa Hutan Larangan
39
Pendekar Tingkat Bumi
40
Persiapan Menyerang Sarang Perampok Hutan Iblis
41
Pasukan Binatang Buas Rinjani Siap Bertempur Dengan Ribuan Rampok Hutan Iblis
42
Matinya Pimpinan Perampok Hutan Iblis
43
Meninggalkan Markas Perampok Hutan Iblis
44
Rencana Bisnis Rinjani Di Kadipaten Gunung Trada
45
Kota Ujung Kulon
46
Kota Ujung Kulon 2
47
Kota Ujung Kulon 3
48
Kota Ujung Kulon 4
49
Menyingkap Tabir Jati Diri Rinjani
50
Menyinkap Tabir Jati Diri Rinjani, Neneknya Seorang Ratu
51
Hilangnya Permaisuri Rujita Kemudian Diikuti Raja Narendra
52
Rahasia Pusaka Kerajaan Rajabasa
53
Menyingkap Misteri Terbunuhnya Ayah dan Ibu Rinjani
54
Meninggalkan Kota Ujung Kulon, Dihadang Puluhan Perampok
55
Panji Jaminan Buat Perampok
56
insyapnya Perampok Hutan Siluman Kepada Rinjani
57
Sampai Di Kota Kadipaten Gunung Trada
58
Keributan Didalam Istana Kadipaten Gunung Trada
59
Ajian Warna Tunggal Resinara
60
Manusia Setengah Dewa
61
Paman Kusir Kecipratan Akibat Kebaikan Rinjani
62
Tumenggung Sutara Kembali Dengan Tangan Hampa
63
Tibanya Puluhan Pasukan Lembah Khayangan Di Ibukota Kadipaten Gunung Trada
64
Buuummmmm..... Suara Ledakan Diluar Penginapan Mengagetkan Rinjani
65
Pertempuran Langit
66
Dewa Roh Sang Penguasa Istana Langit Kesatu
67
Datangnya Penguasa Istana Langit Tertinggi
68
Hiduplah Dengan Damai, Agar Hati Kalian Tentram
69
Kembali Ke Lembah Khayangan
70
Kitab Seribu Obat
71
Kitab Jurus Paku Bumi
72
Askop dan Askri Jadi Pimpinan Kelompok Baru
73
Nikmatnya Secangkir Teh Hangat Di Sore Hari
74
Kedatangan Walikota Ujung Kulon
75
Keinginan Istri Tumenggung Sutara
76
Strategi Pertempuran Melawan Wakil Komandan Ke 5 Perampok Lembah Tengkorak
77
Pertempuran Dimarkas Perampok Wakil Komandan 5
78
Mengobrak Ngabrik Markas Perampok Wakil Komandan ke 4 Lembah Tengkorak
79
Pasukan Lembah Khayangan Kembali Berhasil Menaklukan Kelompok Perampok
80
Markas Perampok Danau Mati di Kepung Api
81
Hancurnya Markas Perampok Danau Mati, Hilangnya Tubuh Wakil Komandan ke Tiga
82
Memasuki Hutan Angker Jiwa
83
Penyerangan Ke Hutan Angker Jiwa Markas Perampok Yang Terlalu Mudah Ditaklukan
84
Matinya Sikembar Wakil Komandan Ke Dua Perampok Lembah Tengkorak
85
Rinjani Menyerang Markas Utama Perampok Lembah Tengkorak
86
Rinjani Melawan Setan Panca Warna
87
Hancurnya Perampok Lembah Tengkorak, Terkuaknya Misteri Pembunuh Ibu Rinjani
88
Kemenangan Besar Lembah Khayangan, Aliansi Pembunuh Bayaran Mulai Bergerak
89
Kitab Prajurit Langit
90
Rencana Aliansi Pembunuh Bayaran dan Rencana Raja Kerajaan Rajabasa
91
Kekuatan Pasukan Elit Lembah Khyangan Setara 1 Lawan 350 orang Prajurit Kerajaan
92
Adipati Bukit Maja Menepati Janjinya Memberikan Bayaran ke Sekte Lembah Khyangan
93
Puluhan Ribu Tawanan Memilih Bergabung Dengan Sekte Lembah Khyangan
94
Dua Ratus Prajurit Rajabasa Melawan Satu Orang Pasukan Elit Lembah Khayangan
95
Ratusan Parajurit Pangeran Babak Belur, Jumlah Kekuatan Setiap Kerajaan.
96
Rencana Bangsawan Rakaya Dari Kerajaan Baraka
97
Misi Rahasia Bangsawan Rakaya Diterima Ketua Aliansi Pembunuh Bayaran
98
Kerajaan Rajabasa Mulai Memainkan Peran Ganda
99
Pertempuran Diatas Langit, Melawan Kekuatan Penghuni Langit
100
Berakhirnya Pertempuran Diatas Langit, Hilangnya Energi Kehidupan Rinjani
101
Tetesan Air Mata Dewi Bulan
102
Mengingat Masa Kecil Kaisar Naga Langit, Sering Dibuat Babak Belur Oleh Rinjani
103
Persiapan Menyambut Raja, Rinjani Masih Menghilang
104
Rinjani Turunkan Cakram Sisik Naga Kepada Winar
105
Raja Bramasena Bertemu Keluarga Utama Kerajaan Di Lembah Khayangan
106
Dosa Masalalu Raja Bramasena
107
Kerajaan Khayangan Bumi
108
Pendekar Cakram Naga Dari Kerajaan Khayangan Bumi
109
Uji Coba Pasukan Elit Lembah Bumi Vs Prajurit Rajabasa
110
Persiapan Menuju Ke Medan Perang, Penaklukan Pertama.
111
Rinjani Menuju Ke Medan Perang Dengan Pasukan Tempur Elitnya
112
Menuju Benteng Perbatasan Penaklukan Ke II
113
Menuju Perbatasan Benteng Penaklukan ke III
114
Rencana Cadangan Rinjani Saat Perang Dimulai
115
Strategi Perang Kerajaan Baraka
116
Pasukan Tempur Rinjani Yang Sesungguhnya
117
Penguasa Langit Ke Enam Turun Tangan
118
Kemunculan Rinjani Dihadapan Raja Baraka
119
Munculnya Pasukan Lebah Raja Malam
120
Keganasan Lebah Raja Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!