Didalam kamar Rutini tampak gelisah dan termenung, karena dirinya akan merasa kesulitan saat nanti membuka aliran Qi di tubuh Rinjani. Karena tubuh Rinjani sangat berbeda dengan manusia pada umumnya, sejak bayi Rutini mengurusnya hingga saat ini banyak keanehan-keanehan yang selalu ia rasakan pada tubuh Rinjani.
Kemudian Rutini mengenang dimasa-masa Rinjani masih bayi hingga saat ini, perjalanan selama membesarkan Rinjani, Rutini selalu diberikan kejutan-kejutan yang tidak masuk akal.
Diusia 1 tahun Rinjani sudah bisa berjalan, padahal umumnya di usia 2 tahun seorang anak baru bisa berjalan dengan normal seperti orang dewasa. Diusia 2 tahun Rinjani sudah bisa berbicara dengan fasih, layaknya orang Dewasa.
Kemudian saat memasuki usia 3 tahun Rinjani sudah bisa membaca dengan cepat, padahal Rutini hanya mengajarkan dasar-dasar tulisan dan hitungan. Tapi di luar dugaan Rinjani cepat tanggap dan sudah bisa membaca.
Di usia 4 tahun Rinjani sudah bisa menghapal beberapa karya sastra yang diajarkan Rutini, daya ingatnya sungguh ajaib mengalahkan anak-anak seusianya.
Bahkan di usianya menginjak 5 tahun, Rutini yang mengajarkan ketahanan fisik Rinjani cukup terhenyak. Karena setiap hari sebelum berlatih gerakan tari, rutini harus terlebih dahulu memindahkan air dari sumur hingga ketempat tinggal sebanyak 100 wadah. Dari sumur ke tempat tinggal jalannya menanjak, keemudian juga wadah yang digunakan membawa air beratnya hampir 5 Kilo belum di isi air bisa jadi beratnya lebih dari 10 Kilo, wadah air tersebut dua buah sehingga membawanya di kanan dan kiri tangannya.
Latihan fisik itu tentunya tidak di sadari oleh Rinjani, bahkan Rutini pun tidak memberitahukannya kalau dirinya tengah melatih fisik Rinjani.
Bahkan saat memasuki usia 6 tahun, Rinjani diperintahkan mengambil air membawanya harus sambil loncat dari batu ke batu yang sudah di buatkan oleh Rutini. Air yang dibawa tidak boleh tumpah sedikitpun ke tanah.
Kemudian saat Usia 9 tahun atau saat ini, Rinjani telah berhasil meenguasai 1000 gerakan tarian dewi khayangan. Padahal manusia yang paling Jenius sekalipun, saat mempelajari gerakan tersebut minimalnya butuh waktu sekitar 5 tahun. Itupun gerakannya masih kurang sempurna, bila ingin benar-benar sempurna minimalnya anak paling jenius sekalipun mempelajarinya selama 7 tahun.
Yang lebih membuat Rutini tercengang saat dirinya membuka aliran tenaga dalam Rinjani, karena hanya dalam waktu 3 jam setelah di buka aliran tenaga dalamnya Rinjani berhasi mendapatkan 180 lingkaran tenaga dalam.
“Anak itu memiliki kecerdasan dan tubuh seperti apa sebenarnya. Karena pertumbuhan kecerdasan dn fikirannya seperti diluar akal manusia, apakah Rinjani titisan Dewi dari khayangan?” gumam Rutini, dalam hatinya menerka-nerka Rinjani.
Saat Rutini akan memejamkan matanya, dia mendengar ada desiran angin sangat halus dari luar rumahnya. Desiran angin yang dirasakkan berbeda dengan binatang buas, karena desiran kali ini sangat halus. Hanya para pendekar tingkat akhir yang bisa merasakan kehadiran mahluk lain, sekalipun mahluk halus.
“Aneh desiran ini seperti desiran mahluk dari alam gaib, aku harus memeriksanya” gumam Rutini, lalu kemudian keluar rumah untuk memeriksanya.
Setelah keluar dengan perlahan, Rutini kemudian mengitari rumahnya. Namun dirinya tidak menemukan apa-apa, selain kegelapan malam yang sudah melewati tengah malam.
Saat dirinya memperhatikan ke atas, alangkah terkejutnya Rutini karena melihat ada wanita yang terlihat sangat anggun dan rupawan sedang menatapnya. Dengan menggunakan baju panjang berwarna putih, dipinggangya tampak melilit-lilit selendang yang sangat panjang. Sulaman-sulaman emas tampak di setiap pinggiran-pinggiran bajunya, kemudian di bagian atas kepalanya tampak mahkota berbentuk bulan sabit.
Aura yang dipancarkan menyelimuti wanita tersebut tampak berwarna kuning, walaupun samar bagi yang memilki penglihatan biasa namun Rutini sangat jelas melihat aura tersebut sangat tebal karena tahap ilmu kependekarannya berada di tahap akhir. Tanpa berfikir panjang Rutinipun menjatuhkan diri sambil berlutut dan merapatkan kedua jari-jari tangan seperti sedang menyembah.
“Dewi dari khayangan sembahku untukmu, adakah kesalahan hamba sehingga Dewi menemui hamba” kata Rutini, dengan nada bergetar tanda merasa sangat takut dengan kehadiran wanita yang masih mengapung di udara.
“Wahai manusia bernama Rutini, sembah sujudmu ku terima. Terimakasih telah menjaga dan merawat titisan putriku Luhrembulan, semoga penguasa seluruh alam dan langit memberikan rahmatnya atas segala kebaikan yang telah engkau berikan kepada putriku” kata wanita tersebut, yang merupakan Dewi Bulan penguasa langit ke IV atau ibundanya Luhrembulan.
Rutini hanya termenung mendengarkan setiap ucapkan yang di sampaikan Dewi Bulan, karena selama ini dirinya tidak pernah menjaga dan merawat putrinya Dewi Bulan yang bernama Luhrembulan.
Seolah mengetahui isi fikiran dari Rutini, Dewi Bulan kemudain melanjutkan ucapannya. Agar Rutini mengetahui secara jelas siapa yang dimaksud denga Luhrembulan.
“Wahai manusia bernama Rutini, ketahuilah Cucu mu yang saat itu engkau selamatkan sebenarnya sudah meninggalkan alam dunia ini. Namun penguasa seluruh alam dan langit berkehendak lain. Saat tubuh cucumu sudah tidak bernyawa, energi kehidupan putriku memasuki jasadnya sehingga cucumu hidup kembali. Saat ini putriku telah bereikarnasi di tubuh cucumu” jelas Dewi Bulan menerangkan kepada Rutini.
Kemudian Dewi Bulan melanjutkan, karena dirinya tidak boleh menemui secara langsung dengan putrinya, dirinya hanya bisa mengawasi setiap perkembangan putrinya dari jauh. Hal itu merupakan sebagaimana sabda dari penguasa langit ke 6 yaitu Dewa Nata, yang tidak membolehkan Dewi Bulan menemui reinkarnasi putrinya di alam dunia. Sabda Dewa Nata mutlak, sehingga Dewi Bulan tidak berani melanggarnya.
“Wahai manusia bernama Rutini, Rinjani merupakan titisan dari Dewi Luhrinjani yang merupakan putri diriku sendiri. Besok engkau akan membuka aliran Qi murni tubuhnya, tidak dipungkiri lagi energi Qi nya akan meluap-luap. Yang aku khawatirkan adalah dirimu, kalaupun engkau bisa membantu membukanya maka akan ada pengorbanan yang besar” kata Dewi Bulan menjelaskan, bahwa Rutini harus siap berkorban lebih besar bila memaksa akan membuka aliran Qi murni milik Rinjani.
“Dewi yang agung, sebesar apapun pengorbanan yang akan hamba terima, hamba akan menanggungnya tanpa rasa bersalah dan tanpa rasa menyesal. Apalagi untuk kebaikan Putri Dewi yang Agung” jawab Rutini dengan penuh keyakinan.
“Baiklah manusia yang bernama Rutini aku terima pengorbananmu, kelak akan kumintakan kepada penguasa seluruh alam dan langit imbalan yang setimpal. Sebelum aku meninggalkan tempat ini, tolong bawa pasangkan ini di gelang Putriku” kemudian Dewi Bulan meminta agar tangan Rutini di kepalkan, setelah itu minta di buka kembali.
Rutini terbelalak ketika kepalan tangannya di buka, tampak ada tiga berlian sebesar biji kedelai dengan warna yang berbeda, Hitam, Ungu dan coklat.
“Pasangkan ketiga berlian itu di gelang putriku, begitu berlian menyentuh gelang secara sendirinya akan tertanam dan menempel di gelang tersebut. Dan ingat jangan pernah ceritakan pertemuan kita kepada pitriku, biarkan dia mencari jati dirinya sendiri karena sudah di gariskan putriku harus memikul beban atas dosa yang telah di perbuatnya” kata Dewi Bulan, yang kemudian menghilang dari penglihatan Rutini.
Rutini, sudah tidak merasakan desiran dari tubuh Dewi Bulan. Kemudian dirinyapun berdiri sambil geleng-geleng kepala karena tidak menyangka anak yang ada bersama dirinya merupakan titisan seorang Dewi Khayangan bernama Luhrembulan.
“Pantas saja semua perkembangan pertumbuhan dan kecerdasannya di luar akal manusia” gumam Rutini, yang kemudian kembali memasuki rumahnya untuk berbaring dan beristirahat di kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
90
2021-09-15
0