Cinta Dalam Perjodohan
Erlangga Bayu Pramuja.
Mahasiswa semester satu, jurusan ekonomi. Anak bungsu dari mendiang Egi Pramuja.
Siapa sangka seorang Erlangga Bayu Pramuja yang dikenal pemain cinta, akan takluk pada sosok perempuan polos yang jauh dari tipenya.
*****
Sebelum Egi Pramuja, papinya meninggal karena serangan jantung, Erlangga adalah anak yang dingin, cerdas, dan tidak pernah bertindak yang mencoreng nama keluarga. Namun, setelah Egi meninggal, perilaku Erlangga berubah total.
Erlangga yang baru menjadi mahasiswa semester satu seolah kehilangan sosok panutannya. Hidup Erlangga menjadi tidak terkendali, Club malam, minuman keras, free ****, obat-obatan terlarang, dan balap liar seolah menjadi dunianya saat itu.
Keluarganya sama sekali tidak mengetahuinya, karena Erlangga begitu pintar menyembunyikan semua perbuatan buruknya. Hingga suatu hari perbuatan liarnya mengakibatkan nyawa seseorang melayang.
Erlangga yang sedang beradu balap liar dengan rivalnya tidak sengaja menabrak kedai nasi goreng dan membuat nyawa pemilik kedai nasi goreng itu melayang.
Erlangga yang menyetir dalam keadaan mabuk pun langsung di bawa ke kantor polisi oleh orang-orang yang melihat kejadian itu. Dan itupun setelah diamuk oleh masa.
Kring kring kring
Pukul dua belas malam, telepon di kediaman Evano berdering. Evano yang masih belum tidur keluar dari ruangan kerjanya untuk menerima telepon itu.
“Siapa yang telepon jam segini?” gumam Evano.
Evano mengangkat gagang telepon dari tempatnya lalu menempelkannya ke telinganya.
“Halo, siapa ini?” tanya Evano.
Apa ini dengan Bapak Evano Pramuja?
“Ya, saya sendiri,” jawab Evano.
Saya dari kepolisian. Adik Anda, Erlangga sedang ada di kantor polisi. Dia baru saja menabrak seseorang.
“Apa?” Evano terkejut mendengar perkataan dari seseorang yang ada di seberang panggilan. “Saya segera ke sana.”
Evano menutup panggilan itu dan kembali meletakkan gagang telepon ke tempatnya semula. Evano bergegas ke kamarnya untuk menghampiri istrinya, Violetta.
“Sayang.” Evano membangunkan Violetta pelan-pelan, takut membangunkan si kembar.
Violetta membuka matanya, “Ada apa?”
“Aku mau ke kantor polisi,” jawab Evano.
“Apa? Kantor polisi!” Violetta sangat terkejut mendengar kantor polisi.
“Sttttt, jangan berisik. Nanti si kembar bangun,” ucap Evano lirih.
“Kamu mau ngapain ke kantor polisi?” tanya Violetta.
“Aku belum tahu pasti, tapi Erlangga katanya di tangkap oleh polisi,” jawab Evano.
“Kenapa?” tanya Violetta.
“Aku belum tahu pasti,” jawab Evano.
“Aku pergi dulu. Kamu baik-baik di rumah,” ucap Evano.
Violetta mengangguk, “Kamu hati-hati di jalan. Kabari aku jika ada apa-apa.”
Kini Evano yang menganggukkan kepalanya. Sebelum pergi Evano mengecup kening Violetta.
“Aku pergi dulu,” pamit Evano.
“Aku akan mengantarmu ke depan,” ucap Violetta yang langsung dianggukki oleh Evano.
Evano melingkarkan tangannya di sepanjang pinggang Violetta dan keluar dari kamar mereka.
Evano masuk ke dalam mobil miliknya yang terparkir di garasi rumah, lalu meminta penjaga untuk membukakan pintu gerbang.
Malam nampak begitu sunyi, tetapi ramai pertanyaan di benak Evano. Apa yang sebenarnya terjadi pada adiknya? Dan apa yang dilakukan oleh adiknya malam-malam, bukankah besok adiknya harus kuliah?
Jalanan yang sepi membuat Evano sampai di kantor polisi dengan cepat. Setelah memarkirkan mobilnya, Evano segara turun dari dalam mobil.
Evano melangkah masuk ke dalam kantor polisi dengan berlari kecil. Di parkiran tadi Evano sempat melihat mobil milik adik bungsunya, Erlangga.
“Selamat malam, Pak. Saya Evano kakaknya Erlangga,” ucap Evano.
“Silahkan duduk,” suruh Polisi itu.
“Bawa pemuda yang bernama Erlangga,” perintah Polisi itu pada penjaga.
Evano menunggu dengan harap-harap cemas. Rasa kantuk, rasa lelah setelah seharian bekerja hilang sudah. Kini semua itu berganti dengan rasa cemas memikirkan adik bungsunya.
“Kak Evano ....”
Evano menoleh saat mendengar suara adiknya. Wajah Erlangga nampak babak belur.
“Apa yang terjadi Erlangga?” tanya Evano.
Evano beranjak dari kursi untuk menghampiri adiknya.
“Apa yang sebenarnya terjadi, Erlangga?” Evano bertanya lagi.
Erlangga tidak menjawab. Laki-laki berumur 19 tahun itu justru menundukkan wajahnya tidak berani untuk menatap wajah kakaknya.
Tidak tega melihat adiknya, Evano memeluk adiknya. Namun, saat Evano mencium bau alkohol di tubuh adiknya, rasa kesal muncul di diri Evano.
Evano melepaskan pelukannya, lalu mencengkram kaos adiknya.
“Kamu mabuk? Kamu mabuk, Erlangga!” tanya Evano penuh emosi.
Erlangga diam masih dengan wajah tertunduk. Erlangga sungguh tidak berani menatap wajah kakaknya. Mendengar dari nada bicaranya saja Erlangga sudah bisa menebak jika kakaknya sangat marah.
“Jawab Erlangga! Jangan diam saja!” perintah Evano.
“Dia ketahuan sedang melakukan balap liar bersama dua temannya. Dia juga mengendari mobilnya dalam keadaan mabuk dan mengakibatkan hilang kendali lalu menabrak kedai nasi goreng,” jelas salah seorang polisi yang ada di dekatnya.
“Bukan hanya itu, pemilik dari kedai nasi goreng itu tertabrak dan sudah dilarikan ke rumah sakit. Setengah jam yang lalu kami juga mendengar kabar jika orang yang dia tabrak sudah meninggal dunia,” lanjut Polisi itu lagi.
Evano makin mencengkram kuat kaos Erlangga. Evano melampiaskan kemarahannya dengan memukul adiknya.
“Kamu dengan itu, Erlangga!” Evano memukul adiknya lagi. Namun, segera dipisahkan oleh Polisi.
“Tahan, Pak. Kendalikan diri Anda.” Dua polisi itu menjauhkan Evano dari Erlangga.
“Kamu dengar itu, Erlangga! Apa akibat dari perbuatan kamu! Bagaimana jika mami tahu tentang ini?” ucap Evano penuh amarah.
“Maaf, Kak ...,” ucap Erlangga.
Evano menarik napasnya dalam-dalam untuk meredam emosinya. Setelah dirasa dirinya sudah tenang, Evano meminta nama beserta alamat korban dari kecelakaan itu.
“Kak Evano mau ke mana?” tanya Erlangga.
“Menemui keluarga yang kamu tabrak,” jawab Evano tanpa mau melihat ke arah Erlangga.
“Jangan tinggalkan aku di sini, Kak,” mohon Erlangga.
“Apa yang bisa aku perbuat sekarang. Nasib kamu sekarang ada di tangan keluarga itu.” Tanpa bicara apapun lagi, Evano pergi dari kantor polisi itu meninggalkan Erlangga.
Erlangga kembali ke tempat mobilnya terparkir dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Di dalam mobilnya Evano memukul gagang untuk melampiaskan kemarahannya.
Setelah papi mereka meninggal setengah tahun yang lalu, Evano lah yang menggantikan posisi papinya di keluarganya. Namun, kejadian yang menimpa adiknya membuat Evano merasa gagal menjadi seorang kakak.
Evano mengambil ponselnya untuk menghubungi Alex, meminta pada asisten pribadinya untuk segera menemuinya. Setelah bicara pada Alex, Evano memutuskan panggilan itu lalu berganti untuk menghubungi istrinya.
“Halo, Sayang,” ucap Evano.
Halo, apa yang terjadi? Suaramu terdengar sangat cemas?
Evano akhirnya menceritakan pada istrinya apa yang terjadi pada Erlangga. Evano bisa mengetahui jika istrinya sangat terkejut mendengar dari nada bicaranya.
“Baiklah, aku tutup dulu. Aku harus menemui Alex. Kami akan menemui keluarga itu,” ucap Evano.
“Aku mencintaimu,” ucap Evano.
Aku juga mencintaimu. Kamu hati-hati di jalan.
Evano mengakhiri panggilannya. Setelah menaruh ponselnya, Evano kembali melajukan mobilnya ke rumah sakit yang diberitahukan oleh para Polisi sebelumya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Teh Euis Tea
lanjut baca lg
2024-07-02
1
Endah Fitri
mmpir thor
2023-09-15
1
Sri indrawati
aku mampir thor
2023-07-05
1