Bab 20

Sepulang dari perusahaan Ernan, Vanya masuk kedalam sebuah mall untuk belanja semua kebutuhan nya. Ia menggunakan gold card yang di berikan Ernan untuk membayar semua belanjaannya. Setelah puas berbelanja Vanya bergegas menuju rumahnya dengan beberapa paper bag yang ia bawa.

Di depan sebuah rumah, Vanya mendapati seorang pria yang yang tengah berdiri menunggunya. Entah berapa lama pria itu berdiri disana gadis itu bergegas menghampirinya.

"Nic, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Vanya.

"Jelas aku menunggumu, darimana saja kamu? Kenapa kau mengabaikan semua panggilan ku?" Tanya Nic.

"Ahh, maaf aku gak tau kamu menelpon, tadi aku ada sedikit urusan." Sahut Vanya.

"Apa pertemuan dengan seorang pria?" Tanya Nic.

"Heem, hanya seorang teman." Sahut Vanya.

Nic memperhatikan Vanya dengan begitu seksama, ia juga melihat beberapa paper bag yang di bawa Vanya.

"Sepertinya bukan pria biasa yang kau temui." Tanya Nic.

"Ya, kau benar dia bahkan lebih dari kata luar biasa yang memiliki aura iblis yang terkadang seperti bayi menggemaskan." Sahut Vanya yang tanpa sadar tersenyum.

"Astaga Vanya! Apa yang kau ucapkan!" Batin Vanya sambil menepuk mulutnya sendiri.

Gadis itu pun mengajak Nic masuk ke dalam rumahnya, setelah Vanya menaruh beberapa barang kedalam kamarnya, ia mengambil 2 kaleng minuman untuk nya dan juga Nic. Keduanya bercengkrama dengan begitu santai, Nic yang di kategorikan sebagai pria populer di kampus nya terus memepet Vanya hingga jarak keduanya kini berdekatan.

"Boleh aku melakukannya?" Bisik Nic.

Seketika pertanyaan Nic mengingatkan Vanya pada ucapan Michel kalau ia bisa mencoba merasakan kenikmatan yang pernah dilakukan Michel bersama dengan Joe. Sadar akan posisi Nic yang kini telah bermain di sekitaran leher Vanya membuat ia mendorongnya dan segera berdiri untuk menjauh. Sementara dengan Nic, ia hanya menatap Vanya dengan mata yang seolah benar menginginkannya.

"Aku gak bisa melakukan itu." Ucap Vanya.

"Kenapa? Jika kau gak bisa, aku akan mengajari mu cara bermain yang baik." Sahut Nic.

"Bukan itu, bahkan kita gak ada ikatan apapun, terlebih lagi wanita mu begitu banyak Nic." Ujar Vanya.

"Apa kamu menganggap aku sebagai maniak **** yang melakukan itu sama siapa aja?"

"Tidak, tapi... Mungkin bisa jadi." Sahut Vanya.

"Bagaimana jika aku gak pernah melakukannya dengan wanita mana pun? Apa kau akan memberikannya?" Tanya Nic.

"Tidak."

"Jika kau butuh status, apa kau mau jadi pacar ku?" Tanya Nic kembali.

"Pertanyaan mu semakin ngaco Nic, pulanglah aku harus bersiap untuk bekerja."

"Akan ku tunggu jawaban mu sampai nanti malam." Ucap Nic yang kemudian pergi meninggalkan rumah Vanya.

Gadis itu terduduk sambil memikirkan apa yang di katakan Nic barusan, percaya atau enggak tapi itu bukanlah mimpi. Vanya pun masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan bersiap untuk menuju tempat kerjanya. Ia mengenakan sebuah mini dress berwarna putih yang senada dengan heelsnya, gadis itu merapikan riasan serta rambutnya di depan sebuah cermin.

"Pantas saja banyak pria mengejar, kau begitu cantik Vanya." Ucapnya yang memuji diri sendiri.

Vanya pun melangkah pergi keluar rumah dan berpapasan dengan seorang wanita yang tak asing baginya. Ya, wanita itu adalah si pemilik rumah yang datang untuk menagih uang sewa nya. "Mampuz, hampir lupa." Gumam Vanya yang melanjutkan langkahnya.

"Ckckck, sepertinya sekarang kamu banyak uang sampai bisa membeli baju mahal."

"Bagaimana dengan uang sewa nya?" Ucap wanita itu.

"Akan ku bayar tepat waktu, kau tak perlu mencemaskan nya."

"Permisi, aku sibuk gak ada waktu buat melayani seorang nenek lampir." Ucap Vanya yang berlari setelah mengatakan hal itu.

"Yakk!! Dasar gadis sialan! Masih untung kamu gak aku usir..!! Teriak wanita itu.

Hosh... Hosh... Nafas Vanya tersengal-sengal ketika sampai di sebuah halte bus. Hanya menunggu waktu beberapa menit, bus yang akan mengantarkan Vanya ke tempat kerja nya pun sampai, ia segera masuk dan duduk di kursi paling belakang dengan jendela yang sedikit terbuka Vanya menikmati semilirnya angin malam yang berhembus menerpa wajahnya.

Di sebuah bar yang selalu ramai dengan pengunjung, Vanya bergegas masuk dan memulai pekerjaannya, berbincang, bercanda tawa dengan para pria baginya telah biasa bahkan kini ia terlihat seperti wanita malam yang memuaskan nafsu para lelaki hidung belang.

"Vanya.." ucap seorang wanita yang menghampirinya.

Gadis itu pun menoleh ke arah suara yang memanggilnya, terlihatlah sosok wanita yang pernah ia lihat beberapa waktu lalu, dengan segera Vanya membuang rokoknya dan menghampiri wanita itu yang hanya berjarak dua langkah dari tempat nya duduk.

"Jadi ini kelakuan mu yang sebenarnya?" Ucap Shita.

"Ya, ini aku yang sebenarnya, apa ada masalah?" Sahut Vanya dengan begitu santai.

"Aku jadi penasaran bagaimana reaksi Ernan ketika melihat kamu yang menjijikan seperti ini." Ucap Shita dengan senyum remeh nya.

Ffttt... Vanya menahan tawanya mendengar apa yang di katakan Shita. Ia pun tersenyum dan memberikan Shita segelas minuman dengan alkohol yang cukup tinggi.

"Minumlah, aku yakin kamu datang kesini bukan untuk memata-matai ku." Ucap Vanya.

Untuk menghindari kecurigaan Vanya, Shita pun meneguk minuman yang di berikan gadis itu, sampai akhirnya kedua gadis itu minum bersama. Vanya menggunakan kesempatan itu untuk mengoreksi masalalu Shita bersama dengan Ernan.

"Ckckck, gadis yang malang dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan selama bertahun-tahun." Ucap Vanya.

Melihat Shita yang telah tak berdaya, Vanya sengaja memotretnya hanya untuk di jadikannya sebuah kenang-kenangan. Ia pun mengambil dompet gadis itu dan melihat kartu identitas nya, "Maafkan aku yang tidak sopan ini kakak" ucap Vanya pada Shita karena usianya yang berbeda beberpaa tahun.

Vanya pun mengambil ponsel wanita itu, ia menggunakan sidik jari Shita untuk membuka kunci layar ponselnya dan mencari nomor seseorang yang bisa di hubungi untuk menjemputnya. Di saat Vanya membuka sebuah kontak ia melihat nomor dengan nama "Nicholas" pada ponsel Shita.

"Nic?" Gumam Vanya.

Ia pun mengambil ponsel nya dan mengecek nomor Nic yang berada dalam kontaknya. Dan benar saja, nomor Nic sama persis dengan nomor Nicholas yang yang berada dalam kontak Shita. Tanpa berpikir lagi, Vanya pun menghubungi Nic dengan suara yang di samarkan.

Hanya dalam hitungan menit, Nic pun sampai di tempat itu, dengan segera Vanya bersembunyi dan hanya melihat mereka dari jarak yang tidak begitu jauh. Nic pun langsung membawa Shita pergi dari tempat itu.

"Apa sebenarnya hubungan mereka?" Gumam Vanya yang menyimpan tanda tanya.

"Ahh, sudahlah untuk apa juga aku memikirkannya." Sambung Vanya kembali yang berbicara sendiri.

"Mencari masalah dengan seorang Vanya, sepertinya kamu salah memilih lawan, hehe..." Ucap Vanya tertawa kecil.

Gadis itu pun menonaktifkan ponselnya agar Nic tidak bisa menghubunginya untuk meminta jawaban atas pertanyaan nya beberapa jam lalu, Vanya pun kembali melanjutkan pekerjaan nya sampai dini hari.

***

Bersambung. . .

Mohon dukungan like, gift, vote, komen nya.. makasih 🙏

Terpopuler

Comments

Novy Aditya Wiee

Novy Aditya Wiee

beeesstt vanya

2022-01-03

0

Lina ciello

Lina ciello

kandani keren kok vanya

2021-11-02

3

Siti Aisah Kedasbeauty

Siti Aisah Kedasbeauty

suka dehh sama vanya 😍

2021-09-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!