Bab 11

Suasana malam di sebuah club dengan Lampu yang berkedap-kedip dan tidak terlalu begitu terang membuat Vanya larut didalamnya seakan ia lupa dengan semua masalah hidupnya. Alunan musik DJ yang menjadi pelengkap tempat itu menjadikan suasana malam semakin indah untuk semua orang yang menikmatinya.

"Haahhh.... Dasar pria brengsek! Beraninya kau bermain dengan wanita gila!" Teriak Vanya yang telah mabuk pada seorang pria yang sedang bersama dengan kekasihnya.

Dalam pandangan Vanya ia melihat sosok pria masalalu nya yang telah berkhianat dan bercinta di depan matanya. Di saat gadis itu tidak bisa lagi mengotrol dirinya, dengan segera Michel membawanya keluar dari tempat itu dan duduk di depan sebuah minimarket yang tak jauh dari club' malam tersebut.

"Minumlah." Ucap Michel memberikan obat pereda mabuk.

"Yak!! Kenapa kau membawa ku pergi? Harusnya aku menghajarnya dulu baru kita pergi." Ucap Michel sambil cegukan.

"Aiyoo.. kau salah orang Vanya! Dia bukan si brengsek yang udah ninggalin kamu!" Jelas Michel.

"Benarkah? Aish sial, kepala ku pusing." Ucap Vanya menangkup kepalanya.

Drrtt.... Drrtt... Ponsel Vanya berdering, Michel pun membantu Vanya untuk menjawab panggilan tersebut yang tak lain adalah dari Leo asisten pribadinya Ernan.

"Bersiap untuk besok, saya akan menjemput nona tepat jam 9 pagi!" Ucap Leo dalam sambungan telponnya.

"Ini siapa ya?" Sahut Michel.

"Saya Leo asisten pribadinya tuan Ernan."

"Ahh kebetulan, bisakah kau menjemputnya kesini? Dia mabuk berat jika kau tidak membawanya pergi kemungkinan dia gak akan bangun pagi." Jelas Michel.

"Kirimkan alamatnya." Sahut Leo yang kemudian menutup sambungan telponnya.

Dalam sebuah rumah Leo memberitahukan keadaan Vanya saat ini pada Ernan. "Dasar wanita malam!" Gumam Ernan yang kemudian meminta kunci mobil pada Leo dan bergegas pergi menuju tempat dimana Vanya berada.

Dalam waktu kurang lebih 30 menit, Ernan pun sampai di tempat itu, ia melihat Vanya yang telah terkapar serta Michel yang masih menunggunya. Pria itu pun bergegas turun dari mobilnya dan menghampiri kedua gadis itu.

"Akhirnya kau sampai juga, lihatlah kondisinya." Ucap Michel.

"Kau bukannya pacarnya Joe?"

"Ya?"

"Ehh bukan, aku sama Joe cuma teman kok gak ada hubungan apapun." Sahut Michel.

Ernan pun mencoba membangunkan Vanya untuk masuk kedalam mobilnya, namun semuanya di luar dugaan ketika Vanya membuka matanya dan melihat Ernan, ia langsung berdiri dari duduknya dan mendorong Ernan dengan cukup kuat hingga membuat pria itu mundur beberapa langkah. Michel yang kaget dengan tingkah Vanya membelalakkan matanya dengan mulut yang menganga.

"Yak kau! Dasar pria brengsek! Mau apa lagi datang menemui ku hah?!" Ucap Vanya yang terus berjalan ke arah Ernan.

Sementara dengan pria itu hanya menatapnya dengan ekspresi datar. Kini Vanya telah berada di hadapan Ernan, ia mengangkat sebelah tangannya dan hendak menampar Ernan namun tindakannya berhasil pria itu hentikan dan mencengkeram tangan Vanya.

Hoeeekkk.... Hoeeekkk.... Semburan dari dalam perut Vanya pun keluar dan mengotori baju Ernan. Lagi-lagi semua itu membuat Michel kaget, ia menutup mulutnya melihat apa yang di lakukan Vanya. "Astaga... Gadis itu." Gumam Michel menahan tawanya ketika ia melihat wajah Ernan yang terlihat kesal.

"Yasshh!!" Ingin rasanya Ernan membludak namun ia tak bisa karena Vanya seorang wanita terlebih lagi kondisinya saat ini sedang mabuk.

Dengan terpaksa pria itu pun menggendong Vanya di pundaknya bagaikan karung beras, ia memasukkan Vanya kedalam mobilnya. Setelah muntah di baju Ernan gadis itu pun terlelap layaknya orang pingsan yang tak berkutik sedikitpun. Sementara dengan Michel kembali ke rumah nya dengan menggunakan sebuah taksi.

**

"Apa yang terjadi?" Tanya Leo yang melihat Ernan hanya mengenakan sebuah kemeja dan menggendong Vanya.

"Tolong buang jas ku di dalam mobil!" Sahut Ernan.

"Baik tuan."

Leo pun bergegas menuju mobil, sementara Ernan membawa Vanya kedalam sebuah kamar tamu. Selesai menidurkan Vanya, pria itu menyuruh pelayannya untuk menggantikan pakaian nya, sementara ia masuk kedalam kamarnya untuk membersikan dirinya.

"Benar-benar keterlaluan, pertama kena tampar, kedua kena muntahan selanjutnya apa lagi yang akan ia lakukan?"

"Bisa-bisanya Leo menyarankan dia untuk jadi pacar bayaran ku! Lihat apa yang akan aku lakukan wahai gadis liar." Sambung Ernan yang bicara di depan sebuah cermin.

**

Pagi hari pun tiba, jika setiap orang beraktivitas mulai dari pagi dengan mengerjakan sesuatu, lain halnya dengan Vanya yang masih bermain dalam dunia mimpinya. Tertidur di atas sebuah ranjang yang cukup luas serta di balut selimut tebal dan ac yang menyala membuat Vanya nyaman dan enggan untuk terbangun. Sampai akhirnya seseorang masuk kedalam kamarnya dan menaruh sebuah pakaian serta heels untuk di kenakan gadis itu.

"Non bangun." Ucap salah seorang pelayan di rumah itu.

Vanya hanya menggeliat layaknya seekor ulat, ia menarik selimutnya dan menutupi seluruh tubuhnya.

"Non, tuan sudah menunggu." Ucap pelayan itu kembali menggoyangkan tubuh Vanya.

"Ck, apa sih?! Ganggu tau gak?!" Ucap Vanya setengah membentak.

Gadis itu pun membuka matanya dan melihat seorang wanita yang tidak begitu asing baginya.

"Oooo... Aku dimana? Kau bukannya pelayan.... Ernan?" Ucap Vanya yang kaget dan menunjuk si pelayan dengan suara yang mengecil.

"Betul nona, dan kau sekarang di rumah tuan Ernan, segera bersiap karena tuan sudah menunggu."

"Saya udah menyiapkan air untuk non mandi." Sambung pelayan itu dan meninggalkan Vanya.

Seketika gadis itu lupa dengan apa yang terjadi semalam. "Aisshh sial! Kepala ku masih sakit." Desis Vanya memegang kepalanya.

Ia pun beranjak dari tempat tidur nya dan menuju sebuah kamar mandi. Di dalam sebuah bathtub ia baru sadar dengan apa yang terjadi malam itu, "sialan Michel!" Gumam Vanya yang segera beranjak dari rendamannya. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi Michel untuk meminta penjelasannya.

"Yak! Harusnya kamu berterimakasih, berkat aku kamu bisa tidur bersama dengannya haha..." Ucap Michel dalam sambungan telponnya.

"Dasar gila! Gak ada yang tidur dengannya! Jangan bergosip hal yang tidak mungkin!" Teriak Vanya.

Michel hanya tertawa mendengar teriakkan teman nya itu.

"Waktunya 10 menit, cepat atau ku potong gaji mu!" Ucap Ernan yang tiba-tiba berada di kamar itu.

"Wahh... Kak Ernan kah? Dia akan membawa mu kemana?" Tanya Michel yang mendengar suara Ernan.

"Bukan, lebih tepatnya dia seorang pria yang selalu bertindak seenaknya."

"Aku tutup dulu bye."

"Hm bye, semoga hari mu menyenangkan." Sahut Michel.

Setelah berpakaian, Vanya pun merias dirinya secantik mungkin di depan sebuah cermin.

"Haahhh... Menyebalkan! Kenapa aku harus terjebak dalam sandiwara ini Tuhan?" Gumam Vanya yang harus meratapi nasibnya.

***

Bersambung. . .

Mohon selalu dukungannya... trims...

Terpopuler

Comments

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

km jgn berburuk sangka dlu ernan..
nnti klo tau vanya masih virgin baru tau rasa lo

2021-12-23

0

Fitriyah Handayani

Fitriyah Handayani

🥰

2021-12-12

0

Nurafni Zalfaalituhayu

Nurafni Zalfaalituhayu

kayanya ceritanya mulai menarik

2021-10-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!