Bab 10

Beberapa hari setelahnya, kehidupan Vanya kembali seperti biasa. Kini ia di sibukkan dengan tugas kuliahnya serta pekerjaan yang selalu menunggunya. Satu hari setelah berkunjung ke pesta ulangtahun nyonya Liu, di saat itu juga ia seakan lost kontak dengan pria yang bernama Ernan. "Ayolah Vanya, berharap pada manusia hanya akan kecewa, anggap yang kemarin hanya mimpi dan sekarang kenyataan." Ucap Vanya pada dirinya sendiri. Ia pun meninggalkan perpustakaan dan bergegas menuju sebuah atap kampus.

Sesampainya disana, Vanya mengeluarkan sebatang rokok dan menyulutnya. Kepulan asap keluar dari mulut gadis itu yang bersandar di tepian serta menatap langit yang begitu cerah.

"Disini kau rupanya? Aku mencari mu dari tadi." Ucap Nic menghampiri Vanya.

Mendengar suara yang tidak asing, Vanya menoleh ke arah samping kanan dan melihat Nic yang berjalan menghampirinya. Kini pria itu telah berada tepat di hadapan Vanya, ia memberikan satu kaleng minuman yang di bawanya.

"Makasih Nic." Ucap Vanya menerima minuman itu.

"Kenapa? Sepertinya kamu kehilangan sesuatu." Ucap Nic.

"Bukan kehilangan sesuatu, tapi sepertinya aku mulai tidak waras." Sahut Vanya sambil menyesap rokoknya.

"Hm?" Sahut Nic mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan apa yang di katakan Vanya.

Perlahan Nic mengusap pipi Vanya dan menatapnya dengan begitu lekat, gadis itu menatap balik wajah tampan Nic hingga keduanya saling berdekatan dan hampir terjadi sesuatu yang diluar dugaan.

"Vanya!" Panggil Michel yang baru tiba di tempat itu.

Teriakkan Michel berhasil menghentikan keduanya, ia menghampiri Vanya dan menariknya untuk menjauh dari Nic yang mencoba mencuri ciuman Vanya.

"Ahh.. Michel, kenapa kau selalu menjadi pengganggu?" Gumam Nic yang begitu kecewa.

"Ngomong apa kau barusan? Pengganggu?" Ucap Michel.

"Tidak, aku cuma kaget aja tiba-tiba kamu datang." Sahut Nic.

"Sudahlah, kalian tidak perlu berdebat, ada apa mencari ku?" Tanya Vanya.

"Cuma mau kasih ini." Jawab Michel memberikan selembar kertas yang bertuliskan peserta perlombaan desainer musim semi.

"Apa kau gila? Aku gak ada waktu buat ikutan acara itu."

"Kamu gak perlu cemas, aku akan minta ijin untuk kamu cuti kerja beberapa hari."

"Tidak, apapun alasannya aku gak bakal ikut!"

"Ayolah Vanya, kak Ernan akan jadi juri sekaligus tamu spesial di acara itu, masih mau nolak?"

"Sayangnya aku gak peduli." Sahut Vanya tersenyum.

Gadis itu pun pergi dari tempat itu meninggalkan Michel dan juga Nic keduanya menatap heran dengan tingkah Vanya, terlebih lagi Nic yang yang tidak mengetahui apa hubungan Vanya dengan pria yang bernama Ernan itu. Meski ia tau saingannya banyak namun semuanya tidak memutuskan semangat Nic untuk terus mengejar Vanya.

Disebuah ruangan Vanya duduk di bangku nya, ia mencoba menyelesaikan tugasnya yang masih juga belum selesai. Tak... Seseorang menyimpan satu kaleng minuman di hadapan Vanya yang sedang serius dengan pekerjaannya.

"Apa kamu udah terima kartu peserta dari Michel?" Tanya Joe.

"Aku menolaknya."

"Why? Ini kesempatan emas untuk kamu mengejar impian mu." Sahut Joe.

"Aku gak ada waktu buat melakukannya, pekerjaan ku terlalu banyak." Bantah Vanya.

"Aiyoo... Kesempatan gak datang dua kali Van, bukan nya kamu pacarnya kak Ernan? Dia akan jadi tamu juga di acara itu." Bujuk Joe.

"Aku hanya pacar bayaran nya, bukan nyata."

"Apa?!"

"Biasa aja bisa? Rip nih telinga." Ucap Vanya menutup sebelah telinganya.

Vanya melihat arlojinya, waktu menunjukkan pukul 15.40 ia meninggalkan tugasnya bersama dengan Joe yang masih tidak percaya dengan apa yang di katakan gadis itu.

Vanya berjalan sendiri menuju sebuah halte bus, di tengah langkahnya ia melihat sebuah kedai dengan nuansa serba pink dan penuh gambar strawberry yang terlihat begitu cantik. Ia pun membelokkan langkahnya menuju sebrang jalan dan masuk kedalam kedai tersebut.

Vanya yang hanya duduk seorang diri memesan minuman yang menjadi favorit di kedai itu, sesekali ia melirik ke arah jendela yang menerobos langsung ke jalanan. Dengan tatapan kosongnya Vanya melihat beberapa orang yang berlalu lalang dengan aktivitas nya. Tak jarang juga ia melihat beberapa pasangan yang terlihat begitu hangat dan bahagia.

"Haahh... Menyebalkan." Gumam Vanya yang menghela nafasnya dan di sambung dengan meneguk minuman yang ada di hadapannya.

Ia mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering tanpa henti, di lihatnya layar ponsel miliknya dengan sederet penggilan tak terjawab dan beberapa pesan yang di kirim oleh beberapa orang termasuk salah satunya adalah dari Michel.

"Sudah serasa hidup seperti artis yang di rindukan fans nya." Gumam Vanya yang masih menatap layar ponselnya.

Ia pun menekan nomor mechel dan menelpon balik. Dalam sebuah sambungan telpon, tidak ada hal penting yang ia bicarakan melainkan hanya menanyakan keberadaan temannya itu.

"Tunggu disana, aku kesana sekarang." Ucap Michel yang kemudian menutup sambungan telponnya.

Selang beberapa menit, seorang gadis dengan tubuh langsing serta rambut yang terikat ke atas pun datang menghampiri Vanya yang masih terdiam di tempat.

"Asik ya nongkrong sendiri?" Ucap Michel yang kini duduk di hadapan Vanya.

"Gak sengaja juga sih, niatnya mau langsung ke minimarket cuma lihat tempat ini kayaknya nyaman sekalian mampir deh." Jelas Vanya.

"Masih belum mau berhenti juga?"

"Entah, bagaimana pun juga aku masih butuh pekerjaan itu." Sahut Vanya.

"Woy! Kak Ernan orang tajir kenapa gak deketin aja? Bukannya dia juga membayar mu cukup mahal?" Ucap Michel.

"Gak! Kamu cukup mendorong ku ke dalam bar! Jangan sampai aku terjerumus dalam lubang yang begitu dalam."

"Hahahaha.... Aduh Vanya.. pikiran mu aish..."

"Hm? Kenapa dengan pikiran ku?"

"Ambil ini dan ikuti lomba nya, jika kamu berhasil kemungkinan kak Ernan akan melirik kamu dan menjadikan mu orang yang berguna bukan hanya sebagai pacar bayaran, paham?" Jelas Michel memberikan nomor peserta.

"Atau jangan bilang kamu masih suka sama Nic?" Sambung Michel.

"Bisa jadi, bisa juga enggak, sudahlah jangan bahas masalah itu bikin mood anjlok tau gak." Sahut Vanya.

"Baiklah, ayo jalan kali ini akan ku ajak kamu ke tempat yang luar biasa menyenangkan."

Hari mulai gelap, kedua gadis itu pun pergi meninggalkan tempat itu untuk menuju sebuah club malam tempat dimana biasa Michel berkunjung bersama dengan Joe. Saat melihat tempat yang begitu ramai itu membuat Vanya menghentikan langkahnya..

"Chel, kenapa kamu membawaku ke luar dari kandang singa masuk ke kandang macan?" Sebuah pertanyaan Vanya lontarkan.

"Disini beda gak kayak tempat kerja kamu, ayo masuk." Sahut Michel menarik tangan Vanya dan membawanya masuk kedalam dunia malam.

***

Bersambung. . .

Buat para reader yang baca ini novel, mohon dukungannya ya kasih like di setiap Eps.. makasih 🙏

Slow update karena kadang author sibuk

Terpopuler

Comments

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

bagus michel slalu jd benteng untk vanya..
kyanya michel sngat tdk setuju klo vanya sma nic..
lagian si vanya diem bae digituin😪

2021-12-23

0

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

apa km lupa vanya.. kn si ernan bilang di akn mnghubungi mu klo lg dia butuh

2021-12-23

0

Enima Afla Sabita

Enima Afla Sabita

la lo van da masuk kandang buaya dgn mjd pacar pura2 🤣🤣🤣🤣

2021-08-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!