Bab 18

Di sebuah kampus tempat dimana Vanya menimba ilmu, gadis itu belum terlihat batang hidungnya.

"Chel, ku dengar hubungan Vanya dan Nic semakin dekat, apa itu benar?" Tanya Sheila.

"Aku gak yakin, kenapa kau gak menanyakan nya langsung?" Jawab Michel.

"Benar atau enggaknya mereka dekat, apa hubungannya dengan mu?" Sahut Joe yang baru datang.

"Gak ada, aku cuma kasihan sama Vanya yang hanya di jadikan mainan Nic." Ujar Sheila.

"Kamu tenang aja, Vanya udah ada yang punya yang jauh lebih baik dari Nic." Sahut Michel.

Di tengah obrolan mereka, gadis yang menjadi topik pembicaraan pun datang wajah yang terlihat lesu, ia duduk di tempatnya dan melewati Michel juga yang lainnya begitu saja.

"Hei.. ada apa? Kenapa kau terlihat tidak bersemangat?" Tanya Michel menghampiri Vanya.

"Entahlah, sepertinya aku ingin masuk goa dan tidak kembali." Sahut Vanya.

"Kak Ernan apa Nic?" Tanya Joe.

"Oh ayolah Joe, jangan kamu menyebutkan nama kedua pria itu aku sungguh tak ingin mendengarnya." Sahut Vanya.

"Sudahlah, ayo ke atap." Ajak Michel yang menarik tangan Vanya.

Di atas sebuah atap gedung kampus, Michel memberikan Vanya sebatang rokok dan menyulutkan untuk nya begitu juga dengan dirinya. Melihat Michel yang tak hentinya menghabiskan batang demi batang rokok, Joe pun merebut rokok yang kini menempel di bibir Michel.

"Hei.. apa yang kau lakukan? Cepat Kembalikan!" Ucap Michel.

"Cukup, apa kau tidak ingin punya anak bersama ku hah?" Sahut Joe.

"Kalian pacaran kah? Kenapa aku tidak mengetahuinya?" Tanya Vanya.

"Gak ada yang pacaran." Ucap Michel menyangkal.

"Kita tidak pacaran hanya tidur bersama." Sahut Joe melirik Michel dengan tatapan genit nya.

"Gila! Apa kalian telah melakukan itu?"

"Ya, kita telah melakukan kesalahan terindah yang begitu nikmat hingga membuat aku ketagihan." Ucap Joe yang menggoda Michel.

"Sialan! Bahkan tanpa status pun kalian bisa melakukan hal itu."

"Karena kita gak mau putus, jadi gak butuh status." Sahut Michel.

Vanya benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang telah di lakukan kedua temannya itu, gadis itu pun membuang rokoknya dan berteriak sekencang mungkin dari atas gedung itu untuk menghilangkan semua beban dalam dirinya.

"Lakukan jika kau mau." Ucap Michel menepuk pundak Vanya.

"Dasar setan!" Sahut Vanya tertawa kecil.

"Sudahlah, kalian lanjutkan saja berdua aku akan kembali ke kelas." Ucap Vanya yang kemudian melangkah pergi.

Di bawah sinar matahari yang tidak terlalu panas, serta hembusan angin yang menerpa kini hanya ada dua orang insan yang sedang di mabuk asmara. Tak mengenal tempat dimana pun itu, keduanya saling berpautan dalam sebuah ciuman yang begitu nakal hingga membuat Michel kembali merasakan sensasi yang begitu luar biasa yang sebelumnya pernah Joe berikan.

"Joe... aku menginginkan nya lagi." Ucap Michel.

"Akan ku berikan nanti." Sahut Joe tersenyum.

"Ahh.. shit! Aku mengingatkannya sekarang." Ucap Michel.

"Baiklah, ayo kita pergi." Ucap Joe menarik Michel dari tempat itu dan menuju sebuah parkiran.

Kedua orang itu pun masuk kedalam mobil dan menuju sebuah apartemen tempat dimana Michel tinggal. Sesampainya di dalam apartemen Joe menyerang Michel layaknya seekor singa yang kelaparan, keduanya larut dalam suasana yang begitu bergairah. Kecupan demi kecupan Joe berikan mulai dari bibir, leher hingga bagian gunung kembar yang semakin menambah hasrat pada Michel.

"Ahh~ Joe... kau sungguh menyiksa ku, berhenti bermain disana." Ucap Michel yang terengah-engah.

Satu persatu kain yang membalut tubuh Michel pria itu lepaskan hingga tak tersisa sehelai benang pun. Tangan yang begitu nakal tak hentinya bermain di sebuah lembah yang telah begitu lembab. Hingga akhirnya Joe, mengeluarkan jagoannya yang telah siap untuk bermain dalam lembah milik Michel.

Sebelum bermain semakin dalam, dengan sengaja pria itu memaikankannya perlahan hingga membuat Michel kesal sendiri karena ulah Joe.

"****! Kenapa kau terus menyiksa ku seperti ini?" Ucap Michel dengan tidak karuan.

Joe pun tersenyum nakal, lagi-lagi ia menyukai wajah Michel yang terlihat menggemaskan seperti itu, ia pun menuruti kemauan gadis itu dan menghentakkan juniornya hingga membuat Michel menjerit kecil dan mencengkeram punggung Joe.

Ddrttt... Drrtt ... Di tengah aktivitasnya ponsel Michel terus berdering. Namun keduanya mengabaikan panggilan tersebut dan meneruskan aktivitas panasnya hingga keduanya mencapai pelepasan bersama.

"Aahhhh~ Joe..." Teriak Michel.

"Kau.. membuat ku candu baby." Ucap Joe yang tertidur di samping Michel dengan tangan yang memeluknya.

*

"Dimana Michel? Kenapa disaat pelajaran penting dia gak hadir?" Tanya seorang dosen.

"Michel sakit Bu." Sahut Vanya berbohong.

"Yasudah bilang padanya segera kumpulkan tugas yang ibu berikan jika tidak, ibu akan mengurangi poin nilai nya."

"Baik Bu."

Setelah kelas selesai, dosen itu pun pergi meninggalkan ruangan termasuk para mahasiswa yang berhamburan keluar, begitu juga dengan Vanya yang bergegas menuju apartemen Michel untuk mencari keberadaan nya.

Sesampainya di sebuah apartemen, Vanya yang telah mengetahui password kunci pintunya bergegas masuk dan meneriakkan nama temannya itu. Sampai akhirnya Michel keluar dari dalam kamar dengan mengenakan sebuah kimono handuk yang di susul dengan Joe di belakangnya.

"Kalian...." Ucap Vanya terputus.

"Kenapa? Sorry telponnya tadi gak aku jawab, lagi nanggung." Ucap Michel.

"Aishhh... Dasar gila!"

"Dengan santainya kalian melakukan hal itu sementara dosen nagih tugas yang belum kamu selesaikan!" Sahut Vanya.

"Baiklah setelah ini aku akan selesaikan tugas ku." Ucap Michel.

Vanya berjalan menghampiri lemari es, ia mengambil satu kaleng minuman dan duduk di sebuah sofa menunggu mereka berdua berganti baju. Vanya pun membuka ponsel nya dan melihat sebuah berita yang mengabarkan Ernan akan segera menikah dengan gadis misterius yang masih di sembunyikan.

Saking kagetnya Vanya pun menyemburkan minuman dari mulutnya "Apa gadis yang di maksud adalah aku? Tapi bagaimana mungkin? Bisa jadi itu Shita gadis yang setara dengan keluarganya." gumam Vanya. Dengan cuek gadis itu pun mengabaikan berita tersebut.

"Van... Kenapa mukanya kaget gitu?" Tanya Joe.

"Gak, biasa aja."

"Ayolah.. aku tau kamu telah membaca beritanya." Sahut Joe.

"Apa gadis yang di maksud adalah Shita?" Tanya Vanya.

"Jika itu benar dia, apa kau cemburu?" Sahut Joe.

"Tidak, untuk apa aku cemburu? Dia bahkan bukan siapa-siapa aku."

"Baiklah aku percaya, dan yang pasti itu bukan Shita."

"Jadi...." Ucap Vanya terpotong.

"Kamu, bodoh!" Sahut Michel yang tiba-tiba muncul.

Vanya pun dengan cepat meminum minuman yang di ganggamnya tanpa henti sampai tak tersisa. "Bagaimana mungkin itu aku? Semua itu gak boleh terjadi, aku harus menemuinya." Batin Vanya yang tanpa sadar meremas kaleng kosong dalam genggamannya dengan kuat hingga tak berbentuk.

***

Bersambung. . .

Terpopuler

Comments

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

michel bisa nasehatin vanya untk brhati2 tp dia sndri yg nakal😁

2021-12-23

0

Miadi

Miadi

jgn ceritain vanya suka merokok thor, aslinya aku gak suka lht cwe merokok, kesannya tuh liar bangt, bkn cwe baik2 🙏🙏

2021-11-03

0

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

semoga vanya ga terbawa arus sama si Michel

2021-08-12

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!