Bab 3

Sesampainya di sebuah minimarket, Vanya bergegas menuju ruangan karyawan untuk memakai baju kerjanya. Selesai mengganti baju ia membereskan beberapa barang menatanya dengan rapi dan juga menyortir yang telah expired. Keseharian Vanya di habiskan di kampus dan tempat kerjanya. Dengan parasnya yang cantik dan keramahan nya Vanya mampu menaikan omset penjualan dan menjadi kebanggaan pemilik toko tersebut.

Tak hanya menjaga toko, Vanya juga harus membagi waktunya dengan belajar dan beberapa tugas yang harus segera ia selesaikan. Kling... Sebuah notifikasi pesan masuk di ponselnya, Vanya segera membaca isi dari pesan tersebut yang tak lain adalah dari Nic yang menanyakan keberadaannya. Gadis itu segera membalas pesan tersebut dengan senyuman di wajahnya.

Setelah membalas pesan tersebut Vanya kembali bekerja, di saat sedang membereskan beberapa berang, seseorang datang dan menghampiri meja kasir untuk membayar belanjaannya. Dengan segera Vanya menuju meja kasir untuk menghitung blanjaan pelanggannya.

"Jangan lupa datang kembali." Ucap Vanya sambil memberikan belanjaan orang tersebut.

Tap... Seseorang menaruh dua kaleng minuman di hadapan Vanya, ia pun menghitung totalnya dan melihat ke arah orang tersebut yang tak lain adalah Nic.

"Mau minum bersamaku?" Tanya Nic.

"Oke." Sahut Vanya menerima ajakan Nic.

Mereka berdua pun berjalan ke luar minimarket dan duduk di sebuah kursi yang telah di sediakan toko tersebut. Di tengah perbincangannya, suara gemuruh dari dalam perut Vanya menghentikan pembicaraan mereka. Gadis itu hanya tersenyum yang kemudian beranjak masuk dan membawa satu cup mie instan yang telah di campur dengan air panas.

"Gak makan siang kah?" Tanya Nic disaat Vanya kembali.

"Enggak, tadi aku begitu ngantuk jadi selesai kelas aku tidur." Jelas Vanya.

"Jangan terlalu banyak bekerja, perhatikan kesehatan mu." Ucap Nic.

"Aishh, kamu seperti ini bisa membuat aku salah paham tau gak?"

Nic hanya mengulas senyumnya dan menatap Vanya yang sedang menikmati makanannya. "Woy Vanya!" Seorang pria menepuk pundak gadis itu hingga tersedak.

"Uhuk.. sialan kau Ian! Uhuk uhuk..." Ucap Vanya sambil terbatuk-batuk.

"Oops sorry, buatin dong lapar nih." Ucap ian yang duduk di sebelah Vanya.

Vanya berdiri dari duduknya dan hendak membuatkan makanan untuk Ian, namun niatnya terhenti ketika sebuah tangan menariknya dan menyuruhnya kembali untuk duduk. Gadis itu melirik heran pada pria yang berada di sebelahnya.

"Punya tangan, punya kaki bisa bikin sendiri kan?" Ucap Nic pada ian.

"Kamu siapa?" Tanya balik ian yang baru pertama kali melihat Nic.

"Dia teman aku, udah gak usah ribut aku ambilkan buat kamu." Sahut Vanya yang kemudian masuk.

Tidak ada perbincangan dari kedua pria tersebut hanya saling tatap yang mengandung banyak arti dari satu sama lain. Tak lama kemudian Vanya pun kembali dan memberikan mie instan untuk Ian. Siapakah ian? Bukan pacar apalagi suami, dia adalah salah satu teman dekat Vanya anak dari pemilik toko tempat Vanya bekerja. Walau usianya di bawah Vanya namun tidak menghalangi keduanya untuk menjadi teman dekat.

Hari mulai gelap, Nic yang masih terdiam setia menunggu Vanya menyelesaikan pekerjaan nya, rencananya ia akan pergi bersama dengan gadis itu menuju bar tempat Vanya bekerja.

"Ian.. malam ini aku ijin satu jam lebih awal ya, gak papa kan kamu jaga toko?" Ucap Vanya.

"Mau kemana? Pacaran ya?"

"Gak ada waktu buat pacaran! Aku harus pergi ke tempat kerja lebih awal malam ini."

"Kamu kerja di tempat lain?" Tanya ian yang tidak mengetahui kalau Vanya menjadi pelayan sebuah bar.

"Hm, aku butuh uang ekstra jadi aku cari kerjaan lain, udah ya aku pergi dulu kamu tunggu disini sebentar sampai pergantian shift." Ucap Vanya yang bergegas meninggalkan tempat itu.

~~

Sesampainya di bar, Vanya terpisah dengan Nic karena ia harus mengganti pakaiannya layaknya wanita malam. Sebuah mini dress berwarna hitam dengan bagian atas yang terbuka membalut tubuh Vanya. Perlahan langkah kakinya menuntun Vanya untuk masuk kedalam tempat yang di penuhi orang-orang hanya untuk bersenang-senang. Bau alkohol yang menyengat serta kepulan asap rokok dari sana sini membuat Vanya terkadang pengap, namun ia harus terbiasa dengan semuanya demi menyambung hidup.

"Vanya sini.." teriak Michel yang telah berkumpul dengan Joe dan beberapa temannya termasuk Nic yang telah duduk santai di sebuah kursi.

Vanya berjalan ke arah mereka dengan membawa beberapa minuman dalam sebuah nampan. Ia duduk di antara beberapa temannya yang sesekali melirik ke arah Nic. Suara gelas yang saling beradu serta kepulan asap rokok sejenak membuat Vanya lupa akan dunianya.

Setelah puas dengan minum-minum dan memainkan sebuah permainan, mereka pun mulai meninggalkan tempat itu satu persatu hingga tersisa beberapa orang yang masih menikmati minumannya. Vanya beranjak dari tempat duduknya berniat untuk mencari keberadaan Nic yang menghilang entah kemana. Ia menelusuri setiap sudut sampai akhirnya meliat dua orang yang sedang bercumbu.

"Nic" gumam Vanya sambil memperhatikan kedua orang itu, namun ternyata dugaan Vanya salah, mereka adalah teman lainnya yang sedang asik berpacaran. Ia pun kembali melangkahkan kakinya sampai akhirnya terhenti di sebuah lorong dekat toilet. Ia melihat Nic sedang menghimpit seorang wanita di hadapannya. Vanya pun segera memutar balikkan tubuhnya dan hendak kembali ke tempat yang seharusnya ia berada.

"Vanya tunggu.." seru Nic menghentikan langkah seorang gadis di depannya.

"Sorry, aku gak tau." Ucap Vanya mengalihkan pandangannya.

"Aku hanya main-main sama dia." Sahut Nic mencoba menjelaskan.

"Mau main-main apa enggak, itu urusan kamu gak ada hubungannya sama aku." Jelas Vanya.

"Tapi kamu yang aku inginkan."

"Aku harus kembali masih ada kerjaan lain, lanjutkan lah anggap aku gak melihat apapun." Ucap Vanya yang bergegas pergi meninggalkan Nic.

Gadis itu pun kembali kedalam ruangan yang pengap itu. Ia duduk di samping beberapa sugar Daddy yang mencari kesenangan, Vanya mulai menuangkan minumannya dan menemani para pria itu dengan tubuh yang telah lelah.

"Kamu begitu cantik malam ini sayang." Bisik seorang pria di samping Vanya.

"Bukannya tiap malam aku terlihat cantik?" Sahut Vanya.

"Gimana kalau malam ini kamu temani aku? Akan ku kasih tip lebih dari yang biasanya."

"Sorry om, aku gak pandai bermain begituan."

"Akan ku ajarkan bagaimana caranya memuaskan hasrat para lelaki."

"Tio!" Panggil Vanya memberikan sebuah kode pada pria yang berdiri tak jauh di belakangnya.

Dengan segera pria yang bernama Tio itu menghampiri Vanya dan menyeret pria di sebelahnya yang mencoba macam-macam dengan sebuah berlian. Vanya pun melenggang pergi dengan sebuah rokok yang menempel di bibirnya.

"Sialan Vanya! Berani-beraninya kau melakukan semua ini!" Teriak pria yang tengah mabuk itu.

Vanya hanya tersenyum tipis sambil menatap para pria brengsek yang ingin merendahkannya.

***

Bersambung. . .

Terpopuler

Comments

Lantasi Sudaryanto

Lantasi Sudaryanto

keren, nih namanya ratu beneran yg dikawal dari pemangsa

2021-12-07

0

yivone

yivone

1111

2021-09-18

1

Sumawita

Sumawita

bagus Vanya kamu harus tegas dan harus pandai-pandai jaga diri di tempat club,, walaupun kamu kerja di Tempat itu jangan sampai kamu terlena

2021-09-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!