Bab 9

Dalam sebuah perjalanan tak satu kata pun yang keluar dari mulut mereka. Vanya lebih sibuk dengan ponselnya yang saling berbalas chat dengan Nic. Walau ia tidak mengetahui kemana Ernan akan membawanya pergi namun hal itu tidak menjadikan Vanya penasaran, satu hal yang harus ia kerjakan yaitu menjalankan tugasnya dengan baik.

Sampai akhirnya mereka telah sampai di sebuah rumah mewah yang di sulap menjadi sebuah tempat pesta dan dipenuhi oleh beberapa tamu undangan. Ernan menggandeng Vanya masuk kedalam rumah itu dan menemui ibunya yang kini sedang merayakan ulangtahunnya.

"Kakak.. coba lihat apa itu kak Ernan yang kita kenal?" Tanya Carla pada sepupunya.

"Jika bukan dia lalu siapa?"

"Eehhh lihat wanita yang di samping nya, apa dia calon istrinya kakak?" Sahut Carla kembali.

"Hei kenapa kau bawel sekali? Eehh tunggu...." Ucap pria di samping Carla melihat kedatangan Vanya yang di gandeng Ernan.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat begitu kaget? Apa kau mengenalnya?" Sahut Carla.

Belum sempat pria itu menjawab, seorang gadis dari arah lain memanggilnya dan mengalihkan perhatiannya.

"Kak Michel? Dia disini juga?"

"Hm, bagaimana tidak papa nya rekan bisnis mama kamu." Sahut Joe.

"Hai gadis cantik, apa kabar?" Tanya Michel.

"Baik kak, sepertinya aku harus cari teman ngobrol lain." Ucap Carla meninggalkan Michel dan Joe.

Di sisi lain, Ernan meninggalkan Vanya seorang diri ia menemui beberapa kerabat nya untuk sekedar saling menyapa satu sama lain. Di tengah kesibukannya Vanya mencicipi beberapa jamuan, ia kagetkan dengan seseorang yang menepuk pundaknya. Vanya pun langsung menoleh ke belakangnya dan terlihat seorang gadis mungil yang cantik tersenyum kepadanya.

"Hai kakak, boleh aku bicara dengan mu?"

"Em, tentu."

"Kenalin nama ku Carla adiknya kak Ernan si manusia datar." Ucap gadis mungil itu mengulurkan tangannya.

Ya, Carla adalah putri kedua nyonya Liu yang tak lain adalah adik kandung Ernan, ia masih berstatus sebagai mahasiswa baru di salah satu universitas ternama dan terfavorit, dengan tubuh nya yang kecil ia biasa di panggil dengan sebutan di gadis mungil.

Obrolan mereka pun berlangsung dengan begitu santai dan di selangi canda tawa dari keduanya, terlebih ketika Clara menceritakan hal konyol dan tingkah kakaknya yang sedikit aneh. Sampai akhirnya keduanya dipisahkan oleh kedatangan Ernan.

"Kakak, jangan kau menakutinya dia sungguh gadis yang baik." Ucap Carla.

"Hm." Sahut Ernan dengan wajah datarnya.

Pria itu pun membawa Vanya untuk menemui ibunya yang telah berada di tempat itu. Ia menggandeng Vanya dan melewati beberapa para gadis yang membuatnya begitu iri termasuk salah satu gadis teman masa kecil Ernan. Sampai di hadapan nyonya Liu, Ernan memberikan sebuah kado kecil serta ucapan selamat ulangtahun untuk ibunya, bagitu juga dengan Vanya yang ikut mengucapkan selamat.

Siapa sangka kedatangan Vanya akan di sambut hangat oleh nyonya Liu, bahkan ia menyuruh Ernan untuk mengajaknya berdansa sebagai pembuka acara tersebut dan sambutan dari putra pertamanya kepada para tamu yang hadir dalam ruangan itu.

"Vanya!" Ucap Michel yang kaget melihat sahabatnya itu berdansa dengan tuan muda keluarga Addison.

"Joe.. apa kau mengetahui sesuatu?"

"Tidak, aku saja kaget tiba-tiba melihat kak Ernan menggandeng Vanya." Jelas joe yang selaku adik sepupunya Ernan.

"Bagaimana bisa semua ini terjadi? Atau jangan-jangan yang di maksud dia pacar bayaran adalah kak Ernan." Gumam Michel.

"Suadahlah, ayo kita hampiri mereka dansa bareng." Ucap Joe menarik tangan Michel.

Kini mereka berada di tempat yang sama, Vanya menyembunyikan wajahnya di dada bidang Ernan ketika melihat Joe dan Michel berada di dekatnya. Suasana romantis pun terjadi diantara mereka di karenakan tingkah Vanya yang memeluk Ernan. Sampai akhirnya acara pembukaan pun selesai dan di lanjutkan dengan acara lainnya.

"Hei aku sangat lapar, bolehkan aku memakan sesuatu?" Ucap Vanya.

Ernan hanya mengangguk pelan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Gadis itu pun bergegas ke tempat jamuan untuk memakan beberapa cake dan makanan lainnya.

"Apa dia yang menjadikan mu pacar bayaran?" Tanya Michel yang tiba-tiba berada di samping Vanya.

"Uhukk... Ssttt..." Sahut Vanya menutup mulut Michel dengan telunjuknya.

"Hei.. bagaimana kamu bisa disini?" Tanya Vanya.

"Papa yang menyuruh ku untuk datang kesini, di tambah dengan Joe adik sepupunya Ernan." Jelas Vanya.

"Hah?!" Ucap Vanya setengah berteriak karena kaget.

Suara Vanya tentu saja mengalihkan perhatian para tamu lainnya. Dengan wajah polosnya ia tersenyum dan membungkuk untuk meminta maaf atas teriakkan nya. Vanya pun menarik Michel keluar dari tempat itu. Ia meminta penjelasan sahabatnya itu mengenai Ernan dan keluarganya. Di saat keduanya sedang berbincang Carla datang menghampiri nya dan membawa nya atas dasar suruhan mamanya.

Di sebuah ruangan yang tertutup nyonya Liu menunggu kedatangan Vanya. Sampai akhirnya kedua gadis itu datang dan duduk di hadapan nya.

"Siapa namamu? Apa benar kamu pacarnya Ernan?" Tanya nyonya Liu.

"Iya Tante, nama ku Vanya." Jawab Vanya dengan santainya.

"Bagaimana kamu bisa menaklukan hati si anak gak normal itu? Bahkan saya telah mengatur kencan buta beberapa kali tapi selalu gagal."

"Pilihan mama aja yang kurang menarik buat kakak." Sahut Carla.

"Yak! Diam kau! Anak kecil tau apa masalah cinta?"

"Aku udah dewasa ma, bahkan aku udah punya pa...." Ucapan Carla terputus, ia menutup mulutnya yang hampir keceplosan.

"Apa? Kenapa gak di lanjutkan ucapan mu itu?" Ucap Liu.

"Gak papa ma, hehe."

Di tengah obrolannya, seseorang masuk dengan membawa sebuah kado di tangannya, ketiga wanita itu menatap dia yang menghampiri nyonya Liu dan duduk di sebelahnya.

Dia adalah Shita seorang gadis dari keluarga terhormat yang merupakan teman masa kecil Ernan, hubungan nya dengan keluarga Addison tidaklah terlalu baik karena keluarganya merupakan saingan bisnis satu sama lain.

Shita melakukan segala macam cara untuk bisa dekat dengan Ernan, namun hasilnya tidak semulus yang ia harapkan sampai hari ini ia melihat Ernan membawa seorang gadis dan membuatnya kesal sendiri.

"Tante, ini aku bawakan kado, selamat ulangtahun." Ucap Shita memberikan sebuah kado lukisan dengan harga yang cukup fantastis.

"Terimakasih, seharusnya kamu gak perlu repot memberikan itu." Sahut nyonya Liu.

Shita menatap Vanya dengan penuh kebencian, namun dengan kecerdikan nya Vanya, ia berakting sebaik mungkin untuk mengalahkan Shita dan mengambil hati nyonya Liu yang dari awal telah menyukainya dan bahkan ia berharap kalau Ernan bersedia untuk segera menikahinya. Shita pun keluar dari ruangan itu dengan perasaan yang benar-benar kesal atas tingkah Vanya yang seolah menang.

"Kakak gak perlu cemas, dia hanya ingin mendekati kak Ernan untuk ketenarannya, di banding dengan kakak dia gak ada apa-apanya." Jelas Carla yang juga tidak menyukai Shita.

Vanya hanya mengulas senyumnya, "Orang terhormat seperti dia di bilang gak ada apa-apanya? Gimana kalau mereka tau kalau aku hanya seorang... Ah sudahlah jalani saja Vanya semua demi kehidupan mu." Batin Vanya.

***

Bersambung. . .

Minta dukungan like nya ya.. gratis kok ☺️ makasih. . .

Terpopuler

Comments

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

km pun org terhormat ko vanya.. km msih suci.. kn jarang banget ada perempuan bkerja di bar yg msih suci..
cuma ya gtu pemikiran org klo udh dnger pkerja mlm psti mikirnya udh jelek aja..
dan untk si shita siapa tau dia perempuan ga bner

2021-12-23

2

Sarita

Sarita

makanya kamu berhenti kerja dibar vanya kan 30 jt cukup buat kehidupanmu

2021-09-24

5

Uchi Hafiz

Uchi Hafiz

lanjut

2021-09-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!