Virgin (True Love)

Virgin (True Love)

Bab 1

Sebelumnya mohon maaf jika banyak typo bertebaran..

...Happy reading...

......~~~~......

Jika untuk sebagian orang masa remaja adalah masa yang bagitu indah, berbeda hal nya dengan Vanya. Gadis yang telah di tinggalkan kedua orang tuanya itu terpaksa harus tinggal bersama dengan neneknya yang telah cukup tua, sampai akhirnya sang nenek sakit dan juga meninggalkan Vanya seorang diri dan di saat itu juga kehidupan Vanya yang sebenarnya dimulai. Vanya adalah seorang gadis yang kuat yang memiliki sifat pemberani, ia akan melakukan segala cara untuk membiayai hidupnya sendiri. Ya, jika tidak seperti itu lalu siapa yang akan membiayai hidupnya? Minta saudara? Sangat tidak mungkin, menikahi pria kaya? Tidak mungkin juga, karena Vanya masih ingin menikmati masa lajangnya.

Vanya memiliki wajah yang cantik, berkulit putih dan lekuk tubuh yang indah. Kini ia kuliah di salah satu universitas jurusan desain. Ia membiayai kuliahnya dengan cara bekerja paruh waktu di sebuah mini market. Namun uang yang ia kumpulkan dari hasil kerjanya sebagai pelayan toko masih kurang karena biaya yang harus ia tanggung cukup banyak, di luar biaya kuliah, Vanya juga harus membayar uang sewa rumah yang ia tempati.

Terkadang ia ingin mengakhiri semuanya karena begitu sulit untuk ia hadapi, namun beberapa orang teman yang ada di sampingnya selalu menyemangati Vanya untuk terus berjuang bersama. Bukan hanya dari kalangan biasa, teman yang dekat dengan Vanya tak jarang dari kalangan keluarga berada yang membawanya kedalam dunia malam yang begitu gelap.

**

Suatu malam, selesai bekerja di sebuah minimarket Vanya bergegas menuju sebuah bar yang dimana di penuhi dengan para pria hidung belang yang hanya mencari kesenangan sesaat. Ini untuk pertama kalinya Vanya pergi ke tempat seperti itu yang di bawa oleh temannya langsung untuk di kenalkan pada pemilik bar tersebut. Vanya datang bukan untuk di jadikan pelayan biasa, dengan wajahnya yang begitu cantik, ia di jadikan sebagai pelayan yang melayani beberapa pria untuk minum dan hiburan semata.

Bukan karena keinginan, tapi karena keadaan yang membuat Vanya menerima pekerjaan itu, karena cukup sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang lain. Seteguk demi seteguk Vanya mencoba sebuah alkohol dan sebatang rokok yang menempel di tangannya. Tak hanya sendiri, ia juga di temani dengan beberapa temannya sebagai tamu di bar tersebut.

"Vanya... Mau kah kau menemaniku malam ini?" Ucap seorang pria yang duduk di sampingnya.

"Tergantung yang akan kau berikan." Sahut Vanya.

Pria itu hanya tersenyum dan mengerti dengan apa yang di maksud gadis itu. Dengan segera Vanya menuangkan minuman kedalam gelas pria di sampingnya dan menemaninya minum sampai mereka puas. Gadis itu hanya menemaninya duduk dan berbincang, tak jarang beberapa pria yang dekat dengannya mengeluh dengan keadaan istri atau pacar mereka. Vanya yang selalu menyikapinya dengan santai tak jarang memberikan sebuah saran pada mereka.

"Sebenarnya pekerjaan aku sebagai pelayan apa dokter cinta sih? Kenapa mereka selalu mengeluarkan keluh kesah tentang asmara mereka?" Gumam Vanya.

"Vanya...." Panggil seseorang dari arah kanan tempat ia duduk bersama dengan klien nya.

Vanya pun menoleh ke arah sumber suara dan terlihat seorang gadis bersama dengan dua orang pria di sampingnya.

"Tunggu sebentar om, aku kesana dulu." Ucap Vanya hendak meninggalkan kliennya.

"Mau kemana hey! Ini belum selesai." Ucap pria yang duduk bersama dengan Vanya yang telah setengah mabuk.

Kini gadis itu telah bersama dengan seorang temannya.

"Ada apa?" Tanya Vanya.

"Single nih, boleh lah kamu temenin." Ucap Michel.

"Boleh, ayo." Dengan lembut Vanya menarik tangan pria itu dan mengajaknya duduk bersama.

Tak jarang dari berbagai macam pria ingin berbuat lebih dengan gadis itu, namun seorang penjaga bar tersebut selalu melindungi Vanya untuk tidak di sentuh sembarangan. Ya, walau Vanya hanya berstatus pelayan namun selalu di perlakukan layaknya seorang ratu, karena dengan adanya dia tempat itu selalu ramai di penuhi pengunjung yang bisa menaikkan omset dalam satu malam.

Waktu menunjukkan pukul 03.30 dini hari. Vanya pun bergegas meninggalkan tempat itu karena telah lelah seharian bekerja.

"Vanya tunggu." Ucap seorang pria pemilik bar tersebut.

"Ya? Ada apa? Mau periksa takut aku bawa kabur uang?"

Pria itu hanya tersenyum, ia kemudian memberikan Vanya sebuah amplop berwarna coklat dengan sejumlah uang di dalam nya.

"Ini buat kamu."

"Apa ini? Bukannya aku baru bekerja malam ini?"

"Karena berkat kamu bar bagitu ramai, ambil lah." Ucap pria itu menaruh amplop pada tangan Vanya.

"Baiklah, terimakasih."

Vanya pun bergegas keluar dan berjalan menuju tempat tinggalnya yang cukup jauh. Sesampainya di sebuah rumah gadis itu merebahkan tubuhnya di atas sebuah ranjang yang tidak terlalu luas. Setelah beristirahat sejenak, Vanya mengganti bajunya dan menghapus make up yang menempel di wajahnya. Tak lupa ia menghitung uang yang telah terkumpul untuk membayar sewa rumah yang telah lewat jatuh tempo.

"Haahh... Sungguh melelahkan." Gumam Vanya yang perlahan terlelap dalam tidurnya.

Baru sebentar rasanya ia tertidur, seseorang telah membuat kerusuhan di luar rumahnya. Setelah beberapa usaha menutup telinganya dengan bantal dan selimut namun suara gaduh itu tetap terdengar di telinganya. "Sialan!" Gumam Vanya yang akhirnya terbangun dengan kondisi raut wajah yang seperti panda dan rambut acak-acakan layaknya orang gila.

Ia pun membuka pintu rumahnya dan terlihat seorang wanita yang telah membuat kerusuhan di pagi hari. Ya, wanita itu adalah si pemilik rumah yang cerewet dan mata duitan. Tanpa perlu menanyakan tujuan kedatangannya, Vanya kembali masuk dan membawa uang yang telah di siapkan nya.

"Ambil untuk dua bulan kedepan!" Ucap Vanya memberikan sebuah amplop coklat.

"Dan satu lagi, jangan buat kerusuhan di pagi hari. Apa kau gak tau aku baru saja tidur hah?!" Bentak Vanya yang kemudian menutup pintunya dengan cukup kencang.

Seketika si pemilik rumah pun kaget dengan tingkah Vanya yang lebih galak darinya.

"Sialan, dia pikir dia siapa? Tapi gak papa selama ada uang semuanya terserah dia, haha." Ucap wanita itu yang kemudian melenggang pergi.

Sementara itu di dalam rumah, Vanya kembali masuk kedalam kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dengan posisi tengkurap.

"Dasar nenek lampir sialan!" Gumam Vanya yang kembali terpejam.

Selang lima menit ia tertidur, ponsel nya berdering dan kembali membangunkan dari mimpi indahnya.

"Sumpah demi apapun, gak bisa apa biarkan aku tidur dengan tenang sebentar aja!" Gerutu Vanya mengambil ponselnya dan melihat panggilan masuk dari temannya.

"Vanya... Kamu dimana? Kenapa belum datang? Bukanya pagi ini kamu ada presentasi?" Ucap Michel di balik telponnya.

"Oh my God.." Vanya pun langsung menutup telponnya dan bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap, jalan pintas yang ia gunakan dengan cara hanya menggosok gigi dan cuci muka serta mengganti baju. Dengan cepat Vanya berlari menuju sebuah halte bus untuk menuju kampusnya.

***

Bersambung. . .

Mohon selalu dukungannya, kasih like, vote, komen, gift.. makasih...

Terpopuler

Comments

🍾⃝ ͩ Kᷞɪͧᴍᷡᴏͣ

🍾⃝ ͩ Kᷞɪͧᴍᷡᴏͣ

g

2022-11-03

0

🍾⃝ ͩ Kᷞɪͧᴍᷡᴏͣ

🍾⃝ ͩ Kᷞɪͧᴍᷡᴏͣ

b

2022-10-30

0

Arina Fadilah

Arina Fadilah

jj

2022-07-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!