Weekend yang berakhir dengan perjodohan tidak membuat Dakota down, dia kembali bekerja seperti biasa. Tidak lupa Dakota selalu menyapa karyawan yang terlibat dengan Reinhard Group mulai dari security, OB/OG dan yang lainnya yang memang ia temui sepanjang ia berjalan menuju ruangannya di Bagian Desain Interior.
Menurut Dakota menjain hubungan dan bergaul itu sangat penting dalam hidup ini. Seperti biasa di pagi hari semua karyawan sudah sibuk dengan kerjanya masing-masing begitu juga dengan Dakota. Dia harus mempersiapkan diri karena hari ini juga akan ada rapat gabungan dengan Presdir mereka.
“Semua bidang sudah berkumpul ditempat ini. Saya langsung saja, seperti yang kita ketahui 2 bulan lagi Reinhard Group akan mengadakan kerja sama dengan Reliance Industries dari India. Ada banyak perwakilan perusahaan dari Indonesia yang juga tertarik dengan proyek yang akan dikembangkan. Saya berharap proposal dari perusahaan kita menarik perhatian dari para investor India tersebut. Walaupun perusahaan kita yang utama yang akan dipandang di Indonesia dan Admidjaya Group tentunya selaku perusahaan properti, tidak menutup kemungkinan akan ada serangan dari perusahaan lain. Untuk itu saya ingin kita siap siaga melakukan persiapan semaksimal mungkin. Kita juga tahu Reliance Industries pengaruhnya sangat besar bagi dunia” jelas Fano langsung pada inti dari rapat.
“Untuk itu saya ingin tahu bagaimana persiapan dari semua bidang. Namun saya ingin tahu bagian Desain Interior lebih dulu mengemukakan rancangannya, karena bagian Desain Interior akan bekerja sama dengan bagian konstruksi” ucap Fano lagi.
Semua yang ada di ruang rapat tegang. Karena mereka mengira bahwa Presdir mengadakan rapat awal setelah kepulangannya dari Jerman. Namun Presdir mereka langsung pada inti rapat.
“Kalau dia sedang kerja ternyata serius juga, tidak ada sedikitpun yang berkutik. Auranya memang benar-benar seorang Presdir” batin Dakota menundukkan kepalanya.
“Baik Presdir, saya akan memaparkan rancangan dari Desain Interior” ucap Susi maju untuk presentasi.
“Susi, saya rasa bagian pembantu muda yang baru saja diangkat oleh HRD bisa memaparkannya” perintah Fano memandang Dakota disudut ruangan.
“Apa? Kenapa harus aku? Bukankah ibu Susi desain utama perusahaan” batin Dakota menunduk karena tidak nyaman dipandangi oleh Fano.
“Maaf Presdir, Tapi dia baru bergabung sebulan lebih” ucap Susi meragukan Dakota yang akan presentasi.
“Bukankah dia juga ikut merancang? Justru karena dia baru bergabung, saya ingin tau kemampuannya?” ucap Fano tidak ingin perintahnya dibantah.
“Baiklah Presdir” ucap Susi undur diri memberikan kode pada Dakota untuk memaparkan hasil rancangan yang sudah ia kerjakan selama sebulan terakhir.
Dakota maju dengan bahan yang memang sudah dia persiapkan jauh-jauh hari.
“Terimah kasih atas kesempatannya presdir. Saya langsung saja, setelah kami melakukan riset pasar 5 tahun terakhir ini, dapat kita ketahui permintaan segmen pasar adalah nilai jual yang tinggi dengan produk tren masa kini. Untuk itu kami merancang dengan tema budaya dari kedua negara, tanpa menghilangkan selera pasar. Tentunya kita akan membuat format gambar dan video yang menarik juga agar investor semakin yakin bahwa kita menyuguhkan keseriusan dalam proyek ini. Saat ini budaya memang sudah tidak terlalu bisa menarik pangsa pasar, kebanyakan rancangan dibuat semoderen mungkin untuk ikut tren masa kini. Mulai dari furnitur yang akan menggabungkan khas india-indonesia. Bisa kita lihat dari gambar ini, ini merupakan hasil rancangan kami” Ucap Dakota melanjutkan presentasinya.
Sangat panjang lebar Dakota memaparkan hasil rancangannya. Dia menguasai presentasi ini, karena memang semua rancangan itu adalah ide darinya.
“Apa yang membuat rancangan anda bisa menjamin berbeda dengan perusahaan lain nantinya, juga menjamin pantas untuk diterima?” tanya Fano saat selesai presentasi.
“Yang membuat berbeda dari budaya tadi, kita mengangkat bahwa yang terabaikan itu juga bisa menjadi wah dan mengagumkan bagi dunia internasional. Bisa dikatakan unik dengan menggabungkan budaya tradisional India dan Indonesia yang sudah terabaikan oleh tren, tapi dengan desain yang bagus akan meningkatkan nilai jualnya” jawab Dakota.
“Hmmm ... menarik juga. Ternyata gadis jelek ini bisa juga diandalakan, bahkan dia menguasai hasil presentasinya, sepertinya dia terlibat banyak dalam rancangan kali ini?” batin Fano.
“Baiklah, karena ini ide dari kalian. Setelah saya melihat pemaparan tadi, saya ingin untuk kerja sama kali ini yang menjadi penanggung jawab adalah Dakota Kaif” perintah Fano.
“Bagaimana mungkin seorang anak baru hanya pembantu muda bisa menjadi penanggung jawab” batin Susi mengepalkan tangannya.
“Diakan baru bergabung” bisik yang satu. “Kenapa Presdir langsung mengambil keputusan hanya dengan presenrtasi itu” bisik yang satu “Apa gunanya Susi sebagai desain utama” bisik yang lain. Desas desus bisikan yang hadir dalam rapat.
“Ini sudah menjadi keputusan saya, saya harap semua bidang saling berkontribusi dan bekerja sama membantu untuk kelancaran kerjasama. Selanjutnya saya ingin bagian Kontruksi memaparkan rencananya” ucap Fano kembali melanjutkan rapat.
Selama 2 jam akhirnya rapat gabungan itu selesai. Semua kembali ke ruangan masing-masing.
“Naon” ucap Presdir yang baru saja sampai keruangannya.
“Iya Presdir” ucap Naon melepaskan jas Fano lalu memegang jas tersebut.
“Beritahu pada Dakota, untuk pulang lebih awal bersama kita” ucap Fano melangkah menuju mejanya.
“Apa Presdir akan pulang lebih awal, kenapa pulang dengan nona Dakota” batin Naon.
“Tapi Presdir, jadwal Presdir masih ada, mengikuti pertemuan dengan perusahaan Y” balas Naon.
“Apa yang diperintahkan, itu yang dilaksanakan. Kau sudah bosan hidup ya? Kemarin kau kabur kemana?” Sinis Fano yang masih marah sama Naon karena menghilang seharian.
“Hah, katanya Nyonya Besar akan tanggung jawab, saat ini Presdir masih marah pada saya. Ternyata aku yang tanggung amarahnya” batin Naon.
“Saya salah Presdir, akan saya beritahu Dakota” ucap Naon.
“Mulai saat ini kamu panggil dia nona saat di kantor, bukan dengan sebutan nama saja” ucap Fano.
“Apa? No ... na” batin Naon.
“Baik Presdir, akan saya beritahu pada Nona Dakota. Saya undur diri” ucap Naon tidak ingin membantah perintah Presdir.
# Ruangan Desain interior
Naon memberitahukan pada Dakota bahwa mereka akan pulang bersama lebih awal sesuai dengan perintah Presdir Fano. Melihat keadaan di Ruangan Desain Interior, Susi yang memandang Naon dan Dakota berbisik, ia mulai menaruh rasa geram pada Dakota karena merasa sudah terabaikan saat rapat tadi.
“Susi, Nona Dakota akan pulang lebih awal perintah Presdir, saya harap kamu memberinya ijin sebagai atasan nona Dakota” ucap Naon pada Susi.
“Kenapa Manajer Naon, memanggilku Nona” batin Dakota.
“Kalau sudah perintah Presdir, siapa yang bisa menentang” ucap Susi yang masih menunjukkan padangan kesal pada Dakota.
“Baiklah, saya undur diri” ucap Naon meninggalkan ruangan.
“Wah ... wahhh, baru jadi penanggung jawab proyek kerjasama, kamu udah pulang lebih awal. Kamu pelet Presdir ya Dakota” sindir Susi.
“Itu tidak benar bu” ucap Dakota terkejut dengan ucapan Susi.
“Kenapa ibu Susi terlihat marah dan memusuhiku” batin Dakota.
“Siapa yang taukan, kamu diam-diam dengan tampang polos dekatin Presdir dan menggoda dia seperti karyawan yang lain. Tadi saat rapat Presdir juga mandangin kamu tuh. Tapi saya yakin kamu sih nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan Kamila Laskara” ucap Susi.
“Kalau bukan karena Kamila Laskara sahabat sekaligus keponakan dari ibu Presdir, mungkin aku juga sudah memikat Presdir lebih dulu” batin Susi.
“Ibu Susi, sepertinya ibu sudah salah paham dengan saya. Saya bekerja disini bukan jadi wanita penggoda seperti ucapan ibu Susi. Nanti ibu harus menarik kata-kata ibu. Memangnya ibu ada bukti saya menggoda Presdir” balas Dakota kesal.
“Iya, saat ini saya belum ada bukti. Tapi saya harap kamu tidak seperti yang saya duga. Saya pegang kata-katamu” ucap Susi.
“Ibu sudah setua ini, masih bisa menduga-duga bukannya berpikir rasional, bagaimana bisa ibu mengambil sebuah keputusan hanya dengan menduga-duga” kata Dakota kesal tidak terima dianggap sebagai wanita penggoda. Dakota jadi ingat kejadian saat SMA, membuatnya emosi karena kata-katanya sama dengan yang diucapkan oleh Irma.
“Hmm, kau harus tau posisimu, berani menantangku. Jika kau bertentangan denganku, aku pastikan kau ditendang keluar dari Perusahaan ini” bisik Susi meninggalkan ruangan.
“Benar kata pepatah yang kuat dia yang menang. Masih saja ada wanita rubah diperusahaan ini, aku pikir dia bisa menjadi partner kerja yang baik, hmm ... mari kita lihat seberapa besar kekuatanmu melawanku. Aku bukan Dakota yang lemah seperti SMA dulu” batin Dakota.
Sesuai dengan perintah Presdir, Dakota pulang lebih awal. Dia berdiri menunggu di lobi utama Perusahaan. Mobil mewah Silver Putih yang dapat dipastikan Dakota mereknya Koenigsegg CCXR Terevita yang harganya puluhan Miliar. Naon membuka jendela samping mobil, mempersilahkan Dakota naik. Dakota hanya mengikut saja.
“Kamu?” tanya Dakota heran kenapa Presdirnya ikut duduk disampingnya. Dia hanya tau pulang lebih awal dengan Naon.
“Apaan kau ini, ini mobilku sudah pasti aku duduk disini. Memangnya kau berharap apa?” ucap Fano menatap Dakota.
“Kenapa kata-kata yang diucapkan si tukedi ini tajam” batin Dakota gelisah.
“Tadi Manajer Naon bilang pulang lebih awal barengan dia” ucap Dakota menaruh pandangannya pada Naon yang sudah membawa mereka melaju keluar dari perusahaan.
“Kau pasti terkejut sudah duduk bareng dengan pria tampan sepertiku” ucap Fano membanggakan dirinya.
“Apa yang dibanggakan seorang tukedi” ucap Dakota pelan. Ternyata Fano mendengar ucapan Dakota yang pelan itu.
“Apa kau bilang? Gadis jelek, ingat kau itu gadis jelek, culun, hidup lagi” ucap Fano sinis.
“Tukedi ...” teriak Dakota keras.
“Kau?” ucap Fano mengepal tangannya.
“Presdir, kita mau kemana?” tanya Naon Pada Presdir dari kaca depan mobil mencairkan suasana. Sementara itu Dakota hanya diam saja.
“Kita ke IndoBoutik” ucap Fano mengalihkan pandangan keluar jendela mobil.
“Ngapain kita kesana?” tanya Dakota.
“Nanti kamu juga tau” Fano menutup pembicaraan mereka. Dia menutup matanya untuk mengistirahatkan tubuhnya. Melihat Fano yang terlelap membuat Dakota mengikut saja.
BERSAMBUNG........
Hai Para Reader yang setia.😊
Mohon like dan Komentarnya untuk membangkitkan semangat dari penulis.
Semoga novel pertama saya menghibur reader semua. Terima kasih sudah mampir.🙏🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulisayaheaisyah Sulis
wah seru nih,,dakota sama fano udah kyk tom&jerry
2023-03-04
0
Sukes Shukes
lanjut gaes up nya semangat kk
2022-04-13
0
Seruling Emas
Nyasar sini gara" misi poin baca komik.. lahh kok novel..
Tp setelah dibaca sampai chapter ini,, lumayan betah jg.. Jd disave deh utk koleksi bacaan..
2021-08-15
0