Setelah berpisah dengan Dakota. Sepanjang perjalanan menuju kediaman Reinhard, Fano malah tidak bisa melupakan wangi tubuh dari Dakota. Wangi tubuh Dakota masih melekat dihidung Fano.
Wanginya sama dengan wanita yang ditemuinya 5 tahun yang lalu. Wanita itu sangat spesial dihati Fano bahkan tidak bisa dia lupakan sampai sekarang. Fano selalu mencari keberadaan sosok perempuan itu.
# 5 tahun lalu.
Mobil mewah itu berhenti di Hotel Peach Kota Malang. Pemuda tampan itu memasuki lobi utama hotel.
“Silahkan Presdir Fano” ucap seorang pelayan hotel. Mereka melangkah masuk hotel.
“Ah ...” ucap gadis culun merapikan kostumnya yang berantakan. Dia masih memakai seragam sekolah putih abu-abu. Ternyata dia menabrak Fano.
“Kamu gak papa?” ucap temannya lagi membantu.
“Presdir, tidak apa-apa?” tanya Naon.
“Aku tidak apa-apa?” jelas Fano merapikan pakaiannya.
“Maafkan kami tuan, kami sedang terburu-buru” ucap gadis culun itu meninggalkan Fano.
“Ya, ampun anak SMA zaman sekarang” ucap palayan hotel.
“Naon kenapa bisa anak SMA berkeliaran dihotel ini? Bahkan ini sudah mau malam? Kita tidak mengundang anak SMAkan?” tanya Fano memastikan.
“Maaf Presdir Fano, mungkin mereka ada acara lain disebelah aula” ucap pelayan hotel mengalihkan pembicaraan.
“Hmm ....” sahut Fano.
“Mari silahkan masuk Presdir, para tamu juga sudah bergabung didalam” sahut pelayan hotel.
#Sementara itu dibalik layar
“Manajer, maaf kami terlambat?” ucap gadis culun.
“Iya, kalian langsung ganti kostum ya, kita sudah mau tampil” ucap Manejer.
“Manajer kostum utama kenapa terbuka begini?” tanya gadis culun.
“Maaf ya, semuanya jadi kececeran, karena Deren yang menguasai tarian India, jadi saya mohon padamu Deren agar kamu yang memimpin formasi. Kalian sudah pernah latihan tarian Deewani Mastani, jadi saya mohon agar kalian jangan mempermalukan Sanggar kita. Oke semangat ya” pinta Manajer.
“Baiklah Manajer” ucap mereka.
# Didalam Aula Hotel
“Tuan, silahkan pakai mask eyes?” ucap wanita muda penyambut tamu yang sudah memakai mask eyes juga.
“Saya pilih warna merah” ucap Fano.
“Baik Tuan” wanita itu memakaikan pada Fano dan Naon.
Mereka langsung memasuki Aula yang sudah disulap sebagai tempat party kelas atas. Tamu yang hadir juga adalah pebisnis dari Mancanegara. Saat masuk mereka tidak akan saling mengenal. Semua tamu menutup identitasnya untuk perlindungan privasi. Semua memakai nama samaran, kecuali pebisnis dari Mancanegara mereka bebas mau memakai nama asli atau bukan, karena mereka adalah tamu. Seperti itulah permainan dari party ini.
“Hai, Mr. Kley?” sambut Mr. Gipi selaku penanggung jawab dari pertemuan ini.
“Hmm ... Mr. Gipi, sudah semakin dewasa saja ya. Dulu masih ingusan, sekarang juga masih. Haha ...." tawa Mr. Kley melihat situasi.
“Pria ini, taunya hanya mengejek saja, kalau bukan karena kau Presdir Reinhard Group, aku sudah menghancurkanmu” batin Mr. Gipi.
"Ladies and gentleman” ucap protokol acara. “Mari kita berikan tepuk tangan kepada para tamu yang sudah hadir dari India dan Jepang” ucap Protokol dalam bahasa Inggris.
“Sebelum kita melakukan kesepakatan bisnis, mari kita sambut hiburan yang sudah disuguhkan oleh Mr. Gipi. Sebelum penampilan mereka dimulai, berikan tepuk tangan meriah untuk Mr. Gipi selaku penanggung jawab acara ini” ucap Protokol.
“Prok ... prok ....” tepuk tangan dari tamu undangan.
“Sepertinya, tamu undangan sudah tidak sabar dengan penampilan tuan rumah, sebelumnya lampu akan dimatikan. Mari kita sambut ini dia penari muda kita” ucap Protokol lampu di ruangan sudah dimatikan.
Layar sudah terbuka, pencahayaan panggung menyala menyinari gadis-gadis cantik yang sudah membentuk formasi 8 orang. Gadis-gadis cantik itu memakai kostum tari India. Membuat tamu undangan sudah tergiur dengan lekuk tubuh mereka.
“Musik berbunyi formasi 8 orang sudah menari ... Nabhatunni Aali Apsaha x2 (Bidadari dari surga telah mendarat di Bumi) ... Ashi Sundara Saaj Sajapuna (Dia telah datang mengenanakan hiasan yang berharga) ... Aaali Aaali Aaali Ho Aali (Dia telah Datang) ....
Dibarengi lagu munculah dari balik pintu penari utama dengan kostum yang terbuka, mask eyes berwarna silver abu-abu, bentuk tubuhnya yang sudah terbentuk semakin memikat dibaik rambutnya yang panjang bergelombang. Formasi mulai menari diikuti oleh penari utama.
“Prok ... prok ...” tepuk tangan dari tamu undangan semakin memanas. Apalagi melihat penari utama yang luar biasa. Bahkan penari utama menghapal setiap lirik lagu Deewani Mastani sesuai dengan lagu dan gerakannya.
Semua mata tertuju pada penari tersebut. Penari utama sangat menghayati membuat aura tarian semakin hidup pinggulnya yang lentur dan gerakan tangannya yang lentik, mebuat tamu dari India semakin berseru sesekali mereka tepuk tangan.
“Wanita ini benar-benar memukau, jangan sampai lepas” batin Mr. Kley.
Sementara itu, Mr.Gipi bukan hanya memperhatikan penari utama, dia juga memperhatikan salah satu penari di baris formasi. Dia terheran-heran.
“Dia hebat juga menari” batin Mr.Gipi.
Selama durasi hampir 10 menit, para penari memberikan penampilan yang menghibur tamu undangan. Semua tamu memberikan tepuk tangan yang meriah pada mereka saat musik berakhir.
“Hadirin, beri tepuk tangan yang meriah untuk tuan rumah” ucap Protokol kembali.
“Prok ... prok ...” tepuk tangan para tamu undangan.
“Mari hidupkan lampunya kembali. Para penari mari bergabung dengan tamu undangan” ucap Protokol. Semua penari juga memakai mask eyes. Mereka bergabung dengan tamu undangan.
“Hai Tuan” ucap penari utama yang baru saja kelelahan menari.
“Ini, minumlah” ucap pria itu memberikan jus.
“Terimah kasih Tuan. Kalau boleh tau nama tuan siapa?” tanya penari tersebut meneguk jusnya.
“Saya Mr.Gipi, panggil aku Mr.Gipi Nona” ucap Mr. Gipi.
“Saya Deren, senang berkenalan dengan mu Mr.Gipi?” ucap Deren.
“Apakah Mr ....” Belum selesai dilanjut sudah dipotong.
“Deren ... kamu disini” ucap penari yang mencarinya.
“Oh ya, kenalkan ini Mr.Gipi” ucap Deren.
“Hai, saya Mr.Gipi” ucap Mr.Gipi menjabat tangan penari itu.
“Saya Yona” jawab Yona membalas jabatan tangan Mr.Gipi.
“Hmm ... gadis bodoh ini. Buat nama samaran aja singkatan dari nama aslinya, Yohana nama samaran Yona. Kau memang gadis bodoh selalu menjadi gadis bodohku” Gumam Mr. Gipi.
“Mr. Gipi, boleh saya pinjam penari utama ini” ucap Mr. Kley menarik tangan Deren.
“Oya, tentu Mr. Kley, silahkan bersenang-senang. Ayo Nona Yona, kamu menjadi pasanganku malam ini” bisik Mr.Gipi menarik Yona menjauh.
Setelah Mr. Gipi dan Yona menjauh.
“Nona, berapa usiamu saat ini?” bisik Mr. Kley ditelinga Deren.
“Menurut Tuan, usia saya berapa?” balas Deren ditelinga Mr. Kley membuatnya merinding.
“Gadis ini tubuhnya wangi sekali” gumam Mr. Kley.
“Saya tidak bisa menebak Nona, bagaimana kalau aku tanya namamu” tanya Mr. Kley
“Nama saya Deren tuan. Tuan apa saya boleh tau namamu?” ucap Deren.
“Tentu saja boleh, Nona boleh panggil saya Mr. Kley” ucap Mr. Kley.
“Tuan, boleh saya bertanya yang lain tapi jawab dengan benar” bisik Deren mendekat membuat Mr. Kley kembali merinding.
“Boleh, tapi Nona juga harus jawab pertanyaanku dengan jujur nanti” ucap Mr. Kley.
“Apa Tuan kenal dengan Mr. Ela?” tanya Deren.
“Mr. Ela penanggung jawab dan penasehat terdahulu, saat ini digantikan oleh Mr. Gipi” jelas Mr. Kley.
“Para Hadirin saatnya kita berdansa” ucap Protokol kembali, lampu di ruangan kembali dimatikan membuat para tamu terkejut.
“Tenang, jangan takut” ucap Mr.Kley memeluk tubuh Deren yang terlihat takut gelap. “Party ini memang konsepnya seperti ini, apa kamu baru ikut party Mancanegara?” tanya Mr. Kley balik.
“Maaf Mr. Kley, tolong lepaskan saya” ucap Deren merasa tidak nyaman.
“Oh, ya maaf” sahut Mr. Kley.
“Sial aku refleks, dia wangi sekali” batin Mr. Kley.
“Mari kita berdansa Mr. Kley” ajak Deren ketika pencahayaan untuk dansa sudah menyala.
Mereka mulai berdansa dengan pasangan masing-masing. Dengan mask eyes yang dipakai membuat mereka tidak bisa melihat wajah asli dari orang-orang yang ditemui. Apa lagi pencahayaan yang remang-remang khusus untuk party. Mereka berada disana seperti didunia yang berbeda.
“Oya aku belum bertanya, kau masih hutang satu pertanyaan yang dijawab jujur” ucap Mr.Klay memeluk tubuh Deren melangkah beriringan sesuai dengan musik dansa.
“Silahkan Mr. Kley bertanya” bisik Deren mengalungkan tangannya.
“Siapa nama aslimu?” tanya Mr. Kley. Mendengar hal itu sontak Deren kaget, nama asli tidak boleh terbongkar itu adalah perjanjian seorang penari. Privasi sangat dirahasiakan untuk melindungi diri.
“Maaf Mr. Kley, untuk pertanyaan itu tidak bisa kujawab, pertanyaaan yang lain boleh hanya satu saja, tapi untuk nama saya tidak bisa” bisik Deren mengikuti gerakan langkah Mr. Kley.
“Hmm ... Baiklah, berapa usiamu saat ini?” tanya Mr. Kley.
“Mr. Kley sangat penasaran ya ... saat ini saya baru 15 tahun 6 bulan” ucap Deren.
“Sial, masih anak kecil rupanya” batin Mr. Kley.
“Mr. Kley, sepertinya saya belum dewasa ya ... anda terlihat sangat kecewa” ucap Deren mempererat kalungan tangannya dileher Mr. Kley.
“Ternyata gadis cantik dihadapan saya ini masih anak-anak” balas Mr. Kley.
“Nanti kalau saya sudah dewasa, Mr. Kley harus menunggu saya” ucap Deren.
“Menunggumu dewasa, usiaku pastinya sudah setengah abad.” Canda Mr. Kley.
“Haha ... Mr. Kley saat ini masih terlihat vit, besok juga pasti masih vit” canda Deren pelan.
“Apa katamu? Kamu nakal ya anak kecil” sahut Mr. Kley geli.
“Haha ... saya bukan anak-anak lagi” ucap Deren.
Seketika ingatan itu buyar dari lamunan Fano. Fano baru ingat bahwa wangi tubuh Dakota mirip dengan gadis muda yang ditemuinya di Malang 5 tahun lalu.
“Kenapa wangi mereka sama? Apa mungkin gadis 5 tahun yang lalu itu Dakota? tapi bisa saja wangi tubuh gadis sama karena memakai parfum yang sama, ini hanya kebetulan” batin Fano.
BERSAMBUNG..........
Hai Para Reader yang setia.😊
Mohon like dan Komentarnya untuk membangkitkan semangat dari penulis.🌹
Semoga novel pertama saya menghibur reader semua. Terima kasih sudah mampir.🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulisayaheaisyah Sulis
pasti gadis itu dakota🤭
2023-03-04
0
Fitri Prasetyo
eng ing eng.. 🥰🥰🥰🥰
2020-11-05
0
heniff
semangat Thor..., mampir yg masih balajar nulis ini thor..RINDU SANG PRESDIR
2020-09-25
0