“Keluarga dari Saudari Dakota?” tanya seorang Dokter keluar dari ruang ICU.
“Saya Dok” unjuk Yohana.
“Mohon maaf sebelumnya, persediaan golongan darah AB di Rumah Sakit ini tidak ada karena pemilik golongan darah ini jarang ada pemiliknya. Pasien harus transfusi darah segera”
“Apa Dok? Kenapa transfusi darah Dok?” tanya Janter.
“Pasien sebelumnya sudah pernah mengalami Anemia Gravis, dengan tekanan yang terjadi hari ini pada tubuh pasien, Hb (hemoglobin) pasien kurang dari 6. Pasien harus segera transfusi darah. Segeralah cari pendonor, batas waktu pasien 1 jam dari sekarang” Pinta Dokter.
“Baik Dok” jawab Yohana dan Janter bersamaan.
“Bagaimana ini Yo, golongan darah aku O, aku gak bisa bantu donor buat Dakota” ucap Janter pada Yohana.
“Tunggu, handphone Dakota ada dimana?” tanya Yohana.
“Ini ... kamu mau apa?” tanya Janter. Yohana mengabaikan Janter dan langsung menghubungi kakek misterius yang dikatakan oleh Dakota selama ini, tidak lama kemudian kontak kakek misterius itu muncul.
Yohana menceritakan keadaan Dakota yang membutuhkan pendonor golongan darah AB.
Tidak berapa lama kedua pemuda muncul di RS tersebut. Kedua pemuda itu memakai pakaian serba hitam dengan kaca mata hitam dan juga topi hitam. Dari penglihatan Yohana yang satu masih muda seumuran denganya, sementara yang satu sudah tua yang dia anggap sebagai kakek misterius tersebut.
Janter, Yohana dan Kakek misterius hanya menunggu diluar ruangan ICU yang menangani Dakota sementara pemuda muda itu masuk kedalam ruang ICU sebagai pendonor.
Tiga jam kemudian Dokter keluar dan mengatakan bahwa pasien sudah diselamatkan, hanya tinggal menunggu saja siuman. Medengar hal tersebut kakek misterius langsung menyeret Janter keruang tunggu tamu yang sudah tidak ada penghuni.
Yohana hanya menunggu diluar ruangan ICU. Kakek misteriuspun mengetahui kejadian yang sebenarnya saat mengintrogasi Janter.
“Halo tuan besar” jawab suara dari seberang.
“Seto, tolong selidiki kasus cucuku Dakota di Sekolahnya hari ini. Segera!” Perintah kakek misterius.
“Baik tuan besar, laksanakan” panggilan terputus.
Setelah menutup panggilan tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
“Tok ... tok ... kakek ada di dalam?” tanya suara dari luar pintu.
“Masuk ...” perintah kakek misterius lalu berdiri sudah yakin bahwa suara dari pintu luar adalah suara cucunya Haris yang selesai donor.
“Drugh ....” Suara tendangan kaki kakek misterius, membuat badan Haris terpental ke pintu.
“Kakek, aku minta maaf ini salahku, aku lalai dalam menjaga ibu dan Dakota” jawab Haris memegang perutnya.
“Plak ....” Tamparan keras mendarat diwajah Haris.
“Cucu brengsek, masih bisa minta maaf” ketus kakek misterius.
Ketika mau menampar lagi tiba-tiba Eveno menghalagi.
“Plak ....” Tamparan kedua meleset mendarat malah kepipi Eveno.
“Tuan besar, ini salah saya, pagi ini tuan muda baru sampai mengurus bisnis dari Jepang, saya baru menyampaikan kejadian kemarin, siang tadi tuan besar” jawab Eveno memohon pada kakek Haris.
“Kalau manejermu tidak bisa diandalkan, pecat saja!” sinis kakek misterius.
“Tuan besar, tolong maafkan saya” mohon Eveno menunduk bersujud.
“Kakek ini sepenuhnya salahku, aku akan bertanggung jawab untuk masalah ini” sahut Haris ikut menunduk.
“Lenyapkan orang-orang yang sudah mengganggu cucuku”
“Baik kek” jawab Haris.
“Jangan sampai ibumu mengetahui ini, dan jangan menunjukkan wajahmu pada Yohana. Bergeraklah seperti biasa” perintah kakek misterius lagi.
Setelah meluapkan kekesalannya pada cucunya. Mereka langsung menghampiri ruang ICU. Haris langsung masuk kedalam. Dia hanya bisa memandangi Dakota tanpa bicara. Namun ada penyesalan mendalam dalam dirinya. Tangannya mulai mengepal merintih merasakan sakit yang dirasakan oleh saudari kembarnya itu.
“Adikku Dakota, maaf ... ini kejadian kedua kali kamu menderita. Aku masih ingat saat-saat itu kita masih kecil, kau butuh donor darah yang banyak dan hanya aku yang bisa membantumu. Sekarang juga sama. Aku minta maaf sayang, tidak bisa jaga kamu dan ibu, lekaslah sembuh sayang. Jika semuanya sudah stabil, kita akan berkumpul bersama” Batin Haris.
###
Sudah hampir 2 minggu Dakota di Rumah Sakit. Setiap pulang sekolah Yohana selalu menjaga Dakota. Yohana tidak menceritakan kejadian di Sekolah selama 2 minggu terakhir ini, karena menurut Yohana nantinya Dakota juga bakalan tau. Hanya gurauan dan tawa yang Yohana buat agar Dakota bisa terhibur.
“Kenapa bisa ya, tiba-tiba senior Irma, Sena dan Mia tidak masuk sekolah lagi. Pemberitaan mengatakan bahwa keluarga senior Sena dan Mia bangkrut. Bahkan bang Janter juga gak masuk sekolah sejak kecelakaan yang menimpa Dakota di Sekolah dan sampai sekarang dia tidak pernah menjenguk Dakota. Bahkan saat aku singgung bang Janter pada Dakota, dia bilang jangan sebut nama abang itu lagi. Apa mereka ada kaitannya dengan kejadian ini? Lalu siapa yang dibalik ini semua? Apakah kakek misterius Dakota, hmm ...” batin Yohana.
“Beb” sahut Dakota membuyarkan lamunan Yohana.
“Eh ... ya beb” jawab Yohana.
“Aku mau minum beb” Pinta Dakota menunjuk air yang ada di meja. Saat Yohana mau melangkah, dia melihat sepertinya ada yang datang, tapi tidak segera masuk, masih diluar ruangan.
“Ini beb, oya aku keluar sebentar ya” ucap Yohana melihat Dakota mengangukkan kepala artinya iya, dia melangkah keluar meninggalkan Dakota sendiri.
“Bang Jan ...” ucap Yohana menutup mulutnya. “Kenapa diluar bang?” bisik Yohana pada Janter.
“Boleh aku masuk Yo?” tanya Janter dengan bunga mawar merah ditangannya.
“Bukannya aku gak ijinin bang, tapi dia gak mau nyinggung tentang abang” jelas Yohana.
“Aku tau Yo, tapi aku hanya sebentar aja, gak lama. Ini juga untuk yang terakhir bertemu dengannya” tutur Janter.
“Apa ....” Mata Yohana hampir keluar. “Jangan ngomong gitu dong bang” sahut Yohana lagi.
Janter hanya terdiam memandangi bunga mawar yang dia bawa.
“Karena tidak ada respon, aku merasa bersalah, mungkin mereka memang harus bicara dan keadaan Dakota juga sudah membaik” gumam Yohana.
“Bang aku rasa abang harus meluruskan kesah pahaman diantara kalian, kondisi Dakota juga sudah membaik. Aku serahkan dia bentar sama bang Janter. Oke bang ku tinggal dulu” Yohana melangkah pergi.
Lama keberanian Janter untuk masuk, awalnya dia ragu-ragu, tapi dia lihat lagi jam tangannya, tidak punya waktu yang banyak tinggal 3 jam lagi sebelum keberangkatannya.
“Kamu ...” ucap Dakota menoleh ke arah jendela. Tidak ada respon dari Janter, dia hanya berdiri mematung memegang bunga.
“Aku tidak terima tamu” ucap Dakota dingin.
“Drughhh ....” Bunyi suara kaki Janter berlutut kelantai.
“Dik Dakota tidak perlu melihat aku. Bencilah padaku. Aku hanya ingin mastiin kalau kamu baik-baik saja” Janter mulai membuka suaranya.
Tapi Dakota tidak merespon. Sunyinya semakin menyekam.
“Aku ... aku minta maaf Dakota, karena udah mencintai kamu. Kamu terluka karena keegoisanku. Benar Irma memang tunanganku, aku tidak pernah memikirkan hal itu dengan serius karena kami dijodohkan” tutur Janter.
“Cukup ... cukup aku nggak mau dengar lagi” pinta Dakota menutup telinganya. Mereka berdua terdiam.
“Ini bunga mawar merah pertamaku dan mungkin ini akan jadi yang terakhir. Maaf ... Dakota aku suka sama kamu. Kamu jangan sakit lagi, kita tidak akan bertemu lagi. Aku minta maaf mewakili Irma, Sena dan Mia” tutur Janter.
“Pergi! aku mohon kamu pergi” pinta Dakota. Dakota menutup matanya dengan tangannya. Hanya kesunyian yang datang menyelimuti ruangan itu.
“Aku tau kamu pria baik, aku tau kamu suka samaku, tapi sayangnya aku belum suka sama kamu karena kita dari keluarga yang berbeda, kamu kaya dan aku miskin. Aku hanya kecewa sama kamu, kamu sudah punya tunangan tapi masih mencoba menyukai perempuan lain” batin Dakota. Tidak terasa air matanya bercucuran.
Janter pergi meninggalkan ruangan Dakota, meninggalkan bunga mawarnya. Dia melangkah menuju ruang tunggu tamu. Sebenarnya setelah Dakota siuman besoknya Janter mengunjungi Dakota. Tapi tiba diruang tunggu dia langsung diseret oleh pria tua yang berpakaian serba hitam. Janter hanya ingat bahwa pria tua itu kakek misterius Dakota.
“Bugh ....” Suara tinju tangannya yang masih kuat mendarat di perut Janter
“Ah ....” Janter mendesah dan memegangi perutnya.
“Itu tinju saya padamu tuan Janter Sucipto. Kamu bisa melihat surat kabar hari ini bagaimana teman sekelasmu Sena dan Mia. Keluarganya sudah saya buat bangkrut” jelas pria tua misterius.
“Apa maksud kakek?” tanya Janter yang kebingungan.
“Saya tidak suka panjang lebar. Tolong kamu jaga tunanganmu Irma, dialah yang sudah mencelakai Dakota. Saya harap kamu tidak hadir lagi dihadapan Dakota, saya masih kasih keluargamu keringanan. Pergilah tinggalkan kota Malang” tegas pria tua itu.
“Apakah saya tidak bisa bertemu dengan Dakota untuk yang terakhir saja” pinta Janter.
“Itu jika kamu sudah benar-benar mau menghilang dari kota ini aku izinkan” ucap pria tua itu meninggalkan Janter.
“Sebenarnya aku udah curiga sama Irma, ternyata benar dia setega itu sama Dakota” batin Janter.
Kalau bukan mengingat hal itu, pasti saat ini Janter masih berada di samping Dakota. Berat kakinya meninggalkan Rumah Sakit. Baginya Dakota adalah cinta pertamanya. Sangat sulit rasanya untuk mengatakan selamat tinggal. Tapi jam tangannya menunjukkan jadwal penerbangannya.
“Selamat tinggal Dakota, sampai jumpa dilain waktu” batin Janter meninggalkan Rumah Sakit.
###
Minggu akhir pekan akhirnya Dakota sudah membaik. Dia juga merasa sudah ketinggalan pelajaran selama 2 minggu. Dia kembali ke rumah beserta ibunya yang sudah membaik. Ibunya memilih dirawat dirumah, karena sudah merasa menyusahkan kakek misterius yang sebenarnya ayah mertuanya. Dakota melangkah ke Sekolah dengan harapan baru namun penampilan yang berbeda. Dia mengubah penampilannya.
Karena Dakota sudah membaik, senin pagi ini tentunya Dakota akan kembali bersekolah. Seperti biasa Yohana akan menunggu Dakota di gerbang utama. Yohana selalu merasa bahwa sahabatnya itu akan datang terlambat.
Lama dia menunggu di gerbang utama sekolah hampir 30 menit, namun tidak ada tanda-tanda wajah Dakota muncul, melihat jam tanggannya sudah menunjukkan bel masuk diapun berlari menuju kelasnya.
“Sial aku terlambat, apa dia tidak masuk sekolah ya, gak mungkinkan” batin Yohana.
#Sesampainya dikelas
“Yo, kenapa terlambat beb? Aku udah nungguin kamu?” tanya Dakota yang sudah duduk dikursinya.
“Hah ... Kamu?” tanya Yohana keheranan tak percaya meletakkan tasnya di meja.
Yohana memandangi Dakota dari atas sampai bawah bola matanya mulai berputar, seragam sekolah yang kebesaran menutupi tubuh Dakota sehingga tidak ada bentuk tubuhnya yang terlihat, kaus kaki yang panjang, rambutnya di klabang mati tidak tersisa satu helai plus kacamata yang tebal.
“Iya beb, ini aku” ucap Dakota.
“Udah duduk dulu” pinta Dakota lagi.
Mereka sekelas juga sebangku. (perlu diketahui sebenarnya Yohana lebih tua setahun dari Dakota, diumur Yohana sekarang memang sepantasnya masih kelas XI. tapi Dakota berbeda pertumbuhan badanya lebih tinggi dan kepandaiannya jangan ditanya lagi. Karena badannya yang cepat tinggi guru-gurupun menerimanya masuk SD di usia 5 tahun. Jadinya mereka sekarang sekelas, Hehe ...)😊
Tunggu beb, kok bisa gini. Matamukan gak minus beb. Kacamatamu jadul dan tebal amat” Yohana memegang wajah Dakota. Yohana ragu mengatakan yang sebenarnya bahwa Dakota benar-benar culun. Apalagi semua teman di kelas mereka mulai memandangi Dakota dan tentunya bergosip. Membuat Yohana belum menerima penampilan Dakota.
“Beb, nanti istirahat ya, akan kuceritakan semuanya” pinta Dakota. Yohana mengangguk menyetujui permintaan Dakota.
Saat jam istirahat, Dakota menceritakan kejadian 2 minggu lalu sedetailnya. Ia merubah penampilannya karena perkataan Irma yang masih terngiang dikepalanya apalagi saat rambutnya yang ingin dipotong. Bagi Dakota rambut adalah mahkota wanita, kalau rambutnya sampai botak dia tidak akan bisa menari, kunci menari yang utama adalah rambut yang panjang. Memakai wiqpun akan terjatuh. Apalagi keputusannya menari ingin menyelidiki Mr. Ela. Keputusan ini dia ambil agar tidak menonjol bagi orang lain. Mendengar keputusan itu, Yohana langsung memeluk tubuh Dakota.
“Aku akan mendukung apapun keputusanmu beb, selama itu membuatmu nyaman” ucap Yohana memeluk tubuh Dakota.
“Makasih ya beb” balas Dakota.
BERSAMBUNG.............
Hai Para Reader yang setia.😊
Mohon like dan Komentarnya untuk membangkitkan semangat dari penulis.
Semoga novel pertama saya menghibur reader semua. Terima kasih sudah mampir.🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulisayaheaisyah Sulis
knpa kakek tdk menunjukkan dirinya pada dakota dan ibunya,,
2023-03-03
0
pristiana
kok rada monoton ya .....
tapi bagus critax, aku suka, aku suka ...😍😍🥰🥰👏👏
2023-02-10
0
肖鲁彦🐣🍒
semunguttt 😹😹😹😍
2022-07-31
1