Tiba hari yang sudah ditentukan. Dakota masih merias diri diruang rias dengan mata berkaca-kaca. Apa lagi dia menikahi pria yang tidak dicintainya dan hubungannya dengan pria itu tidak pernah baik sampai saat ini.
“Beb, kamu cantik. Jangan nangis lagi, entar make upmu luntur” bisik Yohana memeluk tubuh sahabatnya itu.
“Beb, aku belum siap jadi istri orang beb” air mata Dakota mulai jatuh.
“Hei ... lihat aku. Hari ini ibumu akan operasi. Jalani pernikahan ini dengan senyuman. Ibumu sudah memberikan restu, biar beliau bisa menjalani operasinya dengan hasil yang baik” ucap Yohana membersihkan air mata sahabatnya dengan tisu.
“Aku nggak cinta dia beb. Lelaki itu brengsek” ucap Dakota masih menahan air matanya.
“Beb, saat ini kamu belum cinta dia, besok saat kamu udah jadi istrinya kamu pasti bisa mencintainya” ucap Yohana.
“Tapi beb, dia juga nggak mencintaiku?” air mata Dakota mulai keluar.
“Beb, dia adalah takdirmu, kita tidak bisa mengubahnya. Kalau dia bukan takdirmu, harusnya dari awal kamu tidak menyetujui perjodohan ini. Kamu sudah jauh melangkah ....” ucap Yohana terputus karena ketukan pintu dari luar.
“Tok ... tok ...."
"Nona Dakota mobilnya sudah siap diluar. Ini saya Naon, mohon maaf saya lancang, saya yang akan mengantar Nona ke lokasi pemberkatan.” ucap Naon.
Dakota dan Yohana keluar dari ruangan rias.
“Wah, Nona Dakota, anda sangat cantik” puji Naon.
“Makasih Manajer Naon, mari kita berangkat” ucap Yohana. Dakota hanya terdiam memegangi gaun pengantinnya yang panjang.
“Kalau begini, ini bukan Nona yang biasanya. Apa lagi Nona Dakota tidak pakai kaca mata, rambutnya juga di gerai, ternyata benar-benar cantik. Presdir tidak salah pilih istri” batin Naon memandangi Dakota.
Mobil mewah yang sudah dihiasi menjadi mobil pengantin membawa Dakota dan Yohana menuju tempat pemberkatan. Mobil pengantin itu tiba ditempat pemberkatan. Tidak banyak tamu yang datang. Bahkan jumlahnya bisa dihitung. Pernikahan ini dilakukan sesuai kesepakatan, tidak ada publik yang tahu. Bahkan ayah Fano yang masih di luar kota memilih mengurus bisnis, dan tidak peduli dengan urusan pribadi anaknya, padahal beliau sudah dikabari oleh ibu Lena bahwa anak semata wayangnya itu akan menikah.
“Kenapa lama sekali dia, Pendeta sudah menunggu 5 menit lebih dulu” batin Fano yang tidak pernah datang terlambat.
“Pengantin wanita di Persilahkan naik ke altar” ucap Naon sebagai MC membuat kegelisahan di hati Fano reda.
Diiringi musik, pengantin wanita masuk diantar oleh kakek misteriusnya yang kini di panggil Pak Admidjaya. Gaunnya yang panjang terseret dilantai karpet merah. Pengantin wanita terus berjalan dengan wajah sedih.
“Wah, pengantinnya cantik sekali” bisik tamu yang satu, “Nyonya Muda kita ternyata gadis yang cantik” ucap yang satu. “Bukankah kabarnya nyonya kita culun, kenapa terlihat cantik” bisik tamu yang lain. Dapat diketahui tidak ada pihak luar sebagai tamu semua pelayan di rumah Reinhard, Pak Admidjaya, Yohana, Naon, Ibu Lena dan pengurus pemberkatan.
“Apa dia Dakota, si gadis jelek? Kenapa dia begitu cantik? Bukankah dia harus pakai kaca mata? Bagaimana bisa dia secantik ini” batin Fano wajahnya mulai merona.
Sesampainya didepan altar pemberkatan. Fano memegang tangan Dakota. Dakota hanya menunduk sedih.
“Matanya bengkak, apa dia menangis semalaman?” batin Fano.
“Saudara Cleofano Reinhard, apa kau bersedia mengambil Dakota Kaif menjadi istrimu untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan, sesuai dengan hukum Tuhan” ucap Pendeta.
“Aku bersedia. Saya Cleofano Reinhard, aku mengambil engkau Dakota Kaif menjadi istriku, sesuai dengan hukum Tuhan dan inilah janji setiaku” ucap Fano dihadapan Altar pemberkatan.
“Saudari Dakota Kaif, apa kau bersedia mengambil Cleofano Reinhard menjadi suamimu untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan, sesuai dengan hukum Tuhan” ucap Pendeta.
“Aku ... aku bersedia. Saya Dakota Kaif, aku mengambil engkau Cleofano Reinhard menjadi suamiku, sesuai dengan hukum Tuhan dan inilah janji setiaku” ucap Dakota Kaif gugup.
Setelah Dakota mengucapkan janji suci. Tidak terasa air matanya mengalir.
“Saudara Celofano Reinhard, kau boleh mencium istrimu dihadapan para saksi” ucap Pendeta.
Fano mencium kening Dakota dengan ragu-ragu. Dia melihat Dakota tidak ada ekspresi.
“Kenapa kau menangis” bisik Fano ditelinga Dakota. Dakota hanya terdiam.
“Aku menangis karena hari ini Ibuku operasi, tapi aku harus menikah denganmu, bahkan aku tidak bisa disampingnya disaat dia membutuhkanku. Ibu harus kuat menjalani operasinya” batin Dakota.
“Kedua mempelai memasang cincin nikah” ucap Pendeta lagi.
Dakota memakaikan cincin nikah di jari tangan Fano dengan air matanya yang masih mengalir. Begitu juga Fano memasang cincin nikah pada jari Dakota.
“Kenapa dia masih menangis, apa dia begitu benci menikah denganku” batin Fano Sedih.
#Singapore
“Ibu, lihat ini. Mereka serasikan Bu” ucap Haris menunjukkan foto pernikahan Dakota dan Fano pada ibu Endangsi. Foto pernikahan itu baru saja dikirim kakek Haris melalui handphonenya.
Ibu Endangsi menagis bahagia melihat foto pernikahan putrinya itu.
“Ibu, Dakota sudah sah menjadi istri Fano. Ibu harus semangat menjalani operasinya. Ibu jangan khawatir. Selama Dakota berada bersama suaminya, tidak akan ada yang mengancam nyawanya” ucap Haris mencium punggung tangan ibu Endangsi yang hanya terbaring lemah.
“Tuan Muda, Nyonya Endangsi sudah harus masuk ruang operasi” bisik Eveno ditelinga Haris.
Haris mengangguk.
“Ibu, aku mohon, jalani operasi ini. Bertahanlah demi aku dan Dakota” ucap Haris mencium kening ibunya.
Ibu Endangsi mengangguk. Dokter membawa Ibu Endangsi memasuki ruang operasi. Haris dan Eveno hanya menunggu diluar ruangan. Sementara itu pengawal sudah disiap siagakan jika terjadi hal yang tidak memungkinkan.
“Drt ... drt ....” bunyi handphone Haris berdering. Eveno melihat nama kontak panggilan masuk bertuliskan Mama.
“Tuan Muda, ini ada telvon dari Nyonya Besar” ucap Eveno.
“Angkat aja” ucap Haris Pelan.
“Mohon maaf Tuan Muda, sudah dari kemarin Nyonya Besar telvon, jika saya yang angkat beliau akan marah lagi. Apa lagi hari ini jadwal anda kosong” jawab Eveno menyerahkan handphone pada Haris.
“Halo ma” jawab Haris pelan.
“Sayang, kenapa kamu ke Singapore? Jadwal kamukan hari ini kosong. Seharusnya kita mengunjungi kakekmu?” ucap ibu Melda Sugiono.
“Ma, lain kali aja ya. Udah yah aku sibuk” balas Haris.
“Kamu kenapa cuek sayang, akhir-akhir ini kita nggak pernah bertemu. Sebenarnya kamu anggap mama ini pajangan. Kamu harus pulang kerumah, mama rindu” ucap ibu Melda.
“Iya mah, nanti kalau sempat.”
“Ya udah. Jaga kesehatan disana” ucap ibu Melda.
“Iya” tutup Haris.
#Sementara itu diseberang.
“Prang ... prang ....” Perabotan rumah pecah jatuh berserakan dilantai.
“Nyonya Besar” ucap pelayan mengkhawatirkan Nyonya Besarnya.
“Bereskan semuanya” ucap ibu Melda.
“Baik Nyonya” ucap pelayan serentak.
“Haris, kau sudah kuanggap sebagai anak kandungku sendiri. Jika bukan karena kau pionku untuk menjadi Nyonya Admidjaya Group, dari kecil kau sudah kubunuh. Andai saja aku tidak mandul, pastinya kau tidak terlahir kedunia ini. Kurang baik apa aku coba, selalu menjadi mamamu yang peduli” batin ibu Melda geram.
BERSAMBUNG.........
Hai Para Reader yang setia.😊
Mohon like dan Komentarnya untuk membangkitkan semangat dari penulis.
Semoga novel pertama saya menghibur reader semua. Terima kasih sudah mampir.🙏🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulisayaheaisyah Sulis
di part ini aku mulai menemukan benang merahnya
2023-03-04
0
Asfar
melda tante Irma...bikin pusing
2021-03-17
0
sriastuty
baru mulai memahami nya seperti nya seru neh ceritanya
2020-12-02
4