Sebulan berlalu ternyata Dakota dan Janter sudah menjadi teman, hanya saja semenjak meminta nomor handphone Dakota, Janter belum berani menghubungi Dakota, dia hanya mencuri-curi pandang di Sekolah dan berniat mendekati Dakota terlebih dahulu supaya semakin dekat, contohnya dengan makan bersama di Kantin Sekolah tentunya ditemani oleh Yohana.
Kedekatan itu mulai tercium dan menyebar di SMA Z. Membuat satu sekolah (anak cewek) memusuhi secara sepihak dan tentunya Irma Sugiono yang tidak mau kalah.
“Bang Janter.” Dengan lari kecil Irma langsung memeluk lengan Janter.
“Lepasin ir” teriak Janter ketus.
“Aku kangen kamu, lagian kita satu kelas juga” sahut Irma tetap mempererat pelukannya.
“Kata siapa kamu boleh meluk meluk, banyak yang lihat tau.” Dorong Janter risih.
“Kamu ya, udah jelas jelas kita dijodohin sama mama papa kamu, tapi kamu masih malu malu sama orang” lanjut Irma mengejar langkah Janter.
“Kamu gak tau diri banget sih Ir, aku gak suka sama kamu” tegas Janter.
“Tapi aku suka sama kamu, aku udah ngejar ngejar kamu, dari Jakarta pindah sekolah di Malang, bahkan sekolah ini sekolah kampungan, tapi demi kamu aku mau kesini sekolah. Kamu gak ngerti sih perasaan aku” jawab Irma memegang tangan Janter.
Langkah Janterpun berhenti.
“Jangan karena dijodohkan kamu seenaknya sama aku, emang perjodohan itu serius, itu hanya lelucon orang dewasa, dan asal kamu tau aku gak akan pernah nikahin kamu, aku juga udah suka sama orang lain” tegas Janter ninggalin Irma.
“Oh, jadi kamu udah terpikat sama gadis lain, dengar ya aku pastiin kamu juga gak bakalan bisa sama gadis itu” teriak Irma yang sudah jauh dari Janter.
“Kamu remehin aku, aku udah jauh jauh sekolah disini cuma buat kamu doang, tapi cewek kampung itu udah buat kamu takluk, padahal aku udah halangin semua cewek buat dekatin kamu, hah target selanjutnya Dakota, itu sangat gampang, aku pastiin Dakota gak akan gubris kamu” batin Irma kesal.
“Irma, yang sabar dong sayang. Jangan buang tenagamu yang berharga untuk gadis kampung itu” sahut Mia menghampiri.
“Kita belum menjalankan rencana kita, masih ada waktu bukan” timpal Mia lagi.
Tiba tiba “drtt ... drrt ... Ir HP mu bunyi nih” Sena menyerahkan handphone pada Irma.
“Nona Irma saya sudah mengetahui identitas Dakota Kaif” jawab seorang pria dari seberang.
“Bagus, ceritakanlah” sahut Irma.
“Dakota Kaif sejak lahir tidak memiliki sanak saudara, apalagi seorang ayah. Dia tinggal di alamat XX. Dia hanya memiliki seorang ibu, ibunya sudah sakit sakitan. Ibunya mantan penari Sanggar dan Dakota seorang penari Sanggar juga sekaligus pelatih tari di Sanggar Elaya” Jawab dari seberang.
“Hmm, Sanggar Elaya bukannya itu milik Haris Admidjaya?” tanya Irma.
“Benar nona, Sanggar tersebut saat ini milik Haris Admidjaya sudah lama dibangun oleh Elcid Admidjaya disingkat dengan nama Sanggar Elaya. Sanggar dibangun untuk menyambut tamu VVIP dari mancanegara dan penghubung bisnis terkemuka di Indonesia. Tentunya pemilik Sanggar tersebut paman nona sendiri suami Melda Sugiono” balas dari seberang.
“Ternyata masih milik tante, kerja bagus. Cek uang direkeningmu. Tolong kirim foto Dakota sedang menari menyambut tamu VVIP dan tunggu instruksi selanjutnya” tegas Irma.
“Baik Nona” jawab dari seberang.
“Gile banget sih kamu Ir, langsung main selidik aja” sahut Mia.
“Yah, kalau aku gak bisa miliki Janter, yang lain juga gak bisa” jawab Irma.
“Ayo kita masuk kelas guys, udah bel nih” sahut Sena.
###
Sepulang dari Sanggar Dakota langsung menghampiri pasar langganannya untuk membeli sayuran. Semenjak Ibu Endangsi menderita Penyakit Leukimia kronis. Dakota selalu membeli gandum dan sayuran untuk dikukus. Itu sudah menjadi tugas kewajiban sehari-hari Dakota.
“Apa yang terjadi, kenapa suasana rumah tidak seperti biasanya” batin Dakota.
“Ibu aku pulang” pintu langsung terbuka.
“Ada apa ini” teriak Dakota melihat sesisi rumah hancur lebur dan berantakan, Dakota langsung lari menuju kamar Ibunya.
“Ibu ... apa yang terjadi?” air mata Dakota mulai menetes melihat ibunya terbaring dilantai.
“Hiks ... Hiks ... Ibu bertahanlah” Dakota menggendong ibunya keruang tengah. Ia pun menghubungi Yohana untuk membantu Dakota membawa ibunya ke Rumah Sakit Inu.
# Rumah Sakit Inu
“Dakota apa yang terjadi sama ibu, kenapa sampai begini? Bukannya ibumu masih tahap kronis?” tanya Yohana sambil mengelus pundak Dakota di Rumah Sakit.
“Aku gak tau Yo, kamu bisa lihat rumahku juga berantakan, aku berharap ibu tidak kenapa-napa, hiks ... hiks ....” jawab Dakota memangku dagunya dengan kedua tangannya.
“Sabar beb, ibu pasti bisa melewati ini, semoga saja penyakitnya bisa ditangani.” peluk Yohana erat.
“Keluarga dari ibu Endangsi?” tanya Dokter yang baru saja keluar dari ruangan ICU.
“Saya Dokter, bagaimana dengan ibu saya dok?” tanya Dakota.
“Ikut saya keruangan dulu” pinta Dokter.
“Saya langsung saja, hari ini Ibu anda mengalami syok berat, apakah ibu anda tidak anda rawat. Karena syok berat ibu anda mengalami pembengkakan hati, saat ini dipastikan ibu anda memasuki stadium menengah. Tolong jaga ibu anda jangan sampai masuk stadium lanjut” tegas Doker.
“Apa Dok? Berapa lama ibu saya bisa bertahan Dok?” mata Dakota mulai berair lagi.
“Saya tidak bisa menjamin, berapa lama penyakit beliau akan menyebar. Kita hanya perlu melakukan pencegahan dengan meningkatkan kekebalan tubuhnya sebelum memasuki tahap lanjut. Ingatlah untuk tidak membuat ibu anda syok lagi, jauhkan dari tekanan” Perintah Dokter pada Dakota.
“Baik Dokter” jawab Dakota.
Keluar dari ruangan dokter Dakota masih terus bertanya kenapa bisa ibunya mengalami syok berat, apa yang terjadi dirumah hari ini.
“Drt ... drt ..." handphone Dakota berbunyi pertanda pesan masuk, saat dia baca ternyata dari Janter dan nomor baru, dia langsung membuka pesan dari nomor baru.
{+62 812-8454-xxx. Hari ini. "itu belum seberapa, kalau kamu mau selamat, kamu temui aku disekolah"}.
Saat membaca pesan masuk tersebut, pikiran Dakota belum bisa menerima pasan misterius tersebut.
“Kamu kenapa beb? Ibu sudah bangun ayo kita temui ibumu” pinta Yohana.
“Gak papa beb, yuk kita masuk” ajak Dakota.
“Ibu, sudah bangun” kata Dakota pelan memeluk dan mencium punggung tangan ibunya.
“Nak, hari ini ada orang yang tidak ibu kenal datang, mereka menghancurkan semuanya, ibu takut ....” Belum selesai sudah dipotong oleh Dakota.
“Ibu jangan dilanjutkan lagi, yang penting saat ini ibu sudah membaik, ibu istirahat aja dulu” pinta Dakota.
Sebenarnya Dakota selalu menahan air matanya didepan ibunya. Tidak peduli seberapa sedih dia, tapi demi kebaikan ibunya, Dakota harus terlihat tegar dan menyembunyikan semuanya.
“Dakota, berjanjilah pada ibu untuk tidak mengusik Sanggar Elaya” pinta ibu Dakota.
Sontak Yohana yang ada di dalam ruangan ikut kaget.
“Tapi bu, kami ....” Belum Yohana lanjut mata Dakota yang tajam sudah memberikan kode pada Yohana untuk tutup mulut.
“Ibu jangan memikirkan yang aneh-aneh, saat ini yang perlu ibu lakukan adalah menjaga kesehatan ibu, aku akan pegang janjiku” sahut Dakota.
“Kenapa Dakota tidak memberitahukan yang sebenarnya, memang selama ini kami membohongi ibunya bahwa kami kerja sambilan sebagai Ofice Girl, tapi Sanggar Elaya sudah seperti rumah kedua bagi kami, apa jangan-jangan kejadian hari ini ada kaitannya dengan Sanggar Elaya?” batin Yohana.
“Ibu sudah tidur kembali?” tanya Yohana bangkit dari duduknya.
“Ya, makasih ya beb untuk hari ini, aku selalu nyusahin kamu” seru Dakota menunduk.
“Sebagai sahabat aku akan selalu ada saat kamu susah maupun senang, oya untuk Sanggar Elaya, aku tidak tau apa alasanmu, tapi aku berharap kamu akan ceritakan padaku suatu saat nanti”
Yohana memeluk Dakota dengan erat. “Kalau kamu mau menangis, nangis aja beb jangan ditahan” serunya lagi di telinga Dakota.
Mendengar hal tersebut sontak isak tangis Dakota berlangsung lama, air matanya bercucuran semua emosi sedihnya ia luapkan dipelukan Yohana. Dakota selalu menyembunyikan kesedihannya dari ibu dan orang lain, tapi Yohana adalah tempat Dakota meluapkan rasa sedihnya.
“Tuhan terima kasih karena engkau telah menghadirkan Yohana sebagai sahabat baik yang selalu ada saat aku susah dan senang” batin Dakota.
“Drt ... drt ...” Handpone Dakota yang berbunyi.
“Beb coba angkat Handphonemu, sepertinya penting” Yohana melepas pelukannya. Sesaat setelah melihat Handponenya ternyata panggilan masuk dari Kakek misteriusnya.
“Halo kek” jawab Dakota mengatur suaranya.
“Ibumu ada dimana?” tanya suara kakek dari seberang.
“Dia sudah tidur, ini sudah malam besok saja kakek ajak bicara” jawab Dakota.
“Apakah semuanya baik-baik saja?” tanya kakek lagi.
“Ya, tidak ada yang perlu kakek cemaskan” jawab Dakota berbohong.
“Baiklah, aku harap demikin” seru dari seberang, panggilanpun terputus.
“Kakek misterius maaf, selama ini sudah banyak bantu kami, maaf aku harus berbohong, kali ini aku bisa mengatasinya. Selama ini kakek sudah bantu biaya rumah sakit, setiap ibu masuk RS, kakek juga bantu biaya pendidikanku, aku tidak ingin menyusahkan kakek bahkan kakek juga sudah tua” batin Dakota.
#Sementara dari seberang.
“Halo kek?” jawab Haris.
“Dasar cucu kurang ajar, ibu dan saudarimupun tidak bisa kau lindungi” bentak kakek misterius.
“Ada apa kek? Kenapa kakek marah-marah, aku banyak kerjaan” jawab Haris yang kurang mendengarkan penjelasan kakeknya karena urusan bisnisnya dengan client yang sudah menunggunya, langsung menyerahkan handphone tersebut pada Manejernya.
“Saat ini aku mampir di rumah ibu dan saudarimu, isi rumahnya hancur berantakan. Kalau kau tidak bisa urus masalah ini akan kupatahkan kakimu!” Tegas kakek misterius.
“Maaf Tuan Besar, ini saya manejer pribadi tuan muda. Akan saya sampaikan pesan tuan besar pada tuan muda” jawab Eveno.
“Dasar cucu kurang ajar ... bicara dengan kakeknyapun tidak sempat!” teriak Pak Admidjaya melemparkan handphonenya.
“Kenapa sifat mereka sama, mereka selalu menutupi masalah yang mereka hadapi dan tidak mau mengandalkanku. Aku sudah tua, tapi harus menghadapi kedua cucuku yang tidak bisa aku atur. Bahkan aku banyak uang, tapi aku tidak bisa menjamin hidup mereka dengan baik dan layak, bagaimana bisa aku menjamin kepada istriku tercinta dialam baka sana bahwa aku akan membuat ketujuh turunanku bahagia. Keturunan keduaku saja sudah menderita, ah aku sangat kangen denganmu istriku, kau sangat mirip dengan cucu kita sayang” batin kakek.
“Maaf kan saya tuan besar” balas Evenno tapi tidak ada jawaban dari seberang.
“Tuan... tuan besar” ulang Eveno ternyata panggilan sudah terputus.
“Matilah aku tuan muda, hu... hu... Tidak tuan muda, tuan besar juga, semuanya sama-sama menyeramkan, aku bahkan merinding” batin Eveno.
BERSAMBUNG...............
Hai Para Reader yang setia. 🙏
Mohon like dan Komentarnya untuk membangkitkan semangat dari penulis.
Semoga novel pertama saya menghibur reader semua. Terima kasih sudah mampir.😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulisayaheaisyah Sulis
masih ngikuti alur
2023-03-01
0
Mas Lucky
blm ngeh
2022-02-27
0
⚔️👑𝟚𝟙ℕ⚔️ 𝕁𝕦𝕞ဣ࿐༻
⛳🏊🏆⛳🚵⛳aku baca dgn dia profil aku
2021-01-30
0