“Tiriring ... tiriring ....” Alarm berbunyi pukul 04.20 Wib namun tidak didengar oleh pembuat waktu alarm tersebut. Dakota sengaja menyetel alarm handphonenya karena dia merasa harus mempersiapkan sarapan pagi sebagai seorang istri. Lima menit kemudian alarm berbunyi.
“Tiriring ... tiriring ....” Bunyi alarm kedua membuat mata Dakota terbuka. Saat dia mau bergerak.
“Kenapa sulit sekali bergerak” batin Dakota belum sadar.
Dia mengucek matanya melihat kebawah arah tangan Fano memeluk tubuhnya erat kemudian dia lihat kedepan wajah Fano tepat mendarat di kedua gunung kembarnya.
“Ahh ... tukedi cabul” teriak Dakota menendang tubuh kekar Fano hingga terjatuh kelantai.
“Aduh ....” ucap Fano belum sadar dari ngantuk memegangi punggungnya lalu berdiri.
“Kau, kenapa bisa tidur dikasur?” tanya Dakota berdiri.
“Apa maksudmu?” Fano kembali tidur dikasur.
“Ciut” Dakota mencubit betis Fano dan bulu halus betisnya tercabut.
“Aahhhh ... sakit bodoh” teriak Fano tersadar.
“Kau sudah melanggar janji, lihat kau tidur dikasur” tunjuk Dakota.
“Maaf, ini hari pertamaku tidur di Sofa, aku tidak terbiasa” ucap Fano kembali melanjutkan tidurnya.
“Karena ini hari pertama aku maafkan. Besok tidak boleh terjadi lagi” ucap Dakota menggoyangkan badan Fano.
“Iya, besok tidak. Udah jangan teriak-teriak, aku masih ngantuk” ucap Fano memeluk bantal guling melanjutkan tidur.
“Memang, pria cabul” ucap Dakota keluar dari kamar.
“Kenapa ketahuan, harusnya aku bangun lebih awal darinya, tidak tahu ternyata dia stel alarm” batin Fano.
# Fano Semalam
“Sial, aku tidak bisa tidur. Tunggu dulu kenapa aku yang harus tidur disofa? Ini seperti suami takut istri. Sofanya kecil lagi, nggak bisa berguling” batin Fano.
Malam itu Fano sudah berencana tidur di Sofa, namun tidak bisa. Dia mencoba menonton film aksi melalui handphonenya sambil berbaring di Sofa. Ternyata dia tidak juga bisa tidur, jam bergerak menunjukkan pukul 01.40 Wib.
Melihat jam sudah mau subuh dia bergerak kekasur. Dia memastikan Dakota benar-benar sudah terlelap, Fano bergerak mengendap-endap pelan agar Dakota tidak terbangun. Biasanya dia memeluk bantal guling kesayangannya, namun bantal guling itu dipegang oleh Dakota. Saat dia mau menarik bantal guling, ternyata Dakota bergerak.
“Hampir saja dia terbangun, kenapa aku seperti pencuri dikamar sendiri” batin Fano.
Fano mencoba kembali menarik bantal gulingnya, tubuhnya malah menindih Dakota. Dia memandangi wajah Dakota semakin dekat. Fano langsung mendaratkan ciuman dibibir Dakota yang seksi. Kemudian mata Fano tertuju pada kedua gunung kembar Dakota membulat menantang membuat pipinya semakin merona.
“Dia tidak memakai bra ... hmm ... rambutnya juga halus dan wangi” batin Fano menyisihkan rambut Dakota.
Karena udah mulai ngantuk, Fano tidak jadi mengambil bantal guling. Dia langsung tidur mengambil posisi memeluk tubuh Dakota.
“Ternyata memeluk tubuh istri sendiri begini, enak juga ya, seandainya waktu terus begini. Besok aku harus bangun lebih pagi, bisa-bisa ketahuan” batin Fano langsung tertidur lelap.
#Di Ruang Makan
“Morning Sayang” ucap ibu Lena menghampiri Dakota di meja makan sedang merapikan sajian sarapan pagi.
“Pagi juga ibu, eh mama” ucap Dakota canggung, karena terbiasa memanggil ibu.
“Ini kamu yang masak?” tanya ibu Lena melihat sajian di meja makan.
“Tidak ma, dibantu sama pelayan” ucap Dakota.
“Kamu tidak usah terlalu pagi bangun sayang, pelayan untuk memasak sarapan sudah ada” ucap ibu Lena membantu membuat teh.
“Nggak apa-apa ma, inikan sudah kewajibanku sebagai seorang istri” ucap Dakota.
“Oya, Fano sudah bangun?” tanya ibu Lena.
“Kenapa ma?” tanya Fano mendengar namanya disebut. Ternyata Fano sudah berpakaian rapi. Sejak Dakota mencubit betis Fano membuatnya tidak bisa tidur lagi walau sudah memaksa menutup matanya.
“Tumben sepagi ini kamu sudah rapi nak, apa tidurmu nyenyak?” tanya ibu Lena berharap anaknya sudah anu-anu dengan menantunya. Fano memandangi tubuh istrinya yang sibuk di meja makan.
“Seperti yang mama lihat, aku sehat bugar” ucap Fano menghampiri Dakota.
“walau aku tidak bisa tidur” batin Fano.
“Hem ....” ucap ibu Lena senyum-senyum menuju Sofa.
“Pagi Sayang” ucap Fano memeluk tubuh istrinya sedang bediri memegang mangkuk. “Kita harus menunjukkan kemesraan sayang” bisik Fano ditelinga Dakota. Membuat Dakota paham maksud Fano isi dari perjanjian bagian kedua.
“Pagi juga sayang, kamu sudah rapi sekali. Aku belum mandi, nanti kamu jadi ikut bau iler” balas Dakota melepas tangan Fano.
“Pria mesum ini main peluk aja” batin Dakota menatap Fano dengan sinis kesal.
Fano menatap wajah Dakota “Baiklah sayang, mandi yang bersih ya, supaya wangi, umuach ....” ucap Fano mendaratkan ciuman dikening istrinya. Fano tersenyum nakal merasa menang sudah membuat Dakota kesal. Dakota langsung lari menuju kamar.
“Kenapa dia main kecup kening segala” batin Dakota.
Ibu Lena hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat pasangan pengantin baru yang lagi hangat-hangatnya.
“Sepertinya anakku benar-benar menyukai Dakota, aku tidak salah memilih menantu” batin ibu Lena.
Sekitar 35 menit kemudian Dakota sudah rapi memakai pakaian kantornya, tidak lupa dia klabang rambunya lalu digulung sehingga tidak tampak sehelaipun. Serta menyiapkan kaca mata anti radiasi yang sudah diletakkan ditasnya. Ibu Lena dan Fano sudah ambil posisi duduk untuk sarapan pagi. Ibu Lena heran melihat menantunya itu yang sudah rapi mau ngantor, padahal ini hari pertamanya sebagai seorang istri.
“Dakota sayang, kamu harus ngantor hari ini?” tanya ibu Lena menatap menantunya.
“Iya ma, aku harus ngantor karena tugas juga banyak, mepersiapkan proyek kerjasama” ucap Dakota melirik Fano yang sedang sarapan. Dakota juga ikut melahap sarapannya.
“Fano?” ucap ibu Lena melirik pada Fano.
“Kenapa ma?” tanya Fano masih melahap sarapannya.
“Kenapa kamu suruh Dakota ngantor, bukannya dia kelelahan semalam?” ucap ibu Lena.
“Kelelahan kenapa ma?” tanya Fano yang belum ngerti maksud mamanya.
“Kaliankan pengantin baru, pastinya semalam sudah anu-anu, kamu ngertilah nak” ucap ibu Lena.
“Ukhuk ....” Fano langsung batuk sampai keselek. Sementara Dakota keselek mendengar ucapan ibu Lena.
Mereka saling menatap bingung mau menjelaskan yang sebenarnya. Melihat respon anak dan menantunya ibu Lena merasa ada yang salah.
“Sepertinya kalian belum ya?” ucap ibu Lena heran.
“Ma, kenapa bahas yang aneh-aneh” ucap Fano.
“Fano, kamu sudah berumur. Kalau bisa kalian jangan tunda punya anak” perintah ibu Lena tegas.
“Ukhuk ....” kali ini Dakota yang batuk dan keselek lagi.
“Bagaimana ini, punya anak. Siapa yang akan melahirkan anak? Dia tidak mencintaiku, bagaimana bisa ada anak diantara kami” batin Dakota.
“Kamu nggak apa-apa sayang?” tanya Fano memberikan air pada Dakota. Dakota menerima air dan diam kembali.
“Ma, itu nanti saja kita bahas. Kami juga sibuk dikantor” ucap Fano.
“Fano, mama sudah tua nak, kamu juga nikah sudah berumur. Teman mamah semua cucunya sudah mau nikah, mama masih menikahkan anak mama. Tolong jangan tunda punya anak, mama ingin menggendong cucu” pinta ibu Lena berharap.
“Nanti akan kami diskusikan ma” ucap Fano menutup pembicaraan mereka.
Selesai mereka sarapan. Ibu Lena terpaksa mengantarkan anak dan menantunya untuk pergi ngantor.
“Hati-hati membawa mobilnya Naon” ucap ibu Lena.
“Baik Nyonya Besar, saya undur diri” Naon masuk kedalam mobil. Kaca mobil sengaja dibuka.
“Ma, kami berangkat” ucap Dakota melambaikan tangannya.
“Cepat pulang sayang” balas ibu Lena.
Mobil sudah melaju membawa Fano dan Dakota. Mereka membisu didalam mobil tidak ada yang memulai bicara. Fano juga sibuk membaca dokumen yang sudah diserahkan oleh Naon. Dakota hanya memandangi handphonennya.
“Naon, berhenti” ucap Fano. Mendengar perintah Fano, Naon memberhentikan mobil tersebut.
“Turun” ucap Fano pada Dakota. “Ingat isi perjanjian pertama” bisik Fano lagi pada Dakota. Memahami kode yang dibisikkan oleh Fano, Dakota terpaksa keluar dari mobil.
“Presdir, kantor masih jauh didepan” ucap Naon yang tidak tega meihat Nyonya Mudanya harus jalan kaki.
“Jalan” ucap Fano singkat.
“Baik Presdir” Naon melajukan mobil kembali. Fano memandangi tubuh Dakota yang jalan dari kaca spion mobilnya hingga tubuh istrinya itu menjauh.
“Kenapa tidak dari halte bus diperintahkan turun, paling tidak bisa naik gojek” gumam Dakota kesal.
Dia harus berjalan kaki mengelilingi pekarangan kantornya yang luas.
BERSAMBUNG..........
Hai Para Reader yang setia.😊
Mohon like dan Komentarnya untuk membangkitkan semangat dari penulis.
Semoga novel pertama saya menghibur reader semua. Terima kasih sudah mampir.🙏🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulisayaheaisyah Sulis
oh ya ampun fano🤦
2023-03-04
0
Its me Ann
wajar Dakota sadis
2020-11-14
1
Indah Syafitri
makin seru
2020-09-09
3