Mobil mewah Fano berhenti di IndoBoutik. Ternyata mereka sudah disambut langsung oleh Manajer dari IndoBoutik.
“Selamat datang Tuan Muda Fano” ucap Yoki saat Fano dan Dakota melangkahkan kaki mereka menuju pintu masuk.
“Yoki, tolong berikan gaun pengantin sesuai dengan ukuran wanita ini” ucap Fano melirik Dakota.
“Baik tuan Fano. Mari kita masuk keruangan. Tuan dan Nona bisa melihat desain dan model yang diinginkan” ucap Yoki.
Sementara itu, Naon yang baru saja masuk setelah memarkirkan mobil terheran-heran melihat Presdirnya kenapa membawa Dakota melihat baju pengantin.
“Ada apa dengan Presdir? Kenapa dia membawa nona Dakota melihat baju pengantin” batin Naon mengikut mereka dari belakang.
"Saya ingin yang terlihat elegan, simpel dan nyaman dia pakai” ucap Fano melihat baju pengantin yang sudah terpampang.
"Kenapa kamu memilih baju pengantin?" tanya Dakota pada Fano.
“Kau bodoh, atau pura-pura bodoh. Kita disini fitting baju pengantin. Jangan banyak pertanyaan“ bisik Fano.
“Apa secepat ini. Aku bahkan tidak memberitahu Yohana. Padahal aku selalu berharap memilih baju pengantinku bersama Yohana” batin Dakota sedih.
“Nona, karena tuan Fano ingin yang elegan dan simpel. Nona harus mencobanya dulu, supaya tuan Fano bisa melihat yang cocok dipakai oleh nona” ucap Yoki.
“Ya, pergilah. Jangan lupa Yoki berikan yang paling mahal” tambah Fano.
“Itu pasti Tuan Fano” ucap Yoki membawa Dakota mengganti pakaian.
Dakota hanya mengikut saja.
Fano dan Naon menunggu diluar ruangan. Naon hanya ikut saja, tidak berani bertanya mengingat Fano masih marah padanya.
“Nona, tubuh anda sangat bagus” ucap Yoki membantu Dakota memakai gaunnya.
“Yoki bisa aja. Saya ini tetap gadis jelek dimata pria tua itu” ucap Dakota.
“Nona, anda memang cantik. Mungkin mata tuan Fano buta kali” jawab Yoki terkekeh.
“Haha, Yoki bisa aja” ucap Dakota tertawa.
Sementara itu diluar ruangan.
“Hatchim ... hatchim ...."
"Siapa yang menggosipiku” ucap Fano menutup hidungnya.
“Apa Presdir sakit?” tanya Naon.
“Bodoh, ini hanya bersin biasa. Kau terlalu berlebihan” ucap Fano melap hidungnya yang tidak basah.
“Saya salah Presdir” ucap Naon serba salah.
Tidak ada yang dibahas dengan Presdirnya, hanya keheningan. Tiba-tiba Dakota dan Yoki keluar dari ruangan ganti. Dakota sudah memakai gaun putih elegan dan simpel. Gaun tersebut memperlihatkan setiap bentuk tubuh Dakota yang sudah berisi dan berbentuk.
“Glekkk ....” Mata Fano tertuju pada kedua gunung kembar Dakota yang memuncak dibalik gaun tersebut.
“Kenapa bodi gadis jelek ini begitu memukau. Sempurna, gaunnya menempel dengan elegan. Apalagi gunung kembarnya yang berisi dan seksi. Aku mikir apa sih ....” gumam Fano.
“Ya ampun, nona Dakota cantik sekali” ucap Naon membelalakkan matanya memandang bagian atasan tubuh Dakota hampir saja air liurnya jatuh.
“Kau ... tutup matamu! Air liurmu bahkan mau jatuh” perintah Fano menutup mata Naon pakai tangannya.
“Bagaimana Tuan?” tanya Yoki yang sudah percaya bahwa gaun elegannya cocok dengan Dakota.
“Ganti, itu terlihat dia semakin jelek” sahut Fano.
“Baiklah Tuan” jawab Yoki. Mereka kembali mengganti pakaian Dakota.
Yoki memberikan gaun kedua untuk dipakai. Yoki yakin Fano akan menyukai gaun tersebut.
Dakota muncul dengan gaun kedua. Menurut Dakota gaun ini lebih terbuka dari gaun tadi tapi memang simpel dan elegan.
“Glekkk ....” Lagi-lagi Fano terpana pipinya mulai memerah.
“Ini bahkan lebih jelek lagi. Yoki tolong kau kasih yang elegan, bukan memperlihatkan gunung kembarnya?” teriak Fano pada Yoki.
“Kau tutup matamu” perintah Fano pada Naon.
“Baik Presdir” ucap Naon menutup matanya.
“Baik Tuan Fano” jawab Yoki kecewa. Kembali membawa Dakota masuk. Dakota menurut saja.
“Gila, kenapa gaun tadi terlihat menggoda. Hampir saja juniorku hidup kembali. Tidak-tidak ... dia tetap gadis jelek” batin Fano.
Tenyata gaun ketiga juga sama, Fano tidak menyukainya. Fano hanya memerintahkan untuk menggantinya. Dakota merasa kesal dan sebal ini bahkan sudah gaun ke 7 tapi tetap diganti.
“Nona, sepertinya tuan Fano tidak ingin anda terlihat seksi. Sebaiknya Nona memakai gaun yang tertutup dan elegan saja Nona” ucap Yoki yang sudah capek bantuin Dakota bolak-balik ganti gaun.
“Hah, terserah saja. Dia memang buta Yoki, tidak tau mana gaun yang bagus. Menurutku semuanya bagus” ucap Dakota.
“Saya harap gaun yang ke 8 ini diterima” batin Yoki.
Yoki membawa Dakota keluar ruangan lagi.
“Bagaimana tuan?” tanya Yoki.
“Hmm ....” jawab Fano memandangi dari atas sampai bawah.
“ini baru tertutup, tapi dia juga terlihat cantik pakai itu” gumam Fano wajahnya mulai memerah lagi.
“Bagaimana Presdir Fano? Kami udah capek ganti lagi ganti lagi. Berikan jawaban pasti dong, jangan hmm ....” ucap Dakota kesal.
“Iya ini saja. Dia terlihat elegan dan simpel” jawab Fano singkat.
“Ah, memang mata tuan Fano ini buta” batin Yoki.
“Syukurlah, akhirnya aku gak gonta-ganti baju” batin Dakota.
“Mata Presdir memang buta” batin Naon.
Setelah fitting gaun pengantin. Tidak terasa waktu berjalan hari sudah malam.
“Presdir, setelah ini kita kemana?” tanya Naon mengemudikan mobil mewah Presdirnya meninggalkan IndoBoutik.
“Manajer Naon, kita langsung balik saja. Hari sudah malam juga” pinta Dakota dengan wajah yang lelah.
“Kita berhenti di Restoran X, kita belum makan” perintah Fano.
“Tidak perlu Presdir, saya juga ada janji malam ini. Saya ingin cepat pulang” ucap Dakota.
“Janji ....” ucap Fano mengerutkan keningnya.
“Kring ... kring ....” Tiba-tiba saja bunyi deringan handphone Dakota. Dia langsung melihat kontak panggilan masuk ternyata Bebeb.
“Gawat, aku belum mengabari Yohana kalau aku agak telat, pasti dia udah nunggu” batin Dakota.
“Halo Beb” jawab Dakota. Jawaban dari seberang sengaja disilent.
“Beb ... dia panggil apa?” batin Fano.
“Iya beb, aku bakalan telat ini ... Kamu nggak marahkan? ... Serius beb, aku minta maaf ya, urusan aku udah selesai kok ... Iya beb, see you muahhh” Dakota mengakhiri panggilannya.
“Grap ....” Fano mengambil handphone Dakota. Sontak dia lihat kontak panggilan masuk nama kontaknya Bebeb.
“Bebeb?” ucap Fano.
“Kamu kenapa sih? Kembaliin handphoneku” pinta Dakota merebut kembali handphonenya.
“Kamu ya, udah mau nikah masih pacaran” tegas Fano menjauhkan handphone Dakota sejauh mungkin.
“Ckittt ....” Tiba-tiba mobil mewah itu berhenti.
“Ah ....” teriak Dakota memegangi keningnya yang terbentur dengan kening Fano. Wajah mereka bertemu hanya tersisa 1 cm aja.
“Kenapa gadis ini wangi, wanginya mirip seseorang” batin Fano masih ditindih oleh Dakota.
“Bodoh, sadar kau menindihku” Fano mendorong tubuh Dakota.
“Ahhh ...” teriak Dakota sadar. “Cabul ....” ucap Dakota kembali keposisi semula.
“Cabul katamu, bukannya kau yang tidak sabaran sudah naik keatas lebih dulu” ucap Fano.
“Presdir, anda tidak apa-apa?” tanya Naon.
“Kamu kenapa rem mendadak? Kau mau kita mati” tanya Fano suaranya mulai meninggi.
“Maaf Presdir, mobil didepan tiba-tiba berhenti, mereka sudah menepi sepertinya mobilnya rusak” ucap Naon.
“Kenapa Presdir harus marah, tidak bisa lihat disekitar memang lagi macet karena mobil itu berhenti” ucap Dakota membela Naon dan menunjuk kearah depan.
“Pria ini kenapa bisa asal ngomong seenaknya” batin Dakota.
"Aku tidak bicara padamu. Kau jangan coba-coba pacaran ya?” ucap Fano masih kesal dengan orang yang menghubungi Dakota tadi.
“Aku mengajakmu makan malam, tapi kau menolak karena bebebmu yang sudah nunggu” batin Fano.
“Siapa yang pacaran sih, sudah berumur tapi masih bisa fitnah” ucap Dakota kesal.
“Takk ....” suara handphone Dakota terlempar keluar dari jendela mobil.
“Kamu ... itu handphoneku kenapa dilempar?” teriak Dakota.
“Keluar!” perintah Fano tegas.
“Beraninya kau mengataiku pria berumur” batin Fano kesal.
“Memang pria berumur ini brengsek” ucap Dakota membanting pintu mobil.
“Jalan!” perintah Fano.
“Tapi Presdir, bagaimana dengan Nona Dakota?” tanya Naon.
“Dia bisa naik kendaraan lain, lagian dia juga mau kencan” ucap Fano kesal.
“Presdir, tidak baik meninggalkan seorang gadis ditengah jalan” ucap Naon melirik Fano dari kaca depan, masih berharap menunggu Dakota masuk kedalam mobil.
“Kau yang Presdir atau aku?” ucap Fano menandakan perintahnya tidak boleh dibantah.
“Maaf Presdir, saya salah” ucap Naon.
Mobil mewah itupun melaju meninggalkan Dakota. Dari kaca spion mobil itu Fano masih memandangi Dakota yang membersihkan handphonenya yang jatuh akibat ulahnya, hingga tubuh Dakota menghilang.
“Memang pria tua itu udah gila. Pacar, bisa-bisanya dia bilang pacar, aku nggak punya pacar. Sembarangan aja fitnah, main tinggalin lagi. Kenapa dengan hari ini, aku selalu kesal setiap bertemu dengannya” batin Dakota memegangi handphonenya.
Handphone Dakota masih bisa digunakan walaupun layarnya tergores. Akhirnya Dia memesan gojek online untuk menemui Yohana yang sudah mengajaknya makan malam dari tadi siang.
BERSAMBUNG.........
Hai Para Reader yang setia 😊
Mohon like dan Komentarnya untuk membangkitkan semangat dari penulis.
Semoga novel pertama saya menghibur reader semua. Terima kasih sudah mampir.🙏🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulisayaheaisyah Sulis
serba salah jdi naon,,
ciiiee fano udah mulai cemburu nih
2023-03-04
0
Erni W
ok ceritanya lanjut kak
2021-12-07
0
Fitri Prasetyo
🤣🤣🤣🤣 mirip kisahku thor.. gara-gara manggil sahabatku cint, pas sms dia, langsung ditelpon sama suaminya.. 🤣🤣🤣 ah jadi inget kan dah lama gak ketemu sama dia.. 🥰🥰🥰
2020-11-05
0