Episode 3. Masih kembali Insiden SMA

Paginya Dakota langsung pergi kesekolah. Yang dia fokuskan saat ini hanya ingin mengetahui siapa yang sudah berani datang kerumahnya dan apakah ada hubungannya dengan Sanggar Elaya. Setahunya hubungannya dengan Manajer Elaya sangat baik, bagaimana mungkin itu berhubungan seperti yang ibunya cemaskan.

"Hanya pesan singkat itu menjadi sebuah petunjuk untuk masalah kemarin" gumam Dakota.

“Beb, kamu masuk kelas hari ini, gimana dengan ibu?” tanya Yohana membuyarkan lamunan Dakota.

“Ibu sudah mulai membaik beb, saat ini dijaga oleh suster yang sudah digaji oleh kakek misterius” sahut Dakota.

“Kamu udah tau siapa sebenarnya kakek misterius itu?” tanya Yohana.

“Aku juga tidak tau sampai sekarang, tapi setidaknya dia selalu ada buat aku dan ibu beb” sahut Dakota.

“Setiap ibu masuk RS Inu suster tersebut sudah ditugaskan untuk menjaga, agar aku bisa sekolah seperti biasa. Tapi ketika bertanya pada suster tersebut apakah mengenal kakek misterius itu, suster tersebut tidak pernah mengungkapkan identitas kakek tersebut, bahkan ibupun juga tidak menjelaskan apapun padaku” batin Dakota.

“Sepulang sekolah nanti kita pulang bareng ya beb, aku ingin mengunjungi ibumu, ibuku juga menyiapkan bubur gandum” pinta Yohana.

“Aku ada sedikit urusan beb, nanti kamu duluan saja gimana?” sahut Dakota.

“Kamu mau kemana? jangan bilang mau ke Sanggar, bukannya jadwal kita hari ini libur melatih?” tanya Yohana.

“Nanti aku jelaskan, intinya aku tidak ke Sanggar beb, hanya urusan biasa” tegas Dakota.

“Tidak biasanya dia mengabaikan ibunya, bahkan sehari saja, apa lagi ibunya masih dirumah sakit, ada yang tidak beres bahkan dia sangat tegas tapi ada keraguan dalam kalimat yang dia sampaikan, seperti berbohong” batin Yohana.

“Baiklah aku akan ke Rumah Sakit sendiri. Tapi kalau ada apa-apa padamu segera hubungi aku nanti” kata Yohana.

“Oke beb” jawab Dakota singkat.

“Ayo kita kekantin sebelum bel masuk” ajak Yohana menarik lengan Dakota.

Sesampainya di Kantin. Dakota melihat Janter yang sedang menghampiri meja makan mereka. Dakota ingat bahwa Janter mengirim pesan singkat padanya bahwa sepulang sekolah nanti dia ingin menyampaikan sesuatu. Tapi karena kejadian kemarin, Dakota lebih memilih mengabaikan Janter dan fokus pada isi pesan misterius tersebut.

“Beb, kayaknya aku gak bisa lama-lama disini beb” sahut Dakota pada Yohana.

“Kenapa? kamu sakit beb?” memegang dahi Dakota.

“Gak beb, aku mau istirahat dikelas aja, ya udah ya beb, aku pergi dulu” Dakota pergi meninggalkan mejanya.

“Tapi beb ....” Belum sempat Yohana mencegah Dakota sudah pergi menjauh.

“Yo, kenapa Dakota pergi?” tanya Janter langsung duduk dimeja yang ditinggal Dakota tadi.

“Aku juga mikir kayak bukan dia hari ini bang?” jawab Yohana.

“Apa Dakota ada masalah, aku kirim pesan pada sahabatmu tapi tidak dibalas Yo?” sahut Janter.

“Kayaknya dia menghindari bang Janter deh” jawab Yohana berpikir.

“Mungkin, tapi aku hanya ingin mengajaknya bertemu sebentar saja, pulang sekolah nanti karena besok weekend mau ngajak jalan. Kalau dia tidak bisa kan tinggal balas pesanku saja, aku yakin dia sudah baca” jelas Janter.

“Tunggu dulu bang, sepertinya ada yang aneh dengannya, dia bilang nanti sepulang sekolah dia ada janji dan urusan gitu, tapi aku gak mau nanya” kata Yohana.

“Apa sebelumnya Dakota ada orang yang dia sukai?” tanya Janter memastikan.

“Tidak bang, aku sahabatnya tidak ada yang lain. Aku merasa ada yang aneh padanya. Bang aku bisa minta tolong awasi Dakota nanti sepulang sekolah” pinta Yohana.

“Baiklah Yo, aku juga mau ngomong sesuatu sama dia, kenapa dia menghindari aku” jawab Janter.

###

“Drt ...drt ...” Hanphone Dakota yang berbunyi pertanda pesan masuk. Dakotapun melihat kontak Handponenya ternyata nomor misterius tersebut.

“Hmm ... tepat waktu sekali mengirim pesanya saat jam pulang sekolah” gumam Dakota.

{+62 812-8454-xxx. 13.45. Datanglah ke Toilet Perempuan dekat Taman}

Dakota langsung menuju toliet prempuan sesuai dengan instruksi dari pesan misterius itu. Tibanya didepan pintu toilet.

“Sepertinya ada orang disekitar sini, tapi kenapa tidak muncul juga” guman Dakota.

Tidak lama mendengar langkah yang sulit diketahui siapa orangnya.

“Siapa disana?” tanya Dakota. Tapi Tidak ada yang menjawab.

“Akkhh ....” Jerit Dakota saat seseorang misterius memukul badannya dari arah belakang membuat tubuhnya langsung ambruk kelantai.

“Mia, apa dia mati?” tanya Sena.

“Tidak mungkin dia mati, hanya pukulan kayu balok ini” jawab Mia.

“Ya, jangan sampai dia mati, perintah Irma kita masukkan dia ke toilet” gubris Sena.

“Ya, ya ... dia hanya pingsan tidak akan mati” sahut Mia.

Sesampainya di dalam toilet.

“Crasss ....” Tumpahan air dimuka Dakota.

“Uhuk ... ukhukk ... hk” Dakota yang masih setengah sadar.

“Heh ... Jalan* bangun” pekik Mia menarik rambut Dakota menyeretnya kehadapan Irma.

“Dia masih hidupkan?” tanya Irma.

“Ya ... Ir, kamu tenang aja, dia gak akan mati” bisik Sena pada Irma.

“Plak ... plak ... woi, sadar” gubris Mia pada Dakota.

“Jangan sampai tanganku ini mengotori wajahmu, cewek jalan* ...” ucap Mia balik.

“Ukhuk ... kalian siapa?” tanya Dakota setengah sadar membuka mata. Irmapun memberikan kode pada Mia agar dia mengambil alih.

“Coba lihat wajahku? Perhatikan baik-baik” perintah Irma membuka mata Dakota lebar lebar.

“Se ... nior Irma” jawab Dakota memegang punggungnya yang nyaris patah. Dakota heran kenapa dia harus berhadapan dengan Irma.

“Sepertinya kamu belum sadar dengan dirimu, Mia beri pelajaran” perintah Irma.

“Crass ....” Siraman air membasahi wajah dan seluruh tubuh Dakota yang terbaring dilantai.

“Apa yang kalian lakukan, aku salah apa sama kalian?” tanya Dakota mencoba bangkit dari lantai.

“Kau tidak tau apa salahmu? Plak...” tamparan keras dari Sena membuat Dakota ingat tujuannya ke toilet pesan misterius itu.

“Apa ... ja ... jadi kalian yang sudah menghancurkan rumahku semalam?” dengan gugup dan rasa ngeri Dakota akhirnya benar benar sadar. Irmapun mengambil instruksi agar Sena dan Mia diam ditempat.

“Dengar baik baik jalan*” perintah Irma.

“Akulah yang sudah memberikan rasa syok pada ibumu yang juga jalan* itu. Kau tau kenapa?” tanya Irma memegang dagu Dakota.

“Apa salahku ... kenapa ... kenapa kamu mengganggu ibuku ... kenapa?” teriak Dakota menarik lalu menjambak rambut Irma.

“Bangsat, plak ... plak ....” Sena langsung menampar Dakota, lalu Mia membantu Irma.

“Si Jalan* ... kau masih ada tenaga juga” pekik Irma. Kasih dia pelajaran perintah Irma pada Sena dan Mia.

“Plak ... plak ....” Terasa panas tamparan yang dirasakan Dakota.

“Ah ... Mia bantu aku dia menarik rambutku, rambutku mau putus rasanya” teriak Sena.

"Bughh ... brugh ....” Tendangan keras berulang dari Mia keperut Dakota membuat Dakota merasakan sakitnya sampai ke uluh hati.

“Akhh ... uhu ... huhu ....” Tidak terasa air mata Dakotapun jatuh.

“Sudah cukup Mia dan Sena” instruksi Irma ambil alih.

“Sudah bisa nangis jalan*” ucap Irma memandang wajahnya.

“Buat dia duduk” perintah Irma pada Sena dan Mia.

“Lepaskan ... aku masih bisa sendiri” teriak Dakota pada Sena.

“Jalan* ... kamu masih melawan juga” pekik Mia. Namun kode dari Irma membuat mereka mundur.

“Baiklah wanita kampungan, ini adalah caraku memperkenalkan diri. Aku Irma Sugiono, kau tahu aku juga anak pengusaha terkaya di Indonesia. Apa yang menjadi milikku tidak bisa direbut oleh orang lain termasuk pira” jelas Irma duduk dikursi menghadap Dakota.

“Apa maksudmu, aku tidak pernah mengganggumu” ucap Dakota menatap Irma.

“Srekk ....” Sebuah foto dilemparkan pada Dakota. “perhatikan baik-baik foto itu” perintah Irma.

“Ini foto bang Janter dan kamu” jawab Dakota.

“Sudah kamu perhatikan? Coba lihat cincin yang kami pakai, bukankah sudah jelas Janter dan aku tunangan” sahut Irma.

“Ini tidak ada hubungannya denganku” jawab Dakota.

“Jelas ada jalan* ...” sahut Mia.

“Cukup, biar kukasih tahu padamu. Aku peringatkan padamu jangan dekati Janter lagi, dia milikku” tegas Irma.

“Hah, kamu pikir aku menyukai dia, hanya karena dia ... kamu membuat ibuku masuk rumah sakit ... apa kamu tidak keterlaluan sebagai seorang manusia” ucap Dakota.

“Bagus cewek kampung, setidaknya kamu tidak menjadi sorang Jalan* benaran, kamu memang tidak suka padanya, tapi dia bisa jadi suka padamu. Bisa kau buktikan kata-katamu” Pekik Irma.

“Kalau dia memang tunanganmu, kamu harusnya jaga dia dengan baik, atau dia tidak menyukaimu” sinis Dakota.

“Wah ... jalan* ini” ucap Sena emosi.

“Masih ada nyali kau” pekik Mia.

“Kring ... kring ....” Handphone si jalan* bunyi.

“Siapa yang nelvon?” tanya Irma pada Sena.

"Tepat sekali, bang Janter Ir” seru Sena menyerahkan handphone Dakota pada Irma.

“Haha ... disaat seperti ini, tuan Janter ada telepati kayaknya” panggilan diputus oleh Irma.

“Dia bahkan menghubungimu, aku rasa dia sudah menyatakan cinta nya padamu. Kau bisa lanjutkan drama romantismu dengan Janter. Tapi sebelum itu kita potong dulu rambutnya” perintah Irma.

Irma langsung mendekat memegang gunting ditangannya.

“Janggan ... tolong ... jangan potong rambutku. Aku akan menjauhi bang Janter, tolong ....” pinta Dakota.

“Aku tau kau seorang penari di Sanggar Elaya, tapi kalau rambutmu ini botak, aku jamin kau tidak akan tampil lagi, bukankah sebentar lagi akan ada pertunjukan mancanegara” jelas Irma memegangi rambut Dakota.

“Tadi kamu bersikap sinis, ternyata kamu cinta juga jadi penari. Kalau gitu mulai besok jangan sampai aku lihat wajah mu ini lagi. Cari saja caranya agar kamu tidak bisa dikenal oleh siapapun. Bentuk wajahmu ini benar-benar seperti jalan*” jelas Irma lagi.

Dakota hanya terdiam, tidak ada yang bisa dia jawab. Melihat reaksi Dakota yang diam Irma semakin geram.

“Heh, aku sudah kasih kamu peringatan. Kalau kamu masih berhubungan dengan bang Janter, aku bisa mengancurkan junior dan teman-temanmu yang ada di Sanggar Elaya, yang lebih parah dari ini akan menantimu” tegas Irma.

Tidak ada respon yang diberikan oleh Dakota ternyata dia sudah pingsan. Entah karena tekanan yang tadi membuat seluruh tubuhnya terasa sakit.

“Berikan dia pelajaran” perintah Irma pada Sena dan Mia. Sena dan Mia menyeret Dakota kedalam bak berisi air. Mereka menceburkan tubuh Dakota kedalam bak tersebut. Merekapun meninggalkan toilet dengan pintu yang terbuka.

#Sementara Itu Usaha Janter mencari Dakota

Mendengar penjelasan Yohana saat istirahat membuat Janter jadi cemas. Sepulang sekolah diapun menyusul kekelas Dakota. Diapun bertanya pada tema sekelasnya, semua menjawab tidak melihat Dakota, ternyata dia terlambat selangkah. Dakota sudah meninggalkan kelas.

Janter berlari menuju gerbang utama Sekolah berharap bertemu Dakota. Berhubung banyak siswa yang keluar menuju gerbang utama untuk pulang membuat langkah Janter berhenti berharap Dakota lewat gerbang utama. 30 menit dia menunggu, dia merasa bahwa Dakota sudah meninggalkan sekolah. Dia mencoba menghubungi kontak Dakota yang sudah tersimpan di handphonenya.

“Tuut ... tut ....” Suara masuk panggilan pertama belum diangkat.

“Tuut ... tut ... panggilan anda dialihkan” mendengar hal tersebut membuat Janter berpikir bahwa handphnenya sengaja dimatikan. Diapun mencoba menghubungi Yohana.

“Halo yo” ucap Janter. “Halo bang, ketemu sama Dakota bang?” tanya Yohana.

“Nggak ... aku kehilangan jejaknya. Apa barusan Dakota ada menghubungimu?” tanya Janter balik.

“Nggak bang, aku pas pulang tadi nggak ada jumpa sama dia, jadi gimana bang?”

“Okelah, nanti aku ceritain. Udah ya” panggilanpun terputus.

Setelah menutup panggilan, diapun bergegas kembali keparkiran mobil Sekolah. Tidak berapa lama, dia melihat mobil mewah Irma lewat gerbang utama Sekolah.

“Aneh, biasanya dia disama supir pribadinya, kenapa malah Sena yang nyetir. Ah ... dimana kamu Dakota. Oya GPS handphone. Handphone Dakota tadi aktif. Coba cek dulu” batin Janter.

Tidak beberapa lama kemudiaan ternyata GPS handphone Dakota memang hidup, menunjukkan bahwa lokasi GPS Dakota masih di Sekolah.

Janter berlari mengelilingi sekolah. Dia pusatkan lagi Gps tersebut menunjukkan taman sekolah. Sampai ditaman tidak ada orang. Akhirnya dia mengubungi kontak Dakota.

“Tuut ... tuut ....” Pangilan masuk dan tidak diangkat, dia hubungi kembali terdengar nada dering Handphone berbunyi dari arah toilet perempuan. Dia berlari bergegas menghampiri bunyi nada handphone Dakota yang terletak dilantai toilet. Akhirnya dia cek ternyata Dakota sudah didalam bak air toilet.

“Dakota ... dik Dakota ....” Teriak Janter terkejut melihat badan Dakota yang sudah pucat. Wajahnya bengkak dan berwarna kehitaman. Janter langsung memapah tubuh Dakota. Dia langsung menghubungi sopir pribadinya dan membawa Dakota ke Rumah Sakit. Dia mengabari Yohana bahwa Dakota akan dibawa ke Rumah Sakit terdekat yaitu Rumah Sakit Inu. Akhirnya Yohana menunggu kedatangan Janter di RS.

BERSAMBUNG..............

Hai Para Reader yang setia.😊

Mohon like dan Komentarnya untuk membangkitkan semangat dari penulis.

Semoga novel pertama saya menghibur reader semua. Terima kasih sudah mampir.🙏

Terpopuler

Comments

Sulisayaheaisyah Sulis

Sulisayaheaisyah Sulis

masih mengikuti alur,,

2023-03-03

0

pristiana

pristiana

👋👋👋👋❤️❤️❤️❤️

2023-02-09

0

pristiana

pristiana

🥰😅🥰🥰🥰

2023-02-07

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1.Ingatan Saat SMA
2 Episode 2. Masih Kembali insiden saat SMA.
3 Episode 3. Masih kembali Insiden SMA
4 Episode 4. Masih Kembali Insiden SMA
5 Episode 5. Perintah Kakek Misterius
6 Episode 6. Bertemu Dengan Presdir
7 Episode 7. Bertemu Dengan Presdir
8 Episode 8. Perintah Menikah
9 Episode 9. Bertemu Dengan Calon Suami.
10 Episode 10. Rapat Gabungan
11 Episode 11. Fitting Baju Pengantin
12 Episode 12. Wangi Mereka Sama
13 Episode 13. Menikah
14 Episode 14. Perjanjian
15 Episode 15. Jangan Tunda Punya Anak
16 Episode 16. Cemburu
17 Episode 17. Cemburu
18 Episode 18. Salah Paham
19 Episode 19. Kemana Presdir
20 Episode 20. Pesan MP
21 Episode 21. Minta Maaf
22 Episode 22. Minta Maaf
23 Episode 23. Papa Mertua
24 Episode 24. Papa Mertua
25 Episode 25. Papa Mertua
26 Episode 26. Mengingat Kembali
27 Episode 27. Mengingat Kembali
28 Episode 28. Awal Masa Kelam Lena
29 Episode 29. Awal Masa Kelam Lena
30 Episode 30. Hubungan
31 Episode 31. Petunjuk
32 Episode 32. Khawatir
33 Episode 33. Siapa Dia
34 Episode 34. Tidak Jadi Minta Maaf
35 Episode 35. Orang Luar
36 Episode 36. Kenapa Kau Tidur di Sofa
37 Episode 37. Hubungan Mereka Belum Berkembang
38 Episode 38. Tamu Tak Diundang
39 Episode 39. Tamu Tak di Undang
40 Episode 40. Akun Palsu
41 Episode 41. Gagal Bertunangan
42 Episode 42. Cemas
43 Episode 43. Cemas
44 Episode 44. Belum Siap
45 Episode 45. Fano di Kota X
46 Episode 46. Fano di Kota X
47 Episode 47. Gosip
48 Episode 48. Gosip
49 Episode 49. Gugup
50 Episode 50. Persiapan Untuk Acara
51 Episode 51. Persiapan Untuk Acara
52 Episode 52. Acara Mancanegara
53 Episode 53. Acara Mancanegara
54 Episode 54. Acara Mancanegara
55 Episode 55. Acara Mancanegara
56 Episode 56. Ruangan Khusus
57 Episode 57. Demam Ringan
58 Episode 58. Demam Ringan
59 Episode 59. Mandikan Aku
60 Episode 60. Segera Mengandung
61 Episode 61. Tamu Reliance Industries
62 Episode 62. Tamu Reliance Industries
63 Episode 63. Penculikan
64 Episode 64. Penculikan
65 Episode 65. Tidak Disentuh
66 Episode 66. Pengakuan
67 Episode 67. Istirahat di Rumah
68 Episode 68. Saran Yohana
69 Episode 69. Kecewa
70 Episode 70. Sudah Baikan
71 Episode 71. Bersaing dengan Anak Kecil
72 Episode 72. Mencintaimu
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Pengumuman Author
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Episode 1.Ingatan Saat SMA
2
Episode 2. Masih Kembali insiden saat SMA.
3
Episode 3. Masih kembali Insiden SMA
4
Episode 4. Masih Kembali Insiden SMA
5
Episode 5. Perintah Kakek Misterius
6
Episode 6. Bertemu Dengan Presdir
7
Episode 7. Bertemu Dengan Presdir
8
Episode 8. Perintah Menikah
9
Episode 9. Bertemu Dengan Calon Suami.
10
Episode 10. Rapat Gabungan
11
Episode 11. Fitting Baju Pengantin
12
Episode 12. Wangi Mereka Sama
13
Episode 13. Menikah
14
Episode 14. Perjanjian
15
Episode 15. Jangan Tunda Punya Anak
16
Episode 16. Cemburu
17
Episode 17. Cemburu
18
Episode 18. Salah Paham
19
Episode 19. Kemana Presdir
20
Episode 20. Pesan MP
21
Episode 21. Minta Maaf
22
Episode 22. Minta Maaf
23
Episode 23. Papa Mertua
24
Episode 24. Papa Mertua
25
Episode 25. Papa Mertua
26
Episode 26. Mengingat Kembali
27
Episode 27. Mengingat Kembali
28
Episode 28. Awal Masa Kelam Lena
29
Episode 29. Awal Masa Kelam Lena
30
Episode 30. Hubungan
31
Episode 31. Petunjuk
32
Episode 32. Khawatir
33
Episode 33. Siapa Dia
34
Episode 34. Tidak Jadi Minta Maaf
35
Episode 35. Orang Luar
36
Episode 36. Kenapa Kau Tidur di Sofa
37
Episode 37. Hubungan Mereka Belum Berkembang
38
Episode 38. Tamu Tak Diundang
39
Episode 39. Tamu Tak di Undang
40
Episode 40. Akun Palsu
41
Episode 41. Gagal Bertunangan
42
Episode 42. Cemas
43
Episode 43. Cemas
44
Episode 44. Belum Siap
45
Episode 45. Fano di Kota X
46
Episode 46. Fano di Kota X
47
Episode 47. Gosip
48
Episode 48. Gosip
49
Episode 49. Gugup
50
Episode 50. Persiapan Untuk Acara
51
Episode 51. Persiapan Untuk Acara
52
Episode 52. Acara Mancanegara
53
Episode 53. Acara Mancanegara
54
Episode 54. Acara Mancanegara
55
Episode 55. Acara Mancanegara
56
Episode 56. Ruangan Khusus
57
Episode 57. Demam Ringan
58
Episode 58. Demam Ringan
59
Episode 59. Mandikan Aku
60
Episode 60. Segera Mengandung
61
Episode 61. Tamu Reliance Industries
62
Episode 62. Tamu Reliance Industries
63
Episode 63. Penculikan
64
Episode 64. Penculikan
65
Episode 65. Tidak Disentuh
66
Episode 66. Pengakuan
67
Episode 67. Istirahat di Rumah
68
Episode 68. Saran Yohana
69
Episode 69. Kecewa
70
Episode 70. Sudah Baikan
71
Episode 71. Bersaing dengan Anak Kecil
72
Episode 72. Mencintaimu
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Pengumuman Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!