Sejak bertemu dengan pria tampan tadi di gerbang utama membuat Dakota heran pada Pak Munah, kenapa Pak Munah tiba-tiba pingsan dan setelah memastikan pada security yang membawa Pak Munah, security tersebut mengatakan Pak Munah hanya syok saja.
“Kenapa bisa tiba-tiba syok ya, hanya karena pria tampan yang aku yakin dia sudah berumur” gumam Dakota.
“Dakota, tolong kirim ke email saya hasil desain yang saya tugaskan kemarin” perintah Susi desain utama sekaligus atasan Dakota.
“Ya ... iya, baik bu Susi” jawab Dakota sadar dari lamunannya.
“Oya, nanti kamu temui Presdir di ruangannya, setelah selesai rapat dengan bagian HRD” perintah Susi.
“Apa? Eh ... maaf bu Susi, kalau boleh tau itu pukul berapa kira-kira saya keruangan Presdir?” tanya Dakota memastikan.
“Pukul 11.15 wib saja. Presdir tidak sampai 2 jam melakukan rapat pertamanya dengan HRD” jelas Susi.
“Bu, kalau semisal Presdir belum selesai rapat, bagaima bu?” tanya Dakota lagi.
“Ya, tunggu saja. Intinya jangan buat Presdir menunggu. Saya juga heran kenapa kamu dipanggil oleh beliau. Beliau sangat jarang bertemu dengan karyawan kalau bukan karena rapat saja. Apa mungkin kamu melakukan kesalahan?” tanya Susi dengan pandangan sinis.
“Maaf Bu, saya bertemu saja belum pernah dengan beliau, bagaimana mungkin saya melakukan kesalahan” jawab Dakota memastikan bahwa dia benar-benar tidak melakukan kesalahan.
“Baiklah, jangan sampai bagian Desain Interior melakukan kesalahan, apa lagi kamu baru satu bulan lebih bekerja disini” ucap Susi tegas.
“Baik bu, saya akan lakukan yang terbaik” jawab Dakota kembali mengerjakan tugasnya.
Waktu berjalan dengan cepat. Sesuai dengan perintah atasan Dakota, ketika dia melihat jam tangannya sudah pukul 11.12 wib. Dia bergegas menuju ruangan Presdir.
“Hem ... ini ruangannya. Selama aku di perusahaan ini, aku baru pertama kali kelantai 20, aku hanya melakukan aktifitasku dilantai 15. Bahkan karyawan yang lainnya juga jarang kelantai ini, kalau bukan kepala bidang dan jajarannya saja. Auranya berbeda sekali” gumam Dakota.
Tepat pukul 11.15 wib Dakota sudah sampai didepan pintu ruangan Presdir.
“Tok ... tok ....” Ketukan pintu dari tangan Dakota. Tapi tidak ada respon dari dalam. Karena dia ragu akhirnya dia kembali mengetok pintu lagi.
“Tok .... tok ...."
"Pak Presdir?” ucap Dakota memberanikan diri. Tapi tidak juga ada suara dari dalam.
“Bagaimana ini, apa aku harus masuk menemui pria tua botak dan perutnya buncit, ih ... aku merinding memikirkan itu. Kenapa tidak ada respon” batin Dakota.
“Ehem ...” ucap Fano ditelinga Dakota yang berdiri di depan pintu.
“Kamu ....” Dakota membalikkan badan.
“Ngapain kau diluar, seperti orang bodoh saja” ucap Fano.
“Apa katamu? Aku kesini mau menemui Presdir tua yang perutnya buncit dan kepalanya botaklah” ucap Dakota santai.
“Apa kata mu?” Fano mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Dakota yang hanya tersisa jarak 1 cm.
“Bhaha ....” tawa Naon menutup mulutnya, yang masih bisa didengar oleh Fano.
“Kamu ....” Dakota mendorong tubuh Fano. “Jangan terlalu dekat” ucap Dakota lagi.
“Kalau gitu, minggir! Kau menghalangi jalanku” bisik Fano ditelinga Dakota membuat dia merinding.
“Pria ini auranya sangat dingin dan kejam” batin Dakota.
“Eh ... baiklah, silahkan masuk” Dakota ikut masuk kedalam.
Saat memasuki ruangan Presdir tersebut. Dia terheran-heran ternyata ruangannya besar dan juga bersih, bahkan tidak ada sedikit debu yang menempel, bahkan dia bisa duduk dilantai tanpa alas.
Fano melepaskan jasnya lalu duduk di meja Presdir. Meja tersebut bertuliskan Presdir Cleofano Reinhard. Sontak melihat hal itu Dakota langsung melotot.
“Ka ... kamu, kenapa duduk disitu?” tunjuk Dakota heran.
“Maaf nona Dakota, sepertinya kamu sudah salahpaham. Dia adalah Presdir Cleofano Reinhard” bisik Naon pada Dakota.
“Apa ...” Mata Dakota terbelalak sontak menutup mulutnya.
“Waduh kenapa bisa seperti ini, jadi aku sudah masuk dalam lubang harimau, kenapa bukan tua seperti yang Yohana katakan” batin Dakota.
Sejenak Dakota ingat pembicaraannya dengan Yohana saat dia diterima kerja di Reinhard Group.
“Beb, aku diterima di Reinhard Group. Besok aku sudah masuk kerja. Besok hari pertamaku kerja mari kita rayakan” ucap Dakota kegirangan memeluk Yohana.
“Reinhard Group, hmm ... yang Presdirnya tua, botak dan buncit lagi beb” sahut Yohana.
“Aku gak tau beb, lagian akukan gak akan ketemu sama dia” jawab Dakota singkat.
“Beb, jauh-jauh dari Presdirmu, seperti kabar-kabar yang kudengar biasanya Presdir tua perut buncit banyak simpanannya, entar kamu tergiur lagi” usil Yohana untuk bercanda.
“Ih, amit-amit Tukedi” jawab Dakota.
“Apa itu Tukedi beb?” tanya Yohana.
“Tua-tua keladi, semakin tua semakin menjadi” ucap Dakota.
“Bhahaha ... bisa aja mu beb” tawa Yohana.
“Tukedi ....” ucap Dakota mengingat pembicaraannya dengan Yohana.
“Tukedi ....” geram Fano. “Udah selesai menghayalnya Dakota Kaif” sahut Fano.
“Maaf Presdir, saya salah” ucap Dakota menutup mulutnya.
“Nyalimu besar sekali, kau bahkan mengataiku tua, botak dan buncit” Fano menatap tajam Dakota.
“Maaf Presdir, saya salah” ucap Dakota gemetaran.
“Naon, berikan dokumen data pribadi Presdir Reinhard Group” perintah Fano pada Naon.
“Baik Presdir” Naon melangkah memberikan data Presdir pada Dakota. Dakota menerima data pribadi Presdir Reinhard Group.
“Kenapa setebal buku, ini data pribadi atau novel percintaannya” batin Dakota.
“Kau baca dan pahami data Presdir itu. Supaya kebodohanmu berkurang” perintah Presdir.
“Baik Presdir, saya akan mempelajarinya” ucap Dakota menunduk.
“Kau sudah boleh keluar” perintah Fano cuek.
“Baik Presdir, saya undur diri” ucap Dakota membawa data pribadi Presdir Reinhard Group.
# Setelah memastikan Dakota Pergi meninggalkan ruangannya.
“Naon, kamu tau apa itu tukedi” tanya Fano pada Naon.
“Maaf Presdir, itu hanya kata khiasan saja, tidak perlu diperpanjang” ucap Naon.
“Aku tanya apa, kau jawab apa?” ucap Fano kesal.
“Maaf Presdir saya salah, tukedi itu singkatan dari tua-tua keladi, semakin tua semakin menjadi. Saya pikir Presdir tau khiasan anak muda” jawab Naon ragu-ragu.
“Apa ... jadi maksudmu aku sudah tidak muda lagi” Geram Fano mengepal tangannya.
“Beraninya gadis jelek itu mengataiku tukedi” batin Fano.
“Maaf Presdir, saya salah” ucap Naon kembali.
“Ya ampun, bukankah Presdir memang sudah berumur, usia Presdir saat ini 32 tahun, sudah kepala tiga” batin Naon.
#Sementara itu, di Kediaman Reinhard.
“Dimana Pak Purnomo Reinhard?” tanya kakek misterius.
“Mohon maaf Pak Admidjaya, seperti yang anda lihat, suami saya sedang di luar kota” ucap ibu Lena.
“Sepertinya hanya kita berdua saja untuk membahas pernikahan anak anda dengan cucu saya” ucap kakek misterius langsung pada intinya.
“Tidak mengapa Pak Admidjaya, seperti yang anda ketahui suami saya tidak peduli dengan keadaan anak saya, apa lagi kehidupan pribadinya. Yang suami saya utamakan hanya keberhasilan perusahaan saja” jelas ibu Lena.
“Padahal anda sudah tau hubungan saya dengan suami saya, tapi masih bisa basa basi” batin ibu Lena.
“Baiklah kita mulai saja pembicaraan kita. Sesuai hutang janji rahasia kita” kakek misterius melihat kesekitar rumah.
“Pelayan, kalian boleh tinggalkan kami” ucap ibu Lena mengetahui kode kakek misterius.
“Baik Nyonya” jawab pelayan serentak bergegas meninggalkan ruangan.
“Silahkan dilanjutkan Pak Admidjaya” sahut ibu Lena.
“Baik, cucu saya bernama Dakota Kaif dia sudah berusia 20 tahun. Saya ingin dia menikah dengan anak anda ibu Lena Laskara. Saya ingin mereka menikah secara keluarga saja, tidak perlu melibatkan publik. Saya hanya ingin cucu saya sah secara hukum saja”.
“Tapi Pak Admidjaya, bukankah cucu anda hanya Haris Admidjaya saja, lalu cucu anda Dakota Kaif, mengapa bisa? Andakan tau putra saya anak pengusaha ternama, bagaimana bisa menikahi gadis yang tidak jelas asal usulnya” sahut ibu Lena menyanggah.
“Hem ... inilah permintaan saya. Intinya Dakota adalah cucu saya, saya ingin anda merahasiakannya, tidak perlu anda membeberkan pada orang lain termasuk suami anda” jelas kakek misterius.
“Bagaimana dengan anak saya nanti, dia akan menolak jika status Dakota tidak jelas” ucap ibu Lena.
“Hem ... Apakah anda meragukan keluarga Admidjaya? Ini permintaan saya sesuai hutang anda. Jangan pernah lupa, rahasia anda ada ditangan saya, kalau terbongkar saya rasa anda sudah menjadi gembel diluar sana” tegas kakek misterius.
“Maaf Pak Admidjaya, saya yang tidak tau diri. Saya akan menerima Dakota sebagai menantu saya” ucap ibu Lena.
“Saya sudah menyampaikan yang seharusnya, yang saya mau hanya anda yang tau bahwa Dakota adalah cucu saya.”
“Itu pasti Pak Admidjaya” ucap ibu Lena.
“Silahkan dinikmati hidangannya Pak Admidjaya” ucap ibu Lena lagi.
“Kamila Laskara, maafkan tante tidak bisa memenuhi keinginanmu, dulu kamu menolak anakku sekarang kamu malah mau sama Fano. Kalau bukan karena hutang pada Pak Admidjaya, kamu pasti sudah jadi menantuku” batin ibu Lena.
BERSAMBUNG...........
Hai Para Reader yang setia.😊
Mohon like dan Komentarnya untuk membangkitkan semangat dari penulis.
Semoga novel pertama saya menghibur reader semua. Terima kasih sudah mampir.🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulisayaheaisyah Sulis
masih agak bingung, tp sepertinya menarik,,jadi lnjut baca deh
2023-03-03
0
Fitriasari Sari
ga jelas nih jln ceritanya
2021-12-21
0
Thyka
aku like aja smbl baca critanya, walaupun agak bingung...
2021-08-15
0