“Tiriring ... tiriring ....” Alarm Dakota berbunyi. Kali ini dia langsung membuaka matanya. Dia memang sudah mengatur alarm handphonenya setiap hari. Karena aktivitasnya yang padat. Dia bangun dan mendapati bunyi alarm handphonenya berada diatas meja dekat kasurnya.
“Tunggu, kenapa aku bisa tidur dikamar ini? Bukannya semalam aku sudah mengunci kamar tamu” batin Dakota heran.
Dakota bangun meregangkan ototnya karena hari ini hari Minggu dia harus berangkat ke Sanggar. Dia bercermin di kaca dan melihat lehernya yang sudah membekas oleh ****** suaminya.
“Dia memang sangat brutal, bagaimana aku harus menutupi ini” batin Dakota.
Dakota memakai krim putih pada lehernya lalu keluar dari kamarnya.
“Eh, Siti ... kenapa kamu berdiri disini?” tanya Dakota terkejut.
“Mohon maaf Nyonya Muda, saya diperintahkan Presdir untuk berjaga” ucap Siti.
“Apa kamu yang memindahkanku kekamar ini?” tanya Dakota heran, kenapa bisa dia berada dikamar mereka sementara kamar tamu sudah dikunci olehnya.
“Bukan Nyonya Muda, Presdirlah yang memindahkan Nyonya” ucap Siti.
“Apa?” ucap Dakota heran.
“Jadi pria brengsek itu yang memindahkanku” batin Dakota.
“Iya Nyonya” ucap Siti menjelaskan bahwa Fano yang memindahkan.
# Fano semalam.
“Apa dia sudah tidur?” tanya Fano menghampiri kamar tamu belakang.
“Sepertinya sudah Presdir, suara tangis Nyonya Muda sudah tidak terdengar lagi” ucap Siti yang berjaga. Fano membuka pintu kamar, ternyata kamar dikunci dari dalam oleh istrinya.
“Ambil kunci cadangan?” perintah Fano.
“Baik Presdir” ucap Siti.
Tidak berapa lama Siti memberikan kunci cadangan kamar tamu belakang. Fano berjalan mengendap-endap masuk kekamar tamu untuk memastikan bahwa Dakota memang sudah terlelap.
“Kenapa dia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal ini, apa tidak pengap” batin Fano.
“Srek ....” suara selimut ditarik pelan oleh Fano.
“Sial ... matanya sudah bengkak. Dia menangis dibalik selimut ini karena ulahku?” batin Fano sedih melihat istrinya menangis karena kesalah pahaman.
Fano merasa gagal menjadi suami, dia sudah membuat wanita yang sudah dia sukai itu menangis. Selama ini Fano tidak ingin melihat wanita spesial seperti mamaya ibu Lena sedikitpun mengeluarkan air mata. Fano selalu berusaha melakukan kemauan ibu Lena. Kalau ibu Lena menangis, Fanolah orang yang akan marah dan emosi, hanya papanya Pak Purnomo Reinhard yang membuat ibu Lena menangis. Kalau Fano belum pernah membuat mamanya menangis. Fano memandangi wajah istrinya itu membuat Fano semakin menyesal sudah membuat Dakota mengeluarkan air mata karena ulahnya. Fano mencium kening istrinya dan memindahkan tubuh istrinya itu kekamar mereka.
# Ruang meja makan.
Dakota sedang menyiapkan sarapan pagi bersama pelayan. Dia memang tidak ingin terlihat manja, karena pada dasarnya dia adalah perempuan yang gigih. Dakota juga pandai memasak, hal itu menurun dari ibunya ibu Endangsi yang juga sudah jago memasak, apalagi masakan Padang. Aslinya Dakota adalah India-Minang, hal itulah yang membuat Dakota sudah tau banyak resep makanan apalagi masakan Padang.
“Sayang” ucap ibu Lena memotong sayuran. Sejak Dakota turun tangan didapur, ibu Lena tidak tega membiarkan menantunya itu sendiri bersama pelayan, dia jadi ikut ambil andil setiap Dakota bangun subuh.
“Iya ma” sahut Dakota sedang memasak. Pelayan yang lain juga ikut membantu mempersiapkan bumbu yang lain.
“Kenapa suamimu akhir-akhir ini jarang dirumah?” tanya ibu Lena.
“Ma, bukannya suamiku memang sibuk, apalagi dia seorang Predir?” ucap Dakota yang belum mengenal suaminya itu.
“Dakota sayang, kamu harus tau. Fano itu tidak pernah bertingkah begini. Dia selalu pulang tepat waktu dan hari weekend masih bertemu dengannya dirumah, paling sore dia olah raga” ucap ibu Lena yang sudah memahami jadwal anaknya.
“Begitu ya ma” ucap Dakota yang memang belum mengenali jadwal suaminya.
“Sayang, sepertinya suamimu ada masalah. Coba tanya padanya, dia tidak pernah memberitahukan ibunya kalau ada masalah. Selalu menyelesaikan masalah dengan kemampuannya” jelas ibu Lena.
“Apa sebelumnya suamiku pernah sibuk seperti ini juga ma?” tanya Dakota.
“Hmm... seingat mama, dulu sewaktu cabang perusahaan bermasalah, dia tidak ada waktu untuk mampir dirumah” ucap ibu Lena.
“Baiklah ma, nanti akan aku cari tahu” ucap Dakota.
Sarapan pagi telah selesai disajikan. Dakota dan ibu Lena sudah duduk di meja makan. Mereka menyantap sarapan pagi dengan lahap.
“Nyonya Besar, ada telvon dari Tuan Besar” ucap Siti memberikan handphone ibu Lena. Ibu Lena mensilent suara panggilan supaya menantunya tidak mendengarkan percakapan dengan suaminya.
“Halo pa” jawab ibu Lena.
“Kau tidak bisa mendidik anakmu?” ucap Pak Purnomo.
“Kenapa pa?” tanya ibu Lena. mendengar suara suaminya akan marah, ibu Lena pergi menjauh dari meja makan.
“Sepertinya itu papa mertua, apa hubungan mereka tidak baik?” batin Dakota.
Dakota heran, kenapa ibu Lena menghindarinya, mengangkat handphonekan boleh saja disilent. Dakota juga belum tau seperti apa wajah papa mertuanya itu. Apa lagi mertuanya yang tidak menghadiri pernikahan putra semata wayangnya.
“Apa hubungan Fano dan ibu Lena pada Pak Purnomo tidak baik ya?” batin Dakota.
Selesai Dakota makan dia bersiap-siap untuk berangkat ke Sanggar. Dia melihat Naon berada dirumah.
“Manajer Naon” ucap Dakota menghampiri Naon.
“Iya nyonya muda?” jawab Naon.
“Kemana Presdir?” tanya Dakota melihat disekitar rumah. Berharap Fano ada juga dirumah.
“Presdir sudah berangkat keluar kota Nyonya?” ucap Naon.
“Kenapa dia keluar kota di hari Minggu” tanya Dakota.
“Mohon maaf Nyonya, Presdir pergi untuk urusan perusahaan” ucap Naon menjelaskan.
“Kenapa kamu tidak ikut dengannya?” tanya Dakota.
“Saya akan menyusul presdir siang ini Nyonya, saya masih harus mengurus berkas yang ada diruang baca Presdir” ucap Naon.
“Apa Presdir akhir-akhir ini ada masalah?” tanya Dakota.
“Maaf Nyonya, tanyakan saja pada Presdir Nyonya” ucap Naon tidak ingin Nyonya Mudanya khawatir.
“Kalau aku bisa bertemu dengannya, aku tidak mungkin bertanya padamu?” ucap Dakota.
“Begini nyonya, akhir-akhir ini ada serangan dari seseorang misterius dia hanya memakai inisial MP. Dia baru saja mengirim pesan pada Presdir seminggu sebelum Presdir menikah. Presdir mengabaikan pesan tersebut. Tepat sehari setelah Presdir menikah, ternyata saham perusahaan cabang yang ada di Seluruh Indonesia menurun, Presdir harus ekstra, bahkan beliau sangat jarang tidur Nyonya” ucap Naon menjelaskan.
“Sampai kapan Presdirmu akan sibuk begini?” tanya Dakota.
“Belum pasti Nyonya. Sebenarnya Presdir tidak ada waktu untuk pulang, tapi karena beliau mengingat Nyonya ada di rumah dan masih pengantin baru, Presdir mengatur jam terbang, sampai dirumah larut malam hanya ingin memastikan Nyonya sudah tidur dan baik-baik saja. Beliau harus berangkat dini hari untuk mengejar jam terbang lagi. Ahir-akhir ini beliau berubah karena masalah perusahaan. Seingat saya Nyonya, Presdir sudah berhenti merokok, tapi beliau kemarin malam merokok kembali. Oya Nyonya, Presdir minta Nyonya untuk sementara ini pergi kemanapun diantar oleh pelayan Siti” ucap Naon.
“Baiklah, kalau ada sesuatu yang terjadi, tolong hubungi aku” pinta Dakota pada Naon.
“Baik Nyonya, saya undur diri” ucap Naon meninggalkan Dakota di ruang tamu.
Dakota terkejut mendengar penjelasan Naon, ternyata suaminya itu sangat peduli padanya disaat dia sangat sibuk.
“Ah, aku sudah mikir apa kemarin sudah salah sangka padanya karena perkataan Yohana, aku pikir dia sibuk dengan kekasihnya. Ternyata dia mengalami masalah yang besar. Aku bahkan membuatnya marah padaku kemari. Tapi dia juga yang salah sangka padaku” batin Dakota.
BERSAMBUNG...........
Hai Para Reader yang setia.😊
Mohon like dan Komentarnya untuk membangkitkan semangat dari penulis.
Semoga novel pertama saya menghibur reader semua. Terima kasih sudah mampir.🙏🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulisayaheaisyah Sulis
udah turunin ego masing" kalau cinta bilang cinta🤭
2023-03-04
0
remahhan peyek
😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
2020-11-18
0
Pina Okta
bikin meleleh dehhh
2020-09-21
0