Fano ternyata memegang janjinya, dia benar-benar tidak menyentuh Dakota sedikitpun selama hampir seminggu mereka sah menjadi pasangan suami istri walau sebenarnya Fano sangat sibuk. Fano pulang sangat larut dan bangun sudah sepagi dini. Bahkan Dakota tidak melihat batang hidung Fano selama 4 hari setelah mereka menikah.
“Inikan hari Sabtu, bahkan dia sudah bangun lebih awal. Apakah dia sesibuk itu? Iya sih dia kan seorang Presdir, bagaimana mungkin tidak sibuk” batin Dakota mengucek matanya.
Tapi ada ingatan Dakota yang aneh, beberapa hari ini saat dia sudah terlelap, dia seperti bermimpi bahwa keningnya dikecup seorang pria mirip dengan Fano.
“Ah, itu hanya halusinasi aja, atau bunga mimpi, diakan tidur di Sofa” batin Dakota lagi bangkit dari kasurnya.
Dakota memang setengah sadar mendengar langkah kaki Fano melangkah keluar dari kamar mandi, menuju lemari dan keluar dari kamar. Namun dia tidak ingin membuka matanya karena ngantuk juga, kalau sudah buka mata akan sangat sulit baginya tidur lagi.
"Drt ... drt ....” Bunyi dering handphone Dakota. Dia melihat layar handphonenya.
“Nomor luar negeri” batin Dakota.
“Halo” ucap Dakota mengangkat panggilan masuk.
“Halo nak” mendengar suara itu Dakota tau bahwa itu adalah suara ibunya.
“Ibu, aku kangen” ucap Dakota gembira.
“Bagaimana keadaan ibu, ibu sudah baikan, siapa yang menemani ibu?” bertubi-tubi pertanyaan dilontarkan Dakota.
“Ibu sudah melalui operasinya nak, ibu udah baikan, hanya tinggal pemulihan saja” ucap Ibu Endangsi dari seberang.
“Ibu, hiks ... hiks ....” tiba-tiba air mata Dakota mengalir.
“Nak, ibu sudah baikan, hanya tinggal disini selama beberapa bulan untuk pemulihan, jangan bersedih lagi nak” ucap Ibu Endangsi meyakinkan putrinya.
“Tapi ibu, maaf aku tidak bisa mendampingi ibu disana” ucap Dakota melap air matanya.
“Iya nak, lakukan saja tujuanmu disana, jangan khawatirkan ibu. Kakek juga disini sesekali menemui ibu. Ibu juga ditemani suster dari Indonesia” jelas ibu Endangsi.
“Syukurlah ibu, aku sudah kangen sama ibu” ucap Dakota.
“Iya nak, ibu juga kangen. Oya, bagaimana dengan suamimu? Apa dia baik padamu?” tanya ibu Endangsi.
“Ya ibu, dia baik” ucap Dakota ragu ragu.
“Hem ... hubunganmu baikkan dengannya?” tanya ibu Endangsi.
“Lumayan ibu, tapi ... ibu tidak perlu mengkhawatirkan aku, yang penting saat ini pemulihan ibu disana” ucap Dakota.
“Baiklah, setidaknya ibu sudah tau bahwa anak ibu dijaga oleh suami yang baik, ibu tutup telepon ya, ibu mau sarapan, suster sudah menunggu” jelas ibu Endangsi.
“Iya ibu, lekaslah sembuh” ucap Dakota menutup handphone.
“Ibu, suamiku memang baik, dia pegang janjinya. Tapi dia sangat berbeda di kantor dan dirumah. Di kantor dia sangat cuek, bahkan tidak menoleh sedikitpun saat kami berpapasan” batin Dakota.
Dakota masih mengingat ciuman panjang yang secara paksa dilakukan oleh suaminya, membuat pipinya merona.
“Ah kenapa aku mikir yang aneh-aneh, hari ini aku akan ke Sanggar, fokuslah” gumam Dakota lagi.
Seperti biasa sudah menjadi jadwal Dakota untuk bekerja di Sanggar Elaya. Setelah pamit pada ibu Lena, dia memilih untuk tidak diantarkan oleh supir, karena dia tidak ingin Sanggar tersebut diketahui oleh banyak orang. Sanggar itu sangat privasi. Bahkan tulisan baliho didepan gedung Sanggar itu bertuliskan salon.
Tidak ada tulisan Sanggar, semua yang terlibat disana sebagai penari memang benar-benar memiliki skill sebagai penari. Perekrutan penari dilakukan melalui media sosial. Dan setelah bergabung dengan Sanggar Elaya semua membuat perjanjian terlebih dahulu, penari harus menutup indentitasnya, dan tidak boleh membocorkan pada siapapun. Sementara untuk penari pemula akan dilatih oleh penari yang senior. Begitulah aturan dari Sanggar.
“Beb, kenapa sepagi ini datangnya?” tanya Yohana memeluk tubuh Dakota yang baru saja sampai.
“Iya beb, aku udah kangen sama kamu?” ucap Dakota melepas pelukan mereka lalu duduk di Sofa.
“Penari belum kumpul jam segini beb, yang latihan juga nanti kesiangan tibanya, semalam adik-adik itu udah latihan juga” ucap Yohana.
“Kamu buka kelas malam juga beb?” tanya Dakota.
“Iya beb, kebetulan mereka banyak yang mau latihan, jadi menambah penghasilan juga. Rencananya aku mau kasih tau kamu, tapi kamu masih sibuk-sibuknya” ucap Yohana mengambil minuman dari kulkas memberikan pada Dakota.
“Wah pasti seru ya, bisa melatih malam-malam” ucap Dakota meminum coca colanya.
“Iya beb. Oya, gimana dengan suamimu Presdir Fano? Aku nggak tau banyak tentangnya, aku pikir dia tua seperti yang kita gosipkan, eh ternyata masih muda, jadi suamimu lagi, hehe...” ucap Yohana geli menyeggol lengan Dakota, dia masih ingat candaannya pada Dakota mengatakan bahwa seorang bos perusahaan itu biasanya tua, botak, dan perut buncit.
“Pria berumur itu tidak usah kita bahas beb” ucap Dakota singkat.
“Kenapa Beb? Diakan masih kekar beb, walau usianya udah kepala tiga, 10 tahun lagi dia menikah, masih ada kok wanita yang mau sama dia, badannya sebagus itu beb” ucap Yohana memancing Dakota untuk bercerita.
“Ih Beb, jangan sampai dia menikah lagi, awas aja dia ninggalin aku” geram Dakota.
“Hehe, kayaknya takut nih ditinggalkan?” canda Yohana pada Dakota.
“Siapa yang takut beb, kami sudah menikah belum seminggu, tapi 4 hari terakhir ini kami tidak bertemu sedetikpun” akhirnya Dakota membuka suara.
“Loh, kenapa beb?” tanya Yohana. “Dia bangun lebih pagi dan sudah berangkat kerja, pulangnya larut malam dan bertemu di kantor berpapasan, dia biasa pura-pura nggak kenal beb” ucap Dakota menjelaskan.
“Apa kamu cemas” tanya Yohana. “Iya tentu cemas beb” ucap Dakota menunduk.
“Apa mungkin dia menemui kekasihnya beb?” tanya Yohana.
“Apa maksudmu beb?” ucap Dakota heran.
“Beb, aku tanya deh, kamu udah wik wik sama suamimu?” tanya Yohana menarikan kedua jari telunjuknya.
“Apa itu wik wik beb?” tanya Dakota tidak tahu maksud sahabatnya.
“Ya ampun beb, kamu polos sekali. Wik wik itu bercinta beb, anu anu lah intinya” bisik Yohana.
“Apa? uhuk ....” ucap Dakota terbatuk ternyata itu maksud sahabatnya.
Melihat reaksi Dakota membuat Yohana yakin ada yang salah dengan sahabatnya.
“Jadi, kalian belum melakukannya beb?” tanya Yohana heran.
“Dakota secantik ini, dengan bodi yang proporsional, pria mana yang tidak akan tergiur untuk menyentuhnya, apalagi sekamar dengannya, hem ... apa suaminya sudah memiliki kekasih untuk diajak bermain” batin Yohana.
“Belum beb, kami akan melakukannya saat kami benar-benar sudah saling mencintai beb” ucap Dakota pelan.
“Beb seperti yang kamu lihat, suamimu sudah berumur apa mungkin dia bercinta dengan kekasihnya, mengingat dia juga seorang Presdir. Kalau kamu tidak bisa melayani dia, takutnya dia akan bercinta dengan wanita lain beb” ucap Yohana memancing emosi sahabatnya.
“Apa? Kalau sampai dia selingkuh, aku bakalan cari wanita selingkuhannya, bakalan aku cabik-cabik” ucap Dakota emosi meremukkan kaleng colanya.
“Ya, ampun ternyata sahabtku ini sudah menaruh rasa suka pada suaminya” batin Yohana melihat rekasi sahabatnya.
“Beb, jangan sampai suamimu direbut oleh pelakor. Kamu mau menjadi janda muda karena janda orang?” bisik Yohana ditelinga sahabatnya yang sudah mulai emosi itu.
“Amit-amit beb, kenapa kamu ngomong sembarangan sih beb?” ucap Dakota geram melihat sahabatnya yang sudah ngomong aneh-aneh.
“Beb, tadi kamu cemas dengan suamimu karena dia nggak bertemu denganmu bahkan sedetikpun, lalu kamu juga nggak mau suamimu sampai diambil oleh orang lain. Itu artinya kamu cemburu beb” ucap Yohana.
“Cemburu” ucap Dakota pelan. “Kalau kamu cemburu, berarti kamu udah menaruh rasa suka padanya beb, coba tanya hatimu” ucap Yohana.
“Apa benar aku udah suka sama pria cabul itu. Ih, nggak mungkinkan” batin Dakota.
“Ih, mana mungkin aku suka sama tukedi itu” ucap Dakota ragu-ragu.
“Beb, aku sebagai sahabatmu ini bisa melihat emosimu, kamu mungkin belum sadar sudah suka dengannya, tapi coba ingat momen saat bersama dengannya, saat wajah kalian berdekatan, apa jantungmu tidak berdebar?” tanya Yohana.
“Udah ah beb, aku belum suka sama dia, wajar bukan kalau wanita yang sudah bersuami takut kehilangan suaminya jika di ambil oleh wanita lain” terang Dakota.
“Ya ... ya ... sahabatku ini sangat keras kepala, tinggal bilang cemburu aja susah” batin Yohana.
“Baiklah beb, jika kamu ada masalah beb, kamu bisa cerita samaku ya, jangan dipendam sendiri” ucap Yohana memandangi wajah sahabatnya.
“Iya beb. Makasih ya” balas Dakota.
Tidak lama kemudian mobil mewah sudah berhenti di depan Sanggar. Seorang pria tampan turun dari mobil mendekati teras bangunan tinggkat dua bertuliskan Salon.
“Beb, sepertinya ada tamu, aku pergi cek dulu ya” ucap Yohana pada Dakota yang hanya mengangguk.
BERSAMBUNG............
Hai Para Reader yang setia.😊
Mohon like dan Komentarnya untuk membangkitkan semangat dari penulis.
Semoga novel pertama saya menghibur reader semua. Terima kasih sudah mampir.🙏🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulisayaheaisyah Sulis
cinta tapi gengsi
2023-03-04
0
yenny rahmawati
beb beb beb
geli bacanya🙃
2020-12-16
1
remahhan peyek
suka bgt cerita semangat thor
2020-11-18
1