Kunjungan bibi (part 1)

Wanita paruh baya bernama Isabella Mikaelson umurnya sekitar 42 tahun, pemilik perusahaan mutiara kerang asli, ia mempunyai banyak resort, hotel dan penginapan berkat bisnis ekspor mutiara yang ia jalankan, tentu ini bukan murni bisnisnya sendiri, karena dia hanya menggantikan posisi kakaknya untuk sementara dan jika saatnya telah tiba, ia akan mewariskan seluruh harta ke pewaris yang sebenarnya. Ia juga pemegang saham terbesar di industri makanan laut. Walaupun umurnya hampir setengah abad namun wanita ini tidak menampakan tanda-tanda penuaan, wajahnya masih seperti wanita berumur 30an. Bahkan gaya berpakaian nya selalu nampak modis dan elegan. Yahh Isabella Mikaelson ini adalah bibi dari pria tampan bernama Densha Mikaelson, wanita itu merupakan adik kandung dari Derick Mikaelson yang tak lain adalah ayah kandung Densha, Isabella memutuskan untuk tidak menikah setelah kematian kakak nya yang sangat misterius dan berjanji akan merawat Densha anak tunggal Derick, hingga kematian menjemputnya. Saat ini Isabella hanya memfokuskan hidupnya untuk bisnis dan menempatkan Densha Mikaelson sebagai satu-satunya pewaris masa depan perusahaan yang saat ini ia geluti.

Suatu pagi, Isabella mendapat telpon bahwa ada seorang gadis yang sering terlihat di rumah keponakannya itu. Merasa perlu wawasan dan bimbingan, karena takut keponakannya itu salah arah, Isabella memutuskan untuk berkunjung ke rumah Densha. Yahh walaupun kantor Isabella berpusat di tengah kota lain, tapi dengan memakai mobil ia bisa sampai ke rumah keponakannya itu hanya dalam waktu kurang lebih 4 jam.

Kring! Kring! Kring! Kring! Kring!

"Benda ini berbunyi?" Gumam Fuu bingung, "Ada apa ya?" Gadis itu keheranan melihat telpon rumah berdering.

Kring! Kriiiinnggg! Kriinnggg!

"Bagaimana ini?" Oceh Fuu bingung, dia mondar-mandir di depan telepon rumah milik Densha.

"Densha belum pulang juga" ucap Fuu sedih.

Di lain tempat, di dalam mobil yang sedang melakukan perjalanan menuju rumah Densha. Isabella mencoba menelpon rumah keponakannya namun tidak ada jawaban.

"Ck! Sial!! Harusnya bocah itu sudah di rumah jam segini!" Gerutu Isabella menatap jam di tangan kirinya.

"Mungkin tuan muda belum pulang Nyonya!" Ucap sang supir di bangku depan.

"Sudah aku bilang kan? Jangan panggil aku Nyonya! Panggil saya Nona pak supir!!" Celetuk Isabella marah-marah, ia tidak ingin di pandang tua oleh siapapun.

Wanita itu menyandarkan bahunya ke bangku mobil, mencari posisi ternyaman, menatap jendela kaca mobil yang sedang berjalan di pinggir lautan. Wanita itu terdiam seakan sedang melamun akan sesuatu.

"Semoga kamu bahagia disana!" Ucap Isabella lirih, matanya terlihat berkaca-kaca.

"Yang sabar Nona" kata pak sopir berusaha menenangkan Isabella.

"Nanti waktu pulang, saya ingin mampir ke pantai sebentar ya pak!" Perintah Isabella pada sang supir.

"Baik, Nona" kata sopir menganggukkan kepala, memacu kendaraan sedikit lebih cepat, agar cepat sampai ke rumah keponakannya itu.

***

"Aku pulang!" Ucap Densha senang, membuka pintu rumah, mendapati Fuu menatap telpon rumah dengan bingung.

"Hei! Ada apa?" Tanya Densha, sembari melepas sepatu sekolahnya.

"Ahh! Densha? Selamat datang" ucap Fuu senang, berlari mendekati Densha. Gadis itu baru sadar dengan keberadaan Densha.

"Kau ini punya kebiasaan tidak menjawab pertanyaan ya?" Kata Densha, menjitak kepala Fuu dengan pelan.

"Pertanyaan?"

"Kau kenapa berdiri di depan telpon rumah?" Tanya Densha, menunjuk telepon rumahnya.

Fuu mengarahkan pandangannya menatap telpon rumah yang berwarna putih tulang di atas meja kayu kecil, sebelah sofa panjang yang biasa ia gunakan untuk tidur, sebelum Densha memintanya untuk satu kamar.

"Ah! Itu tadi.. benda itu berbunyi" kata Fuu menatap Densha.

"Berbunyi?" Densha mengangkat sebelah alisnya.

"Kriiinngg.. Kriinnngg.. Krrinnggg" ucap Fuu mempraktekkan bunyi telepon berdering, tingkahnya benar-benar imut saat ini.

"Ck! Kau imut sekali" ucap Densha berpaling, membuang muka agar tidak menatap mata gadis di depannya.

"Imut?" Fuu tersenyum senang.

"Apa itu imut?"

"Bukan apa-apa" jawab Densha, berlalu pergi meninggalkan Fuu dan menuju sofa ruang tamu.

"Densha, apa itu imut?" Tanya Fuu mengikuti Densha.

"Sudah aku bilang bukan apa-apa kan!" Ucap Densha dengan sedikit penekanan, wajahnya memerah tersipu malu.

"Imut, imut, imut" kata Fuu berulang-ulang memaksa Densha menjelaskan, gadis itu duduk berjongkok di lantai berhadapan tepat depan Densha.

"Lupakan!" Perintah Densha, "Siapa yang menelpon?" Tanya Densha mengalihkan pembicaraan.

"Fuu tidak tahu" ucap Fuu, menggelengkan kepala pelan.

"Bagaimana bisa tidak tau? Kau kan seharian ini di rumah" ucap Densha kesal.

"Densha tidak mengajarkan Fuu soal benda itu" kata Fuu membela diri, menunjuk ke arah telepon rumah.

"Ck! Aku lupa" kata Densha menepuk jidat nya sendiri.

Kira-kira siapa ya? Mungkin bibi - ucap Densha dalam hati, menatap telpon rumah.

Kriinnggg! Kriinnnggg! Krriinggg!

Densha dan Fuu saling menatap terkejut saat telpon rumah itu berbunyi lagi.

"Benda itu!" Ucap Fuu lalu berdiri.

"Biar aku saja" kata Densha, mengangkat gagang telepon di sebelahnya.

"Halo?" Kata Densha pelan.

"DASAR BOCAH BODOH! KEMANA SAJA KAU INI!! KAU TIDAK TAHU AKU MENELPON MU BERULANG KALI!! BUKAN KAH KAU SUDAH PULANG SEKOLAH SETENGAH JAM YANG LALU KEP*RAT KECIL!!" Teriak Isabella marah-marah.

Duh! Kupingku! - batin Densha menjauhkan gagang telepon dari kepalanya.

"Ehem!" Densha bersiap untuk menjawab perkataan wanita di ujung telpon.

"DASAR SIALAN! SIAPA YANG KAU PANGGIL KEP*RAT KECIL HAH?!" Teriak Densha ikutan marah.

"TENTU KAU BODOH! DASAR PRIA BR*NGSEK! BISA-BISANYA KAU MEMBAWA PEREMPUAN KE RUMAHMU TANPA MEMBERITAHU KU!!" Teriak Isabella kesal.

"Eh! Apa? Perempuan?" Densha mengecilkan suaranya dan mengalihkan pandangan ke arah Fuu.

"YA! PEREMPUAN!! MANA MUNGKIN KEPONAKANKU YANG TAMPAN INI SUKA SAMA BANCI!! YA KAN?" Isabella masih berteriak-teriak.

"DASAR SINTING!! JANGAN TERIAK-TERIAK!! BIBI INI WANITA ATAU SPEAKER AKTIF SIH!! TELINGAKU SAKIT TAHU!!" Teriak Densha dengan keras memarahi Isabella.

"Ehem! Maaf" kini suara Isabella berubah menjadi sedikit lembut.

"Siapa perempuan itu?" Tanya Isabella penasaran.

"Perempuan apa?" Tanya Densha, pura-pura tidak tahu, mencoba untuk berbohong.

"PEREMPUAN YANG KAU SIMPAN DI RUMAHMU!!" Teriak Isabella kesal.

"Tidak ada perempuan di sini!" Bantah Densha.

"Benarkah?" Tanya Isabella penasaran.

"Ya, tidak ada perempuan di sini, jika bibi tidak percaya datang saja" ucap Densha menantang Isabella.

"Baik sayang, sebentar lagi bibi akan sampai. Kira-kira setengah jam lagi, sabar ya? Hehe" kata Isabella sumringah.

"APA? SAMPAI?" Teriak Densha terkejut.

"JANGAN BERTERIAK!! KAU INI PRIA ATAU SPEAKER AKTIF HAH?!" Teriak Isabella menduplikat kata-kata Densha.

Ck! Sial! Bagaimana ini? - batin Densha, pikirannya kalut. Ia menatap Fuu bingung.

"Baik bibi, aku tunggu. Sampai jumpa" kata Densha pelan mengakhiri telponnya.

KLAP!!

Telepon di tutup, wajah Densha berubah pucat kebingungan. Pria itu menatap Fuu gelisah, kemudian berdiri mendekati Fuu.

"Fuu, kau harus sembunyi" kata Densha menyentuh kedua bahu Fuu.

"Sembunyi?"

"Isabella akan datang, kau tidak bisa tetap di sini. Akan runyam urusannya saat dia tau kau tinggal bersamaku" ucap Densha lembut menjelaskan.

"Isabella?"

"Dia bibiku" kata Densha.

"Ahh! Kau bisa keluar rumah sebentar, mungkin bibi tidak akan lama disini saat semuanya sudah aman kau bisa kembali ke sini" kata Densha menemukan jalan keluar yang tepat.

"Fuu keluar rumah sendiri?" Tanya Fuu bingung.

"Iya, sebelumnya kau pernah keluar rumah bersama Katrina kan? Dan kau bahkan pernah sampai ke sekolahku" ucap Densha tersenyum.

"Oke, baik" jawab Fuu tersenyum menatap Densha.

"Jam 8 malam, jika kau masih melihat mobil terparkir di depan rumah ini, jangan pulang! Ingat! Jangan pulang!!" Pinta Densha memohon pada Fuu, mengatupkan kedua telapak tangannya menjadi satu.

"Oke, Baik! Fuu mengerti" kata Fuu menganggukan kepala.

Gadis itu berganti pakaian dengan dress pendek berwarna kuning muda, kulitnya semakin terlihat putih jika memakai dress warna kuning. Densha menyisir rambut Fuu sebentar, memandangi gadis di depannya itu, seperti tidak tega membiarkan Fuu berkeliaran malam-malam.

"Fuu" panggil Densha pelan, saat gadis itu akan membuka pintu rumah.

Fuu menoleh ke arah Densha yang sedang menundukkan kepala, sepertinya Densha sedang sedih begitu pikir Fuu.

"Jaga diri dengan baik!" Kata Densha yang secara tiba-tiba memeluk Fuu. Gadis itu terkejut, matanya terbelalak saking kagetnya.

"Densha.." kata Fuu pelan, ia tidak membalas pelukan dari Densha.

"Fuu akan baik-baik saja" ucap Fuu senang menatap Densha dengan ceria setelah pria itu melepaskan pelukan nya.

Densha tersenyum senang mendengar kalimat Fuu, pria itu mengusap lembut kepala gadis di depannya itu.

"Fuu pergi ya?" Kata Fuu senang dan menutup pintu rumah.

Densha masih terpaku di balik pintu rumah, ia merasa ada sesuatu di bagian dirinya yang hilang, namun tidak bisa di jelaskan, pria itu mengusap-usap wajahnya sendiri dan mencoba mengembalikan kesadarannya.

"Aku harus menyembunyikan pakaian Fuu dimana ya?" Gumam pria itu sendirian.

Fuu pergi menelusuri jalan, gadis itu melintasi jalanan yang pernah ia lewati bersama Katrina ataupun Densha, berusaha menikmati pemandangan kota tepi laut yang indah, ini pertama kalinya ia pergi jalan-jalan sendirian.

"Fuu harus kemana?" Gumam Fuu bingung, menoleh ke kanan dan ke kiri saat hendak menyebrang jalan.

"Ikuti langkah kaki saja" ucap Fuu mengangkat bahu.

Gadis itu terus berjalan tanpa arah, memperhatikan orang-orang di sekitar nya, merasa sedikit takut tapi dia tetap melangkahkan langkah kakinya yang mungil itu.

"Hei Nona, kau sendirian?" Kata pria aneh dengan banyak tindik di telinga dan sekitar mulut.

"Namaku Fuu" jawab Fuu menatap orang tersebut.

"Namamu Fuu? Lucu sekali, anda juga sangat cantik!" Ucap pria itu menyentuh dagu gadis itu, Fuu diam saja tidak bereaksi.

"Panggil saja aku kakak" kata sang preman, sembari menyulut rokok nya.

"Fuu tidak suka" kata Fuu, melewati preman tersebut.

"Wow wow! Tunggu dulu! Gadis sekecil kau ini bisa apa? Ikut saja denganku" pinta sang preman menghadang langkah gadis itu.

Dari arah berlawanan datang seorang perempuan yang memperhatikan Fuu dari jauh, dia risih melihat preman itu mengganggu seorang gadis.

"Hei k*parat sinting!! Beraninya sama perempuan!" Bentak Katrina yang berlari ke arah Fuu.

"Katrina..." ucap Fuu riang, ia senang bertemu dengan Katrina.

"Hei Nona, kau juga ingin di goda hah!" Ucap preman itu menarik dagu Katrina.

"Ck! Idiot!" Ucap Katrina kesal, menepis tangan kotor sang preman.

"Beraninya menepis tanganku!! Kau tidak sadar sedang berada di mana hah??" Tanya sang preman secara kasar, preman itu melirik ke arah kanan nya seolah ingin menunjukan pada Katrina sesuatu.

Katrina memandang arah yang di tuju sang preman, tak percaya dengan apa yang ia lihat, matanya membulat kaget. Benar saja! Di sana banyak sekali preman sedang duduk berpesta-pesta, mungkin sedang mabuk dan berjudi, sekitar ada delapan orang preman di sana.

Gawat! - pekik Katrina dalam hati.

"Sudah paham situasi mu sekarang?" Ucap sang preman, menggenggam lengan Fuu.

"Lepaskan dia!" Kata Katrina, ia sedang mengumpulkan keberanian untuk melawan.

"Memangnya kenapa kalau aku memegangnya seperti ini? Huh?" Tanya sang Preman, m*remas lengan kanan Fuu dengan kuat.

"Gggrrr!" Fuu mengerang, "Sakit" kata Fuu berusaha melepaskan tangannya.

"Apa? Aku tidak dengar hahaha" kata sang Preman semakin menggenggam lengan Fuu dengan kuat.

GUBBRRAKKK!!

Astaga! Fuu, apa yang kau.. - Katrina

Fuu mendorong tubuh si Preman dengan tangan kirinya, preman itu jatuh tersungkur dua meter dari tempatnya berdiri sebelumnya, menahan sakit karena siku tangannya tergores jalanan trotoar yang kasar.

"Fuu bilang sakit" kata Fuu polos, menunjukkan bagian lengan yang di cengkram sang preman tadi.

"Dasar J*l*ng!!" Maki si preman, dan memanggil teman-temannya untuk menangkap Fuu dan Katrina.

"Fuu" kata Katrina menggenggam jemari gadis di sampingnya.

"Ada apa Katrina?" Tanya Fuu yang masih tidak paham situasi.

"Kau bisa lari? Ayo kita pergi dari sini" ucap Katrina menarik Fuu dengan kuat berusaha berlari sekencang mungkin.

"Kenapa Katrina?" Tanya Fuu bingung, mengikuti Katrina yang sedang berlari.

"Dasar bodoh! Mereka mengejar kita!" Ucap Katrina dan terus berlari.

Fuu melihat ke arah belakang dan memang para preman itu sedang mengejar kedua gadis ini, sekitar ada sepuluh orang yang mengejar mereka, badan mereka lebih tinggi dan lebih besar, bahkan mungkin tiga kali lipat lebih besar dari tubuh Fuu yang mungil.

"Sial! Ya Tuhan lindungi kami" Katrina sedang berdoa, memohon perlindungan.

Mata gadis itu terus mencari-cari tempat untuk sembunyi namun tidak di temukan, dia benar-benar lelah sampai kakinya terhenti di gang sebelah restoran, Fuu yang belum pernah melintasi jalan ini hanya bingung dan mengikuti Katrina.

"Fuu, cepat sembunyi di sini" ucap Katrina menarik badan Fuu. Nafasnya tersengal-sengal tidak beraturan, kedua gadis ini bersembunyi di belakang tempat sampah restoran yang terletak di dalam gang.

Fuu menatap Katrina bingung, Katrina sungguh ketakutan, bisa di lihat jelas dari wajahnya saat ini. Tidak henti-hentinya dia memegang tangan Fuu dengan erat, badannya pun sedikit gemetar seperti saat Fuu dibawa ke kantor polisi oleh Densha beberapa hari lalu.

"Katrina, ada apa?" Fuu bingung.

"Ssst! Kecilkan suaramu!" Pinta Katrina bisik-bisik pada Fuu.

"Ada apa?" Tanya Fuu pelan.

Katrina berusaha mendengar langkah kaki para Preman yang sedang mencari mereka, wajah Katrina benar-benar pucat karena ketakutan. Langkah kaki para Preman itu perlahan mulai menjauh dari sekitar restoran, membuat Katrina sedikit lega, di rasa mereka benar-benar pergi menjauh, Katrina menghela nafas lega.

"Fiyuhh! Hampir saja" ucap Katrina tenang dan tersenyum kecil menatap Fuu.

"Hampir saja?" Tanya Fuu tidak mengerti.

"Kalau kita sampai tertangkap dengan mereka, kita bisa habis malam ini juga" kata Katrina menjelaskan.

"Habis??" Tanya Fuu yang bingung.

"Kita bisa mati, atau tidak yang paling buruk adalah mereka akan memakai kita untuk bersenang-senang" kata Katrina merinding ngeri.

"Bersenang-senang??" ucap Fuu ceria.

"Dasar Bodoh!!" Maki Katrina, ia menjitak dahi Fuu kasar.

"Bersenang-senang bagi mereka itu buruk bagi kita" kata Katrina.

"Ya dewa, bagaimana caraku menjelaskannya ya?" Ucap Katrina bingung.

"Buruk ya?" Tanya Fuu pelan.

"Pokoknya jika kau bertemu dengan orang seperti itu, berarti orang itu buruk!! Apalagi jika dia memegang mu tanpa ijin atau bahkan meraih dagu mu seperti ini, lihat?" Kata Katrina mempraktekkan tingkah sang preman.

"Oke, Baik" kata Fuu mengangguk mengerti.

Kedua gadis itu tetap bersembunyi menunggu waktu yang benar-benar aman untuk keluar, sementara di tempat lain, Isabella baru saja sampai di rumah keponakannya yang tampan itu. Tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk ke rumah Densha.

BERSAMBUNG!!

Jangan lupa Like 😘

Terpopuler

Comments

siccasiccasic

siccasiccasic

Siapanya Klaus Mikaelson (series The Originals) ini? Wkwkwk...

2022-04-23

0

Merry Handhayani

Merry Handhayani

baru nemu novel mu thor..bagusss bnget aku suka🤩🤩

2021-12-13

1

Arifuddin Laida

Arifuddin Laida

ini baru novel berkualitas

2021-10-01

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 INI FUU!!
3 KATRINA (1)
4 KATRINA (2)
5 KATRINA (3)
6 Densha Libur
7 Satu kamar
8 Kunjungan bibi (part 1)
9 Kunjungan bibi (part 2)
10 Mencari Fuu
11 Tes DNA milik Fuu
12 Ancaman untuk Fuu!
13 Sisi lain (part 1)
14 Sisi lain (part 2)
15 Kemarahan Densha
16 15 tahun yang lalu (part 1)
17 15 tahun yang lalu (part 2)
18 15 tahun yang lalu (part 3)
19 15 tahun yang lalu (part 4)
20 Rumah
21 Cumi bakar & Donat
22 Hujan
23 Menjenguk Densha (part 1)
24 Menjenguk Densha (part 2)
25 Memori
26 Bimbang
27 Sekolah
28 Moa dan Fuu (part 1)
29 Jennie
30 Tingkah Jennie
31 Moa dan Fuu (part 2)
32 Pulang ke rumah.
33 Salah paham
34 Masalah masing-masing
35 Bahaya! (part 1)
36 Bahaya! (part 2)
37 Kelemahan Isabella
38 Pernyataan
39 Clue
40 Sinyal
41 Kembali
42 Tuan Shawn
43 Di pinjam Moa.
44 Isi buku
45 Olahraga
46 Bagaimana bisa?
47 Seminggu
48 Hubungan
49 Roosevelt
50 Was-was
51 Berbagi Cerita
52 Carnivora
53 Menjenguk ayah Mod.
54 Lempar batu
55 Minum
56 ANNOUNCEMENT!!
57 Mabuk
58 Darah dan Hybrid
59 Iri
60 Gembel atau penguntit??
61 Darah Densha
62 Mata yang sama?
63 Cerita Moa (Part 1)
64 Cerita Moa (part 2)
65 Chance
66 Traktir
67 Yakiniku
68 Siapa pelakunya? (Part 1)
69 Siapa pelakunya? (part 2)
70 Percaya
71 Awalnya (kutukan)
72 Makanan manis
73 Barrier
74 Kenangan
75 Keluarga Roosevelt (1)
76 ANNOUNCEMENT!!
77 Keluarga Roosevelt (2)
78 Collin's (1)
79 Collin's (2)
80 Mind
81 Tutup Mata
82 Centil
83 KRAKEN
84 Not a Bird!!
85 Mengikuti!
86 Luka
87 Salep
88 Nightmare
89 Black
90 Ketemu Daniel
91 Melindungi kepala seseorang
92 Identitas
93 Harusnya rahasia!!
94 Festival
95 Insang
96 Butiran
97 TRIBRID
98 Segerombol
99 Ujian susulan
100 Tandon Air
101 Perubahan sikap
102 I.M
103 Festival (H - 7)
104 Festival (H - 6)
105 Festival (H - 5)
106 Festival (H - 4)
107 Festival (H - 3) bag.1
108 Festival (H - 3) bag.2
109 Actually (?)
110 Festival (H - 2) bag.1
111 Festival (H - 2) bag.2
112 PART
113 Festival (H - 2) bag.3
114 Festival (H - 2) bag.4
115 Festival (H - 2) bag.5
116 Festival (H - 1)
117 Hari H (part 1)
118 Hari H (part.2)
119 Hari H (part.3)
120 Hari H (part.4)
121 Hari H (part.5)
122 MindLink
123 The Last
124 Author
125 Spesial Part!!
Episodes

Updated 125 Episodes

1
PROLOG
2
INI FUU!!
3
KATRINA (1)
4
KATRINA (2)
5
KATRINA (3)
6
Densha Libur
7
Satu kamar
8
Kunjungan bibi (part 1)
9
Kunjungan bibi (part 2)
10
Mencari Fuu
11
Tes DNA milik Fuu
12
Ancaman untuk Fuu!
13
Sisi lain (part 1)
14
Sisi lain (part 2)
15
Kemarahan Densha
16
15 tahun yang lalu (part 1)
17
15 tahun yang lalu (part 2)
18
15 tahun yang lalu (part 3)
19
15 tahun yang lalu (part 4)
20
Rumah
21
Cumi bakar & Donat
22
Hujan
23
Menjenguk Densha (part 1)
24
Menjenguk Densha (part 2)
25
Memori
26
Bimbang
27
Sekolah
28
Moa dan Fuu (part 1)
29
Jennie
30
Tingkah Jennie
31
Moa dan Fuu (part 2)
32
Pulang ke rumah.
33
Salah paham
34
Masalah masing-masing
35
Bahaya! (part 1)
36
Bahaya! (part 2)
37
Kelemahan Isabella
38
Pernyataan
39
Clue
40
Sinyal
41
Kembali
42
Tuan Shawn
43
Di pinjam Moa.
44
Isi buku
45
Olahraga
46
Bagaimana bisa?
47
Seminggu
48
Hubungan
49
Roosevelt
50
Was-was
51
Berbagi Cerita
52
Carnivora
53
Menjenguk ayah Mod.
54
Lempar batu
55
Minum
56
ANNOUNCEMENT!!
57
Mabuk
58
Darah dan Hybrid
59
Iri
60
Gembel atau penguntit??
61
Darah Densha
62
Mata yang sama?
63
Cerita Moa (Part 1)
64
Cerita Moa (part 2)
65
Chance
66
Traktir
67
Yakiniku
68
Siapa pelakunya? (Part 1)
69
Siapa pelakunya? (part 2)
70
Percaya
71
Awalnya (kutukan)
72
Makanan manis
73
Barrier
74
Kenangan
75
Keluarga Roosevelt (1)
76
ANNOUNCEMENT!!
77
Keluarga Roosevelt (2)
78
Collin's (1)
79
Collin's (2)
80
Mind
81
Tutup Mata
82
Centil
83
KRAKEN
84
Not a Bird!!
85
Mengikuti!
86
Luka
87
Salep
88
Nightmare
89
Black
90
Ketemu Daniel
91
Melindungi kepala seseorang
92
Identitas
93
Harusnya rahasia!!
94
Festival
95
Insang
96
Butiran
97
TRIBRID
98
Segerombol
99
Ujian susulan
100
Tandon Air
101
Perubahan sikap
102
I.M
103
Festival (H - 7)
104
Festival (H - 6)
105
Festival (H - 5)
106
Festival (H - 4)
107
Festival (H - 3) bag.1
108
Festival (H - 3) bag.2
109
Actually (?)
110
Festival (H - 2) bag.1
111
Festival (H - 2) bag.2
112
PART
113
Festival (H - 2) bag.3
114
Festival (H - 2) bag.4
115
Festival (H - 2) bag.5
116
Festival (H - 1)
117
Hari H (part 1)
118
Hari H (part.2)
119
Hari H (part.3)
120
Hari H (part.4)
121
Hari H (part.5)
122
MindLink
123
The Last
124
Author
125
Spesial Part!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!