Sisi lain (part 1)

"Sial!"

"Tolong tenang dulu nona"

"Bocah keparat itu berani membohongiku?!"

"Mungkin tuan muda hanya ingin melindungi gadis ini nona"

"Melindungi gadis yang bahkan asal-usulnya tidak jelas hah?!"

Isabella melempar beberapa lembar foto ke atas meja kerjanya dengan kesal, wanita paruh baya itu penuh dengan emosi. Isabella mengambil segelas air dan meminumnya dengan cepat, berharap dengan minum bisa meredakan emosinya yang meledak-ledak.

"Cih! Tinggal dengan perempuan secantik itu, kenapa hanya sebatas ciuman saja!"

"Ehem! Maksud nona bagaimana?"

Sekertaris pribadi Isabella dibuat kebingungan dengan tingkah laku bos nya ini.

"Yahh.. coba anda bayangkan pak sekertaris! Jika anda masih muda dan tinggal dengan perempuan secantik ini apa mungkin tidak melakukan sesuatu?"

"Saya akan menjaga diri nona"

"Halah!! Tidak mungkin!!"

"Maksud nona?"

"Sudah lupakan!" Ucap Isabella cemberut.

"Dasar keponakan bodoh! Kau ini normal atau tidak sih?!"

Isabella kesal dengan sendirinya memperhatikan beberapa lembar foto yang ia terima, detik-detik Densha mencium Fuu, gadis yang tinggal di rumahnya yang bahkan tidak di ketahui Isabella identitas aslinya.

"Sekertaris!"

"Iya nona?"

"Tolong kosongkan jadwalku! Aku ingin menemui gadis ini"

"Jadwal kapan nona?"

"Jadwal untuk hari esok"

"Baik nona"

Baiklah, nona muda Fuu. Kita akan segera bertemu, banyak sekali yang ingin aku ketahui dari dirimu! - Isabella.

****

"Hari ini kau akan pergi?"

"Tidak"

"Tidak ingin pergi bersama Katrina?"

"Umm.. Hari ini Fuu ingin tetap di rumah"

"Jika kau ingin pergi tidak apa-apa! Tapi jangan terlalu jauh sampai tidak ingat jalan pulang!"

"Okay, baik!"

Densha mengusap lembut kepala Fuu, meninggalkan gadis itu di rumah seorang diri, pria itu tahu ada yang berbeda dari sikap Fuu namun ia tidak enak hati untuk menanyakannya. Bahkan Fuu sendiri tidak ingin memberi jawaban, jalan satu-satunya adalah bertanya pada Katrina.

Tok!

Tok!

Tok!

Tok!

"Hei, buka pintunya!" Teriak seorang gadis dari depan pintu rumah Densha.

Fuu mengintip dari lubang kecil di pintu rumah Densha, ia tidak mengenali wanita tersebut. Merasa kebingungan ia hanya mondar-mandir di belakang pintu.

"Densha! Apa kau sudah pergi ke sekolah?"

"Kau siapa?"

"Eh! Ada orang??"

Fuu terkejut dan menutup mulutnya rapat-rapat, ia baru saja keceplosan.

"Apa di rumah ada orang?" Teriak Mod.

"Hei, aku tadi jelas mendengar suaramu!" Lanjut gadis itu lagi.

"Tidak ada orang di rumah ini"

"Hahaha.. Lalu dengan siapa aku bicara?"

"Fuu bodoh sekali!" Gumam Fuu lirih, lalu membukakan pintu untuk sang gadis.

"Astaga! Apa aku salah rumah? Kau siapa?"

"Kau siapa?"

"Apa ini benar rumah Densha?"

"Benar"

Gadis itu terkejut bukan main, ia benar-benar tidak salah rumah. Yang membuat ia terkejut adalah adanya seorang gadis cantik tinggal di rumah Densha.

Kalau yang tinggal bersama nya secantik ini, lebih baik aku menyerah dari sekarang. Lagipula aku tidak benar-benar menyukai Densha. - Mod.

"Anu.. Kau siapa?"

"Oh iya! Kenalin.. namaku Mod, aku teman sekolah Densha!"

"Mod?"

"Iya, Densha nya ada?"

"Densha sudah pergi ke sekolah"

"Ah sial! Padahal aku ingin menitipkan surat ini, hari ini aku lupa tidak mengerjakan PR jadi aku berniat bolos sekolah"

Fuu bingung dengan ucapan Mod yang membahas soal PR atau surat, ia tidak terlalu faham apa yang gadis itu bicarakan.

"Mm.. Kau siapa?"

"Ini.... Fuu"

"Fuu?? Nama yang lucu"

"Lucu?"

"Iya, ngomong-ngomong kau tidak mempersilahkan aku masuk?"

"Fuu dilarang membiarkan orang asing masuk"

"Orang asing? Kan sudah kubilang aku ini teman Densha"

"Maafkan Fuu"

"Ya, baiklah.. aku akan pergi"

Fuu menutup pintu rumah pelan, gadis itu pergi ke kamar Densha dan merebahkan tubuh disana, ia merasa sangat bosan, namun ia juga tidak ingin pergi bersama Katrina lagi.

Tut! Tut! Tut!

"Halo?"

"Halo Lil, ini Mod..."

"Eh! Mod? Ada apa?"

"Hari ini aku tidak bisa sekolah, aku lupa mengerjakan PR"

"Kau kan bisa menyalin PR ku?"

"Jika nilai mu di sekolah bagus akan aku salin, kau bahkan tidak masuk 10 besar! dan lagi kita beda kelas!!"

"Ihh.. kejam sekali"

"Hahaha, maaf-maaf. Sudah ya?"

"Okay, hati-hati Mod"

Tut!

Sekarang aku harus pergi kemana? Aku tidak ingin pulang ke rumah - Mod.

Merasa kebingungan Mod memutuskan untuk pergi ke sebuah tebing, dimana Fuu dan Densha pernah jalan-jalan ke tempat itu, tempat ini memang nyaman untuk di kunjungi. Tempat yang cocok untuk merefresh pikiran, gadis itu duduk melamun menatap lautan yang terbentang luas di depannya.

Kira-kira apa ya isi di dalam lautan seluas itu? Haha, jangan-jangan banyak Monster - Mod.

Karena hari ini hari sibuk tempat itu sangat sepi, hanya ada Mod seorang diri dan seorang gadis cantik yang baru saja tiba, ia berjalan melewati Mod yang tengah duduk. Gadis itu nampak anggun dengan dress berwarna biru muda, rambut terurai terkena semilir angin. Pandangannya kosong seakan memikirkan sesuatu.

"Kau??"

Fuu menoleh ke arah seorang gadis di belakangnya, gadis itu mendekati Fuu.

"Mod?"

"Ah! Kau benar Fuu yang tadi di rumah Densha kan?"

Fuu menganggukkan kepalanya pelan.

"Kenapa kau kemari?"

"Fuu bosan di rumah. Dan Fuu suka disini"

"Begitu ya? Aku juga suka disini"

"Mod suka? Kenapa?"

"Udara di sini sangat segar" ucap Mod, ia tersenyum kepada Fuu, senyumnya tulus.

"Mod benar" Fuu ikut tersenyum.

Kedua gadis itu duduk di pinggir tebing, menatap deburan ombak di bawah mereka. Mod menceritakan kehidupannya di sekolah, bahkan tentang rasa sukanya pada Densha dulu. Yaahh.. dulu! Semenjak hari ini dia melihat Fuu di rumah Densha, ia sudah menyerah akan egonya untuk mendapatkan pria itu.

Sementara itu di sekolah, Densha berusaha menanyakan perubahan sikap Fuu pada Katrina.

"Katrina!"

"Eh! Densha? Ada apa?"

Densha melirik gadis di samping Katrina, menandakan bahwa ia tidak bisa bicara jika gadis itu tidak pergi.

"Pil, pergilah sebentar! Aku akan menyusul mu nanti!"

"Hei, sejak kapan kau dekat dengan Densha?"

"Berisik!!"

Pil pergi meninggalkan Densha dan Katrina, pandangan gadis itu sungguh tidak menyenangkan.

Yahh.. inilah yang aku inginkan, kau akan mencari ku di sekolah seperti ini, membuat seluruh perempuan di sekolah ini iri terhadapku. Membuatku merasa spesial karena kau berkeliling sekolah hanya untuk mencari ku. - Katrina.

"Apa ada yang terjadi kemarin?"

"Kemarin?"

"Aku langsung saja, sikap Fuu aneh"

"Aneh bagaimana?"

"Fuu tidak seceria dulu, dari kemarin malam raut wajahnya terlihat sedih, walaupun dia tersenyum di depanku tapi aku tetap merasa ada yang aneh darinya!"

"Begitu? Aku tidak tahu, kemarin tidak ada sesuatu yang terjadi tuh"

"Benarkah?"

"Iya, Oh iya.. ini kartu kredit mu" Katrina meraih tangan Densha dan mengembalikan Kartu kredit milik pria itu.

Tangannya besar sekali, aku ingin tangan ini menggandengku sebentar saja. - Katrina.

"Lepaskan!"

"Ah! Maaf" Katrina buru-buru melepas tangan Densha, gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Maukah kau membantuku mencari tahu apa yang terjadi pada Fuu?"

"Untuk apa? Fuu baik-baik saja. Dan lagi sekarang kan Fuu tidak disini kenapa kau selalu membahas Fuu?" Katrina merasa cemburu dengan kata-kata Densha.

"Kau kenapa?"

"Apa?"

"Cara bicaramu itu aneh sekali!"

"Mm.. Maksudku Fuu pasti baik-baik saja, mungkin saja dia sedang kelelahan karena kemarin pergi belanja denganku"

"Akhir-akhir ini sikapmu aneh!"

Densha pergi meninggalkan Katrina, gadis itu menatap Densha yang perlahan berjalan menjauh dari tempatnya berdiri.

Apa bagusnya si Fuu itu!! Bahkan aku jauh lebih normal dari gadis itu. - Katrina.

Katrina terlihat kesal, ia benar-benar sudah jatuh ke dalam perasaannya sendiri, awalnya ia yakin bahwa ia tidak akan jatuh cinta pada pria seperti Densha. Namun karena Densha menunjukkan sisi lain dari dirinya yang manis, membuat gadis seperti Katrina jatuh hati terhadapnya.

"Katrina?"

"Oh! Pil.."

"Bagaimana kau bisa bicara sedekat itu dengan Densha?"

"Dia yang mencari ku duluan"

"Apa kalian menjalin hubungan?"

"Eh! Tidak, maksudku belum"

"Apa!! Hei, kau ini teman macam apa? Sudah aku bilang. Aku menyukai Densha kan?"

"Haha, jika dia menyukaiku memang kau bisa apa?"

"Dasar jahat!!" Pil menggoyang-goyangkan tubuh Katrina dengan kesal.

"Kau tidak bilang bahwa kau juga mengincarnya"

"Aku juga tidak tahu kalau ternyata aku tertarik dengan pria seperti itu"

"Tuh kan! Sudah aku bilang, Densha itu membuat semua gadis tertarik pada dia"

"Iya, kau benar!" Katrina tersenyum dan merangkul teman nya itu, mereka berjalan menuju kantin sekolah.

(Kembali pada Fuu dan Mod)

"Haaahhhh.."

"Mod, kenapa?"

"Haha, aku hanya ingin melegakan hatiku"

"Melegakan?"

"Ya.. Jika kau merasa sesak disini teriak lah sekencang mungkin, rasa sesaknya akan sedikit berkurang" ucap Mod lembut, gadis itu menunjuk dada Fuu.

"Fuu merasa sesak"

"Benarkah?"

Fuu menganggukkan kepala pelan.

"Ayo berdiri! Kita teriak sama-sama!"

Mod sangat antusias, ia menggandeng tangan Fuu, gadis itu terburu-buru untuk berdiri. Hingga akhirnya tergelincir, membuat tubuhnya tidak seimbang, Mod terjatuh dari atas tebing menuju lautan dalam di bawahnya, gadis itu tepat waktu untuk melepaskan tangannya dari Fuu sehingga membuat Fuu tetap aman tidak ikut terjatuh. Mod memang pandai berenang namun ombak laut saat itu sedang tidak bersahabat, membuat tubuhnya semakin lama semakin tenggelam. Di dalam air matanya melihat sekelebat penampakan ikan raksasa, yang ukurannya hampir sama dengan tubuhnya. Mod takut, ia panik bukan main, berusaha meronta dan fokus melihat apa yang terjadi, anehnya ikan itu memiliki kedua tangan layaknya manusia, gadis itu menutup matanya rapat-rapat saat ikan itu mendekati tubuhnya dengan cepat. Mod merasa ikan itu memeluknya dan membawa tubuh gadis itu mendekati permukaan, merasa ia tidak di makan oleh ikan raksasa itu, Mod memberanikan diri untuk membuka matanya, ia terkejut ikan setengah manusia itu adalah Fuu gadis yang baru ia kenal hari ini.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!"

"Hah! Hah! Hah!"

Nafas kedua makhluk itu tidak beraturan.

"Kau? Uhuk! Uhuk!" Mod terbatuk-batuk, ia terlalu banyak minum air laut saking terkejutnya dengan wujud Fuu.

"Makhluk apa kau ini?" lanjut Mod.

"Mod" ucap Fuu pelan, wajah gadis itu nampak sedih.

"Jangan dekat-dekat! Hah.. Hah.. Apa kau putri duyung?" Mod memundurkan tubuhnya untuk menjauhi gadis duyung yang telah menyelamatkannya.

Fuu sedih, ia menundukkan wajahnya, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, berusaha menyembunyikan kesedihannya. Tanpa pikir panjang Mod berdiri, lalu pergi meninggalkan Fuu seorang diri, ia tidak peduli walaupun keadaannya saat ini basah kuyup. Sedangkan Fuu mulai mengalami tahap pengelupasan siripnya, perlahan sisik di tubuhnya lepas satu persatu membuatnya mengeluarkan darah segar, gadis itu menangis pelan.

Astaga! Bodoh sekali aku!! Kenapa aku malah berbuat hal egois seperti ini. - Mod.

Mod membalikan tubuhnya, ia berlari dengan tergopoh-gopoh menuju tempat ia meninggalkan Fuu. Dari jauh ia bisa melihat bahwa gadis itu sedang menangis menahan sakit, Mod terkejut karena tubuh Fuu berlumuran dengan darah segar.

"Astaga! Kenapa ini?" Mod berlari mendekati Fuu, ia menyentuh kedua bahu Fuu. Pandangannya sedih menatap gadis di depannya. Fuu membuka kedua telapak tangannya melihat Mod yang sudah duduk di depannya.

"Mod?"

"Maaf" kata Mod sedih.

"Hiks.. Hiks.. Fuu Monster??"

"Tidak, kau bukan Monster"

"Fuu menjijikan?"

"Tidak, maafkan aku! Maafkan sikapku yang tadi. Aku.. aku hanya terkejut dengan wujud mu"

"Tidak apa-apa, Fuu mengerti"

"Aku jahat sekali ya? Padahal kau sudah menolongku dan aku malah pergi meninggalkanmu tanpa berterima kasih.. Huwaaa!" Mod menangis kencang di depan Fuu, membuat Fuu panik dan merasa bersalah.

"Jangan menangis!"

"Maaf, aku memang gampang sekali menangis"

Fuu tersenyum lembut ke arah Mod.

"Ini.. bagaimana ini.. kenapa kau mengeluarkan banyak darah?"

"Kulit tubuh Fuu mengelupas, saat akan menjadi kaki memang begini prosesnya"

"Apa itu tidak menyakitimu?"

"Sakit, sangat sakit! Tapi Mod bisa mati jika Fuu tidak menyelamatkan Mod"

Mod terkejut dengan jawaban Fuu, gadis itu langsung memeluk Fuu dengan erat. Padahal mereka baru kenal tapi Fuu bisa berbuat sebaik ini pada Mod.

"Kau baik sekali"

"Baik?"

"Iya" Mod menghapus air mata di kedua pipinya, lalu tersenyum tulus pada Fuu.

"Mod, bisa Fuu minta tolong?"

"Apa?"

"Tolong jangan beritahu Densha soal ini"

"Densha tidak tahu bahwa kau putri duyung?"

Fuu menggelengkan kepala pelan.

"Kenapa?"

"Fuu takut Densha akan membenci Fuu, karena Fuu menjijikan"

"Hei, kau tidak bisa langsung menilai seseorang seperti itu"

"Tolong.. Jangan beritahu Densha"

"Kenapa hanya Densha? Aku bahkan akan menyimpan ini rapat-rapat" Mod membuat tanda X di hatinya yang menunjukkan bahwa ia tengah membuat janji pada gadis penolongnya.

"Terima kasih Mod"

"Hei, tenang saja! Aku ini bisa di percaya!"

Fuu terdiam, karena sebelumnya ia sangat mempercayai Katrina namun pada akhirnya dia yang tersakiti.

"Wow, lihat luka di kulitmu perlahan memudar? Eh tidak! Bahkan menghilang"

"Itu dinamakan regenerasi sel, kami bangsa duyung memang diberikan anugerah seperti ini"

"Wahh keren! Andai aku juga seorang duyung Hehehe" Mod tertawa dan membayangkan jika dirinya seorang putri duyung.

"Anu.. apa jumlah kalian banyak?" lanjut Mod.

"Tentu!"

"Wahh! Seberapa banyak?"

"Kami berkelompok, setiap kelompok terdiri dari delapan sampai sepuluh ekor duyung"

"Apa kalian di lautan negara ini?"

"Tidak, kami berpindah-pindah. Saat menempati daerah baru kami harus membuat batas teritorial kami, agar duyung lain tidak memasuki wilayah kami"

"Padahal kalian sama-sama duyung ya? Kenapa seperti itu?"

"Karena setiap kelompok memiliki satu pemimpin"

"Apa kalian juga banyak di daratan ini? Maksudku lihat dirimu yang awalnya aku kira manusia normal"

"Sejauh ini, Fuu tidak menemukannya"

"Kenapa kau datang ke darat?"

"Fuu kehilangan kelompokku, Fuu sudah bertanya dengan duyung lain tapi tidak ada yang tahu mereka kemana"

"Jika kau menemukan mereka. Apa kau akan pergi?"

"Fuu tidak tahu, Fuu suka tinggal bersama Densha" Fuu tersenyum menatap Mod.

"Hei, kau telanjang!!"

"Baju Fuu hilang di dalam laut"

"Pakai ini!" Mod melepas jaket yang ia kenakan untuk menutupi tubuh polos Fuu.

"Kau menyukai Densha?"

"Fuu suka Densha"

"Cih! Sakit sekali hatiku!"

"Maaf Mod, Fuu tidak bermaksud..."

"Hahaha, tidak apa-apa. Lagipula aku tidak benar-benar menyukai Densha"

"Mod, jangan ceritakan ini pada siapapun!"

"Hei, aku kan sudah berjanji. Aku akan jadi teman terbaikmu!"

"Teman??"

"Iya, Ayo ku antar kau pulang!"

Fuu berdiri dan berjalan beriringan di samping Mod, gadis itu banyak bertanya soal kehidupan duyung Fuu, walaupun awalnya Fuu takut, namun kini Fuu mulai nyaman berbicara dengan Mod, tidak semua hal yang Fuu ceritakan. Gadis itu masih trauma dengan orang yang benar-benar ia percaya yaitu Katrina.

BERSAMBUNG!!!

Jangan lupa Like dan Vote 😘

Terpopuler

Comments

NOiR🥀

NOiR🥀

twist..baik xsperti kita terlihat.. kejAm lbh mulia

2022-05-31

0

Helen

Helen

dapat pembelajaran dlm berteman dan memahami karakter orang. yg dkira jahat mlh trnyt baik🙂

2022-03-02

0

Nenk Manieez

Nenk Manieez

katrina pengkhianat cuma gr2 cinta...
aq kira mod itu orgnya jhat trnyata dy tulus

2022-02-10

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 INI FUU!!
3 KATRINA (1)
4 KATRINA (2)
5 KATRINA (3)
6 Densha Libur
7 Satu kamar
8 Kunjungan bibi (part 1)
9 Kunjungan bibi (part 2)
10 Mencari Fuu
11 Tes DNA milik Fuu
12 Ancaman untuk Fuu!
13 Sisi lain (part 1)
14 Sisi lain (part 2)
15 Kemarahan Densha
16 15 tahun yang lalu (part 1)
17 15 tahun yang lalu (part 2)
18 15 tahun yang lalu (part 3)
19 15 tahun yang lalu (part 4)
20 Rumah
21 Cumi bakar & Donat
22 Hujan
23 Menjenguk Densha (part 1)
24 Menjenguk Densha (part 2)
25 Memori
26 Bimbang
27 Sekolah
28 Moa dan Fuu (part 1)
29 Jennie
30 Tingkah Jennie
31 Moa dan Fuu (part 2)
32 Pulang ke rumah.
33 Salah paham
34 Masalah masing-masing
35 Bahaya! (part 1)
36 Bahaya! (part 2)
37 Kelemahan Isabella
38 Pernyataan
39 Clue
40 Sinyal
41 Kembali
42 Tuan Shawn
43 Di pinjam Moa.
44 Isi buku
45 Olahraga
46 Bagaimana bisa?
47 Seminggu
48 Hubungan
49 Roosevelt
50 Was-was
51 Berbagi Cerita
52 Carnivora
53 Menjenguk ayah Mod.
54 Lempar batu
55 Minum
56 ANNOUNCEMENT!!
57 Mabuk
58 Darah dan Hybrid
59 Iri
60 Gembel atau penguntit??
61 Darah Densha
62 Mata yang sama?
63 Cerita Moa (Part 1)
64 Cerita Moa (part 2)
65 Chance
66 Traktir
67 Yakiniku
68 Siapa pelakunya? (Part 1)
69 Siapa pelakunya? (part 2)
70 Percaya
71 Awalnya (kutukan)
72 Makanan manis
73 Barrier
74 Kenangan
75 Keluarga Roosevelt (1)
76 ANNOUNCEMENT!!
77 Keluarga Roosevelt (2)
78 Collin's (1)
79 Collin's (2)
80 Mind
81 Tutup Mata
82 Centil
83 KRAKEN
84 Not a Bird!!
85 Mengikuti!
86 Luka
87 Salep
88 Nightmare
89 Black
90 Ketemu Daniel
91 Melindungi kepala seseorang
92 Identitas
93 Harusnya rahasia!!
94 Festival
95 Insang
96 Butiran
97 TRIBRID
98 Segerombol
99 Ujian susulan
100 Tandon Air
101 Perubahan sikap
102 I.M
103 Festival (H - 7)
104 Festival (H - 6)
105 Festival (H - 5)
106 Festival (H - 4)
107 Festival (H - 3) bag.1
108 Festival (H - 3) bag.2
109 Actually (?)
110 Festival (H - 2) bag.1
111 Festival (H - 2) bag.2
112 PART
113 Festival (H - 2) bag.3
114 Festival (H - 2) bag.4
115 Festival (H - 2) bag.5
116 Festival (H - 1)
117 Hari H (part 1)
118 Hari H (part.2)
119 Hari H (part.3)
120 Hari H (part.4)
121 Hari H (part.5)
122 MindLink
123 The Last
124 Author
125 Spesial Part!!
Episodes

Updated 125 Episodes

1
PROLOG
2
INI FUU!!
3
KATRINA (1)
4
KATRINA (2)
5
KATRINA (3)
6
Densha Libur
7
Satu kamar
8
Kunjungan bibi (part 1)
9
Kunjungan bibi (part 2)
10
Mencari Fuu
11
Tes DNA milik Fuu
12
Ancaman untuk Fuu!
13
Sisi lain (part 1)
14
Sisi lain (part 2)
15
Kemarahan Densha
16
15 tahun yang lalu (part 1)
17
15 tahun yang lalu (part 2)
18
15 tahun yang lalu (part 3)
19
15 tahun yang lalu (part 4)
20
Rumah
21
Cumi bakar & Donat
22
Hujan
23
Menjenguk Densha (part 1)
24
Menjenguk Densha (part 2)
25
Memori
26
Bimbang
27
Sekolah
28
Moa dan Fuu (part 1)
29
Jennie
30
Tingkah Jennie
31
Moa dan Fuu (part 2)
32
Pulang ke rumah.
33
Salah paham
34
Masalah masing-masing
35
Bahaya! (part 1)
36
Bahaya! (part 2)
37
Kelemahan Isabella
38
Pernyataan
39
Clue
40
Sinyal
41
Kembali
42
Tuan Shawn
43
Di pinjam Moa.
44
Isi buku
45
Olahraga
46
Bagaimana bisa?
47
Seminggu
48
Hubungan
49
Roosevelt
50
Was-was
51
Berbagi Cerita
52
Carnivora
53
Menjenguk ayah Mod.
54
Lempar batu
55
Minum
56
ANNOUNCEMENT!!
57
Mabuk
58
Darah dan Hybrid
59
Iri
60
Gembel atau penguntit??
61
Darah Densha
62
Mata yang sama?
63
Cerita Moa (Part 1)
64
Cerita Moa (part 2)
65
Chance
66
Traktir
67
Yakiniku
68
Siapa pelakunya? (Part 1)
69
Siapa pelakunya? (part 2)
70
Percaya
71
Awalnya (kutukan)
72
Makanan manis
73
Barrier
74
Kenangan
75
Keluarga Roosevelt (1)
76
ANNOUNCEMENT!!
77
Keluarga Roosevelt (2)
78
Collin's (1)
79
Collin's (2)
80
Mind
81
Tutup Mata
82
Centil
83
KRAKEN
84
Not a Bird!!
85
Mengikuti!
86
Luka
87
Salep
88
Nightmare
89
Black
90
Ketemu Daniel
91
Melindungi kepala seseorang
92
Identitas
93
Harusnya rahasia!!
94
Festival
95
Insang
96
Butiran
97
TRIBRID
98
Segerombol
99
Ujian susulan
100
Tandon Air
101
Perubahan sikap
102
I.M
103
Festival (H - 7)
104
Festival (H - 6)
105
Festival (H - 5)
106
Festival (H - 4)
107
Festival (H - 3) bag.1
108
Festival (H - 3) bag.2
109
Actually (?)
110
Festival (H - 2) bag.1
111
Festival (H - 2) bag.2
112
PART
113
Festival (H - 2) bag.3
114
Festival (H - 2) bag.4
115
Festival (H - 2) bag.5
116
Festival (H - 1)
117
Hari H (part 1)
118
Hari H (part.2)
119
Hari H (part.3)
120
Hari H (part.4)
121
Hari H (part.5)
122
MindLink
123
The Last
124
Author
125
Spesial Part!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!