Ancaman untuk Fuu!

Densha kesulitan tidur, ia memiringkan tubuhnya ke kanan, lalu kembali lagi ke kiri, begitu saja terus sampai tubuhnya terlilit selimut yang ia pakai.

Gara-gara ingat ciuman itu aku jadi tidak bisa tidur - Densha.

Pria itu duduk bersandar ke tempat tidur, mengacak-acak rambutnya sendiri, membayangkan ciuman pertamanya tadi sore, ia melirik ke bawah, ke arah Fuu, namun gadis itu sudah terlelap dalam tidurnya. Fuu benar-benar beradaptasi menjadi manusia, terjaga di siang hari dan tertidur di malam hari, Densha turun dari tempat tidur, mendekati Fuu yang tertidur lelap. Memandangi wajah gadis itu, tatapannya berhenti di bibir pink lembut milik Fuu.

"Astaga! Apa yang aku lakukan?" ucap Densha lirih, pria itu menampar wajahnya sendiri.

"Ingat Densha! Kau pernah di tendang hingga jungkir balik ketika berusaha menciumnya saat ia tertidur"

"Ya.. aku tidak ingin itu terjadi lagi" ucap Densha lirih, pria itu kembali ke tempat tidurnya dan berusaha untuk tidur namun sia-sia, matanya benar-benar tidak mengantuk saat ini.

.

.

.

.

.

.

"Mata Densha kenapa?" Tanya Fuu pelan, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Densha saat di meja makan.

"Tidak apa-apa" jawab Densha malas, pria itu tidak tidur semalaman, terdapat lingkar hitam di matanya.

"Apa terjadi sesuatu?"

Kaulah sesuatu itu!! - Densha.

Pria itu hanya menatap Fuu lalu meminum segelas susu yang ia tuang.

"Hari ini kau mau kemana?"

"Setiap hari Fuu di rumah" jawab Fuu, gadis itu sedang memakan ikan mentah di depan Densha.

Densha sendiri sudah terbiasa dengan kebiasaan Fuu yang menurutnya aneh itu. Anehnya pria ini tidak curiga atau merasa aneh pada Fuu, ia pikir mungkin Fuu berasal dari negri yang doyan makanan mentah, di lihat bagaimanapun juga sepertinya Fuu bukan orang negri ini, begitu pikir Densha.

"Keluarlah sesekali!"

"Kemana?"

"Oh, tidak! Kau jangan sampai berkeliaran sendirian! Aku tidak ingin kau hilang lagi seperti waktu itu!"

Fuu menganggukkan kepala pelan, lalu cepat-cepat ia menggelengkan kepala.

"Ada apa?"

"Jika pergi bersama Katrina bagaimana?"

"Boleh, tapi jangan hilang lagi!"

Densha berdiri dari duduknya lalu pergi mengambil tas sekolahnya.

"Aku berangkat!"

Fuu melambaikan tangan dan melanjutkan acara makannya. Sementara itu di balik jendela rumah Densha, ada seseorang yang mengintai mereka berdua.

"Ternyata benar, tuan muda menyembunyikan seorang gadis" ucap pria itu dan mengetik pesan di ponselnya. Kemudian pergi meninggalkan rumah Densha.

Sesampainya di sekolah, Densha sedang mencari-cari keberadaan Katrina, sudah beberapa hari ia tidak bertemu dengan gadis itu, ia ingin memintanya pergi menemani Fuu jalan-jalan.

"Moa, kau lihat dimana dia?"

"Tidak"

Moa memicingkan mata, mempertajam pengelihatannya.

"Eh! Itu dia!!" Tunjuk Moa yang melihat Katrina sedang mendengarkan musik, kedua pria ini menghampiri Katrina dan langsung duduk di depan gadis itu.

"Eh! Ada apa ini?"

Katrina melepas earphone yang ia pakai.

"Ini" ucap Densha dan menyerahkan kartu kredit nya.

"Apa ini?"

"Kau tidak pernah lihat kartu kredit?" Sindir Moa lalu tertawa.

"Ck! Aku tahu ini kartu kredit bodoh!! Maksudku untuk apa ini?"

"Tolong, ajak Fuu jalan-jalan. Dan belikan dia beberapa pakaian, termasuk itu...." ucapan Densha terhenti, pipinya bersemu merah.

"Itu??" Ucap Katrina dan Moa bersamaan, mereka berdua dibuat bingung oleh Densha.

"Pakaian dalam" jawab Densha cepat, ia langsung menutup mukanya karena malu.

Kyaaa!! Imut sekali!! - batin Katrina

Moa yang di sebelahnya juga langsung menutup telinga karena mendengar kata ghaib yang bisa merusak otak para lelaki normal. Katrina terkejut dengan perkataan Densha lalu dia tersenyum.

"Pakaian dalam?? Hahaha, sebetulnya aku juga ingin bertemu Fuu, aku ingin mengetahui sesuatu dari dirinya. Baiklah! Akan aku habiskan semua uangmu" kata Katrina tersenyum, gadis itu bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kedua pria yang tersipu malu.

"Hei, jangan kau habiskan!!"

"Baik, baik" teriak Katrina dari jauh.

"Hei bung, kau sebegitu sukanya pada Fuu?" tanya Moa penasaran.

"Aku tidak tahu, rasanya aku ingin dia tetap tinggal" ucap Densha tenang.

"Aku sangat bersyukur dengan kehadiran Fuu di kehidupanmu"

"Kenapa? Memangnya ada apa? Sampai kau senang begitu hah?!" Pria itu mulai kesal.

"Yaa.. aku pikir, kau tidak normal. Kau menyukaiku" jawab Moa polos, wajah Moa langsung memerah.

"Sudah sinting ya?" Celetuk Densha, memukul kepala Moa, "Mana mungkin aku menyukaimu, aku masih normal tahu"

"Ya, bagaimana lagi? Kau hanya dekat denganku selama ini! Bagaimana aku tidak merasa khawatir"

"Dasar tidak waras!!"

Densha meninggalkan teman gilanya itu, pergi kembali menuju kelasnya. Perlu di ketahui, Densha, Moa dan Lil adalah teman sekelas sedangkan Mod, Katrina dan Pil mereka di kelas yang berbeda, namun tidak ada siswa yang tidak mengenali Densha. Mereka tahu karena Densha adalah siswa yang di idolakan seluruh siswi di sekolah itu tapi mereka tidak tahu bahwa Densha adalah pewaris perusahaan ternama, bahkan Moa juga tidak mengetahui hal ini.

Katrina berlari menuju ruang penyimpanan alat olahraga di sekolahnya, memeriksa apakah dia benar-benar sendirian, gadis itu menutup pintu ruang olahraga dan menguncinya rapat. Menyandarkan tubuh di balik pintu, menenggelamkan wajah diantara dua lututnya yang tertekuk, jantungnya berdegup dengan kencang, matanya berkaca-kaca, ia tahu perasaannya pada Densha memang bukan perasaan biasa, gadis itu tertarik pada Densha, ia tidak tahu sejak kapan ia mulai menyukai pria dingin itu.

"Sial! Kenapa aku selemah ini!"

"Bagaimana bisa aku terjebak dalam situasi seperti ini?"

"Apa yang harus aku lakukan? Aku tahu dia menyukai Fuu!" Katrina mulai menangis, gadis itu bimbang. Perasaanya benar-benar kacau.

"Tunggu! Belum tentu Fuu menyukainya kan?"

gumam Katrina seorang diri.

"Ya, jika Densha tau wujud Fuu yang sebenarnya apa ia akan tetap menyukai Fuu?"

"Benar! Aku masih punya kesempatan!"

Katrina mengusap lembut pipinya, menghapus air mata yang mengalir tanpa seizinnya, menepuk-nepuk mukanya.

Memberikan semangat pada diri sendiri, bahwa gadis itu masih punya kesempatan. Ia tidak akan menyerah sebelum berjuang, ia tahu wajahnya tidak secantik Fuu namun Katrina merasa bahwa ia bahkan jauh lebih baik dari Fuu, dari segi manapun Katrina menganggap bahwa dirinya seratus persen lebih normal dari gadis yang tinggal bersama Densha.

****

"Katrina!!"

"Hai Fuu!!"

"Kau sudah lama menungguku?"

"Tidak, Fuu suka pergi bersama Katrina"

Ku mohon! Jangan sebaik ini! - Katrina.

Katrina menatap Fuu sedih, dia benar-benar tidak ingin menyakitinya namun ia juga tidak mau hatinya yang bakal tersakiti nantinya.

"Baiklah, ayo bersenang-senang!"

"Okay, baik"

"Haha.. cukup bilang 'okay' saja!"

"Okay"

Fuu tersenyum senang, ia tidak menyangka memiliki teman manusia akan sangat menyenangkan, awalnya ia berpikir bahwa semua kaum manusia itu jahat. Tapi tidak dengan Katrina ataupun Densha, mereka sangat baik pada Fuu, mungkin jika Fuu menunjukkan wujud aslinya mereka akan menerima Fuu dengan senang karena Fuu anak baik, begitulah yang di pikirkan oleh Fuu.

"Fuu"

"Apa?"

"Mau jalan-jalan ke pantai?"

"Pantai? Kenapa?"

"Tidak apa-apa, bagaimana kalau melihat matahari terbenam?"

"Katrina suka melihat itu?"

"Ya, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan padamu"

"Apa?"

"Kau akan tahu saat disana!"

"Kenapa harus disana?"

"Ayolah! Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu!"

"Okay, baik"

"Hanya 'okay'!! Ingat?"

"Okay" ucap Fuu lalu tersenyum.

Katrina menggandeng lengan Fuu, membawa gadis itu di ujung jembatan atas laut, biasanya jembatan ini digunakan oleh orang-orang untuk memancing di akhir pekan, ia meletakkan kantong belanjaannya di sisi lain jembatan itu, Katrina menatap Fuu bimbang, apa yang ia lakukan saat ini benar atau salah, pikirannya benar-benar buntu. Yang ia tahu adalah bahwa dengan membuat Fuu tidak berdaya akan memudahkannya mendekati Densha.

"Hei! Fuu!"

"Apa?"

"Maukah kau menunjukkan padaku siapa kau sebenarnya?"

Fuu terdiam, raut mukanya berubah, apa yang di inginkan Katrina darinya. Fuu menatap mata Katrina tajam, mata gadis itu menggambarkan bahwa ia sedikit membencinya.

"Apa maksud Katrina?"

"Ck! Kau bukan dari sini kan?"

"Aku tidak mengerti maksud..."

"Hentikan! Kau pikir dengan wujud mu yang sesungguhnya Densha akan tetap menyukaimu?!"

"Densha menyukai Fuu??"

"Cih! Kau bahkan pura-pura tidak tahu! Siapa kau sebenarnya?"

"Ini Fuu"

"Makhluk apa kau ini?"

"Fuu tidak ingin berbicara dengan Katrina, kenapa Katrina berubah?"

Fuu berjalan menghindari Katrina, walaupun ia tahu bahwa ia bisa melawan Katrina, namun bagaimanapun juga Katrina telah menemaninya selama ini.

"Hei! Aku belum selesai!" Menggenggam erat tangan Fuu, Katrina tidak membiarkan gadis itu pergi.

"Darah...." gumam Katrina lirih.

"Darah?"

"Luka dan lumuran darah di tubuhmu bagaimana bisa sembuh secepat itu? Dan.. dari awal aku sudah mencurigai mu, aku tahu kau bukan manusia!"

"Katrina...."

"Berisik!!"

"Eh! Apa yang Katrina lakukan?"

Katrina menabrakkan tubuhnya ke badan Fuu, membuat kedua gadis itu tercebur ke dalam air laut. Katrina ingin membuktikan bahwa Fuu memang bukanlah manusia seperti yang ia curigai selama ini, mata Katrina terus terfokus dengan perubahan tubuh Fuu yang menakjubkan. Kecurigaannya benar bahwa Fuu seorang putri duyung, gadis itu mencoba berenang ke permukaan, menuju daratan di dekatnya.

"Aku benar! Haha.. Aku benar" teriak Katrina bahagia.

Katrina sangat senang dengan apa yang di lihatnya, meskipun hari ini ia harus pulang dengan basah kuyup namun ia sangat puas karena rencana yang ia susun selama ini berjalan dengan baik, rencana untuk mengetahui identitas Fuu yang sebenarnya.

Fuu muncul ke permukaan, menyeret siripnya dengan susah payah. Menunggu sirip nya mengelupas secara alami, dan berubah menjadi kaki manusia, yah.. seperti biasa setelah dalam wujud duyung dan berubah menjadi manusia, tubuh Fuu akan telanjang dan berlumuran darah segar berkat proses pengelupasan sisik ikannya. Gadis itu menangis, menangis menahan sakit dan juga menangis menahan sesak di dalam dadanya, ia tidak tahu perasaan apa yang ia rasakan saat ini.

"Pakai ini!" Katrina melempar beberapa pakaian baru di samping Fuu, gadis itu duduk di sebelah Fuu yang sedang menangis.

"Kenapa kau menangis?"

"Bagaimana Katrina bisa melakukan hal seperti ini pada Fuu?"

"Hal seperti ini?"

"Apa yang Katrina inginkan dari Fuu?"

"Ck! Kau masih belum sadar juga? Aku ingin menunjukkan padamu siapa kau sebenarnya!"

"Fuu sudah tau siapa Fuu"

"Bukan! Kau tidak mengerti!! Kau tau? Aku bahkan sedikit jijik dengan wujud duyung mu"

"Katrina...."

"Apalagi jika Densha yang tinggal bersamamu itu tau siapa kau yang sebenarnya"

"Densha?"

"Ya.. aku sangat penasaran bagaimana reaksinya!"

"Tidak, tidak boleh"

"Apa? Kenapa? Cepat atau lambat aku harus memberitahunya kan? Bahwa dia tinggal dengan makhluk aneh!"

"Fuu tidak aneh!"

"Di dunia manusia! Kau itu aneh!"

Ya tuhan! Apakah benar yang aku lakukan ini? - Katrina

Hati Katrina merasa iba dengan gadis yang menangis di sampingnya itu. Namun ia telah di buta kan oleh egonya untuk mendekati Densha.

"Jangan..."

"Apa?"

"Fuu mohon, jangan beritahu Densha"

"Kenapa? Apa kau menyukainya?"

"Fuu tidak ingin Densha terluka"

"Jika kau tidak ingin dia terluka seharusnya kau pergi kan?"

"Fuu tidak bisa, Densha bilang dia takut Fuu hilang"

"Konyol sekali!"

Cih! Sial! Kenapa hatiku sakit ya? - Katrina.

"Lalu mau mu bagaimana?"

"Katrina.. Fuu mohon jangan beritahu apapun pada Densha"

"Okay, tapi kau jangan pernah berani mencintai Densha"

"Mencintai?"

"Ya, jika kau melanggarnya aku akan memberitahukan semua padanya bahwa kau bukanlah manusia!"

"Fuu tidak mengerti arti mencintai"

"Bagus! Kau tidak harus mengerti, mencintai artinya kau harus siap melihatnya terluka karena mu"

"Tidak! Tidak boleh!"

"Anak pintar" Katrina mengusap kepala Fuu pelan, ia tahu caranya ini sangat menyakiti Fuu. Bahkan Fuu sendiri tidak mengerti akan perasaannya, jadi sedikit menekan Fuu tidak masalah kan? Fuu tidak tahu bagaimana rasanya menyukai, mencintai dan kecewa, yang ia tahu hanya senang dan sedih, perasaan gadis itu masih sangat bersih.

.

.

.

.

"Aku pulang!"

Gadis itu menutup pintu dengan lesu, Fuu menundukkan kepalanya, ia tidak bisa menyembunyikan raut mukanya yang nampak bingung.

"Hei, kenapa lama sekali?"

"Mmm.. itu.. Fuu jalan-jalan sebentar"

"Ada apa?"

"Eh! Tidak ada apa-apa"

"Bagaimana jalan-jalan mu?"

"Fuu senang" Fuu menjawab dengan datar tanpa ekspresi senang.

"Berkata senang dengan wajah seperti itu?" Densha meraih muka Fuu, menatapnya dengan seksama, mencoba membaca mata gadis itu.

"Katakan padaku?"

"Apa?"

"Apa yang kau sembunyikan?"

"Ti.. Tidak! Tidak ada!"

"Fuu, aku tahu kau tidak bisa berbohong"

"Fuu sedang tidak berbohong"

Fuu mendorong tubuh Densha agar menjauh darinya, gadis itu berjalan menuju ke kamar Densha dengan beberapa kantong belanja di kedua tangannya.

Kenapa dia? - batin Densha.

Densha mengikuti Fuu ke kamar, melihat gadis itu melipat pakaian barunya dan menatanya ke dalam lemari milik Densha.

"Hei Fuu! Kau ini kenapa?"

"Maksud Densha?"

"Biasanya kau sangat ceria"

"Mungkin Fuu kelelahan"

"Apa kau habis menangis?"

Fuu terdiam, dia menghentikan aktivitasnya, tebakan Densha benar. Ia tidak tahu harus menjawab apa atau berekspresi bagaimana? Ia menoleh ke arah Densha sebentar lalu menundukkan wajahnya.

"Fuu, ingin bicara sesuatu"

"Apa?"

"Apa itu mencintai?"

"Kau dengar kata itu darimana?"

"Di jalan"

"Di jalan? Apa ada seseorang yang bilang mencintai mu?"

"Tidak!"

"Jawab dengan jujur!"

"Tidak!"

"Jika kau menyukai seseorang dengan amat sangat dan ingin selalu membuatnya bahagia, itu bisa di sebut mencintai"

"Apa mencintai bisa membuat seseorang terluka?"

"Tentu, cinta dan luka tidak bisa di pisahkan, tapi ketika dua orang saling mencintai, luka yang paling menyakitkan adalah pengkhianatan"

Fuu terkejut dengan kalimat Densha, ia faham betul arti dari pengkhianatan, kebohongan kecil saja sudah termasuk pengkhianatan. Katrina benar, jika Densha mengetahui wujud Fuu sebenarnya maka Fuu akan menjadi pengkhianat besar yang paling di benci oleh Densha.

"Apa Densha tidak bisa memaafkan pengkhianatan?"

"Apa maksudmu?"

"Tidak! Bukan apa-apa"

"Kau berkhianat?"

"Apa?! Tidak!"

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku kan?"

"Tidak!"

"Fuu..."

"Densha! Hentikan!"

"Apa? Sejak kapan kau.."

Cup!

Ciuman singkat mendarat di pipi Densha, membuat pria itu menghentikan kalimatnya. Densha terkejut dengan ciuman mendadak yang di berikan oleh Fuu.

"Hentikan! Fuu mohon"

"Kau??" Wajah Densha memerah.

"Maaf"

"Kenapa kau suka sekali mencium secara mendadak sih!" Densha memundurkan badannya agar tidak terlalu dekat dengan Fuu.

"Bukannya aku tidak suka! Hanya saja aku kan juga perlu persiapan!" Ucap Densha melanjutkan kalimatnya.

"Persiapan?"

"Ya! Jantungku ini akan berdebar dengan cepat saat kau melakukan hal-hal bodoh itu!"

Densha pergi meninggalkan Fuu di kamarnya, pria itu terlalu malu untuk berhadapan dengan Fuu.

"Berdebar?" Gerutu Fuu seorang diri, gadis itu menyentuh bagian dadanya tempat jantung berada, ia merasakan debaran yang kuat.

"Apa berdebar itu artinya bergerak dengan cepat seperti ini?" Gumam Fuu yang terduduk di atas tempat tidur Densha.

BERSAMBUNG!!

Jangan lupa Like 😘

Terpopuler

Comments

Abal42

Abal42

adooo Kartina ini jijik aq liatnya🥱🥱

2022-06-30

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

waduh gawatt 😟

2022-02-01

0

•A®MAN°

•A®MAN°

hi

2021-12-21

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 INI FUU!!
3 KATRINA (1)
4 KATRINA (2)
5 KATRINA (3)
6 Densha Libur
7 Satu kamar
8 Kunjungan bibi (part 1)
9 Kunjungan bibi (part 2)
10 Mencari Fuu
11 Tes DNA milik Fuu
12 Ancaman untuk Fuu!
13 Sisi lain (part 1)
14 Sisi lain (part 2)
15 Kemarahan Densha
16 15 tahun yang lalu (part 1)
17 15 tahun yang lalu (part 2)
18 15 tahun yang lalu (part 3)
19 15 tahun yang lalu (part 4)
20 Rumah
21 Cumi bakar & Donat
22 Hujan
23 Menjenguk Densha (part 1)
24 Menjenguk Densha (part 2)
25 Memori
26 Bimbang
27 Sekolah
28 Moa dan Fuu (part 1)
29 Jennie
30 Tingkah Jennie
31 Moa dan Fuu (part 2)
32 Pulang ke rumah.
33 Salah paham
34 Masalah masing-masing
35 Bahaya! (part 1)
36 Bahaya! (part 2)
37 Kelemahan Isabella
38 Pernyataan
39 Clue
40 Sinyal
41 Kembali
42 Tuan Shawn
43 Di pinjam Moa.
44 Isi buku
45 Olahraga
46 Bagaimana bisa?
47 Seminggu
48 Hubungan
49 Roosevelt
50 Was-was
51 Berbagi Cerita
52 Carnivora
53 Menjenguk ayah Mod.
54 Lempar batu
55 Minum
56 ANNOUNCEMENT!!
57 Mabuk
58 Darah dan Hybrid
59 Iri
60 Gembel atau penguntit??
61 Darah Densha
62 Mata yang sama?
63 Cerita Moa (Part 1)
64 Cerita Moa (part 2)
65 Chance
66 Traktir
67 Yakiniku
68 Siapa pelakunya? (Part 1)
69 Siapa pelakunya? (part 2)
70 Percaya
71 Awalnya (kutukan)
72 Makanan manis
73 Barrier
74 Kenangan
75 Keluarga Roosevelt (1)
76 ANNOUNCEMENT!!
77 Keluarga Roosevelt (2)
78 Collin's (1)
79 Collin's (2)
80 Mind
81 Tutup Mata
82 Centil
83 KRAKEN
84 Not a Bird!!
85 Mengikuti!
86 Luka
87 Salep
88 Nightmare
89 Black
90 Ketemu Daniel
91 Melindungi kepala seseorang
92 Identitas
93 Harusnya rahasia!!
94 Festival
95 Insang
96 Butiran
97 TRIBRID
98 Segerombol
99 Ujian susulan
100 Tandon Air
101 Perubahan sikap
102 I.M
103 Festival (H - 7)
104 Festival (H - 6)
105 Festival (H - 5)
106 Festival (H - 4)
107 Festival (H - 3) bag.1
108 Festival (H - 3) bag.2
109 Actually (?)
110 Festival (H - 2) bag.1
111 Festival (H - 2) bag.2
112 PART
113 Festival (H - 2) bag.3
114 Festival (H - 2) bag.4
115 Festival (H - 2) bag.5
116 Festival (H - 1)
117 Hari H (part 1)
118 Hari H (part.2)
119 Hari H (part.3)
120 Hari H (part.4)
121 Hari H (part.5)
122 MindLink
123 The Last
124 Author
125 Spesial Part!!
Episodes

Updated 125 Episodes

1
PROLOG
2
INI FUU!!
3
KATRINA (1)
4
KATRINA (2)
5
KATRINA (3)
6
Densha Libur
7
Satu kamar
8
Kunjungan bibi (part 1)
9
Kunjungan bibi (part 2)
10
Mencari Fuu
11
Tes DNA milik Fuu
12
Ancaman untuk Fuu!
13
Sisi lain (part 1)
14
Sisi lain (part 2)
15
Kemarahan Densha
16
15 tahun yang lalu (part 1)
17
15 tahun yang lalu (part 2)
18
15 tahun yang lalu (part 3)
19
15 tahun yang lalu (part 4)
20
Rumah
21
Cumi bakar & Donat
22
Hujan
23
Menjenguk Densha (part 1)
24
Menjenguk Densha (part 2)
25
Memori
26
Bimbang
27
Sekolah
28
Moa dan Fuu (part 1)
29
Jennie
30
Tingkah Jennie
31
Moa dan Fuu (part 2)
32
Pulang ke rumah.
33
Salah paham
34
Masalah masing-masing
35
Bahaya! (part 1)
36
Bahaya! (part 2)
37
Kelemahan Isabella
38
Pernyataan
39
Clue
40
Sinyal
41
Kembali
42
Tuan Shawn
43
Di pinjam Moa.
44
Isi buku
45
Olahraga
46
Bagaimana bisa?
47
Seminggu
48
Hubungan
49
Roosevelt
50
Was-was
51
Berbagi Cerita
52
Carnivora
53
Menjenguk ayah Mod.
54
Lempar batu
55
Minum
56
ANNOUNCEMENT!!
57
Mabuk
58
Darah dan Hybrid
59
Iri
60
Gembel atau penguntit??
61
Darah Densha
62
Mata yang sama?
63
Cerita Moa (Part 1)
64
Cerita Moa (part 2)
65
Chance
66
Traktir
67
Yakiniku
68
Siapa pelakunya? (Part 1)
69
Siapa pelakunya? (part 2)
70
Percaya
71
Awalnya (kutukan)
72
Makanan manis
73
Barrier
74
Kenangan
75
Keluarga Roosevelt (1)
76
ANNOUNCEMENT!!
77
Keluarga Roosevelt (2)
78
Collin's (1)
79
Collin's (2)
80
Mind
81
Tutup Mata
82
Centil
83
KRAKEN
84
Not a Bird!!
85
Mengikuti!
86
Luka
87
Salep
88
Nightmare
89
Black
90
Ketemu Daniel
91
Melindungi kepala seseorang
92
Identitas
93
Harusnya rahasia!!
94
Festival
95
Insang
96
Butiran
97
TRIBRID
98
Segerombol
99
Ujian susulan
100
Tandon Air
101
Perubahan sikap
102
I.M
103
Festival (H - 7)
104
Festival (H - 6)
105
Festival (H - 5)
106
Festival (H - 4)
107
Festival (H - 3) bag.1
108
Festival (H - 3) bag.2
109
Actually (?)
110
Festival (H - 2) bag.1
111
Festival (H - 2) bag.2
112
PART
113
Festival (H - 2) bag.3
114
Festival (H - 2) bag.4
115
Festival (H - 2) bag.5
116
Festival (H - 1)
117
Hari H (part 1)
118
Hari H (part.2)
119
Hari H (part.3)
120
Hari H (part.4)
121
Hari H (part.5)
122
MindLink
123
The Last
124
Author
125
Spesial Part!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!