15 tahun yang lalu (part 3)

Cuaca hari ini sedikit mendung, matahari tertutup oleh awan. Bunyi mobil berhenti di depan halaman rumah keluarga Mikaelson, yaahh.. itu adalah David, ia datang lebih cepat dari waktu yang telah di janjikan ke rumah Derick. Entah kenapa pria ini tidak bisa tidur setelah melihat penampakan asli sang putri duyung, ia selalu ingin kembali ke rumah Shanaz secepat mungkin.

Tok!

Tok!

Tok!

"Siapa sih pagi-pagi begini!" Isabella menuruni anak tangga dengan kesal. Gadis itu mengintip ke lubang pintu dan mendapati David sedang menunggu pintu di bukakan.

"Sial! Profesor tengik itu! Kenapa kakak ipar punya teman seperti ini sih? Dari wajahnya saja sepertinya dia bukan orang baik!" Gerutu Isabella.

KLAP!!

"Oh.. Halo!" sapa David basa-basi.

"Ada apa? Kenapa kau datang sepagi ini?"

"Wow, untuk gadis seumuran mu bukankah tidak sopan berbicara denganku seperti itu?" David menatap Isabella tajam.

"Terserah! Ada perlu apa?"

"Aku ada janji dengan Shanaz"

"Kakak ipar belum bangun! Pulang saja!"

"Aku bisa menunggunya di ruang tamu" David melangkah masuk melewati Isabella.

"Hei! Sekarang siapa yang tidak sopan?" Isabella berjalan mengikuti David, mengolok-olok pria itu di belakangnya.

"Dengarkan aku nona! Aku akan menunggu Shanaz di sini"

"Dasar tidak waras!"

"Jaga ucapan mu nona muda!"

"Cih!" Isabella berjalan pergi, meninggalkan David. Gadis itu pergi ke kamarnya lagi, ia sengaja tidak membangunkan kakak dan kakak iparnya, karena ia ingin memberi David pelajaran yang pantas ia terima.

Pukul 08.30

Derick meregangkan tubuhnya, pria itu terbangun, ia menatap Densha yang tertidur pulas sambil memeluk boneka kesayangannya, sedangkan istrinya tidur dengan menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut.

"Aku sayang kalian berdua!" Derick mengusap rambut puteranya, kemudian mengusap rambut Shanaz pelan.

"Jam berapa ini? Eh! Sudah siang!" Derick terkejut melihat jam di meja nakas nya.

"Sayang... ayo bangun!"

"Ehhmmm" Shanaz menggeliat meregangkan tubuhnya, namun tetap tidak bangun.

"Hei, sudah hampir jam 9 loh! Kau bilang ada janji dengan David jam 8"

"Hah! Jam 9???" Shanaz terlonjak kaget, ia membuka selimut yang menutupi dirinya dan buru-buru berlari ke arah kamar mandi, entah mandi atau tidak. Dalam sekejap ia sudah berganti pakaian, Derick yang melihat itu hanya menggelengkan kepala dan tersenyum.

"Apa?"

"Ada apa?" Derick bingung.

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri?"

"Tidak, bukan apa-apa!"

"Apa ada yang aneh di wajahku?" Shanaz menyentuh wajahnya.

"Tidak ada, kau cantik. Meskipun tidak mandi! Hehe" Derick tergelak senang.

"Apa?! Aku mandi tahu!!" Ucap Shanaz membela dirinya.

"Ya.. Ya.. ya sudah sana temui profesor David"

"Oke, aku titip Densha ya?"

"Baiklah.. Biar aku yang urus Densha hari ini!"

"Eh! Kau tidak ke kantor?"

"Tidak! Hari ini entah kenapa, aku hanya ingin bersama Densha"

"Wahh.. bagus lah" Shanaz mencium pipi Densha dan mencium pipi suaminya, lalu pergi keluar kamar menuju ruang tamu, menghampiri David yang tertidur di sofa dengan posisi duduk.

"Ehem!" Shanaz berdeham, ia mengepalkan tangannya di depan mulut.

David membuka mata perlahan, pria itu mengucek-ucek matanya, lalu menguap dan meregangkan tubuh.

"Astaga! Aku ketiduran!"

"Tidak apa-apa profesor, maaf saya kesiangan. Hehe"

"Apa Isabella tidak membangunkan mu?"

"Bella?"

"Dia yang membukakan aku pintu"

"Tidak, saya dan Derick baru saja bangun, Bella tidak datang ke kamar kami"

"Ck! Dasar perempuan sial!" David mendengus kesal.

"Maafkan dia profesor, Bella memang sedikit kekanak-kanakan"

"Ya.. lupakan tentang dia, bagaimana? Apa kita jadi meneliti hewan itu?"

"Profesor!! Sudah saya bilang mereka bukan binatang!"

"Haha.. Oke, maafkan aku!"

"Hemm"

"Bisa kita mulai?"

"Mari, silahkan ke kantor saya!"

Shanaz dan David menuruni anak tangga, menuju ke ruangan pribadi Shanaz. Bisa dibilang ruang penelitian, ia menyapa Nona duyung dan Fuu secara bergantian lalu memberi mereka makan ikan segar. Shanaz mencoba berbicara dengan Nona duyung menggunakan bahasa isyarat, ia menjelaskan bahwa David adalah temannya dan ingin membantu kehidupan duyung di lautan, Shanaz juga mengatakan pada Nona duyung bahwa ia ingin hidup berdampingan dengan mereka. Nona duyung menganggukkan kepala, dia setuju dengan Shanaz. Bagaimanapun juga sejauh ini keluarga Mikaelson sangat baik terhadapnya.

"Baiklah profesor! Nona duyung setuju"

"Oke, kita mulai dari mengambil sampel darah nya" David mengeluarkan jarum suntik dari tasnya, ia mendekat ke arah Nona duyung yang duduk di atas aquarium besar milik Shanaz. Bersiap untuk mengambil darah Nona duyung.

"Tenang! Tidak akan sakit, hanya sedikit" Shanaz memegang tangan Nona duyung, menenangkan Nona duyung yang terlihat sedikit tegang.

David mengambil cukup banyak darah milik nona duyung dan memindahkannya ke botol kaca. Nona duyung menatap Shanaz sedih, ia merasakan firasat buruk.

"Tenang, semua akan baik-baik saja" Shanaz meyakinkan nona duyung, ia melihat Fuu kecil yang sedang menatap David menuju ke meja kerja Shanaz.

"Fuu" Shanaz memanggil Fuu.

Duyung kecil itu berenang menuju ke permukaan aquarium, mendekat ke arah dokter Shanaz.

"Kemari sayang.. Duh! Anak pintar" Shanaz memeluk Fuu erat.

"Apa kau tumbuh dengan baik?" Shanaz mengusap rambut Fuu.

Fuu menganggukkan kepala pelan, lalu menatap wajah cantik Shanaz.

"Hei, kau bisa merespon ucapan ku? Profesor.. Anda lihat tadi?" Shanaz sangat senang melihat Fuu yang merespon kata-katanya.

"Ya.. aku melihatnya!" Kata David sambil tersenyum.

Binatang yang cerdas!! - David.

David melakukan pengecekan terhadap sampel darah milik nona duyung, ia menemukan hal luar biasa. Putri duyung mampu melakukan regenerasi sel dengan cepat, hanya dalam hitungan jam untuk luka robek yang bahkan termasuk kategori parah. Duyung-duyung ini dilahirkan dengan kecerdasan luar biasa, namun kekurangan mereka hanya satu. Putri duyung hanya bisa melahirkan seorang anak seumur hidupnya. Dan jika mereka melahirkan secara normal di usia mereka yang masih bekum cukup, mereka akan mati. Ibu Fuu termasuk beruntung karena bertemu dengan Shanaz yang membantunya melahirkan melalui operasi sesar.

"Regenerasi mereka sangat luar biasa!"

"Ada apa profesor?"

"Aku perlu meneliti mereka lebih jauh" David tersenyum menatap Shanaz.

"Apa tidak akan berbahaya bagi mereka?"

"Shanaz.. jangan khawatir, mereka akan baik-baik saja"

"Apa regenerasi mereka tidak mempengaruhi bagian tubuh lainnya"

"Aku rasa tidak, mereka dengan cepat membentuk sel-sel baru. Namun aku tidak tahu apakah mereka membentuk sel darah dengan cepat juga atau tidak" Wajah David terlihat bingung, seakan memikirkan sesuatu.

"Profesor mau minum apa? Biar saya ambilkan!"

"Apa saja! Jika ada kopi itu jauh lebih bagus!"

"Baiklah, saya akan ke atas dulu"

Shanaz pergi meninggalkan ruangannya, menaiki anak tangga. Wanita itu menuju dapur, ia membuatkan profesor David segelas kopi dan segelas teh untuk dirinya sendiri.

David melangkah menuju ke aquarium, ia memanggil nona duyung, agar muncul ke permukaan tempatnya berdiri.

"Akhirnya kau muncul?"

"Kemari, mendekat lah!"

Nona duyung berenang mendekati David, Fuu hanya melihat dari bawah air apa yang terjadi.

JLEB!

David menyuntik lengan nona duyung dengan kasar, ia mengambil banyak darah milik nona duyung. Fuu yang melihat ibunya kesakitan berenang ke permukaan dan menghantamkan siripnya tepat di wajah David, membuat David terpental dan terkejut kaget, tapi ia berhasil mendapatkan sampel darah nona duyung.

"Duyung keparat!"

David mengelap mukanya, ia merasakan perih karena ada goresan kecil di wajahnya akibat sabetan sirip Fuu.

Nona duyung memeluk Fuu erat, ia bersembunyi di sudut dasar aquarium, wajahnya terlihat sedih. Sedangkan Fuu kecil terlihat marah, David menuruni anak tangga dari atas aquarium menuju meja Shanaz lalu memasukkan sampel darah milik nona duyung yang ia ambil dengan paksa tadi ke dalam tas nya.

"Profesor?"

David terkejut dengan suara Shanaz yang tiba-tiba muncul dari balik pintu dengan membawa dua gelas minuman, melihat Shanaz muncul, nona duyung berenang ke arah depan dan memukul-mukul kaca aquarium. Fuu juga melakukan hal yang sama seperti ibunya.

"Mereka kenapa?"

"Aku tidak tahu!"

"Sepertinya mereka ingin mengatakan sesuatu, saya akan ke sana sebentar!"

"Tidak usah!" David mencegah Shanaz agar tidak mendekat ke aquarium.

"Aku mau minum!" Kata David mengalihkan pembicaraan.

"Baik, ini untuk anda!" Shanaz tersenyum menatap David.

"Terima kasih!" David meminum kopi yang di buatkan Shanaz, wajahnya pucat seolah menyembunyikan sesuatu. Dia memang menyembunyikan sesuatu.

"Pipi anda kenapa?"

"Ahh ini, tidak apa-apa. Aku kurang hati-hati saja!"

"Profesor ini bagaimana!" Ledek Shanaz senang.

"Anu.. Aku lebih baik pulang dulu, besok kita lanjut lagi. Bagaimana?"

"Baiklah.. Saya setuju!"

David meninggalkan rumah Shanaz dengan terburu-buru, ia menaiki mobilnya. Menuju ke laboratorium yang ia dirikan untuk dokter-dokter muda seperti Shanaz. Saat itu laboratorium sedang sepi, ia memiliki kunci cadangan sehingga membuatnya dengan mudah memasuki tempat itu.

Yahh!! Ayo kita lakukan uji coba sekarang! - David.

David mengambil beberapa hamster yang lumpuh, ia menyuntikan sampel darah milik nona duyung sedikit demi sedikit secara bergantian ke lima ekor hamster miliknya, kelumpuhan hamster ini berbeda-beda. Setelah menyuntikkan sampel darah, ia mengembalikan hamster-hamster itu ke dalam kandang dan menunggu bagaimana reaksi hamster itu. Setelah satu jam menunggu, semua hamster miliknya pingsan tidak sadarkan diri. David terkejut menatap para hamster miliknya, selang beberapa detik kelima ekor hamster itu bangun. Mereka berjalan-jalan dengan cepat bahkan bermain dengan roda putar di dalam kandang, David benar-benar di buat takjub dengan pemandangan ini. Ia hampir tidak bisa berkata-kata, sedikit darah duyung mampu menyembuhkan kelumpuhan hamster hanya dalam hitungan jam. Bagaimana jika ini di berikan untuk manusia, mungkin ia akan di kenal dengan sebutan Dewa. Bahkan hamster yang sekarat dan hampir mati bisa sembuh total seolah tidak pernah sakit sekalipun.

"Benar-benar mengagumkan!" gumamnya.

"Shanaz, kau menemukan harta karun yang sangat berharga!" David tertawa terbahak-bahak. Pria itu merencanakan hal buruk terhadap nona duyung.

.

.

.

"Hei, kalian kenapa?" Shanaz di buat bingung dengan tingkah nona duyung dan Fuu kecil.

Nona duyung berusaha menceritakan soal David yang mengambil darah nya dengan paksa, namun ia bingung bagaimana cara mengatakannya pada Shanaz, wajah Fuu terlihat sedih. Bibir gadis itu bergerak ingin mengatakan sesuatu namun tertahan.

"Ada apa?" Derick muncul di ruangan Shanaz lalu mendekat ke arah istrinya.

"Aku tidak tahu, mereka terlihat panik!"

"Kenapa? Sejak kapan mereka berontak seperti ini?"

"Baru hari ini"

"Fuu, sayang.. ada apa?" Derick mendekat meraih tangan kecil milik Fuu.

Fuu terdiam seribu bahasa, ia menatap wajah Derick lekat. Bibir kecilnya bergerak namun tidak mengeluarkan suara.

"Ada apa ini sebenarnya?" Derick panik dan bingung.

"Da.. vi..d.. Da.. vid" suara Fuu terdengar pelan, bahkan hampir tidak terdengar.

"APA??!!" Shanaz dan Derick berteriak bersamaan, mereka berdua saling menatap satu sama lain.

"Da.. vid.." Fuu menganggukkan kepala pelan.

"Astaga! Dia bicara!" Derick terbelalak tidak terpercaya.

"Ya, dia memang bicara" Shanaz tersenyum senang.

"Ada apa Fuu? Ayo katakan!"

"Da.. vid.. i.. ibu.."

"Ada apa David dengan ibumu?" Derick mengernyitkan dahi. Ia tahu Fuu saat ini tampak panik, namun Fuu tidak melanjutkan kata-katanya. Ia kembali masuk ke dasar aquarium lalu berenang memutar.

"Ada apa ini sebenarnya?"

"Aku juga tidak tahu sayang.."

Derick mengedarkan pandangan, menatap seluruh ruangan kerja Shanaz. Ia menatap sudut ruangan, Derick ingat bahwa ia pernah memasang CCTV di sana. Untuk melihat siapa saja yang masuk ke ruangan itu.

"Tunggu sebentar, aku akan mengambil laptopku"

Shanaz menganggukkan kepala menuruti suaminya, ia kembali ke meja kerjanya dan menatap nona duyung yang sedang sedih duduk di dasar aquarium. Derick kembali ke ruangan Shanaz menenteng laptop kerja miliknya.

"Kau mau apa?"

"Lihat disana!" Derick menunjuk ke arah CCTV di sudut ruangan.

"CCTV?"

"Ya, kita bisa tau apa yang terjadi. Rekaman itu pasti ada file dalam laptopku!"

Derick membuka laptopnya dan menyalakannya, ia mencari berkas-berkas rekaman tanggal hari ini yang tersimpan secara otomatis di laptopnya. Betapa terkejutnya mereka, ketika melihat video itu, mereka melihat David mengambil darah milik nona duyung secara paksa, bahkan mereka melihat bagaimana Fuu menghantam wajah David dengan sirip kecilnya.

"Jadi itu sebabnya wajah profesor terluka" gumam Shanaz pelan.

"Aku sudah curiga dengan David sejak awal!"

"Tunggu, jangan berpikir negatif dulu"

"Kenapa? Kau sudah melihat sendiri kan? Bagaimana cara David memperlakukan mereka, mulai dari memanggilnya binatang!" Derick marah-marah, nada suaranya meninggi memenuhi ruangan itu.

"Kita tidak tahu apa tujuan profesor itu kan? Jadi jangan mengambil kesimpulan seperti itu secara pribadi"

"Shanaz.. kau terlalu baik menyikapi seseorang!"

"Derick.. aku mohon, aku akan mengurus masalah ini"

"Aku tidak bisa memaafkan David" Derick mendengus kesal, ia pergi meninggalkan ruangan Shanaz.

"Derick, tunggu! Kau mau kemana?" Cegah Shanaz, ia mengikuti langkah suaminya.

"Tunggu! Derick berhenti!!" Shanaz berteriak, membuat Isabella dan Densha yang berada di ruang tamu terkejut.

"Hei, ada apa ini?" Isabella refleks menggendong Densha.

"Kakak, ada apa?"

"Tidak ada apa-apa!" Derick menahan emosi di kepalanya.

"Bella..."

"Iya?"

"Naiklah ke kamarmu, dan bawa Densha bersamamu! Jangan keluar kamar!" Perintah Derick tegas, Isabella mau tidak mau menuruti perintah kakaknya. Bagaimanapun juga saat ini Derick terlihat sangat marah dan tidak bisa di kendalikan, ia memilih menghindari kakaknya daripada ia ikut terseret ke dalam masalah Shanaz dan Derick.

"Papa.." Densha berusaha meraih Derick dengan tangan mungilnya.

"Hei! Tidak apa-apa, ayo main dengan kakak di kamar!" Isabella menepuk-nepuk punggung Densha pelan, menenangkan anak kecil itu. Derick menatap Isabella yang menaiki tangga menuju ke kamarnya, pandangannya terarah pada putera semata wayangnya.

"Sekarang, kau mau apa?" Suara Derick bergetar, menahan emosi.

"Aku akan berusaha bicara baik-baik dengannya"

"Tidak! Dia bukan orang baik!"

"Kenapa kau ini?"

"Kau yang kenapa? Jelas duyung itu lebih sensitif daripada dirimu! Mereka bisa merasakan mana yang berbahaya bagi mereka!" Derick membentak istrinya keras.

"Aku akan mencaritahu nya dulu sayang.."

"Tidak! Kau tidak mengerti, dari awal aku sudah punya firasat buruk dengan David"

"Derick.."

Aku tidak pernah melihat Derick semarah ini, apakah yang aku lakukan benar-benar salah? - Shanaz.

Bersambung!!

Jangan lupa Like 😘

Terpopuler

Comments

Abal42

Abal42

emosi kali gw ke si Shanaz ini Thor pengen kurobek mulutnya biar nurut aja😤😤😤

2022-06-30

0

na

na

suka banget 👍👍👍

2022-05-29

1

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

sangat salah❌

2022-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 INI FUU!!
3 KATRINA (1)
4 KATRINA (2)
5 KATRINA (3)
6 Densha Libur
7 Satu kamar
8 Kunjungan bibi (part 1)
9 Kunjungan bibi (part 2)
10 Mencari Fuu
11 Tes DNA milik Fuu
12 Ancaman untuk Fuu!
13 Sisi lain (part 1)
14 Sisi lain (part 2)
15 Kemarahan Densha
16 15 tahun yang lalu (part 1)
17 15 tahun yang lalu (part 2)
18 15 tahun yang lalu (part 3)
19 15 tahun yang lalu (part 4)
20 Rumah
21 Cumi bakar & Donat
22 Hujan
23 Menjenguk Densha (part 1)
24 Menjenguk Densha (part 2)
25 Memori
26 Bimbang
27 Sekolah
28 Moa dan Fuu (part 1)
29 Jennie
30 Tingkah Jennie
31 Moa dan Fuu (part 2)
32 Pulang ke rumah.
33 Salah paham
34 Masalah masing-masing
35 Bahaya! (part 1)
36 Bahaya! (part 2)
37 Kelemahan Isabella
38 Pernyataan
39 Clue
40 Sinyal
41 Kembali
42 Tuan Shawn
43 Di pinjam Moa.
44 Isi buku
45 Olahraga
46 Bagaimana bisa?
47 Seminggu
48 Hubungan
49 Roosevelt
50 Was-was
51 Berbagi Cerita
52 Carnivora
53 Menjenguk ayah Mod.
54 Lempar batu
55 Minum
56 ANNOUNCEMENT!!
57 Mabuk
58 Darah dan Hybrid
59 Iri
60 Gembel atau penguntit??
61 Darah Densha
62 Mata yang sama?
63 Cerita Moa (Part 1)
64 Cerita Moa (part 2)
65 Chance
66 Traktir
67 Yakiniku
68 Siapa pelakunya? (Part 1)
69 Siapa pelakunya? (part 2)
70 Percaya
71 Awalnya (kutukan)
72 Makanan manis
73 Barrier
74 Kenangan
75 Keluarga Roosevelt (1)
76 ANNOUNCEMENT!!
77 Keluarga Roosevelt (2)
78 Collin's (1)
79 Collin's (2)
80 Mind
81 Tutup Mata
82 Centil
83 KRAKEN
84 Not a Bird!!
85 Mengikuti!
86 Luka
87 Salep
88 Nightmare
89 Black
90 Ketemu Daniel
91 Melindungi kepala seseorang
92 Identitas
93 Harusnya rahasia!!
94 Festival
95 Insang
96 Butiran
97 TRIBRID
98 Segerombol
99 Ujian susulan
100 Tandon Air
101 Perubahan sikap
102 I.M
103 Festival (H - 7)
104 Festival (H - 6)
105 Festival (H - 5)
106 Festival (H - 4)
107 Festival (H - 3) bag.1
108 Festival (H - 3) bag.2
109 Actually (?)
110 Festival (H - 2) bag.1
111 Festival (H - 2) bag.2
112 PART
113 Festival (H - 2) bag.3
114 Festival (H - 2) bag.4
115 Festival (H - 2) bag.5
116 Festival (H - 1)
117 Hari H (part 1)
118 Hari H (part.2)
119 Hari H (part.3)
120 Hari H (part.4)
121 Hari H (part.5)
122 MindLink
123 The Last
124 Author
125 Spesial Part!!
Episodes

Updated 125 Episodes

1
PROLOG
2
INI FUU!!
3
KATRINA (1)
4
KATRINA (2)
5
KATRINA (3)
6
Densha Libur
7
Satu kamar
8
Kunjungan bibi (part 1)
9
Kunjungan bibi (part 2)
10
Mencari Fuu
11
Tes DNA milik Fuu
12
Ancaman untuk Fuu!
13
Sisi lain (part 1)
14
Sisi lain (part 2)
15
Kemarahan Densha
16
15 tahun yang lalu (part 1)
17
15 tahun yang lalu (part 2)
18
15 tahun yang lalu (part 3)
19
15 tahun yang lalu (part 4)
20
Rumah
21
Cumi bakar & Donat
22
Hujan
23
Menjenguk Densha (part 1)
24
Menjenguk Densha (part 2)
25
Memori
26
Bimbang
27
Sekolah
28
Moa dan Fuu (part 1)
29
Jennie
30
Tingkah Jennie
31
Moa dan Fuu (part 2)
32
Pulang ke rumah.
33
Salah paham
34
Masalah masing-masing
35
Bahaya! (part 1)
36
Bahaya! (part 2)
37
Kelemahan Isabella
38
Pernyataan
39
Clue
40
Sinyal
41
Kembali
42
Tuan Shawn
43
Di pinjam Moa.
44
Isi buku
45
Olahraga
46
Bagaimana bisa?
47
Seminggu
48
Hubungan
49
Roosevelt
50
Was-was
51
Berbagi Cerita
52
Carnivora
53
Menjenguk ayah Mod.
54
Lempar batu
55
Minum
56
ANNOUNCEMENT!!
57
Mabuk
58
Darah dan Hybrid
59
Iri
60
Gembel atau penguntit??
61
Darah Densha
62
Mata yang sama?
63
Cerita Moa (Part 1)
64
Cerita Moa (part 2)
65
Chance
66
Traktir
67
Yakiniku
68
Siapa pelakunya? (Part 1)
69
Siapa pelakunya? (part 2)
70
Percaya
71
Awalnya (kutukan)
72
Makanan manis
73
Barrier
74
Kenangan
75
Keluarga Roosevelt (1)
76
ANNOUNCEMENT!!
77
Keluarga Roosevelt (2)
78
Collin's (1)
79
Collin's (2)
80
Mind
81
Tutup Mata
82
Centil
83
KRAKEN
84
Not a Bird!!
85
Mengikuti!
86
Luka
87
Salep
88
Nightmare
89
Black
90
Ketemu Daniel
91
Melindungi kepala seseorang
92
Identitas
93
Harusnya rahasia!!
94
Festival
95
Insang
96
Butiran
97
TRIBRID
98
Segerombol
99
Ujian susulan
100
Tandon Air
101
Perubahan sikap
102
I.M
103
Festival (H - 7)
104
Festival (H - 6)
105
Festival (H - 5)
106
Festival (H - 4)
107
Festival (H - 3) bag.1
108
Festival (H - 3) bag.2
109
Actually (?)
110
Festival (H - 2) bag.1
111
Festival (H - 2) bag.2
112
PART
113
Festival (H - 2) bag.3
114
Festival (H - 2) bag.4
115
Festival (H - 2) bag.5
116
Festival (H - 1)
117
Hari H (part 1)
118
Hari H (part.2)
119
Hari H (part.3)
120
Hari H (part.4)
121
Hari H (part.5)
122
MindLink
123
The Last
124
Author
125
Spesial Part!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!