Mod, gadis bertubuh tinggi proposional, kulit kuning langsat, wajah manis dan bibir mungil menggoda. Kategori siswi cerdas dalam bidang olahraga di sekolahnya, banyak siswa laki-laki yang menyukainya (karena fisik).
Namun hati nya hanya tertuju pada pria dingin yaitu Densha, sifat Densha yang dingin dan misterius sangat membuat Mod penasaran dan ingin menaklukan pria tersebut dengan pesona yang dia miliki.
Tetapi kejadian kemarin membuat Mod sedikit malu untuk bertemu Densha lagi, apalagi gosip-gosip penolakan Densha berseliweran di seluruh sekolah, banyak yang menatap Mod rendahan. Padahal justru mereka yang lebih menyukai Densha tapi tidak berani mengakui perasaan mereka masing-masing, karena gadis setara Mod saja tidak mampu. Apalagi yang hanya mereka.
"Mod?" Sapa Lil saat berpapasan dengan gadis tersebut.
"Ada apa Lil? Dimana kembaran mu yang suka bergosip itu?"
Yahh.. Lil mempunyai kembaran, satu-satunya siswa kembar di sekolah ini. Nama kembarannya Pil, walau begitu si kembar ini sangat bertolak belakang, jika Lil sangat baik dan rajin maka Pil kebalikannya dari Lil.
"Anu... aku minta maaf jika saudariku..."
"Bukan kau yang salah!" Bantah Mod memotong pembicaraan Lil.
"........."
"Aku pasti bisa mendapatkan Densha! Lihat saja nanti!" Kata Mod percaya diri.
"Dan.. bilang pada saudari kembar mu itu! Jika dia menyukai Densha buktikan jangan hanya diam saja seperti pengecut!" imbuh Mod.
Di lain sisi Densha dan Moa berjalan melewati Mod dan Lil. Awalnya Densha tidak terlalu peduli dengan eksistensi mereka, namun pria itu menghentikan langkah kakinya dan berbalik mendekati Mod.
"Aduh! Sial!" Ucap Mod yang menutup mukanya dengan buku yang ia bawa. "Hei, Lil dia tidak kesini kan?"
"Sayangnya dia berjalan kemari" Bisik Lil dan menunjuk ke arah Densha datang.
"Hei Mod" sapa Densha mendekati Mod dan Lil.
"Oh! Hai Densha" sapa balik Mod dan menurunkan buku dari mukanya.
"Apa hari ini kau ada acara?" Tanya Densha tanpa basa-basi.
"Wow wow, setelah kemarin kau tolak. Kau mau mengajak Mod pergi kencan?" Celetuk Moa dan menggelengkan kepala.
"Berisik!" Jawab Densha dan menoleh ke arah Moa.
"Aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu Bro!"
Densha hanya menatap Moa, bingung bagaimana cara menjelaskan pada pria di sampingnya itu bahwa ia tidak bermaksud pergi kencan dengan Mod.
"Jadi bagaimana Mod?" Tanya Densha lagi, merasa belum ada jawaban dari Mod.
"Ahh.. ada, aku ada banyak waktu untukmu"
"Baiklah, aku tunggu sepulang sekolah di gerbang depan" ucap Densha dan pergi meninggalkan tempat Mod.
"Kau lihat Lil? Sudah kubilang cepat atau lambat aku akan mendapatkan Densha" kata Mod dengan sangat percaya diri lalu menyenggol bahu Lil.
"Ya.. selamat untukmu Mod!"
Moa mendengus kesal dan duduk di bangku, belakang tempat duduk Densha, dia sungguh tidak ingin berbicara apapun dengan Densha.
"Moa?" Sapa Densha.
"Moa sudah mati!" Jawab Moa kesal dan membuang muka.
"Ayolah Moa! Aku hanya ingin Mod menemaniku membeli beberapa pakaian" kata Densha menjelaskan tujuannya.
"Kenapa harus Mod? Jika hanya untuk menemani membeli beberapa pakaian aku juga bisa"
"Aku ingin membeli pakaian wanita" kata Densha lagi.
"Setelah kemarin kau tolak, sekarang kau ingin membelikannya pakaian?"
"Bukan untuk Mod" jawab Densha dan menyandarkan bahunya ke kursi.
"Lalu untuk siapa?"
"Kau tidak perlu tau!" Jawab Densha santai.
"Astaga Bro! Kau bukan seperti itu kan?" Moa terkejut, takut temannya ini memiliki kepribadian ganda.
"Dasar tidak waras! Mana mungkin aku melakukan hal itu" omel Densha dan memukul kepala Moa dengan buku.
"Aduh!" Menahan sakit, "Lalu untuk siapa? Kau kan anti wanita!!" cerocos Moa kesal dan benar ingin tahu.
"Kalau aku bilang untukmu? Kau mau apa?" Goda Densha tertawa dan mengedipkan sebelah mata kepada Moa.
"Kau benar-benar sinting Bro!" Ledek Moa ngeri memperhatikan Densha, tiba-tiba Moa merasakan merinding yang luar biasa di sekujur tubuh.
Ini tidak mungkin! Ini tidak mungkin! Sial! Kenapa pikiranku kemana-mana sih! - kata hati Moa.
.
.
.
.
.
"Tunggu!" Panggil gadis dengan rambut biru gelap sebahu.
Fuu terdiam dan berbalik, mengernyitkan dahi kepada nona di depannya.
"Namaku Katrina, kau siapa?" Katrina mulai mengulurkan tangan nya, ia ingin berkenalan dengan gadis aneh yang ia temui saat ini.
Fuu hanya diam, tidak menerima uluran tangan Katrina, berpikir sejenak dan memandang Katrina.
"Fuu" Jawab Fuu singkat.
"Fuu? Nama yang lucu" ucap Katrina tergelak tanpa suara, menarik uluran tangannya yang tidak dijawab oleh Fuu.
"Ada.. Apa?" Tanya Fuu terbata-bata.
"Kau bukan dari sini ya? Siapa kau sebenarnya?" Tanya Katrina dengan wajah jahilnya.
Fuu mundur, terkejut dan merasa dalam situasi yang berbahaya.
"Gggrrr!" Erang Fuu menatap tajam Katrina.
"Hei.. Hei.. Tenang, aku bukan orang jahat kok!" Kata Katrina dan mendekati Fuu, menangkap tangan mungil Fuu agar gadis cantik itu tidak lari.
GUBRAK!!!
Fuu menendang Katrina cukup kuat hingga membuat Katrina jatuh tersungkur beberapa meter dari tempatnya berdiri, meringis menahan sakit.
"Sial! Apa-apa'an kau ini!" Ucap Katrina kesal dan memegang sikunya yang terluka.
"Ggrr! Gggrr!" Fuu mengerang dan mendekati Katrina perlahan-lahan, memperhatikan Katrina yang menahan sakit.
"Apa yang kau lihat?"
"Puas?? Apa ini caramu berkenalan dengan orang! Dasar gadis bodoh!" Omel Katrina kesal, kemudian berdiri seolah tidak terasa sakit lagi.
"Fuu salah?"
"Apa?"
"Apa Fuu salah?"
"Tentu saja kau salah!" Teriak Katrina memaki-maki Fuu.
Katrina memperhatikan gadis aneh di depannya ini dan menghela nafas.
"Mau ikut aku?"
"Ke-ma-na??"
"Kita perbaiki penampilanmu, aku hari ini bolos sekolah dan aku tidak punya teman yang bisa aku ajak pergi. Mau pergi bersama?" Jelas Katrina panjang lebar.
Katrina membawa Fuu ke sebuah tempat perbelanjaan, disana dia memilihkan beberapa pakaian untuk Fuu, dia membeli dua mini dress tanpa lengan, beberapa kaos santai untuk dirumah, beberapa pasang pakaian dalam dan dua rok pendek selutut dengan warna yang berbeda, tidak lupa dia membelikan alas kaki atau sendal santai untuk di kenakan Fuu, walaupun dengan sedikit memaksa akhirnya Fuu mau memakai sendal yang di berikan Katrina.
Selesai berbelanja beberapa potong pakaian, Katrina membawa Fuu ke salon untuk merapikan rambut Fuu dan menyisirnya.
"Wow! Kau cantik sekali Fuu" kata Katrina riang dan memeluk Fuu.
"Can... Tik??" Tanya Fuu tidak mengerti.
"Cantik itu baik, maksudku kau memiliki wajah yang indah" jelas Katrina senang dan menggandeng tangan Fuu.
Gadis itu hanya tersenyum saja dengan perhatian yang di berikan Katrina padanya. Fuu merasa nyaman di dekat Katrina, seolah-olah sudah kenal lama.
"Kau lapar Fuu?"
"Lapar" Fuu menganggukan kepala pelan.
"Kita makan disana yuk! Itu restoran Jepang" tunjuk Katrina dan menarik tangan Fuu.
Sesampainya di restoran Jepang, Katrina memesan dua porsi sashimi, satu untuknya dan satu lagi untuk gadis asing yang dia temui di jalan.
"Apa?" Tanya Fuu singkat.
"Yang benar itu, apa ini? Begitu" Katrina menerangkan beberapa kata yang di ucapkan Fuu, agar Fuu bisa berbicara dengan baik.
"Ini sashimi, kita memang memakannya secara mentah" Jelas Katrina dan mengambil selembar daging ikan kemudian memakannya. Fuu menirukan gerak Katrina, gadis ini belajar dengan cepat.
"Nah begitu, bagus Fuu!" Kata Katrina senang.
Katrina terus memperhatikan Fuu, memperhatikan caranya bicara, cara dia berjalan yang begitu hati-hati, cara dia menggerakkan tubuhnya, dan ekspresi mukanya yang polos. Katrina mengantar Fuu sampai di depan rumah dan memberi salam perpisahan pada Fuu, Katrina memeluk Fuu.
"Hati-hati ya?" Kata Katrina, kata-kata Katrina barusan mengandung banyak arti yang tidak Fuu pahami.
"Katrina, sampai jumpa!" Ucap Fuu dan melambaikan tangan pelan kemudian tersenyum kecil.
Lucu sekali, masih sangat polos, lihat wajahmu itu! - batin Katrina, dan tersenyum melambaikan tangan pada Fuu, kemudian berjalan pergi meninggalkan rumah Fuu (lebih tepatnya rumah Densha)
***
(Sore Hari di pusat perbelanjaan)
Densha berjalan melihat-lihat beberapa pakaian wanita di depannya.
"Mod, pilih menurutmu yang paling bagus" perintah Densha pada gadis di sampingnya.
"A-aku??"
Densha hanya menganggukan kepala tanda setuju dan membiarkan Mod memilih beberapa model pakaian yang ia sukai.
Apa ini? Apa Densha ingin minta maaf padaku, atau ingin menjadikan aku pacarnya. Kenapa aku disuruh memilih pakaian yang paling bagus, dia mau aku pakai pakaian seperti apa ya? Ahh! Aku senang sekali, belum pacaran sudah di belikan baju, apalagi kalau sudah ya? - ucap Mod dalam hati kegirangan.
"Kau sudah selesai?" Tanya Densha dan memperhatikan Jam di tangannya.
"Kau tidak ingin melihatku mencobanya?" Tanya Mod balik.
"Untuk apa aku melihatnya?"
"Jika baju ini tidak cocok denganku bagaimana?" Tanya Mod sedih, berusaha tampil menggemaskan di depan Densha.
"Aku tidak peduli"
"Wah, kau begitu sukanya padaku ya? Sampai kau tidak peduli pakaian apapun yang aku pakai, kalau begini kenapa kemarin kau menolak'ku?" Ucap Mod malu-malu dan tersenyum manis.
"Apa?" Densha terlihat bingung. "Kau dan Moa sama saja!" Kata Densha lagi dan membawa semua pakaian yang di pilih Mod ke kasir.
"Apa maksudmu? Mengajak seorang gadis berbelanja bukankah itu artinya kau menyukaiku?" Tanya Mod penasaran, berlari mengikuti Densha.
"Hah..." Densha menghela nafas panjang. "Dengar Mod, aku memintamu memilih beberapa baju ini bukan untukmu, ini untuk orang lain, aku meminta bantuan'mu karena sepertinya ukuran tubuhmu dan dia sama, mungkin lebih tinggi kau dibanding dia. Dia sungguh pendek"
"DIA??" teriak Mod keras, seolah tidak percaya apa yang di katakan Densha.
"Kecilkan suaramu!" Perintah Densha dan membayar belanjaannya ke kakak kasir.
"Dia siapa?"
"Bukan siapa-siapa" jawab Densha.
"Laki-laki bodoh!" Maki Mod dan mendorong tubuh Densha.
"Ayolah Mod! Aku tidak bilang ini kencan kan? Aku tidak menyukaimu, kita hanya sebatas teman!"
Wajah Mod memerah mencoba untuk tidak menangis namun gagal. Dia tidak bisa menahan rasa sakit hatinya, dia sadar memang dialah yang terlalu berharap cinta dari Densha yang dia sudah tau bahwa sulit untuk mendapatkannya.
"Jangan menangis, jangan membuatku malu disini!" Kata Densha menatap Mod tajam.
"Kau bodoh!" Kata Mod, pergi berlari meninggalkan Densha sendiri.
"Kurasa, besok aku harus minta maaf padanya"
Sampai di lantai bawah, Mod celingak-celinguk menoleh ke belakang mencari sesuatu namun tidak ketemu.
"Sial! Kenapa dia tidak mengejar'ku?" Gerutu Mod kesal, mendapati bahwa Densha tidak mengikutinya.
"Dasar buku tidak berguna, katanya jika wanita menangis kecewa di depan pria yang disukai dan berlari pergi, pria itu akan mengejar si wanita. Ini apa? Bahkan mungkin sekarang Densha sudah pulang!" Mod memukul-mukul buku yang dia bawa di dalam tas dan membuang buku itu ke tong sampah.
"Sia-sia aku mengeluarkan air mata!" Ucap Mod dan mengusap kedua matanya.
Percayalah Mod tidak benar-benar menyukai Densha, mungkin hanya rasa ingin memiliki agar di pandang takjub seisi sekolah.
***
"Aku pulang" Densha membuka pintu rumah dengan membawa beberapa tas kantong berisi pakaian untuk Fuu.
"Densha?"
"Fuu? Itu kau?" Tanya Densha tidak percaya.
Melihat Fuu memakai mini dress berwarna kuning tanpa lengan, rambut tertata rapi, membuat Fuu nampak cantik dan imut. Dan yang paling membuat Densha terkejut adalah, luka di sekujur tubuh Fuu menghilang tanpa bekas. Karena yang Densha tau, saat dia menemukan gadis itu, di tubuhnya penuh luka. Kini kulit Fuu putih bersih seakan tidak pernah mengalami luka pada kulit sama sekali.
"Darimana pakaian itu?" Tanya Densha heran.
"Ini? Katrina" jawab Fuu singkat dengan wajah lugu.
"Katrina? Siapa itu Katrina?" Tanya Densha lagi dan berjalan ke sofa ruang tamu, menjatuhkan tubuhnya di atas sofa dan melepas sepatunya.
"Katrina bilang dia teman Fuu"
Densha memandang Fuu lekat dan mendekatkan tubuhnya ke arah Fuu, memandang mata gadis itu.
"Kalau dia bilang dia ibumu, kau akan percaya?" Densha menunjukkan wajah marah.
Fuu menggelengkan kepala tanda tidak setuju dengan ucapan Densha.
"Dengar! Jika kau di beri sesuatu oleh orang asing, harusnya kau tolak! Bagaimana jika orang asing itu berbahaya!!" Teriak Densha marah-marah, memaki Fuu.
"Katrina bilang dia bukan orang jahat"
"Sudah berani menjawab ya?" Ucap Densha sinis. "Fuu! Tidak ada orang jahat yang akan mengaku dirinya jahat!"
"Maaf" kata Fuu pelan dan menatap Densha sedih.
"Belajar darimana kata itu?" Sindir Densha melepaskan tangannya dari bahu Fuu.
"Katrina yang ajarkan"
"Katrina? Aku jadi penasaran siapa itu Katrina!"
"Dia baik, dia mempunyai ba... ju... seperti Densha" terang Fuu masih sedikit kurang lancar dalam berbicara.
"Baju?" Densha terkejut, "Baju sekolah ini?" Tanya Densha lagi.
Fuu menganggukan kepala dan menunjukan semua pakaian yang di belikan Katrina, termasuk sendal baru miliknya.
Kenapa aku buang-buang uang untuk membelikannya pakaian? Jika sudah ada malaikat Katrina yg bahkan tidak aku ketahui membelikan Fuu sebanyak ini - Densha.
"Densha?"
"Hemm??" Jawab Densha tanpa menoleh ke arah Fuu.
"Ini apa?" Tanya Fuu, "dan ini juga apa? Bagaimana cara Fuu memakai ini?" Tanya Fuu sekaligus.
"YA TUHAN!!" Densha menutup mata, "Singkirkan itu dari pengelihatan ku!" Perintah Densha, wajah pria itu memerah seperti tomat.
Fuu kebingungan dan memasukkan barang yang dia pegang ke dalam tas kantong lagi, sambil menatap Densha yang bingung.
Astaga! Jantungku! Gadis ini benar-benar ingin aku mati terkena serangan jantung atau bagaimana? Bisa-bisa nya dengan wajah polos seperti itu menenteng celana dalam dan Bra di depanku, menanyakan ini apa dan bagaimana cara memakainya? Sungguh tidak waras! - Densha
Pria itu mengomel di dalam hati, wajahnya semakin memerah, mengutuk diri sendiri, dia benar-benar sudah kehilangan mata sucinya.
BERSAMBUNG!!
Halo, Terima kasih sudah membaca! silahkan Like, komentar, favorit, rating dan Share. Dukungan dari kalian sangat berarti bagi saya 😘🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Akatsuki _2x
Bener
2023-07-15
0
Dianatino
ngakak baca ceritanya,dari dulu suka sama mermaid jadi pas liat ni novel langsung gercep deh😄
2022-10-22
0
Siska Feranika
Pertama kali baca tentang mermaid 😃😃😃😃
2021-10-12
0