Sebelum baca cuman mau ingatin ya teman-teman, di Like dulu oke 🥰
Jangan sinder 😘😘
🌹 Happy Reading 🌹
"cikh, pria memang tidak ingin di salahkan." Umpatnya kesal.
"Sudahlah Mah, selama Aiden tidak menyakiti istrinya, maka biarkan saja dia berbuat apa maunya, nanti pasti jika menang sudah waktunya dia akan membicarakan hal ini sama kita, percayalah," ujar Arnon menenangkan istrinya.
Stella yang mendengar Arnon lagi-lagi membela sikap Aiden yang seperti itu kini langsung naik pitam, "kamu itu ya Pah, bukanya anaknya di tegur malah di dukung, sudah jelas-jelas tau jika wanita itu hanya di siksa sama Aiden, malah di biarkan, memang capek ngomong sama Papah, mending Mamah pergi tidur aja! Papah tidur di luar aja!" Seru Stella yang langsung melangkah keluar dari ruang kerja Arnon.
"Mah, jangan begitu dong," sahut Arnon yang berlari mengejar istrinya itu. Sebelum dirinya dikuncikan pintu dan tidur di luar.
***
Keesokan harinya, di pagi hari Aiden dan Freya terbangun karna suara ketukan pintu dari Santi yang mengatakan jika ada suster yang datang untuk membuka infus Freya.
Dan setelah infusnya di buka, suster tersebut langsung pamit untuk segera pergi ke rumah sakit.
Freya mulai menjalankan tugasnya sebagai istri yang baik untuk Aiden, "Dear, pakaianya udah aku siapkan ya," teriak Freya pada Aiden yang masih di dalam kamar mandi.
Ckleekkk, Aiden membuka pintu kamar mandi dan keluar dengan hanya menggunakan handuk yang melingkar saja di pinggangnya.
Cuppp, Aiden memberikan kecupan selamat pagi untuk istrinya itu, "Sayang, aku gak suka kamu teriak-teriak kaya gitu ya, kamu itu perempuan," seru Aiden yang tidak menyukai hal itu.
Cuupp, Freya membalas kecupan Aiden itu dengan lembut, "good morning My Dear yang pagi-pagi udah marah aja," sindir Freya dengan manis.
Aiden hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap Freya yang sudah berani membalasnya. Dan dia memilih untuk segera memakai pakaianya untuk segera bergegas ke Kantor.
Freya mengitari pandanganya ke sekeliling, "Dear, kapan kamu mau membuka pintu kamar ini? Aku ingin memasak untuk mu," seru Freya yang merasa bosan di kuruung di dalam kamar oleh Aiden.
"Tidak perlu masak ya sayang, sudah ada Santi, aku tidak mau tanganmu rusak hanya karna bersentuhan dengan bumbu dapur, itu bukan tugasmu sayang, please," balas Aiden, dengan membelai rambut Freya.
"Tapi kan Dear, melayani suami itu memang tugas istri, lalu aku ada untuk apa?" Elak Freya yang masih belum mengerti dengan sikap suaminya.
"Dulu aku kerja uangnya hanya untuk berfoya-foya, dan sekarang aku bekerja hanya untuk menjadikanmu seorang Ratu, aku gak mau kamu berhubungan dengan dapur, dengan cucian, dengan bau-bau apapun itu, aku gak mau merusak tangan dan tubuhmu hanya karna menikah dengan ku, tugasmu sekarang hanya satu belajar mencintaiku, itu saja." Ujarnya serius menatap mata istrinya.
Lagi dan lagi Freya bagaikan seorang Ratu di rantaikan emas yang begitu mengikat dirinya.
Dendam dam cinta yang begitu menyakitkan, dia ingin berusaha untuk mencintai Aiden, namun dendam kematian orang tuanya sangat begitu menyakitkan, ini sulit menyatukan Cinta dan Benci yang bagikan air dan api yang sangat sulit di pasangkan.
"Freya, kamu istriku kan." Seru Aiden lagi yang melihat Freya tidak menanggapinya.
"Freya kamu istriku kan, iya kamu adalah istriku, kamu adalah Nyonya Lesham ku,"lirihnya lagi pelan. Memandang wajah istrinya yang tersenyum kaku kepadanya.
"You Are My Wife Freya, lupakan masa lalu ya, kita bukan musuh, kita suami istri," ucapnya berkali-kali mengingat bahwa Freya adalah istrinya.
"Iyah, aku adalah istrimu, kita suami istri bukan musuh," balas Freya menjawab Aiden agar berhenti mengucapkan hal tersebut berulang-ulang.
Aiden merasa puas dengan jawaban istrinya itu, diantidak tau mengapa hatinya rasanya sangat gembira dengan ungkapan Freya yang mengatakan jika dia adalah istrinya.
"Katakan sekali lagi sayang," pintanya agar Freya mengatakanya lagi.
"Aku istrimu, aku adalah Nyonya Lesham, istri dari Tuan Aiden Lesham." Ucap Freya lagi.
Sontak saja Aiden lamgsung memeluk tubuh istrinya dengan sangat erat, "terima kasih sayang, terima kasih, iya You Are My Wife, You Are My Wife, now and forever, selamanya kamu adalah istriku dan aku adalah suamimu kita akan selamanya, selamanya sayang." Serunya benar-benar merasa sangat bahagia.
Freya merasa hatinya dan kehidupanya benar-benar di ikat sempurna oleh cinta dan keposesifan dari Aiden. Ingin lepas tapi dia tidak mempunyai caranya, ingin bersama namun hatinya masih sangat sakit mengingat pembantaian orang tuanya.
Tangan yang membelainya saat ini, tangan yang menopang dan berjanji memberikanya kebahagiaan ini merupakan tangan yang sama yang membunuh orang tuanya, tangan yang sama yang menghancurkan kehidupan, tangan yang sama yang membuat impiannya hancur berantakan.
"Ya udah sekarang kamu siap-siap ya, udah jam 7, kamu bilang nanti ada meeting kan," seru Freya, yang memilih untuk mengakhiri pikiranya sendiri.
Dan lagi jika Aiden keluar dia berharap bisa sedikit menghirup udara bebas karna akan keluar dari kamar.
"Baiklah, Nyonya Lesham, suamimu ini akan segera bersiap-siap." balasnya sambil kembali mengenakan pakaianya.
Dan tak lama kemudian, ada seseorang yang mengetuk pintu kamar mereka.
Tokk,,tokk,,tok, Aiden dengan segera membuka pintu kamar dengan menggunakan sidik jarinya.
Dan itu yang membuat Freya sulit bergerak untuk kabur membuka pintu itu.
Ckelleekkk Pintu itu terbuka dan menampilkan sosok Santi di luar.
"Ada apa Santi?" Tanya Aiden ketus.
"Itu Tuan, di luar ada dua wanita yang sedang mencari Tuan di luar." seru Santi dengan sopan.
"Suruh mereka tunggu!" Balas Aiden lagi, dan langsung menutup pintu kembali.
Freya memeluk tubuh Aiden dari belakang, "My Dear, aku gak suka sama Santi kayanya dia suka sama kamu deh," seru Freya dengan wajah cemberutnya.
Aiden kembali tersenyum menanggapinya, "kamu cemburu sayang? Aku senang banget loh kalo kamu cemburu, itu tandanya kamu sudah mau berusaha untuk mencintaiku," sahut Aiden lagi.
"Gak cemburu My Dear, hanya saja ini replek," elaknya jika di katakan cemburu pada Santi.
"Ya,ya,ya, kamu hanya replek sayang dan aku tau itu," balas Aiden yang semakin gencar menggoda Freya.
"Ya udah, sekarang aku pergi kerja dulu ya sayang, cuuupppp," pamitnya mengecup kening istrinya.
"Oh iya, aku bisa membebaskan kamu untuk bermain di ruang tamu ataupun di ruang keluarga, aku juga sudah menyiapkan ruang khusus untukmu melukis, aku tau kamu bosan kan, aku menyiapkan segala kebutuhanmu di sini sayang, dan oh ya jangan pernah berpikir untuk kabur, karna di luar dan di bawah aku menempatkan 100 pengawal yang akan menjaga setiap pergerakanmu, dan lima khususnya akan berada di dalam sini," Ujar Aiden dengan santai.
Deggg jantung Freya rasanya ingin sekali melompat dari gedung apartemen ini.
Bagaimana bisa dirinya di jaga oleh begitu banyak Pengawal. Dia benar-benar sudah bagaikan seoarang narapidana.
Aiden membuatnya bahagia dengan mengizinkanya melukis kembali, lalu di jatuhkan kembali dengan rantai keposesifanya, membuat Freya hanya bisa menghela nafasnya panjang menunggu keajaibam Tuhan yang datang untuk membebaskanya.
To be continue aja ya 😘
Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal 😭*Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya**😘😘 *
Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh 😭😭😭
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
Follow IG Author @Andrieta_Rendra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
𝑐𝑖𝑛𝑑𝑦 𝐴𝑛𝑒𝑙𝑖𝑎
𝖳𝗁𝗈𝗋 𝖳𝗈𝗅𝗈𝗇𝗀 𝗅𝖺𝗁 𝖴𝗉𝖽𝖺𝗍𝖾 𝗄𝗂𝗌𝖺𝗁 𝖦𝗂𝖿𝗋𝗂𝗇 𝖳𝗁𝗈𝗋 𝖺𝗄𝗎 𝗆𝗈𝗁𝗈𝗇 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖾𝗋𝗂𝗇 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝗎𝗃𝖺𝗇 𝖠𝗎𝗍𝗁𝗈𝗋 𝗉𝗅𝖾𝖾𝗌𝗌𝗌𝗌𝗌😭🙏🙏🙏
2022-10-14
0
Nofriyanti Vivi
sama aja sprti tahanan..g tenang,tp suami jahat telh mmbnh keluarganya,g pantas
2022-09-26
0
Mam ann
bayangin pengawal 100 kyk mana ya thor🤣
2022-03-29
0