🌹 Happy Reading 🌹
Stella membiarkan Freya tertidur di kamarnya, lalu dia sendiri beranjak pergi ke ruang keluarga dan tak lama kemudian datangkah Arnon yang baru saja datang dari turkey, dari perjalanan bisnisnya.
"Sayang dimana Aiden?" tanya Arnon, karna tadi Stella sempat menelponya dan memberitahukan apa yang terjadi.
"Dikamarnya, Pah," balas Stella dengan lesuh.
Lalu dia berdiri menatap wajah suaminya yang menahan emosi.
"Pah, aku sudah bilang jangan pernah izinkan Aiden untuk terjerumus di dunia hitam, tapi kenapa kamu tidak pernah ingin mendengarku, dan kamu lihat sekarang! Anak kita, sampai melukai harga diri seorang wanita, apa yang harus kita lakuka sekarang untuk menghadapi anak itu," seru Stella yang merasa tidak sanggup untuk menghadapi putranya.
Arnon langsung memeluk tubuh istrinya yang tengah menangis itu, "Papah akan bicara denganya Mah, tenanglah," balas Arnon dengan mengecup singkat kening istrinya dan meninggkanya sebentar untuk mendatangi Aiden di kamarnya.
Tokk,,tookk,,tokk, Arnon mengetuk pintu kamar putranya itu namun tidak ada jawaban sama Sekali.
Ckelllkkk Arnon membuka pintu kamar Aiden, namun sama sekali tidak ada orang di dalamya.
"Kemana anak ini," gumam Arnon sambil berpikir, lalu dia segera melangkahkan kakinya pergi ke kamar pribadinya yang di tempati oleh Freya tadi.
Ckellkk, Arnon kembali membuka pintu kamarnya dan mencari sosok Freya di dalamnya, Namun nihil Aiden berhasil membawanya kabur sebelum orang tuanya bertindak duluan.
"Anak ini benar-benar ya," umpat Arnon yang kini memijat keningnya pusing dengan kelakuan putranya.
Sedangkan di sisi lain, Aiden kini tengah mengikat tangan Freya dan juga melakban mulutnya agar tidak bersuara.
"Hitto aku mau besok kamu siapkan dokumen pernikhaan ku dengan Freya, tidak perlu ada acara pemberkataan, karna aku tau dia tidak akan mau mengucapkan janji itu, just tanda tangan dokumen saja, aku mau pagi ini suratnya sudah ada dan bawa ke apartemenku, apa kamu paham," perintahnya di telpon pada Hitto.
"Baik Tuan, akan segera saya persiapkan," balas Hitto di ujung panggilan sana.
Dan setelah itu Aiden memutuskan panggilanya dan melirik sekilasa ke arah Freya yang kini mengalihkan pandanganya ke arah lain.
"Kamu istriku sekarang, dan aku suamimu, hargai aku sebagaimana mestinya," ucap Aiden yang sontak membuat Freya membulatkan matanya sempurna.
Aiden yang tau jika Freya ingin bicara, kini melepaskan lakban penutup mulutnya itu dengan perlahan. "Aku rasa kamu belum tau aku siapa, dengan pekerjaanku maka berkas itu akan batal aku jamin itu Tuan Aiden yang terhormat." Ancamnya yang sepertinya lupa siapa pria yang berada di hadapanya ini.
"Hahhahaha, sayang kamu jangan membuatku tertawa ya,hahahaha Freya,,Freya, Aku sangat tau jelas siapa dirimu. Kamu adalah Freya Giovano Lesham, istri dari Aiden Giovano Lesham, ibu dari anak-anak ku kelak, benarkan," jawab Aiden dengan asal.
Freya tersenyum menatap ke arah Aiden yang begitu bangga telah menjadi suaminya, "aku akan menghukumu Tuan Aiden yang terhormat," balasnya penuh keyakinan.
"Aku akan menunggu saat itu Nyonya Aiden," balas Aiden santai.
Freya hanya mampu menatap Aiden dengan tajam, berharap jika matanya itu bisa mengeluarkan sihir agar bisa mencairkan otak bodoh pria di sebelahnya ini.
Aiden mengarahkan mobilnya ke arah Apartemen miliknya yang berada jauh dari Mansion utama. Dia mengendong tubuh Freya masuk ke dalam.
"You are my wife baby." Ucap Aiden penuh penekanan.
Freya tertawa mendengar itu dan mengarahkan wajahnya tepat di hadapan Aiden, "I'am not Your Wife but me Is Your Enemy," tegas Freya dengan lantang.
"Aku tidak akan pernah menerima sebuh pernikhaan bersamamu yang merupakan pembunuh orang tuaku cuihhh," bentak Freya kembali meludai Aiden yang hanya mengenai bajunya.
"Jika kamu tau orang tuamu mati karna ku, maka besikaplah baik agar kamu tidak mati mengenaskan seperti mereka," jawanb Aiden dengan santai.
Freya tidak habis pikir dengan apa yang sedang di pikirkan oleh pria ini. Bahkan keputusanya untuk memberitahu Aiden tentang kematian orang tuanya saja, Freya bisa melihat raut wajah Aiden yang sama sekali tidak ada menunjukan rasa bersalahnya terhadap keluarga Freya.
"Aiden kamu memanglah manusia biadab, bahkan tidak sedikitpun aku melihat rasa bersalah di dalam hatimu untuk keluargaku, apa kamu gila ha ?" tanya Freya lagi yang menyatakan tentang kedudukan Aiden yang tak lebih hanyalah seoarang Dewa kematian.
"Aku rasa kamu perlu memeriksakan dirimu itu, agar bisa tau sampai mana tinggi jiwa Osychopat mu itu Aiden." Ungkapnya lagi.
Aiden tersenyum dan lalu memeluk tubuh Freya dengan sangat erat. " aku bukan Psychopat Baby, aku hanya Mafia baby, Jush Mafia," Bisiknya pelan di telinga Freya.
"Aku tidak perduli kamu siapa, yang jelas lepaskan aku sekarang juga." Bentaknya kasar.
"Tidak sayang, aku tidak akan pernah melepaskanmu walau kematianmu aku akan terus mengurung mu di sini," ancam Aiden dengan tegas.
To be continue.
*Jangan lupa sedakah Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya**😘😘 *
Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh 😭😭😭
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
Follow IG Author @Andrieta_Rendra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
RhositaSimpel Simpel
she Aiden emng bnr"sakit jiwa nih kayanyahh hadehh gtuh amatt yah Aiden"
2022-11-22
0
HR_junior
Aiden mng bener2 gila
2022-10-19
0
Nila
astaga aiden kamu bener2 edan
gak ada takut2 nya sama ortu juga
2022-01-26
0