Sebelum baca cuman mau ingatin ya teman-teman, di Like dulu oke 🥰
Jangan sinder 😘😘
🌹 Happy Reading 🌹
Butuh waktu hingga 20 menit sampai dokter datang ke Apartemen Aiden.
"Mengapa kamu lama sekali! Apa kamu sudah bosan melihat matahari terbit ha ?" Bentak Aiden yang masih di landa emosi saat ini.
Dokter tersebut hanya mampu menundukan kepalanya di hadapan Aiden, "Maaf Tuan Lesham," balasnya memintaa maaf. Hanya karna kalimat itu saja yang bisa di ucapkan sebelum makin panjang nantinya.
"Ahh gak guna! Cepat kamu perikasa istriku!" Perintahnya lagi.
"Baik Tuan," jawab dokter tersebut dan langsung bergegas memeriksa keadaan Freya yang masih terbaring pingsan saat ini.
Di saat Dokter itu memeriksa tubuh Freya, wajah dokter wanita itu terlihat seperti meringis melihat keadaan pasienya ini, "astaga, apakah dia adalah korban pemerkosaan? Tapi bukankah dia istri dari-," gumamnya dalam hati. Namun detik kemudian dia langsung mengedikan bahunya ngeri meningat jika suaminya sendirilah yang memperkosa istrinya.
Selesai memeriksa keadaan Freya, dokter itu langsung memberikan sebuah cairan infus untuk istri Tuanya itu, agar tubuhnya bisa cepat kembali pulih dan luka-lukanya juga bisa cepat membaik.
"Bagaimana keadaanya?" tanya Aiden dengan cepat ketika melihat dokter tersebut selesai dalam tugasnya.
Dengan menarik nafasnya dalam, dokter itu memberanikan diri untuk menatap ke arah Aiden, "tubunya sangat rentan Tuan, jangan di paksa untuk beraktivitas terlebih dahulu, karna takutnya luka-lukanya nanti akan infeksi," jawab dokter tersebut.
"Lalu?" Tanya Aiden lagi.
"Saya sudah memberikan antibiotik untuknya Tuan, dan nanti akan ada perawat yang datang untuk membuka infusan, dia akan baik-baik saja Tuan," balas Dokter tersebut.
"Dia akan baik-baik saja jika kamu tidak menyakitinya lagi Tuan, ahh sepertinya aku harus mengadukan hal ini kepada Airein," batin dokter wanita itu, yang di ketahui adalah sahabat dari kakak kembar Aiden.
Melihat dokter tersebut tengah merapikan barang-barangnya, Aiden langsung mendekat ke arahnya. "Kamu mesti ingat! Rahasiakan hal ini dari kakak ku! Jika kamu berani melaporkan pada kak Airein. Maka akan ku pastikan kamu tidak akan bisa membuka mata lagi," ancamnya yang sudah tau jika sahabat kakaknya ini akan melaporkan kasusnya ini.
"Baik Tuan, tapi kamu juga harus janji jika ini adalah yang terakhir kalinya kamu memeperlakukan istrimu seperti ini, anda pasti sangat tau jelas Tuan jika Airein dan juga Aunty Stella akan marah dengan Anda." Balas dokter itu dengan berani.
"Cikhh, ini bukan urusanmu! Sekarang kamu cepat pergi dari sini! Aku sudah muak melihat wajahmu," bentak Aiden dengan emosi.
Dokter Celin itu hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap dari adik sahabatnya ini, "baik, jika begitu saya permisi dulu Tuan," pamitnya yang sama sekali tidak di perdulikan oleh Aiden.
Tak lama dokter Celin pergi, terlihat Freya yang mulai membuka matanya dengan perlahan.
"Awwhh," rintihnya pelan masih merasakan sakit pada tubuhnya akibat ulah dari Aiden tadi.
Mendengar rintihan dari Freya, dengan sigap Aiden langsung mendekat ke arah istrinya dengan perasaan yang mulai teduh.
"Sayang apa kamu sudah sadar ? Bagianmana yang sakit?" Tanyanya dengan khawatir. Dan dengan bodohnya dia bertanya seperti itux
Padahal dia sudah tau jelas jika seluruh tubuh Freya terdapat luka dan juga memar akibat siksaanya tadi. Bahkan dia seolah-olah lupa dengan apa yang dia lakukan tadi.
Freya yang melihat Aiden yang sedang mengkhawatirkan dirinya saat ini hanya tersenyum getir menanggapinya, "apa jika aku menjawab pertanyaan mu itu, kamu akan mengobatiku ? Atau kamu akan menambahkan lagi lukanya?" Sindir Freya yang sontak membuat Aiden terdiam mendengarnya.
"Sayang jangan bicara seperti itu ya, aku minta maaf atas kejadian tadi oke," balasnya santai, menganggap jika ini hanyalah sebuah masalah kecil saja. Aiden mencoba untuk mengelus pipi Freya yang bengkak akibat dirinya tadi, namun dengan cepat Freya menepiskan tangan Aiden agar tidak menyentuhnya lagi.
"Lalu aku harus bicara apa ? Aku harus berterima kasih karna kamu sudah sukses menghancurkan hidupku seperti itu iya," cerca Freya yang sudah merasakan muak dengan sikap Aiden.
"Sayang aku sudah mencoba untuk mengatasinya," balas Aiden.
"Mengatasi apa ? Jelaskan sama aku sekarang! Aku ini manusia Aiden, aku punya kehidupan aku ingin kebebasan, bukan hanya di sini saja untuk menjadi budak nafsu kamu itu." Seru Freya di isakan tangisnya.
"Aku sudah mencoba untuk bertahan sampai saat ini, karna aku ingin tau sampai mana kamu bisa menyiksaku. Aku pikir kamu masih mempunyai sisi baik tapi ternyata tidak,kamu-"
"Dengar Freya, aku bukanlah seorang Dewa yang tidak memiliki kesalahan. Aku juga manusia yang tidak bisa mengontrol emosiku sendiri. Dan aku rasa semua suami akan merasa marah jika istrinya membela pria lain di hadapanya secara langsung. Karna itu seperti sama sekali tidak menghargai ku." Balas Aiden tak mau kalah.
Freye rasanyanya ingin tertawa mendengar kalimat Aiden itu, "oh tidak Tuan Aiden yang terhormat, Anda adalah seorang Dewa, tapi bukan Dewa kebaikan melainkan adalah Dewa kematian." Ketus Freya yang ingin sekali berteriak jika pria ini tidak pantas hidup sebagai manusia.
Kali ini Aiden hanya diam saja tanpa ingin menanggapi kalimat Freya itu, dia tidak ingin bertengkar lagi saat ini, karna itu sangat-sangatlah membuatnya letih.
"Sayang, kamu mau makan apa malam ini? Biar aku masakin ya, aku bisa masak loh," Aiden memilih untuk menghentikan pertengakaraan ini.
Dia tidak ingin semakin terbawa emosi dengan seluruh perkataan Freya, dia takut jika nanti akan kelepasaan lagi untuk menyiksa Freya.
Melihat Aiden yang santai mengalihkan pembicaraan tanpa sedikitpun ada rasa bersalah di wajahnya membuat Freya memilih untuk menutup tubuhnya dengan selimut.
"Terserah kamu, masak racun aja sekalian biar mati," ketusnya, membuat Aiden menghela nafasnya kasar.
"Ya sudah aku masak dulu buat kamu. Tapi aku hanya ingin memberikan peringatan Freya, jangan pernah uji batas kesabaranku! Jika kamu tidak ingin kejadian sore ini terulang kembali." Lirihnya dengan memberikan sebuah ancaman pada istrinya, sebelum akhirnya dia melangkahkan kakinya keluar kamar untuk menyiapkan makanan untuk istrinya sebagai tanda permintaan maaf.
Setelah terdengar suara pintu tertutup, barulah Freya membuka kembali selimut yang menutupi tubuhnya. "Seandainya kamu ada niat ingin berubah mungkin aku masih bisa pertimbangkan lagi untuk membalas semua perasaan itu Aiden, meskipun kamu sudah membunuh orang tuaku. Namun sepertinya itu tidak mungkin. Sifat itu sudah mutlak ada di dirimu. Dan sampai itu pun aku tidak akan pernah mencintai kamu." Gumam Freya menatap ke arah pintu.
Padahal Mimin itu sudah bilang sama Freya gengs, suruh lambaikan tangan aja ke kamera kalo gak mampu.
Tapi dia bilang masih mampu. Jadi kita To be continue aja ya 😘
Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal 😭*Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya**😘😘 *
Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh 😭😭😭
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
Follow IG Author @Andrieta_Rendra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
HR_junior
🙋
2022-10-19
0
Erika Darma Yunita
pengen tak setrum anunya.....sebel gw
2022-03-13
0
jihan silvia
lambaian tangan.....wkwkwk
2022-01-26
0