🌹 Happy Reading 🌹
Setelah mandi bersama berkedok Morena yang di buat oleh Aiden. Saat ini Freya memilih untuk mengikuti keinganan Aiden terlebih dahulu.
Toh hasilanya akan percuma saja jika dia berteriak dan meronta sekuat tenaga, hasilnya akan tetap pada Aiden yang lebih berkuasa.
Saat ini baik Freya maupun Aiden tengah duduk bersama di taman belakang dekat kolam renang.
Aiden kembali memberikan barang-barang milik Freya termasuk ponsel namun masih dalam jangkauannya.
Freya terlihat sangat cantik sekali, dengan dress yang dia berikan tadi dengan cara pesan pada Hitto.
"Kamu cantik," batinya memandang wanitanya yang tengah berada di hadapanya itu tengah serius memainkan ponselnya.
Aiden yang merasa di abaikan kini melangkah mendekat ke arah Freya dan mengambil ponsel itu, "kamu! Kembalikan ponselku," pintanya tegas, ketika melihat Aiden memasukan ponsel milik Freya ke dalam kantong celananya.
"Tidak akan, karnanya kamu mengabaikanku," jawabnya dengan wajah yang datar, membuat Freya mengenduskan nafasnya kasar.
"Pria ini sungguh lebay sekali, kita hanya bertemu beberapa kali dan sekarang dia sudah bertingkah seakan-akan dia adalah kekasihku," gumanya dalam hati.
Aiden yang melihat Freya hanya diam saja tak berbicara, kini langsung menarik dagu wanita itu agar menatap ke dalam matanya, "apa yang sedang kamu pikirkan? Aku tidak suka jika kamu memikirkan hal selain diriku," ucapnya yang membuat Freya rasanya ingin sekali membunuhnya.
Dan di saat mereka tengah bicara berdua, tiba-tiba saja dia mendapatkans sebuah telpon dari anak buahnya.
Drrtttt,,drrrtt getaran di ponselnya berdering.
"Katakan," sahutanya mengangkat panggilan telpon itu.
"........,"
"Aku ke sana sekarang," balasnya dengan melirik ke arah Freya dan memutuskan panggilanya.
Freya ingin bangkit dari tempatnya, menuju kamar Aiden, namun baru saja dia bediri Aiden lebih dulu menggendong Freya menuju mobilnya.
"Lepaskan aku! Kita mau kemana," bentak Freya muak dengan tingkah Aiden yang seenaknya.
Cuupp Aiden memberikan kecupan singkat bibir Freya, "ikut aja ya sayang, nanti kamu akan tau," lirihhnya pelan. Namun Freeya memilih untum mengalihkan pandanganya keluar.
"Oh Tuhan semoga saja ada celah untuk ku kabur dari pria Sycho ini," batin Freya yang lelah menjalani hubungan terpaksa ini.
Selama perjalanan mereka berdua hanya diam saja, tanpa sedikit pun ada niat untuk membuka suara.
Sesampainya di sebuah gedung tua, Aiden menggengam tangan Freya untuk masuk ke dalam mengikutinya.
Freya bisa melihat jelas di tempat ini banyak darah yang berserakan kemana-mana, serta suara jeritan kesakitan yang entah dari mana salanya. Seketika dia mengingat kembali kejadian 4 tahun lalu di mana pria yang tengah beraamanya inilah yang telah membantai keluarganya.
"Tuhan apa ini? Apakah ini adalah markas tempat di mana dia melakukan segala aksi bejadnya itu," batin Freya yang merasa takut dengan keadaan saat ini.
Dia melingkarkan tanganya di lengan kekar Aiden mencari perlindungan. "Jangan takut, aku bersamamu," lirih Aiden yang hanya membuat Freya menatapnya dingin.
"Cikhh, bagaimana mau takut, kan pembunuhnya ada di sebelahku," gumamnya lagi, merasa malas menjawab ucapan dari Aiden.
Sesampainya di dalam, Freya melihat ada dua orang pria yang tengah di ikat dengan wajah yang sudah tak berbentuk. Karna habis di pukuli oleh anak buah Aiden tadi.
"Ehmm, jadi katakan apa yang mereka lakukan!" seru Aiden, dengan santainya duduk di sofa dan membawa Freya duduk di pangkuanya.
"Lepasin, aku bisa duduk sendiri," tolaknya ingin bangkit.
Namun Aiden kembali menghalangi langkahnya, "aku tidak pernah mengizinkanmu untuk jauh satu centi pun dariku," balasnya penuh penekanan.
"Egois kamu, sakiy jiwa." balas Freya lagi yang akhirnya memilih patuh lagi.
Aiden yang melihat Freya patuh kepadanya kini langsung tersenyum penuh kemenangan. "Aku Rajanya di dalam hubungan ini," bisiknya pelan di telinga wanitanya.
Freya kembali diam, karna membalas juga percuma, Aiden adalah type orang yang kepala batu.
Aiden memperbaiki posisinya dan kini kembali menatap ke arah dua mangsanya.
"Jelaskan," titahnya pada anak buahnya untuk meminta kejelaasaan dari kesalahan dua orang ini.
"Dua pria ini sudah dengan beraninya membocorkan kasus kita yang menyelundupkan Narkoba ke Negara sebrang kepada pihak Kepolisian Tuan," jawab salah satu anak buahnya dengan memberikan beberapa lembar bukti kepadanya.
Aiden melihat jelas ke arah bukti-bukti itu, dan kembali menatap dua pria itu dengan tajam, "lalu?" Tanyanya lagi pada anak buahnya.
"Beruntungnya kepala komisaris Polda itu adalah Pak Yono Tuan, jadi laporan dua pria ini langsung di hanguskan olehnya. Dan karna kuasanya juga pak Yoni membantu untuk menekan kasus ini agar tidak sampai ke pengadilan," jawab anak buahnya lagi.
Aiden menganggukan kepalanya pelan, pertanda dia memahami apa yang telah di jelaskan kepadanya.
Dia beralih menatap ke arah Freya, "sayang, kamu duduk di sini sebentar ya, aku mau berkerja dulu," izinya pada Freya, dan membiarkan wanitanya untuk duduk sendiri di kursi.
Awalnya Freya pikir jika dia duduk di kursi sendiri dengan Aiden yang fokus dengan pekerjaanya, dia tidak akan menyadari jika Freya akan pergi dari tempat itu, namun naas, ternyata Aiden memang sudah mempersiapkan semuanya.
Aiden kembali mengikat tangan dan kaki Freya di kursi dengan rantai, agar wanitanya itu tidak akan kabur kemanapun.
Tak lupa dia menutup mata dan memberikan earphone pada Freya agar tidak melihat dan mendengar apapun yang terjadi di ruangan ini.
Cuuuppp, "aku hanya sebentar saja ya sayang, kamu tunggu aku dan nikmati lagunya," ucapnya pada Freya sebelum menutup telinga kekasihnya dengam Earphone.
"Aku tidak menunggumu brengsek, aku hanya ingin lepas dari jeratanmu," batin Freya yang mencoba untuk melepaskan rantai itu. Namun nihil Aiden merantainya dengan sangat kuat.
"Bajingan pria ini, aku akan membalasmu," umpat Freya lagi yang menumpuk kebencianya pada sosok Aiden.
Entah sudah seberapa besar kesalahan Aiden kepadanya, bahkan mungkin kematianya saja tidak akan bisa menggantikan apapun yang telah di rengut Aiden darinya.
"Pah,Mah,kak, sabar sedikit ya, Freya akan berpikir terlebih dahulu bagaimana caranya untuk bisa menghukum pria bajingan ini, demi Tuhan Freya gak rela jika dia bahagia di atas kematian kalian," rintih Freya menahan sakit di dalam hatinya, ketika dirinya mengingat kejadian di masa lalu.
"Kita adalah musuh Aiden Giovano Lesham, dan tidak akan pernah bisa memiliki satu sama lain, haram bagiku untuk mengakui dirimu itu," yakinya dalam hati.
Aiden yang tampan🥰🥰
To be continue.
Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, Sinder 😭
*Walau hanya sekedar Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya**😘😘 *
Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh 😭😭😭
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
Follow IG Author @Andrieta_Rendra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
(F) Wike Swasti
semangat thor
2022-04-17
0
rednow
masih mending freya diperlakukan manis sama aiden....coba dia berulah gitu sama lucas...habis dikulitin dah 😀😀
2021-09-23
0
❄️ sin rui ❄️
banyak kata yg kurang cocok menurut aku, misalnya ( LEPASIN TANGAN MU DARIKU ) itu kurang enak di baca thor ( LEPASKAN TANGAN MU DARIKU ) nah begini baru enak
2021-09-14
0